Home / Romansa / Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi / Bab 13 Dia Menyetujui Permintaan untuk Bercerai

Share

Bab 13 Dia Menyetujui Permintaan untuk Bercerai

Author: Sakura
Kayla hendak memblokir nomor WhatsApp Theo juga, tetapi pada akhirnya dia menahan diri. Bagaimanapun, dia harus mempunyai kontak Theo untuk membicarakan soal perceraian.

Kayla bersumpah pada dirinya sendiri. Setelah dia menyelesaikan prosedur cerai, dia akan langsung memblokir semua kontak Theo dan tidak akan pernah berhubungan dengan Theo lagi.

Saat ini, dua rekan di sampingnya sedang bergosip, "Pagi ini, pria yang datang untuk menanyakan soal Kak Dara sungguh tampan. Aku penasaran apakah dia sudah menikah."

Kayla agak kaget. Pria yang datang ke studio pagi ini adalah Axel. Sebenarnya, dia melihat Axel. Saat itu, dia tidak sengaja menumpahkan air dan sedang mengambil kain pel untuk mengepel lantai. Jadi, dia pun tidak menghiraukan Axel dan langsung berbalik pergi.

Pada saat itu ....

Dia ingat bahwa Dara sedang membersihkan tempat kerjanya.

Kedua rekannya masih mengobrol. "Dia menanyakan jabatan Kak Dara? Kak Dara mengenakan seragam pembersih dan mengepel lantai, apa kurang jelas?"

Kayla memahami maksud kedatangan Axel.

Setelah tahu bahwa Theo salah paham, dia tidak menelepon Theo untuk menjelaskan masalah ini. Lagi pula, dia tidak punya kewajiban untuk melaporkan urusan pekerjaannya kepada Theo.

Awalnya, dia mengira Theo akan langsung menyetujui permintaan cerainya setelah menerima surat pengacara, tetapi seminggu telah berlalu dan Theo tidak memberikan tanggapan apa pun.

Kayla sudah tidak sabar, tetapi dia hanya bisa menunggu.

Hari ini, setelah bekerja, Bella mengajaknya makan di restoran yang sedang populer. Dia pulang kerja lebih awal, jadi dia langsung pergi memesan tempat duduk.

Tak lama setelah dia duduk, restoran sudah penuh. Melihat antrian panjang di luar, Kayla pun merasa bersyukur karena dia datang lebih awal.

Tepat ketika dia menundukkan kepala untuk memberi tahu Bella nomor meja, dia mendengar suara yang agak asing dari atas kepalanya. "Kayla, apa kamu sendirian? Bolehkah kita berbagi meja? Aku datang terlambat, pelayan bilang perlu tunggu seenggaknya dua jam."

Kayla mendongak dan terlihat Raline yang mengenakan riasan tipis serta pakaian feminim berdiri di depannya. Meskipun parasnya tidak unik, tetapi secara keseluruhan dia tampak cantik. Hanya berdiri diam saja, dia menarik perhatian banyak orang.

Kayla menolak dengan tegas. "Nggak."

Namun, Raline malah langsung duduk di mejanya.

Ekspresi Kayla berubah muram. "Nona Raline, apa kamu nggak mengerti bahasa manusia?"

Raline berkata dengan nada bersalah, "Apa kamu masih menyimpan dendam padaku? Di malam kamu dan Theo menikah, aku nggak bermaksud meneleponnya dan nggak menyangka dia akan ...."

Kayla tidak ingin membahas masa lalu, dia langsung menyela, "Nggak mendendam, hanya membenci wanita sepertimu saja."

Kayla sudah berkata demikian, kalau topik ini tidak diakhiri, Raline mungkin akan mempermalukan dirinya sendiri.

Raline terdiam selama beberapa detik, lalu menatap Kayla dengan ekspresi rumit sambil bertanya dengan ragu-ragu, "Dengar-dengar, kamu akan segera bercerai dengan Theo?"

Kayla tidak kaget mendengar ucapan ini, tetapi ketika dia memikirkan soal Theo menolak untuk bercerai dan malah menceritakan hal ini pada Raline, dia tidak bisa menahan diri untuk memaki pasangan ini di dalam hati!

Menghadapi pertanyaan beruntun dari Raline, Kayla meletakkan ponselnya sambil tersenyum sinis. "Ya, tapi dia nggak setuju. Dia seperti permen yang menempel padaku dan nggak bisa dilepaskan. Sungguh menjengkelkan! Kupikir dia akan segera menyetujui permintaan ceraiku demi Nona Raline." Kayla mendengus dingin sambil mengutarakan dengan tenang, "Ternyata kamu nggak sepenting itu."

Ekspresi Raline berubah drastis. Dia mengepalkan tangannya yang berada di lutut hingga kuku-kukunya yang baru saja dimanikur menusuk dagingnya.

Melihat reaksinya, suasana hati Kayla membaik. Dia mengangkat sudut bibirnya sambil berkata, "Nona Raline, tolong jangan menempati tempat duduk orang lain. Sungguh menyebalkan."

Alih-alih marah, Raline malah menatap Kayla yang mengabaikannya sambil bertanya dengan serius, "Kamu mau bercerai karena ... Davin Warly sudah kembali?"

Davin .... Kayla tertegun. Sejak menikah, dia tidak pernah mendengar nama ini lagi. Ketika mendengar ada yang menyebut nama ini, suatu perasaan nostalgia pun muncul.

Kapan dia pulang?

Meskipun pergaulan mereka berbeda, mereka memiliki beberapa teman yang sama. Theo dan Davin adalah sahabat baik, tetapi dia tidak mendapatkan kabar apa pun.

Melihat Kayla tertegun, Raline merasa dirinya menang dan ekspresi kesalnya pun menghilang. Dia sengaja memprovokasi Kayla, "Kenapa menunjukkan wajah nggak bersalah? Dua tahun ini, kamu nggak putus kontak dengannya, bukan? Apa kamu sudah diam-diam bertindak? Bagaimanapun, dulu kamu hampir naik ke ranjangnya ...."

"Piak!"

Terdengar suara tamparan yang keras. Semua orang yang sedang mengantre di luar kaget dan Raline yang sedang berbicara pun terdiam.

Kayla memandang Raline yang sedang memegang wajahnya dengan kaget, bahkan Kayla sendiri pun tidak menyangka dirinya akan memukul Raline.

Rasa sakit yang membara di telapak tangannya membuatnya sadar betapa kuatnya tamparan yang dia layangkan itu.

"Kayla!" Suara seram ini datang dari belakangnya ....

Sebelum dia berbalik, Theo sudah berjalan ke arah Raline. Theo memandangnya dengan tatapan merendahkan dan penuh amarah, "Apa yang kamu lakukan?"

Kedatangan Theo membuat Raline yang kesakitan hampir menangis, seolah-olah penyelamatnya sudah datang untuk menolongnya.

Kayla tidak takut dengan pertanyaan Theo, dia menghempaskan tangannya yang sakit sambil berkata, "Bukannya kamu sudah lihat? Aku memukulnya."

"Theo." Raline mendekatkan diri ke tubuh Theo dengan tertekan, lalu memeluk lengannya sambil berkata dengan suara serak, "Aku nggak bermaksud membuat Nona Kayla marah. Aku hanya menyebut nama Davin, nggak disangka dia langsung memukulku .... Kalau aku tahu Nona Kayla belum melupakannya, aku nggak akan menyebut namanya."

Setelah mendengar alasan ini, alis Theo menjadi makin suram dan bibir tipisnya pun terangkat. Sepertinya setelah bertahun-tahun, Kayla masih belum bisa melupakan orang itu.

Dia menatap Kayla sambil berkata dengan tegas, "Minta maaf."

Meskipun Kayla tahu situasi akan menjadi seperti ini, dia tidak menyangka Theo akan langsung memercayai Raline tanpa bertanya padanya.

Namun, Kayla tidak akan menunjukkan kelemahannya di depan Theo. Dia mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke arah Theo, aura membangkang pun muncul di garis alisnya. Dia mengerutkan bibirnya sambil berkata dengan nada menantang, "Jangan harap."

Meminta maaf pada Raline? Tidak mungkin!

Theo membelalakkan matanya. Sudut bibirnya terangkat dan kemarahan pun terlihat jelas.

"Kusuruh minta maaf, jangan membuatku mengulang tiga kali."

Terkandung amarah yang membara di dalam kata-katanya. Kayla seolah-olah sudah melakukan perbuatan keji hingga membuat Theo marah besar seperti ini. Namun, dia tidak tahu bahwa Theo marah bukan karena dia memukul orang, tapi karena ....

"Biar kukatakan sekali lagi, nggak mungkin!"

Setelah menegaskan sikapnya, Kayla sudah tidak punya nafsu makan. Dia mengambil tasnya dan berbalik pergi.

Namun, ketika dia baru melangkah pergi, lengannya sudah dicengkeram erat dan terdengar suara Theo yang emosional, "Bukannya kamu menimbulkan begitu banyak masalah hanya untuk bercerai? Oke, akan kukabulkan. Besok, jam sembilan pagi, sampai jumpa di Dinas Kependudukan!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
chozy1023
Sebel bgt sama karakter modelan Raline. Sok2an manis, padahal mah busuk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 815 Aku Tidak akan Menuruti Keinginanmu

    Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 814 Tidak Bisa Memuat Dua Kursi Roda

    Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 813 Kamu Ingin Menyenangkanku

    Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 812 Diusir dari Keluarga Tomson

    Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 811 Merlin Ingin Membunuhku

    Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 810 Aku Selalu Makan Obat

    Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 809 Permainan Asmara

    Shanny baru sadar kamera ponselnya mengarah ke belakang orang-orang itu. Dia mengangkat ponselnya dan berjalan ke hadapan orang-orang itu dengan santai. "Astaga, kok bisa dipukuli sampai memar seperti ini, mungkin ibu kandungmu pun nggak mengenalimu lagi."Celine pun tidak bisa mengenali orang itu sebelum mendengar suara memohon yang familier. "Nona Celine, Nona Celine, kami sudah tahu salah, kami nggak seharusnya menindasmu. Tolong ampuni kami, tolong minta Paman Hasan jangan pergi mencari orang tua kami lagi."Dia membela diri dengan terisak-isak. Kalau dia masih memiliki cara lain, seorang pria dewasa sepertinya tidak akan memohon ampun di pinggir jalan. Meskipun reputasinya buruk dan dia tidak terlalu mementingkan harga diri, siapa yang akan menginjak harga diri sendiri?"Aku memang pernah memukulmu dulu, tapi kamu juga memukulku. Bisa dibilang kita hanya berselisih, bukan menindas secara sepihak. Beberapa waktu lalu kamu mematahkan satu kakiku dan aku pun nggak pergi mencarimu."S

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 808 Cindy akan Segera Pulang

    Sepertinya suasana hati Celine sangat baik, dia meluapkan semua emosinya yang terpendam selama ini. Dia menopang dagunya sambil melebarkan senyuman di sudut bibirnya. Dari sisi mana pun, senyuman ini tampak sangat provokatif dan bibir merahnya sedikit terbuka.Melihatnya hendak mengatakan sesuatu, Carlos mengerutkan kening dan langsung menyelanya, "Diam."Dia hanya bisa berpikir bahwa Celine sengaja membuatnya kesal karena sudah dicueki selama dua tahun ini. "Dulu siapa yang bersikeras ingin menikah denganku?"Celine mengangkat kepalanya untuk meneguk habis arak di dalam gelas. Cairan dingin mengalir ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya. Detik berikutnya, sensasi terbakar pun menyebar dari perutnya ke sepanjang pembuluh darah di tubuhnya.Perlahan-lahan muncul rona merah di kulit putihnya. Matanya berkilau, seolah-olah sedang dimasuk cinta.Melihat gelas kosong di tangan Celine, kerutan di alis Carlos menjadi makin dalam. "Apa kamu sapi? Siapa yang mengajarimu cara meminum arak?"Aw

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 807 Apa Kamu Tahu Malu?

    Carlos hendak membungkuk untuk memeriksa kondisi Merlin. Mendengar ucapan ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus melanjutkan tindakannya.Lilya yang berada di luar mendengar kebisingan dari kamar Celine. Dia mengira Celine terjatuh karena tidak leluasa bergerak, dia bergegas memasuki kamar. "Celine, ada apa?"Begitu selesai berbicara, dia langsung melihat Merlin yang terbaring diam di atas lantai. "Merlin ... kok bisa pingsan? Carlos, cepat telepon ambulans. Hasan, Hasan ...."Celine menyela teriakannya. "Dia pura-pura."Lilya berhenti berteriak, dia menatap Celine dengan kaget. "Kalau nggak percaya, tusukkan saja beberapa jarum ke tubuhnya. Kujamin dia akan melompat tinggi."Setelah dia selesai berbicara, Merlin yang berbaring di lantai mengerang pelan dan tampak sangat kesakitan. Dia memegang kepalanya sambil membuka mata. Begitu membuka mata, dia melihat sekeliling dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Carlos. "Kak Carlos, ada apa denganku?"Carlos tertegun.Begitu pula deng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status