Share

Bab 42

Author: Alina Tan
last update Last Updated: 2023-10-27 23:08:18

Kebiasaan Davina untuk tidur bersama Clay dimulai lagi malam ini. Bocah itu mati-matian ingin ditemani Davina seperti biasa dan menolak kehadiran ibunya yang menawarkan diri untuk menemani tidur.

"Tidak, aku tidak mau sama Mama. Aku maunya tidur bersama Miss Davina." Geram Clay sebal.

Clarissa mendelik dan tampak ingin mengancam puteranya yang menurutnya sangat membangkang. Namun untunglah Edwin dan Davina berada disana sehingga Clarissa tidak bisa melancarkan manipulasi lainnya pada Clay. Davina segera menggendong Clay bahkan tanpa diminta sekalipun.

"Tapi Mama kan ingin bersama Clay malam ini. Clay mau ya?" Bujuk Davina pelan.

Bocah itu memang keras kepala. Persis seperti ayahnya. Clay menggeleng mantap dan membuang wajahnya dari Clarissa. Ia menyembunyikan wajah lucunya di bahu Davina yang menggendongnya sejak tadi.

"Tidak mau, Miss. Aku cuma ingin bersama Miss saja. Ayo kita tidur Miss."

Davina menghela nafas pelan. Ia menoleh pada Edwin yang mengangguk memberikannya persetujuan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 43

    Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Dan dengan ajaib, Davina langsung terbangun dari tidur lelapnya bersama Edwin. Ia bergegas memakai pakaiannya untuk segera kembali ke kamar Clay. Karena pergerakan di kasurnya, Edwin mengerang pelan dan ikut terbangun dari tidurnya."Mau kemana?" Tanya Edwin bingung karena melihat Davina yang bergegas pergi."Aku harus kembali ke kamar Clay, Sayang. Kasihan Clay sendirian."Edwin mengeluh sebal. Persis seperti bocah manja yang tidak ingin ditinggal orang kesayangannya."Sebentar lagi ya? Disinilah sebentar lagi." Bujuk Edwin sungguh-sungguh.Davina tersenyum tipis dan duduk di sisi Edwin. Bibirnya mendaratkan ciuman singkat sembari tangannya membelai pipi Edwin lembut."Tidak bisa, Sayang. Aku harus menemani Clay. Dia sering terbangun di jam seperti ini."Edwin menatap Davina dengan rasa kagum yang entah mengakar darimana. Mungkin dari fakta bahwa gadis muda ini memiliki sifat keibuan yang luar biasa. Yang mampu menyayangi Clay dan menghangatka

    Last Updated : 2023-10-27
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 44

    Suara Clay menggema heboh tepat saat bocah itu pulang dari sekolah. Ia dengan ceria memanggil nama siapapum yang terlintas di benaknya. Seolah ada hal begitu besar yang harus ia sampaikan saat itu juga."Miss! Mama! Bi Murni!"Mendengar seruan Clay yang tampak heboh, Davina sontak berlari menghampiri bocah itu. Clay tampak sumringah dan berlari dengan tubuh gembulnya, sementara Edwin berjalan di belakangnya sembari tertawa gemas melihat tingkah puteranya."Ada apa, Clay?" Tanya Davina bingung.Clay tampak begitu antusias. Tubuhnya meloncat kecil sembari matanya berkilat penuh rasa bahagia."Ada kabar keren, Miss!" Seru Clay bersemangat.Davina menatap Clay dengan rasa penasaran."Wah ada apa, Clay? Kenapa kamu sepertinya bersemangat sekali?""Sabtu nanti aku akan tampil di pentas sekolah, Miss! Aku akan menyanyi disana bersama teman-teman!"Mata Davina membelalak dan sepersekian detik kemudian gadis itu bersorai senang. Ia langsung menggendong Clay dengan semangat dan menari bersama b

    Last Updated : 2023-10-30
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 45

    Penampilan Clay berakhir dengan luar biasa. Ia dan kedua temannya menyanyikan lagu Amazing Grace dengan begitu memukau. Davina bahkan merasa sangat terharu dan bangga pada Clay. Sementara Edwin, terus menerus merasa tidak tenang. Pikirannya terus berprasangka buruk dan waspada jikalau seandainya Clarissa mulai berulah.Namun untunglah, hingga penampilan selesai, Clarissa tampak tidak melakukan apapun dan hanya memainkan ponselnya. Ia bahkan tidak peduli dengan apa yang dinyanyikan Clay di atas panggung.Satu demi satu penampilan selesai diberikan dan akhirnya acara pentas itu tiba pada puncaknya. Pengumuman juara dan pemberian hadiah terhadap penampilan terbaik. Walaupun hadiah yang diberikan mungkin tidak terlalu mahal harganya, namun para bocah itu benar-benar antusias untuk mendapatkannya. Mereka begitu gugup hingga beberapa bahkan tidak sabar lagi mendengar nama siapa yang akan dipanggil.Maam Evi, selaku kepala sekolah, naik ke atas panggung untuk memanggil satu persatu juara. Me

    Last Updated : 2023-10-30
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 46

    Sudah sejak pukul sepuluh malam tadi yang dilakukan Davina hanyalah duduk di balkon lantai dua rumah Edwin. Clay sudah lama tertidur dan rasa gundah kembali menyergap hatinya. Ia termenung disana sembari melamun. Entah kemana matanya memandang namun satu hal yang pasti adalah pikirannya tengah melayang kemana-mana sekarang. Sungguh, perasaannya benar-benar campur aduk sekarang. Akar permasalahannya tentu saja karena ulah Clarissa yang bersikeras untuk berfoto bersama Edwin dan Clay di atas panggung. Namun Davina tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Clarissa. Mungkin ia memang ingin momen berharga itu diabadikan.Hanya saja untuk sesekali, Davina sangat ingin merasa egois dan memikirkan perasaannya sekarang. Dan ia butuh waktu sendiri untuk meluapkannya."Apa yang kamu lakukan, Sayang?"Suara berat Edwin terdengar menghampiri Davina dari belakang. Bahkan tanpa menoleh pun Davina bisa mengenali rasa khawatir di balik kata-kata Edwin."Tidak ada. Hanya menikmati malam." Jawab Davina berboh

    Last Updated : 2023-11-03
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 47

    Tangisan Clay terdengar menggema di pagi buta. Davina terhenyak dan segera bangun dari tidurnya. Begitu pula Edwin yang berada di sisinya."Astaga, itu suara Clay!" Seru Davina panik.Gadis itu segera meloncat dari ranjang dan memakai pakaiannya dengan buru-buru. Sekejap kemudian, ia sudah berlari keluar dari kamar Edwin dan mengejar asal suara itu. Edwin mengikutinya di belakang tak lama berselang.Betapa terkejutnya Davina saat melihat Clay yang terjerembab di tangga. Bocah itu menangis begitu kencang sembari memegangi kepalanya yang tampaknya terbentur. Dan yang lebih mengejutkan adalah Clarissa berada disana. Menggendong Clay sembari berusaha menenangkannya."Clay!" Seru Davina seraya berlari ke arah Clay.Clarissa menoleh dan menatap Davina dengan tajam. Ia menunjuk Davina dan membuat gadis itu seketika terdiam."Diam disana. Kamu tidak boleh mendekati anakku." Ancam Clarissa serius.Davina panik. Apa yang dimaksud oleh Clarissa? Kenapa dia tidak boleh mendekati Clay? Bocah itu s

    Last Updated : 2023-11-03
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 48

    Malam ini adalah malam kemenangan Clarissa. Rencana akhirnya untuk merebut kembali posisinya akan ia lakukan malam ini. Satu kali dan untuk selamanya. Ia sudah menyusun rencana ini selama beberapa hari terakhir dan Clarissa yakin benar semuanya akan berjalan dengan sempurna.Dengan hati-hati Clarissa turun ke dapur, membuat segelas jus tomat kesukaan Edwin dan mencampurnya dengan cairan bening dari botol kecil yang ia sembunyikan. Senyumnya merekah lebar sembari cairan itu menyatu dengan segelas jus tomat yang tampak lezat itu."Satu botol dan semuanya akan menjadi milikku lagi." Gumam Clarissa puas.Ia lalu segera mencari Edwin ke seluruh penjuru rumah dan akhirnya menemukan pria itu sedang berada di ruang kerjanya. Clarissa memastikan bahwa Davina saat ini sedang tidak berada di sekitar Edwin. Entah kemana gadis itu. Mungkin sedang membantu Clay membuat pekerjaan rumah di lantai atas.TOK! TOK! TOK!Clarissa mengetuk pintu tersebut tiga kali. Tak perlu waktu lama, suara Edwin terden

    Last Updated : 2023-11-03
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 49

    Mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi Davina untuk terbangun berkali-kali di tengah malam. Begitu pula yang terjadi malam ini. Pukul tiga pagi, ia terbangun lagi dan memutuskan untuk keluar dari kamar Clay sejenak. Mencari udara segar atau apalah.Dengan perlahan, Davina melangkah menuju pintu dan membukanya secara hati-hati. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri lalu segera menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang masih terjaga. Lagipula siapa yang masih membuka matanya selarut ini?Davina menimbang sejenak tentang apa yang harus ia lakukan sebelum akhirnya memutuskan untuk menuju ke balkon lantai dua. Mungkin duduk disana dan menghirup angin malam akan membuat pikirannya terasa lebih baik. Ia harus melewati kamar Edwin untuk menuju balkon dan betapa tercekatnya Davina saat mendengar suara yang berasal dari dalam kamar.Desahan. Geraman. Dan suara tubuh yang beradu. Edwin sedang bercinta? Tapi dengan siapa?Davina menempelkan telinganya di daun pintu dan berusaha mengurai satu persatu su

    Last Updated : 2023-11-03
  • Paket Cinta untuk Calon Mama   Bab 50

    Sungguh, hanya ada kegundahan yang mengisi hati Davina sejak beberapa hari terakhir. Dan seiring bergulirnya hari, keputusan Davina semakin mantap untuk meninggalkan semuanya di belakang. Meninggalkan kehidupan barunya yang terasa begitu sempurna untuk menjadi nyata.Ternyata memang benar. Tidak ada yang namanya kisah romantis bak drama di dunia nyata. Yang ada hanyalah kisah cinta dan berakhir dengan air mata. Persis seperti yang Davina alami sekarang.Ia menghela nafasnya pelan. Entah sudah berapa puluh kali ia melakukannya dalam satu jam terakhir. Tatapannya kosong ke arah kolam renang sementara kakinya mengayun-ayun di dalam air. Davina melihat ke arah sekitarnya.Ah, sudah hampir satu tahun ia tinggal di rumah ini. Davina yang awalnya datang sebagai pengasuh Clay, siapa yang menyangka pada akhirnya ia malah menjalin hubungan asmara dengan bosnya sendiri. Tapi hidup memang penuh hal yang tidak terduga, bukan?Seperti apa yang terjadi padanya saat ini. Dikhianati oleh pria yang ia

    Last Updated : 2023-11-03

Latest chapter

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   100 [END]

    Mobil Edwin melesat bagaikan peluru. Membelah jalanan Jakarta yang lengang di pukul satu malam. Erangan Davina yang tergolek lemah di jok belakang membuat Edwin tidak bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada jalan di hadapannya. Sesekali ia menengok ke belakang melalui kaca mobil dan mendapati wajah Davina yang tampak sangat menderita. Ia merintih kesakitan sementara tangannya memegangi perutnya yang sudah membulat. Mata Edwin pun tak bisa lepas dari cairan merah kental yang membasahi kaki istrinya sejak tadi.Perkataan Mbak Murni yang tiba-tiba menyambar Edwin bak petir di siang bolong.“Pak, Nyonya Davina pendarahan!”Dan secepat itu pula, tanpa berpikir dua kali Edwin memacu mobilnya. Membawa Davina ke rumah sakit dengan harapan besar untuk menyelamatkan keduanya. Istri yang paling ia cintai dan calon bayi yang sangat ia tunggu kehadirannya.“Kumohon bertahanlah, Sayang. Sebentar lagi kita akan sampai.” Ucap Edwin bagaikan mantra seolah berusaha meredakan sakit yang dialami Davina.Wani

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   99

    “Clarissa?”Edwin tanpa sadar mencetuskan si empunya mobil saat sedan mewah itu berhenti tepat di depannya. Davina juga tahu benar siapa pemilik mobil itu karena bukan sekali atau dua kali Clarissa datang ke rumahnya. Dan wanita itu selalu datang dengan mobil yang sama, Mercedes Benz S-Class kebangaannya.Davina melepaskan genggaman tangan Edwin yang melingkar di pergelangan tangannya. Tanpa berpikir dua kali, Davina berlari menghampiri mobil itu. Menemui wanita yang duduk di balik kursi pengemudi.“Mbak Rissa!” seru Davina seraya menghampiri Clarissa yang melangkah keluar dari mobil.Wanita itu berdiri dengan begitu angkuh. Matanya menatap Davina dengan tatapan yang begitu meremehkan. Tatapan yang seolah mengatakan bahwa Davina tidak becus mengurus anaknya sendiri. “Aku kesini untuk mengantarkan Clay pulang.” Jawabnya datar.Ucapan Clarissa sudah cukup membuat Davina menghembuskan nafas lega. Bagaikan batu besar yang sejak tadi mengganjal hatinya telah terangkat, dan beban yang ia r

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   98

    Entah kenapa, sejak tadi Davina merasa hatinya terus dipenuhi rasa gelisah. Jantungnya berdegup kencang seolah sebuah hal buruk akan terjadi. Davina merasakan sebuah firasat yang aneh dalam hatinya namun ia tidak bisa menebak itu apa.“Kamu sudah makan, Vin?” tanya Edwin saat ia pulang kerja dan menghampiri Davina yang tengah duduk dengan gelisah di ruang tamu.Suaminya itu menghampiri Davina dan mengecup bibir Davina lembut. Rutinitas yang selalu dilakukan Edwin sebelum dan sepulang kerja.Davina menggeleng. Rasa gelisah yang sejak siang tadi melandanya membuat Davina tidak bisa menelan bahkan sesuap nasi pun. Pikirannya terlalu sibuk berkutat dalam rasa khawatir tak berujung.“Kenapa belum? Aku suapi, ya?” Wanita itu kembali menggeleng, “Clay belum pulang, Mas. Kamu tidak menjemput Clay di sekolah, Mas?”Edwin menggeleng, “Bukannya Pak Teguh yang harusnya menjemput Clay hari ini? Aku sudah bilang kalau ada rapat sampai sore, kan?”Jantung Davina mencelos. Rasanya bak disambar petir

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   97

    Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Tanpa terasa lima bulan telah berlalu dan usia kandungan Davina hampir mencapai tujuh bulan. Perutnya semakin membesar dan gejala mualnya sudah tidak separah di masa awal kehamilannya. Tapi tetap saja, tubuh Davina masih saja lemah dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.Selama hamil, Davina menghabiskan hampir seluruh waktunya di dalam rumah. Enam puluh persen berada di kamar dan empat puluh persen berada di area rumah lainnya. Rasanya bosan bukan kepalang terkungkung di rumah dengan tidak memiliki pekerjaan apapun. Ingin sekali Davina ikut mengunjungi sekolah Clay atau bahkan bermain dengannya. Namun membawa dirinya untuk berdiri lebih dari setengah jam pun Davina tidak mampu. Bagaimana mungkin ia bisa bermain dengan Clay?Edwin pun benar-benar menjaganya mati-matian. Sepulang kerja, suaminya akan terus bersamanya. Mengurusnya mulai dari hal terkecil seperti pergi ke kamar mandi, menyuapi Davina makan, hingga ke urusan paling be

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   96

    Dokter Santi berkali-kali meyakinkan Davina bahwa operasi yang akan ia lalui hanyalah operasi kecil. Bedah dengan anastesi lokal yang paling lama hanya memakan waktu satu setengah jam. Namun Davina tidak merasa gentar sama sekali. Tidak terbersit sedikitpun ketakutan di kepalanya. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya ia bisa menyelamatkan janinnya. Satu kali insiden sudah cukup menjadi alarm baginya. Dan Davina tidak yakin apakah ia akan seberuntung itu di kesempatan lainnya.Di lain sisi, Edwin lah yang merasa begitu khawatir. Ia sangat takut sesuatu terjadi pada istrinya. Bagaimanapun juga, Davina akan menjalani operasi. Tidak peduli sekecil apapun itu, rasa sakitnya pasti akan tetap ada. Membayangkan wanita kesayangannya harus melalui semua itu membuat Edwin benar-benar tidak sanggup. Hatinya memang selalu lemah jika itu bersangkutan dengan seseorang yang ia cintai. Edwin selalu mencintai seorang waniita dengan sepenuh hatinya. Memberikan semuanya tanpa terkecuali.Karena i

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   95

    Brankar yang ditempati Davina didorong dengan begitu cepat oleh beberapa perawat. Dalam sekejap, lima orang itu melesat masuk ke dalam Instalasi Gawat Darurat. Edwin ikut di belakangnya sembari menggandeng Clay, namun langkahnya dihentikan oleh perawat yang bertugas untuk menjaga ruangan itu.“Bapak tunggu disini saja. Biarkan dokter memeriksa ibu Davina terlebih dahulu. Dan anak kecil tidak diperkenankan masuk ke dalam IGD, Pak.” Jelas gadis muda itu dengan sopan.Edwin mengangguk. Ia terkulai lemas di kursi tunggu sementara tangis puteranya juga tak kunjung reda. Kepalanya terasa mau pecah dengan semua hal yang terjadi berbarengan. Ia meraih ponselnya dan menghubungi supir pribadinya.“Tolong jemput Clay di rumah sakit Pondok Gede, Pak.” Titahnya singkat.Tak perlu waktu lama bagi orang kepercayaan Edwin untuk tiba disana. Dua puluh menit berselang, supir pribadinya tiba dan berlari begitu cepat menghampiri Edwin.“Ada apa, Pak? Dimana Ibu?” tanyanya bingung saat mendapati hanya ada

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   94

    Sejak dua jam yang lalu, Clay masih saja terus asyik berlarian kesana kemari. Mengejar setiap perosotan seolah benda itu akan kabur ketika ia berkedip sedetik saja. Dan Davina mau tidak mau harus terus membersamai bocah itu. Mengikutinya kesana kemari. Mengekor ke setiap arena permainan tak peduli tubuhnya sudah terasa begitu letih.Mau bagaimana lagi? Davina khawatir. Davina begitu takut Clay mungkin terjatuh saat ia tidak bersamanya walau hanya sedetik. Atau mungkin Clay tersandung dan terguling dari atas papan loncat. Dan segala ketakutan irasional lainnya yang terkadang membuat Edwin merasa jengkel.Davina memang selalu egois. Tapi bukan untuk kepentingannya sendiri. Melainkan untuk Clay.Wanita itu bahkan tega mengesampingkan perasaannya. Mengubur lelahnya. Membuang jauh-jauh sakitnya. Hanya demi menemani Clay. Bermain bersama Clay yang sepertinya tidak pernah mengenal lelah.Awalnya Edwin terharu, bahkan merasa begitu berterimakasih pada Davina karenanya Clay tidak pernah merasa

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   93

    “A-apa, Mas? Istirahat total?”Davina tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Bagaimana mungkin ia bisa beristirahat total selama sembilan bulan? Ia kan harus mengurus Clay! Bocah itu pasti akan protes kalau Davina tidak mau bermain dengannya lagi. Dan Davina paling tidak sanggup jika harus melihat wajah masam Clay bahkan kalau itu hanya sedetik saja.“Benar. Kata Dokter, kondisi tubuhmu sangat lemah dan dokter belum tahu komplikasi apa yang kamu alami, Sayang. Jadi kalau kamu memang ingin tetap mempertahankan bayi kita, kamu harus menuruti permintaanku untuk beristirahat total.”“T-tapi bagaimana dengan Clay, Mas? Aku tidak bisa beristirahat total. Aku harus mengurus Clay! Aku ibunya, Mas.” Protes Davina langsung.“Ada Mbak Murni, Sayang. Mbak Murni yang akan mengurus Clay selama kamu hamil.”“Clay tidak akan mau, Mas. Dia hanya akan mau bermain dan diurus olehku.”Edwin menghela nafas. Ia menghampiri Davina dan mencium lembut puncak kepala isterinya. Dan mendaratkan ciuma

  • Paket Cinta untuk Calon Mama   92

    Rasa panik bergumul di hati Edwin. Menelannya bulat-bulat hingga yang Edwin rasakan hanyalah takut. Ia begitu takut sesuatu yang buruk terjadi pada Davina. Dan Edwin tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika hal buruk itu memang terjadi.Mata Edwin menangkap sosok paruh baya berjas putih yang berjalan mendekat ke arahnya. Tak perlu pengetahuan khusus untuk mengenali bahwa wanita itu adalah seorang dokter. Senyumnya ramah ke arah Edwin, padahal hati Edwin sendiri sudah terasa kacau sekali.“Selamat pagi, Pak.” Sapa dokter dengan ramah.Edwin mengangguk dan menyunggingkan senyum tipis, “Pagi, Dok.”Wanita itu memasang stetoskop di telinganya dan mulai memeriksa Davina. Mendengar detak jantungnya, memeriksa laju nafasnya, dan menghitung denyut nadinya. Semuanya dilakukan dengan saksama dan teliti.Edwin begitu gugup melihat sang dokter memeriksa dan memperhatikan ekspresi wanita itu tanpa melewatkannya sedikit pun. Edwin berusaha mengenali jikalau dokter itu menunjukkan ekspresi ane

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status