Malam harinya, Migy sangat gelisah. Entah apa yang membuatnya mendadak gelisah, tapi pikirannya kembali kepada Kalvi yang sempat teraniaya oleh tendangan supernya.
"Jangan-jangan Kalvi berniat balas dendam? Aduh, kalau ia bagaimana ini?" Migy mondar-mandir sambil menggigit jari kukunya.
Padahal Migy tidak sengaja melakukan kekerasan itu kepada Kalvi, itu hanya perlindungan diri baginya. Setelah mengetahui Kalvi yang notabenya adalah badboy mesum, tiba-tiba Migy teringat ucapan Lony ketika bertengkar di sekolah.
Lony mengatakan jika Kalvi selama ini berusaha keras mengincar perhatian Migy dan Kalvi juga menginginkan Migy untuk menjadi pacarnya yang kesekian. Maklum, lelaki mesum itu sudah menganut paham seribu istri, jadi otomatis otaknya rada-rada gesrek.
Tak ingin berlarut memikirkan Kalvi, tiba-tiba Migy menoleh ke arah jam dinding. Dan kebetulan waktunya sudah pas. Saatnya mengacau kesenangan sang nenek.
Sambil bersenandung kecil, Migy menuruni anak tangga dan menuju ke ruang keluarga. Di sana sudah ada nenek bersama bibi pembantu yang sedang asyik menonton serial televisi. Apalagi kalau bukan sinetron yang paling kece saat ini 'Ikatan Cinta'.
"Nenek!" Migy menepuk pundak nenek hingga neneknya nyaris terjungkang.
"Astaga! Migy." nenek mengelus dadanya karena saking kagetnya.
"Hehehe. Nenek kenapa sih fokus banget lihat si Aldebaran itu? jangan-jangan..."
"Iya. Nenek jadi mengingat almarhum kakekmu, Migy. Dulu kakekmu sangat tampan, lebih tampan daripada Aldebaran. Saking tampannya, nenek terus ngejar-ngejar dia sampai ditangkap guru kimia," kata nenek sambil tersenyum malu.
"Masa sih, nek? padahal kakek kan jelek, hitam pula. Apa nenek nggak salah jatuh cinta?"
"Huus. Nggak boleh begitu. Dulu kakekmu sangat tampan, walaupun hitam. Tapi berkat kulit hitamnya nenek jadi terpesona."
Migy mangut-mangut sambil mengiyakan cerita nenek. Dalam hati ia berpikir, kenapa nenek sangat membanggakan kakeknya? Tapi kalau dipikir-pikir, kakek memang tampan, gagah dan perkasa. Saking perkasanya, beliau bisa disamakan dengan super hero "Superman" rambut klimis dengan otot dada berlipat-lipat, karena berlemak.
"Migy, kamu nggak belajar? tumben ke sini?" tanya nenek menepuk-nepuk paha Migy pelan.
"Migy hanya melihat nenek yang lagi jatuh cinta sama Aldebaran. Nenek, kalau misalkan ada Aldebaram di sini, nenek mau ngomong apa sama dia?"
Nenek tampak berpikir sejenak, lalu menatap Migy dengan tatapan ceria.
"Kalau Aldebaran di sini, nenek mau ajak dia main sinetron berdua. Nenek gini-gini juga jago akting loh, Andin mah lewat," kata nenek menepuk dada bangga.
Migy tak henti-hentinya terbahak mendengar kenarsisan sang nenek. Selama ini nenek memang paling suka narsis. Kalau dibandingkan dengan Migy, mungkin kepercayaan diri nenek lebih tinggi.
"Berarti nenek sudah tidak mencintai kakek lagi dog?" Migy berpura-pura sedih.
"Eh, siapa bilang? nenek tetap menomor satukan kakekmu. Mau dibawa kemanapun, kakek the best of husband."
"Terserah nenek saja. Kalau nenek mau sama Aldebaran juga tidak apa, Migy akan setuju punya grandpa muda. Hahaha." Migy langsung beranjak.
Melihat mood nenek yang selalu bersemangat, membuat Migy sangat lega karena nenek masih mempunyai semangat yang tinggi. Walaupun umurnya sudah 70 tahun, tapi jiwanya masih di bawah 50 tahun.
keesokan harinya di sekolah, Migy mengendap-endap masuk ke dalam kelasnya. Ia tidak ingin ditangkap oleh Kalvi. Mendengar kabar dari teman-teman kelasnya, Kalvi sedang mencari-cari keberadaan Migy.
Setelah tiba di kelas, Migy mengeluarkan bukunya dan mulai membaca buku hingga jam pelajaran mulai. Di saat Migy sedang fokus menulis, tiba-tiba teman di belakang tempat duduknya menusuk punggungnya dengan pensil.
"Migy. Pssst,"
Migy menoleh, "Apa?"
"Tadi Kalvi nanyain kamu. Katanya dia ingin bertemu denganmu, dan dia juga mengatakan jika kamu tidak menurutinya, dia akan ke sini."
Migy mengernyitkan keningnya. Matilah! habis sudah harapan untuk kucing-kucingan dari kejaran Kalvi. Padahal ia telah memprediksinya dari semalam, dan ia sudah berniat akan terus menghindari Kalvi.
"Iya. Terima kasih ya," Migy mulai was-was. Entah apa yang diinginkan oleh Kalvi terhadapnya.
Pada jam istirahat Migy menemui Kalvi yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya. Laki-laki mesum itu tampak serius menatap Migy, tatapannya tak bersahabat.
"Hai..." sapa Migy gugup.
Kalvi menoleh, lalu ia menarik tangan Migy dan membawanya ke belakang sekolah.
"Ngapain sih, Kalvi? sakit tangan aku nih!" Migy berusaha menarik tangannya.
"Bagus ya, lo? dari kemarin gue cari-cari tapi tak pernah ketemu. Lo sengaja menghindar dan nggak mau tanggung jawab?" kata Kalvi marah.
"Tanggung jawab? emang aku salah apa?" Migy berpura-pura tidak mengerti.
Kalvi menarik tangan Migy menempelkan ke adik kecilnya, dan dia juga menahan tangan Migy agar tidak bergerak.
"Gimana, lupa? siapa yang sudah membuat adik kecil gue jadi sakit begini? Sekarang lo harus bertanggung jawab membangunkan dia lagi..."
"Apa?" Migy syok.
"Iya, kenapa? kamu nggak mau?"
"Tapi kan itu salah kamu juga yang mesum sama aku," kata Migy mengelak.
"Nggak ada alasan. Sekarang juga lo harus tanggung jawab jadi jongos gue sampai adik kecil imut gue sehat, paham!"
"Yah, tapi nggak bisa gitu dong, Kalvi? Aku ini harus belajar dan tugas aku banyak. Jangan yang ini yah?" Migy memohon dengan wajah memelas.
"Boleh, asalkan lo mau penuhi satu syarat."
"Apa syaratnya?"
"Jadi pacar gue yang ke empat puluh tiga, gimana?" Kalvi menaik turunkan alisnya dengan tersenyum licik.
"Whaaat! nggak salah tuh? empat puluh tiga, kamu sudah ngalahin rekornya ayam jantan nenek aku loh, Kalv." Migy terbahak sambil memegangi perutnya.
"Diam! siapa yang suruh lo buat ketawa?" bentak Kalvi masam.
"Tapi aku juga nggak mau terima syarat kamu itu Kalvi. Ganti yang lain saja gimana? Jadi guru les, atau yang lain asalkan jangan yang aneh-aneh."
"Nih orang banyak maunya juga, ya? Jadi guru les boleh juga tuh. Tapi kita belajar lesnya di dalam kamar ya? Biar sekalian praktek," kata Kalvi menyeringai.
"Iiiih, Kalvi kamu preman mesum!!!!" Migy tidak sengaja menepuk bagian area terlarang Kalvi yang sedang meradang.
"Aduuuuh! bangsat. Lo mau bunuh gue, ya?" Kalvi mengaduh kesakitan.
Migy nyaris jantungan mendengar nada suara Kalvi yang membentaknya marah. Melihat Kalvi yang melolong kesakitan, Migy pun tak tega. Dengan rasa simpati ia memegang tangan Kalvi dan membawa lelaki itu untuk segera duduk di lantai.
"Maaf ya, Kalvi. Aku benar-benar tidak sengaja," kata Migy dengan hati-hati.
Kalvi hanya diam, ia berusaha untuk tidak mengumpat kepada Migy. Rasa sakit kemarin belum sepenuhnya reda dan sekarang bertambah parah. Lama-lama Kalvi benaran mandul karena senjata imutnya sering teraniya.
Setelah berhasil memindahkan Kalvi ke rumah sakit kota, Migy dan semua keluarga Kalvi menunggu di depan UGD.Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Sementara Kalvi telah hampir satu jam di dalam ruangan tersebut. Dan semua keluarganya terlihat sedih menunggu kabar dari dokter.Migy berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ibu Kalvi, pupil-pupilnya menatap ke pintu tuang gawat darurat.Ketika Ibu Kalvi menatap Migy, air mata mulai membasahi wajahnya.“Tante, Kalvi jatuh di saat kita beriringan pergi ke puncak. Dan tiba-tiba ia melajukan motornya dengan cepat sehingga kejadian itu begitu sangat terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”Ibu Kalvi terkejut sehingga setiap saraf di tubuhnya menegang. Ia bahkan tergagap saat berbicara, “Kenapa ….dia bisa sampai…seperti itu?”Ibu kalvi jelas sangat terkejut.Migy mengatakan, “Awalnya kami semua menaiki motor masing-masing. Migy dan Nathan menaiki mo
“Tapi, Nenek berpesan bahwa Nona tidak boleh….”“Eh, bukan apa-apa kok!” kata Migy dengan cepat membekap mulut Nathan dengan tangannya.Kalvi terkejut melihat respon Migy yang seperti itu.“Nathan, ayo. Kamu ikut kita, oke?” kata Migy sambil mengedipkan mata sebagai kode.Nathan mengernyit, ia merasa bingung harus menuruti ucapan Migy atau melaporkan apa yang terjadi saat ini kepada Nenek Umaya. Karena, dari awal perjanjian ia telah diberitahu untuk menjaga Migy dari pacarnya.“Ayo, Migy. Jika terlalu lama, takut tidak keburuan,” ajak Kalvi.“Iya,” Migy tersenyum gugup, namun matanya tetap menatap Nathan yang sudah terlihat muram.“Aku ambil mobil dulu,” kata Kalvi.“Hmm. Kalvi, aku mau bilang, aku bareng Nathan saja, ya?” kata Migy takut-takut.“Hah? Terus aku sendirian?” ucap Kalvi tidak percaya.Mi
Malam harinya, Migy mendapat pesan dari Kalvi.“Migy…..”“Besok kan kita libur, mau jalan bareng aku, nggak?”Migy yang membaca pesan teks itu mulai terlihat bingung. Dari awal ia telah diwanti-wanti oleh Nenek untuk menjauhi Kalvi. Namun, sekarang iatidak mempunyai keberanian untuk memutuskan Kalvi, karena bagaimana pun merekabaru saja jadian, dan alasan untuk mengakhiri hubungan pun masih belum pasti.Mendadak Migy dilema berat. Dalam hati, ia memikirkan cara untuk mencari alasan yang tepat untuk membuat Kalvi mengerti.“Mau kemana?” balas Migy.“Kita jalan ke taman hiburan, mau nggak?”“Oke, besok kita ketemuan di rumah kamu saja.” Migy mengakhiri pesannya dan mematikan ponselnya.Sambil merebahkan badannya di ranjang, Migy kembali menimang mengenai pertemuannya besok dengan Kalvi. Karena bagaimana pun, saat inidirinya akan selalu mendapat p
Di rumah, Kalvi selalu memikirkan kedekatan Migy dan Andre. Ia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan saat ini, di satu sisi mereka baru menjalani hubungan romantis. Memikirkan hal itu, Kalvi ingin sekali mengatakan kepada Andre bahwa saat ini dia cemburu!“Ahhh. Kenapa sih sulit sekali mendapatkan seluruh hati Migy?” kata Kalvi bergumam kesal.Sambil mondar-mandir, Kalvi memikirkan rencana dan liburan romantis untuk Migy. Sekaligus ini adalah tahap pertama untuk mendekatkan perasaan mereka.Dengan tidak sabar Kalvi menghubungi Peter untuk menanyakan rekomendasi tempat kencan favorit yang cocok untuk dikunjungi.“Halo,” jawab Peter di seberang telepon.“Peter, lo di mana?” tanya Kalvi.“Gue di rumah, kenapa bro?”Kalvi duduk di samping balkon kamarnya, “Gini, gue mau nanya. Lo punya tempat rekomendasi buat tempat kencan, gak?”“Wuiih, mau kencan nih?” go
Setelah mengikuti kepergian Kalvi dan Megan dari belakang. Lois akhirnya tiba di sebuah Mall, di sana ia memarkirkan motornya. Lalu diam-diam mengikuti Kalvi.Sementara itu, Kalvi dan Megan telah memasuki area khusus penjual buku dan alat tulis.“Kak, aku mau cari buku ekonomi sama akuntansi,” kata Megan berbicara pada Kalvi.“Ya sudah, kamu cari saja dulu. Aku tunggu di sana,” tunjuk Kalvi pada tempat penjual minuman.Megan menggeleng pelan, “Jangan, Kakak harus temani aku mencari buku, oke?” rengek Megan sambil menarik lengan Kalvi mendekat padanya.Hal tersebut membuat Kalvi menghela napas lelah. Mau tidak mau harus menuruti kemauan Megan, sedangkan ia telah merasa gelisah memikirkan Migy yang pulang sendirian di sekolah.“Ya kak? Ayo kita cari bersama,” ajak Megan sambil menggandeng tangan Kalvi.Rupanya, kejadian itu tidak luput dari pantauan Lois yang mengikuti mereka berdua sejak
Sepulang sekolah, Migy diminta oleh kepala sekolah untuk mengumpulkan seluruh anggota osis. Rencananya, mereka akan mengadakan perlombaan akhir tahun ajaran di sekolah.Sementara itu, Kalvi yang sedang menunggu Migy di depan kelas diberitahu Migy untuk pulang lebih duhu.“Kalvi, aku ada rapat osis dulu. Kamu pulang saja duluan,” kata Migy memberi tahu.“Kamu nanti pulang bareng siapa? Apa aku tunggu di sini aja, sampai kamu selesai rapat?” kata Kalvi memastikan.Migy merasa tidak enak hati membiarkan Kalvi harus menunggu dirinya sendirian. Sementara, rapat osis biasanya akan berlangsung satu hingga dua jam.“Mmm. Kamu pulang aja duluan. Nanti aku bisa pulang sendiri kok.”“Kamu gak apa-apa? benaran?” tanya Kalvi sambil meyakinkan Migy.Migy mengangguk yakin. “Iya, sudah sana pulang. Aku mau kumpulin anggota osis yang lain,” kata Migy tersenyum.Kalvi pun membiarkan Mig