Share

Jiwa muda Nenek

Malam harinya, Migy sangat gelisah. Entah apa yang membuatnya mendadak gelisah, tapi pikirannya kembali kepada Kalvi yang sempat teraniaya oleh tendangan supernya.

"Jangan-jangan Kalvi berniat balas dendam? Aduh, kalau ia bagaimana ini?" Migy mondar-mandir sambil menggigit jari kukunya.

Padahal Migy tidak sengaja melakukan kekerasan itu kepada Kalvi,  itu hanya perlindungan diri  baginya. Setelah mengetahui Kalvi yang notabenya adalah badboy mesum, tiba-tiba Migy teringat ucapan Lony ketika bertengkar di sekolah.

Lony mengatakan jika Kalvi selama ini berusaha keras mengincar perhatian Migy dan Kalvi juga menginginkan Migy untuk menjadi pacarnya yang kesekian. Maklum, lelaki mesum itu sudah menganut paham seribu istri, jadi otomatis otaknya rada-rada gesrek.

Tak ingin berlarut memikirkan Kalvi, tiba-tiba Migy menoleh ke arah jam dinding. Dan kebetulan waktunya sudah pas. Saatnya mengacau kesenangan sang nenek.

Sambil bersenandung kecil, Migy menuruni anak tangga dan menuju ke ruang keluarga. Di sana sudah ada nenek bersama bibi pembantu yang sedang asyik menonton serial televisi. Apalagi kalau bukan sinetron yang paling kece saat ini 'Ikatan Cinta'.

"Nenek!" Migy menepuk pundak nenek hingga neneknya nyaris terjungkang.

"Astaga! Migy." nenek mengelus dadanya karena saking kagetnya.

"Hehehe. Nenek kenapa sih fokus banget lihat si Aldebaran itu? jangan-jangan..."

"Iya. Nenek jadi mengingat almarhum kakekmu, Migy. Dulu kakekmu sangat tampan, lebih tampan daripada Aldebaran. Saking tampannya, nenek terus ngejar-ngejar dia sampai ditangkap guru kimia," kata nenek sambil tersenyum malu.

"Masa sih, nek? padahal kakek kan jelek, hitam pula. Apa nenek nggak salah jatuh cinta?"

"Huus. Nggak boleh begitu. Dulu kakekmu sangat tampan, walaupun hitam. Tapi berkat kulit hitamnya nenek jadi terpesona."

Migy mangut-mangut sambil mengiyakan cerita nenek. Dalam hati ia berpikir, kenapa nenek sangat membanggakan kakeknya? Tapi kalau dipikir-pikir, kakek memang tampan, gagah dan perkasa. Saking perkasanya, beliau bisa disamakan dengan super hero "Superman" rambut klimis dengan otot dada berlipat-lipat, karena berlemak.

"Migy, kamu nggak belajar? tumben ke sini?" tanya nenek menepuk-nepuk paha Migy pelan.

"Migy hanya melihat nenek yang lagi jatuh cinta sama Aldebaran. Nenek, kalau misalkan ada Aldebaram di sini, nenek mau ngomong apa sama dia?"

Nenek tampak berpikir sejenak, lalu menatap Migy dengan tatapan ceria.

"Kalau Aldebaran di sini, nenek mau ajak dia main sinetron berdua. Nenek gini-gini juga jago akting loh, Andin mah lewat," kata nenek menepuk dada bangga.

Migy tak henti-hentinya terbahak mendengar kenarsisan sang nenek. Selama ini nenek memang paling suka narsis. Kalau dibandingkan dengan Migy, mungkin kepercayaan diri nenek lebih tinggi.

"Berarti nenek sudah tidak mencintai kakek lagi dog?" Migy berpura-pura sedih.

"Eh, siapa bilang? nenek tetap menomor satukan kakekmu. Mau dibawa kemanapun, kakek the best of  husband."

"Terserah nenek saja. Kalau nenek mau sama Aldebaran juga tidak apa, Migy akan setuju punya grandpa muda. Hahaha." Migy langsung beranjak.

Melihat mood nenek yang selalu bersemangat, membuat Migy sangat lega karena nenek masih mempunyai semangat yang tinggi. Walaupun umurnya sudah 70 tahun, tapi jiwanya masih di bawah 50 tahun.

keesokan harinya di sekolah, Migy mengendap-endap masuk ke dalam kelasnya. Ia tidak ingin ditangkap oleh Kalvi. Mendengar kabar dari teman-teman kelasnya, Kalvi sedang mencari-cari keberadaan Migy.

Setelah tiba di kelas, Migy mengeluarkan bukunya dan mulai membaca buku hingga jam pelajaran mulai. Di saat Migy sedang fokus menulis, tiba-tiba teman di belakang tempat duduknya menusuk punggungnya dengan pensil.

"Migy. Pssst,"

Migy menoleh, "Apa?"

"Tadi  Kalvi nanyain kamu. Katanya dia ingin bertemu denganmu, dan dia juga mengatakan jika kamu tidak menurutinya, dia akan ke sini."

Migy mengernyitkan keningnya. Matilah! habis sudah harapan untuk kucing-kucingan dari kejaran Kalvi. Padahal ia telah memprediksinya dari semalam, dan ia sudah berniat akan terus menghindari Kalvi.

"Iya. Terima kasih ya," Migy mulai was-was. Entah apa yang diinginkan oleh Kalvi terhadapnya.

Pada jam istirahat Migy menemui Kalvi yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya. Laki-laki mesum itu tampak serius menatap Migy, tatapannya tak bersahabat.

"Hai..." sapa Migy gugup.

Kalvi menoleh, lalu ia menarik tangan Migy dan membawanya ke belakang sekolah.

"Ngapain sih, Kalvi? sakit tangan aku nih!" Migy berusaha menarik tangannya.

"Bagus ya, lo? dari kemarin gue cari-cari tapi tak pernah ketemu. Lo sengaja menghindar dan nggak mau tanggung jawab?" kata Kalvi marah.

"Tanggung jawab? emang aku salah apa?" Migy berpura-pura tidak mengerti.

Kalvi menarik tangan Migy menempelkan ke adik kecilnya, dan dia juga menahan tangan Migy agar tidak bergerak.

"Gimana, lupa? siapa yang sudah membuat adik kecil gue jadi sakit begini? Sekarang lo harus bertanggung jawab membangunkan dia lagi..."

"Apa?" Migy syok.

"Iya, kenapa? kamu nggak mau?"

"Tapi kan itu salah kamu juga yang mesum sama aku," kata Migy mengelak.

"Nggak ada alasan. Sekarang juga lo harus tanggung jawab jadi jongos gue sampai adik kecil imut  gue sehat, paham!"

"Yah, tapi nggak bisa gitu dong, Kalvi? Aku ini harus belajar dan tugas aku banyak. Jangan yang ini yah?" Migy memohon dengan wajah memelas.

"Boleh, asalkan lo mau penuhi satu syarat."

"Apa syaratnya?"

"Jadi pacar gue yang ke empat puluh tiga, gimana?" Kalvi menaik turunkan alisnya dengan tersenyum licik.

"Whaaat! nggak salah tuh? empat puluh tiga, kamu sudah ngalahin rekornya ayam jantan nenek aku loh, Kalv." Migy terbahak sambil memegangi perutnya.

"Diam! siapa yang suruh lo buat ketawa?" bentak Kalvi masam.

"Tapi aku juga nggak mau terima syarat kamu itu Kalvi. Ganti yang lain saja gimana? Jadi guru les, atau yang lain asalkan jangan yang aneh-aneh."

"Nih orang banyak maunya juga, ya? Jadi guru les boleh juga tuh. Tapi kita belajar lesnya di dalam kamar ya? Biar sekalian praktek," kata Kalvi menyeringai.

"Iiiih, Kalvi kamu preman mesum!!!!" Migy tidak sengaja menepuk bagian area terlarang Kalvi yang sedang meradang.

"Aduuuuh! bangsat. Lo mau bunuh gue, ya?" Kalvi mengaduh kesakitan.

Migy nyaris jantungan mendengar nada suara Kalvi yang membentaknya marah. Melihat Kalvi yang melolong kesakitan, Migy pun tak tega. Dengan rasa simpati ia memegang tangan Kalvi dan membawa lelaki itu untuk segera duduk di lantai.

"Maaf ya, Kalvi. Aku benar-benar tidak sengaja," kata Migy dengan hati-hati.

Kalvi hanya diam, ia berusaha untuk tidak mengumpat kepada Migy. Rasa sakit kemarin belum sepenuhnya reda dan sekarang bertambah parah. Lama-lama Kalvi benaran mandul karena senjata imutnya sering teraniya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status