Share

Rencana Kalvi

Setelah jam pelajaran sekolah usai, Kalvi menemui Migy di kelasnya. Dengan berjalan pincang, Kalvi menjadi pusat perhatian teman-teman sekolahnya.

Bagaimana tidak, cowok badboy nan mesum itu terkenal dengan kesempuranaannya, kecuali otaknya yang rada-rada gersek. Kalvi merasa jengah menjadi pusat perhatian orang-orang.

"Apa lihat-lihat? Mau gue cabut bulu mata kalian itu agar berhenti lihatin gue!" bentak Kalvi garang.

Teman-temannya itu tampak ngeri melihat gaya Kalvi yang mulai meradang. Sambil berbisik-bisik mereka meninggalkan Kalvi.

Di meja Migy, terlihat cewek cantik itu sedang berkemas untuk memasukkan semua peratan belajarnya. Tanpa memperhatikan sekeliling, tiba-tiba Kalvi sudah berdiri di depannya.

"Woi!" suara Kalvi mengejutkan Migy.

"Astaga! huuuft... Kalvi, kamu ngagetin aku tau!" Migy menepuk tangan Kalvi.

"Eh, lo kaget? gue kira kagak... " Kalvi menyeringai licik.

Setelah selesai membereskan peratannya, Migy mulai mengajak Kalvi keluar. Karena perjanjian Migy kepada Kalvi bersedia mengantar dan menjemput Kalvi ke sekolah, dan sekarang ia mulai melakukan tugasnya.

Walau Migy ingin sekali menolak, tapi ia tidak tega juga melihat Kalvi yang kesulitan berjalan. Cowok mesum itu tampak kesusahan menyamai langkah kaki Migy.

"Sudah, sekarang kamu diam. Biar aku yang gendong kamu pakai punggung. Sini," Migy berjongkok di tanah.

"Hah?..." Kalvi melongo karena bingung.

"Iya, ayo cepat. Kamu mau apa nggak?"

"Lo benaran kuat mau gendong gue? Kuat nggak?" tanya Kalvi masih berdiri mematung.

"Udah. Ayo cepat, gini-gini aku sering olahraga angkat beban tau. Kamu segede ayam kalkun gitu, aku mah kuat. Cepat!"

Kalvi tampak ragu-ragu menerima tawaran Migy. Bagaimana mungkin ia akan menaiki punggung perempuan, dan bahkan badanya lebih tinggi dari pada Migy. Tetapi, setelah melihat jarak parkiran yang lumayan jauh, ia mulai menerima.

"Lo kuat kan, ya? Gue nggak mau jatuh." Kalvi perlahan menaiki punggung Migy.

Setelah posisi Kalvi nyaman, Migy mulai berdiri. Dengan entengnya, Migy berjalan membawa Kalvi di punggungnya. Ia sudah terbiasa berlatih angkat beban berpuluh kilogram.

"Astaga. Gue nggak menyangka bahwa lo sekuat babon. Lo cewek apa bukan sih? Gue jadi heran." Kalvi tak menyangka bahwa Migy sangat kuat.

"Diam. Aku masih cewek dan bukan babon!" bentak Migy marah.

"Iya udah," kata Kalvi diam, lalu dia berpegangan ke depan. Tetapi, ia tidak sengaja memegang bagaian  yang lembut dan kenyal .

"Brengsek! Kalvi mesuuuum tangan kamu dimana?" teriak Migy marah.

Kalvi terkejut setelah merasakan sesuatu yang hangat dan lembut itu. Dengan cepat ia melepaskan pegangannya.

"Hehe... maaf ya Migy, gue kira tadi lo bawa teropong. Tapi...."

"Diam!" timpal Migy.

Migy sangat kesal melihat kelakuan Kalvi. Jantungnya berdetak sangat cepat, wajahnya terasa panas menahan getaran akibat sentuhan tangan Kalvi.

Bahkan sekarang ia merasakan ada yang menonjol dan menempel di bagian punggungnya. Apakah Kalvi horny gara-gara berdekatan dengannya. Buru-buru Migy mempercepat langkahnya ke parkiran dan menurunkan Kalvi.

"Kamu kuatkan kalau kita naik motor?" tanya Migy.

"Kuat, bahkan kuda-kudaan gue juga kuat loh," goda Kalvi tersenyum licik.

"Jangan aneh-aneh. Pakai nih helm." Migy menyerahkan satu buah helm kepada Kalvi.

Mereka berkendara menuju ke rumah Kalvi, tetapi di perjalanan Kalvi meminta Migy berhenti.

"Kenapa berhenti di sini?" tanya Migy bingung.

"Gue kebelet pipis. Sana lo ngadap ke depan. Gue udah nggak tahan." Kalvi segera membelakangi Migy.

"Whaaat??? Kalvi kamu jangan bikin malu dong. Masa pipis di sini?" Migy menutup matanya dengan telapak tangan.

"Gak  tahan kalau nunggu nyampe rumah. Atau lo mau lihat? Sini lihat hasil karya lo yang kemarin. Bengkak nih adik gue."

Migy diam saja. Percuma mau melawan cowok meaum itu, tidak ada malu-malunya.

Setelah selesai Migy melajukan motornya lagi. Mereka telah tiba di rumab Kalvi, dan Kalvi pun turun.

"Terima kasih ya. Mau mampir nggak? Di rumah gue banyak minuman segar loh." Tawar Kalvi berterima kasih.

"Nggak usah. Aku oulang dulu. Bye," Migy pergi.

Setelah Migy menjauh, Kalvi berlari ke dalam rumahnya. Ia sangat senang karena telah berhasil membodohi Migy. Walau masih merasa sakit sedikit, ia bisa menahan.

Perlahan rencana Kalvi berjalan lancar, ia sudah tak sabar mendapatkan hati Migy. Cewek pintar itu tampak unik dan menarik baginya.

"Gue bakal buat Migy menerima gue sebentar lagi." Tekad Kalvi senang.

Sambil membayangkan kejadian sepulang sekolah tadi, Kalvi tersenyum ceria. Ia sudah merasakan sesuatu yang menyenangkan dan menggairahkan. Tidak salah jika ia berniat mati-matian untuk mendapatkan Migy.

Migy si cewek pintar, cantik, dan unik. Menyenangkan jika ia mengejar-ngejar Migy. Selama ini ia sudah bosan dengan pacar-pacarnya yang kecentilan itu. Bahkan, ia tak perlu bersusah payah memanggil cewek-cewek itu, karena mereka sendiri yang melemparkan tubuhnya ke Kalvi.

Lumayan, untuk melepaskan kesenangan Kalvi. Tetapi lain halnya dengan Migy, ia berjanji akan berjuang mendapatkan cewek itu dan menjaganya sebaik-baik mungkin.

Di rumah Migy, ia  merutuki kebodohannya yang menawarkan diri  menggendong Kalvi si cowok mesum. Setelah kejadian tadi, Migy sulit melupakan sensasi aneh pada tubuhnya.

Bahkan, tubuh Migy merespon sentuhan itu. Beruntung ia bisa mengendalikan diri dengan kuat, jika tidak ia akan  terperangkap pada kemesuman Kalvi.

"Huuh, nyaris aku terjebak pada pesona Kalvi mesum."

"Pantas saja cewek-cewek di sekolah tergila-gila padanya. Dia adalah rajanya penakluk wanita. Ini nggak bisa dibiarkan berlama-lama. Mau tak mau aku harus segera mencari cara agar terlepas dari  Kalvi." Migy mondar-mandir memikirkan sesuatu.

Ia mengambil ponselnya. Ia mulai mencari obat untuk  mengobati Kalvi di pencarian. Setelah mengetik, muncul 300 cara dan obat untuk masalah yang sama seperti Kalvi.

"Nah, aku akan memesan obat ini." Putus Migy senang.

Migy memesan merek obat yang direkomendasikan oleh mesin pencarian. Rasa senang membanjiri dirinya, setelah ini ia akan kembali ke masa awalny yang damai.

Keesokan harinya, Migy membawa obat yang telah ia  pesan. Dengan gembira ia membawa obat itu kepada Kalvi setelah menyampari cowok itu ke rumahnya.

"Kalvi, ini obat untuk kamu. Itu obat buat mengobati itumu yang sakit," Migy menyerahkan dengan senang.

Kalvi menerima obat itu. Ia melihat kemasan obat herbal itu, tiga detik berikutnya mata Kalvi nyaris melompat keluar. Itu adalah obat pembesar organ intim pria.

"Hahaha... Migy, lo yakin ini buat gue?" kata Kalvi masih tak percaya.

"Iyalah, emang buat siapa lagi?" kata Migy mengernyitkan keningnya.

"Lo baca ini obat apa. Lihat keterangannya? atau jangan-jangan lo pengen merasakan yang besar?" tuding Kalvi kepada Migy.

Ketika Migy membaca keterangan obat itu, ia syok berat. Muka Migy memerah menahan malu, ia tak menyangka telah salah memberi obat. Salahnya juga yang tidak membaca dulu setelah paket itu tiba.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status