Share

Rencana Kalvi

Author: Zahira
last update Last Updated: 2021-04-27 13:59:44

Setelah jam pelajaran sekolah usai, Kalvi menemui Migy di kelasnya. Dengan berjalan pincang, Kalvi menjadi pusat perhatian teman-teman sekolahnya.

Bagaimana tidak, cowok badboy nan mesum itu terkenal dengan kesempuranaannya, kecuali otaknya yang rada-rada gersek. Kalvi merasa jengah menjadi pusat perhatian orang-orang.

"Apa lihat-lihat? Mau gue cabut bulu mata kalian itu agar berhenti lihatin gue!" bentak Kalvi garang.

Teman-temannya itu tampak ngeri melihat gaya Kalvi yang mulai meradang. Sambil berbisik-bisik mereka meninggalkan Kalvi.

Di meja Migy, terlihat cewek cantik itu sedang berkemas untuk memasukkan semua peratan belajarnya. Tanpa memperhatikan sekeliling, tiba-tiba Kalvi sudah berdiri di depannya.

"Woi!" suara Kalvi mengejutkan Migy.

"Astaga! huuuft... Kalvi, kamu ngagetin aku tau!" Migy menepuk tangan Kalvi.

"Eh, lo kaget? gue kira kagak... " Kalvi menyeringai licik.

Setelah selesai membereskan peratannya, Migy mulai mengajak Kalvi keluar. Karena perjanjian Migy kepada Kalvi bersedia mengantar dan menjemput Kalvi ke sekolah, dan sekarang ia mulai melakukan tugasnya.

Walau Migy ingin sekali menolak, tapi ia tidak tega juga melihat Kalvi yang kesulitan berjalan. Cowok mesum itu tampak kesusahan menyamai langkah kaki Migy.

"Sudah, sekarang kamu diam. Biar aku yang gendong kamu pakai punggung. Sini," Migy berjongkok di tanah.

"Hah?..." Kalvi melongo karena bingung.

"Iya, ayo cepat. Kamu mau apa nggak?"

"Lo benaran kuat mau gendong gue? Kuat nggak?" tanya Kalvi masih berdiri mematung.

"Udah. Ayo cepat, gini-gini aku sering olahraga angkat beban tau. Kamu segede ayam kalkun gitu, aku mah kuat. Cepat!"

Kalvi tampak ragu-ragu menerima tawaran Migy. Bagaimana mungkin ia akan menaiki punggung perempuan, dan bahkan badanya lebih tinggi dari pada Migy. Tetapi, setelah melihat jarak parkiran yang lumayan jauh, ia mulai menerima.

"Lo kuat kan, ya? Gue nggak mau jatuh." Kalvi perlahan menaiki punggung Migy.

Setelah posisi Kalvi nyaman, Migy mulai berdiri. Dengan entengnya, Migy berjalan membawa Kalvi di punggungnya. Ia sudah terbiasa berlatih angkat beban berpuluh kilogram.

"Astaga. Gue nggak menyangka bahwa lo sekuat babon. Lo cewek apa bukan sih? Gue jadi heran." Kalvi tak menyangka bahwa Migy sangat kuat.

"Diam. Aku masih cewek dan bukan babon!" bentak Migy marah.

"Iya udah," kata Kalvi diam, lalu dia berpegangan ke depan. Tetapi, ia tidak sengaja memegang bagaian  yang lembut dan kenyal .

"Brengsek! Kalvi mesuuuum tangan kamu dimana?" teriak Migy marah.

Kalvi terkejut setelah merasakan sesuatu yang hangat dan lembut itu. Dengan cepat ia melepaskan pegangannya.

"Hehe... maaf ya Migy, gue kira tadi lo bawa teropong. Tapi...."

"Diam!" timpal Migy.

Migy sangat kesal melihat kelakuan Kalvi. Jantungnya berdetak sangat cepat, wajahnya terasa panas menahan getaran akibat sentuhan tangan Kalvi.

Bahkan sekarang ia merasakan ada yang menonjol dan menempel di bagian punggungnya. Apakah Kalvi horny gara-gara berdekatan dengannya. Buru-buru Migy mempercepat langkahnya ke parkiran dan menurunkan Kalvi.

"Kamu kuatkan kalau kita naik motor?" tanya Migy.

"Kuat, bahkan kuda-kudaan gue juga kuat loh," goda Kalvi tersenyum licik.

"Jangan aneh-aneh. Pakai nih helm." Migy menyerahkan satu buah helm kepada Kalvi.

Mereka berkendara menuju ke rumah Kalvi, tetapi di perjalanan Kalvi meminta Migy berhenti.

"Kenapa berhenti di sini?" tanya Migy bingung.

"Gue kebelet pipis. Sana lo ngadap ke depan. Gue udah nggak tahan." Kalvi segera membelakangi Migy.

"Whaaat??? Kalvi kamu jangan bikin malu dong. Masa pipis di sini?" Migy menutup matanya dengan telapak tangan.

"Gak  tahan kalau nunggu nyampe rumah. Atau lo mau lihat? Sini lihat hasil karya lo yang kemarin. Bengkak nih adik gue."

Migy diam saja. Percuma mau melawan cowok meaum itu, tidak ada malu-malunya.

Setelah selesai Migy melajukan motornya lagi. Mereka telah tiba di rumab Kalvi, dan Kalvi pun turun.

"Terima kasih ya. Mau mampir nggak? Di rumah gue banyak minuman segar loh." Tawar Kalvi berterima kasih.

"Nggak usah. Aku oulang dulu. Bye," Migy pergi.

Setelah Migy menjauh, Kalvi berlari ke dalam rumahnya. Ia sangat senang karena telah berhasil membodohi Migy. Walau masih merasa sakit sedikit, ia bisa menahan.

Perlahan rencana Kalvi berjalan lancar, ia sudah tak sabar mendapatkan hati Migy. Cewek pintar itu tampak unik dan menarik baginya.

"Gue bakal buat Migy menerima gue sebentar lagi." Tekad Kalvi senang.

Sambil membayangkan kejadian sepulang sekolah tadi, Kalvi tersenyum ceria. Ia sudah merasakan sesuatu yang menyenangkan dan menggairahkan. Tidak salah jika ia berniat mati-matian untuk mendapatkan Migy.

Migy si cewek pintar, cantik, dan unik. Menyenangkan jika ia mengejar-ngejar Migy. Selama ini ia sudah bosan dengan pacar-pacarnya yang kecentilan itu. Bahkan, ia tak perlu bersusah payah memanggil cewek-cewek itu, karena mereka sendiri yang melemparkan tubuhnya ke Kalvi.

Lumayan, untuk melepaskan kesenangan Kalvi. Tetapi lain halnya dengan Migy, ia berjanji akan berjuang mendapatkan cewek itu dan menjaganya sebaik-baik mungkin.

Di rumah Migy, ia  merutuki kebodohannya yang menawarkan diri  menggendong Kalvi si cowok mesum. Setelah kejadian tadi, Migy sulit melupakan sensasi aneh pada tubuhnya.

Bahkan, tubuh Migy merespon sentuhan itu. Beruntung ia bisa mengendalikan diri dengan kuat, jika tidak ia akan  terperangkap pada kemesuman Kalvi.

"Huuh, nyaris aku terjebak pada pesona Kalvi mesum."

"Pantas saja cewek-cewek di sekolah tergila-gila padanya. Dia adalah rajanya penakluk wanita. Ini nggak bisa dibiarkan berlama-lama. Mau tak mau aku harus segera mencari cara agar terlepas dari  Kalvi." Migy mondar-mandir memikirkan sesuatu.

Ia mengambil ponselnya. Ia mulai mencari obat untuk  mengobati Kalvi di pencarian. Setelah mengetik, muncul 300 cara dan obat untuk masalah yang sama seperti Kalvi.

"Nah, aku akan memesan obat ini." Putus Migy senang.

Migy memesan merek obat yang direkomendasikan oleh mesin pencarian. Rasa senang membanjiri dirinya, setelah ini ia akan kembali ke masa awalny yang damai.

Keesokan harinya, Migy membawa obat yang telah ia  pesan. Dengan gembira ia membawa obat itu kepada Kalvi setelah menyampari cowok itu ke rumahnya.

"Kalvi, ini obat untuk kamu. Itu obat buat mengobati itumu yang sakit," Migy menyerahkan dengan senang.

Kalvi menerima obat itu. Ia melihat kemasan obat herbal itu, tiga detik berikutnya mata Kalvi nyaris melompat keluar. Itu adalah obat pembesar organ intim pria.

"Hahaha... Migy, lo yakin ini buat gue?" kata Kalvi masih tak percaya.

"Iyalah, emang buat siapa lagi?" kata Migy mengernyitkan keningnya.

"Lo baca ini obat apa. Lihat keterangannya? atau jangan-jangan lo pengen merasakan yang besar?" tuding Kalvi kepada Migy.

Ketika Migy membaca keterangan obat itu, ia syok berat. Muka Migy memerah menahan malu, ia tak menyangka telah salah memberi obat. Salahnya juga yang tidak membaca dulu setelah paket itu tiba.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Palung Cinta Mafia   Penyesalan Migy

    Setelah berhasil memindahkan Kalvi ke rumah sakit kota, Migy dan semua keluarga Kalvi menunggu di depan UGD.Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Sementara Kalvi telah hampir satu jam di dalam ruangan tersebut. Dan semua keluarganya terlihat sedih menunggu kabar dari dokter.Migy berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ibu Kalvi, pupil-pupilnya menatap ke pintu tuang gawat darurat.Ketika Ibu Kalvi menatap Migy, air mata mulai membasahi wajahnya.“Tante, Kalvi jatuh di saat kita beriringan pergi ke puncak. Dan tiba-tiba ia melajukan motornya dengan cepat sehingga kejadian itu begitu sangat terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”Ibu Kalvi terkejut sehingga setiap saraf di tubuhnya menegang. Ia bahkan tergagap saat berbicara, “Kenapa ….dia bisa sampai…seperti itu?”Ibu kalvi jelas sangat terkejut.Migy mengatakan, “Awalnya kami semua menaiki motor masing-masing. Migy dan Nathan menaiki mo

  • Palung Cinta Mafia   Insiden Berdarah

    “Tapi, Nenek berpesan bahwa Nona tidak boleh….”“Eh, bukan apa-apa kok!” kata Migy dengan cepat membekap mulut Nathan dengan tangannya.Kalvi terkejut melihat respon Migy yang seperti itu.“Nathan, ayo. Kamu ikut kita, oke?” kata Migy sambil mengedipkan mata sebagai kode.Nathan mengernyit, ia merasa bingung harus menuruti ucapan Migy atau melaporkan apa yang terjadi saat ini kepada Nenek Umaya. Karena, dari awal perjanjian ia telah diberitahu untuk menjaga Migy dari pacarnya.“Ayo, Migy. Jika terlalu lama, takut tidak keburuan,” ajak Kalvi.“Iya,” Migy tersenyum gugup, namun matanya tetap menatap Nathan yang sudah terlihat muram.“Aku ambil mobil dulu,” kata Kalvi.“Hmm. Kalvi, aku mau bilang, aku bareng Nathan saja, ya?” kata Migy takut-takut.“Hah? Terus aku sendirian?” ucap Kalvi tidak percaya.Mi

  • Palung Cinta Mafia   Saingan Cinta

    Malam harinya, Migy mendapat pesan dari Kalvi.“Migy…..”“Besok kan kita libur, mau jalan bareng aku, nggak?”Migy yang membaca pesan teks itu mulai terlihat bingung. Dari awal ia telah diwanti-wanti oleh Nenek untuk menjauhi Kalvi. Namun, sekarang iatidak mempunyai keberanian untuk memutuskan Kalvi, karena bagaimana pun merekabaru saja jadian, dan alasan untuk mengakhiri hubungan pun masih belum pasti.Mendadak Migy dilema berat. Dalam hati, ia memikirkan cara untuk mencari alasan yang tepat untuk membuat Kalvi mengerti.“Mau kemana?” balas Migy.“Kita jalan ke taman hiburan, mau nggak?”“Oke, besok kita ketemuan di rumah kamu saja.” Migy mengakhiri pesannya dan mematikan ponselnya.Sambil merebahkan badannya di ranjang, Migy kembali menimang mengenai pertemuannya besok dengan Kalvi. Karena bagaimana pun, saat inidirinya akan selalu mendapat p

  • Palung Cinta Mafia   Cinta Tak Direstui

    Di rumah, Kalvi selalu memikirkan kedekatan Migy dan Andre. Ia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan saat ini, di satu sisi mereka baru menjalani hubungan romantis. Memikirkan hal itu, Kalvi ingin sekali mengatakan kepada Andre bahwa saat ini dia cemburu!“Ahhh. Kenapa sih sulit sekali mendapatkan seluruh hati Migy?” kata Kalvi bergumam kesal.Sambil mondar-mandir, Kalvi memikirkan rencana dan liburan romantis untuk Migy. Sekaligus ini adalah tahap pertama untuk mendekatkan perasaan mereka.Dengan tidak sabar Kalvi menghubungi Peter untuk menanyakan rekomendasi tempat kencan favorit yang cocok untuk dikunjungi.“Halo,” jawab Peter di seberang telepon.“Peter, lo di mana?” tanya Kalvi.“Gue di rumah, kenapa bro?”Kalvi duduk di samping balkon kamarnya, “Gini, gue mau nanya. Lo punya tempat rekomendasi buat tempat kencan, gak?”“Wuiih, mau kencan nih?” go

  • Palung Cinta Mafia   Pernyataan Cinta Megan

    Setelah mengikuti kepergian Kalvi dan Megan dari belakang. Lois akhirnya tiba di sebuah Mall, di sana ia memarkirkan motornya. Lalu diam-diam mengikuti Kalvi.Sementara itu, Kalvi dan Megan telah memasuki area khusus penjual buku dan alat tulis.“Kak, aku mau cari buku ekonomi sama akuntansi,” kata Megan berbicara pada Kalvi.“Ya sudah, kamu cari saja dulu. Aku tunggu di sana,” tunjuk Kalvi pada tempat penjual minuman.Megan menggeleng pelan, “Jangan, Kakak harus temani aku mencari buku, oke?” rengek Megan sambil menarik lengan Kalvi mendekat padanya.Hal tersebut membuat Kalvi menghela napas lelah. Mau tidak mau harus menuruti kemauan Megan, sedangkan ia telah merasa gelisah memikirkan Migy yang pulang sendirian di sekolah.“Ya kak? Ayo kita cari bersama,” ajak Megan sambil menggandeng tangan Kalvi.Rupanya, kejadian itu tidak luput dari pantauan Lois yang mengikuti mereka berdua sejak

  • Palung Cinta Mafia   Awas Kena Tikung

    Sepulang sekolah, Migy diminta oleh kepala sekolah untuk mengumpulkan seluruh anggota osis. Rencananya, mereka akan mengadakan perlombaan akhir tahun ajaran di sekolah.Sementara itu, Kalvi yang sedang menunggu Migy di depan kelas diberitahu Migy untuk pulang lebih duhu.“Kalvi, aku ada rapat osis dulu. Kamu pulang saja duluan,” kata Migy memberi tahu.“Kamu nanti pulang bareng siapa? Apa aku tunggu di sini aja, sampai kamu selesai rapat?” kata Kalvi memastikan.Migy merasa tidak enak hati membiarkan Kalvi harus menunggu dirinya sendirian. Sementara, rapat osis biasanya akan berlangsung satu hingga dua jam.“Mmm. Kamu pulang aja duluan. Nanti aku bisa pulang sendiri kok.”“Kamu gak apa-apa? benaran?” tanya Kalvi sambil meyakinkan Migy.Migy mengangguk yakin. “Iya, sudah sana pulang. Aku mau kumpulin anggota osis yang lain,” kata Migy tersenyum.Kalvi pun membiarkan Mig

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status