Pada jam berikutnya. Migy mengelap keringatnya yang bercucuran di dahinya. Sambil menghela napas ia menggerutu kesal karena harus menjalani hukumannya. Ia diberi hukuman untuk membersihkan gudang sekolah.
Karena masalah Lony yang memergokinya menarik tangan Kalvi. Lony marah dan menuduh Migy mencari perhatian kepada cowoknya dan itu yang membuat Migy tak terima, lalu dia melabrak Lony.
Ketika Lony menampar Migy, Migy mencoba menghindar tetapi ia mendapat jambakan pada rambutnya. Karena terlalu sakit, Migy mencoba untuk membalas namun ketika ia mengangkat tangan, guru BK datang. Dengan licik Lony berpura-pura jatuh dan berteriak kesakitan. Karena kesan itulah guru BK menyalahkan Migy.
Ceklek!
Migy menoleh ketika ada yang membuka pintu gudang, dia mendecih ketika melihat Kalvi masuk dengan raut wajah yang menyebalkan. Setelah ceweknya yang mencari masalah, sekarang cowoknya menambah masalah.
“Wah ada yang jadi jongos nih..” ledek Kalvi.
Migy hanya mendengus, lalu lanjut menyapu lantai gudang. Kalvi menghampiri Migy, dia menahan sapu yang dipegang oleh Migy dengan kakinya. Migy menjadi kesal karena pekerjaannya terganggu.
“Lepas!” bentak Migy.
“Boleh, asal dengan syarat berikan aku satu ciuman.” Kalvi menyeringai mesum.
“Dasar preman mesum. Sana minta sama cewek lo, ngapain minta sama gue,” setelah itu Migy menginjak kaki Kalvi membuat Kalvi mengaduh kesakitan.
Kalvi mengaduh sambil mengangkat kakinya. Dengan acuh, Migy meneruskan pekerjaannya menyapu lantai.
Melihat kelakuan Migy yang tak menganggapnya ada, Kalvi tersulut emosi. Ia menarik pinggang Migy dan menempelkannya ke tembok.
“Heh, lo jadi cewek jangan sok jual mahal. Lo pikir gue nggak tahu bahwa di balik wajah polos ini tersimpan kejalangan lo!” kata Kalvi kesal.
Migy tercengang. Ia sudah jengah karena telah digangguin oleh sepasang kekasih yang tidak tahu diri ini sedari pagi. Sekarang yang cowok sudah berani mengatainya jalang. Brengsek! Dengan cepat Migy menampar mulut Kalvi hingga membuat sudut bibir Kalvi berdarah.
“Lo ngomong apa barusan? Gue jalang! Nggak salah, apa kabarnya lo yang suka nidurin cewek-cewek jalang lo. Dan asal lo tau gue nggak sudi bicara sama pemakai tubuh jalang. Ngerti!” bentak Migy marah.
Kalvi marah. Ia sangat benci bila ada yang menjelekan keburukannya. Saking marahnya, Kalvi mencengkram kedua lengan Migy dengan kuat dan mengancamnya.
“Ngak usah banyak bacot, lo. Jangan sok suci, karena gue paling anti sama cewek kayak lo. Dan asal lo tahu, gue bisa merusak lo di sini jika gue mau… gimana? Mau mencoba?”
Migy terkejut melihat mata Kalvi yang berkilat marah. Ia nyaris saja terjengkang jika tidak ditahan oleh tangan Kalvi. Karena terlalu terkejut, Migy tidak sadar jika wajah Kalvi telah mendekati wajahnya dan setelah itu Kalvi menempelkan bibirnya kepada Migy.
Kalvi melumat dan menggigit bibir Migy dengan kasar hingga Migy tersadar. Migy berontak, tetapi Kalvi tidak mau melepaskan dirinya. Kalvi terus menempelkan tubuhnya pada Migy hingga membuat Migy berhenti berontak.
Untungnya Migy tidak kehilangan akal, ia segera memikirkan cara untuk membebaskan diri dengan menendang selangkangan Kalvi, hingga badboy mesum itu mengerang kesakitan.
Migy memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri. Tak lupa ia memberi bonus dengan menyiram kepala Kalvi dengan air bekas pel lantai.
Setelah jam pulang sekolah, Migy segera menaiki motornya untuk pulang ke rumah. Ia melihat ke sekeliling, takut jika Kalvi melihat keberadaanya. Ia sangat yakin jika Kalvi akan balas dendam kepadanya. Dengan cepat Migy memacu kendaraannya meninggalkan pekarangan sekolah.
Di rumah, Migy menemui neneknya yang sedang berbaring dalam kamar. Selama ini ia hanya tinggal bersama neneknya dan juga ada pembantu rumah tangga yang menjaga nenek.
Selama ini Migy dibesarkan oleh neneknya, setelah kedua orang tuanya meninggal ketika ia masih kecil. Beruntung ia masih bisa hidup mewah berkat harta peninggalan ayahnya.
“Nenek, nenek sedang apa?” Migy masuk ke kamar nenek.
“Eh, sayangku. Sudah pulang sekolah?” nenek bangun dari tidurnya lalu merentangkan tangannya agar Migy memeluknya.
“Sudah, nek. Migy baru saja tiba. Nenek sudah makan?” kata Migy sambil memeluk neneknya.
“Sudah. Ayo kita keluar. Tadi nenek meminta bibi membuatkanmu makanan sama pudding kesukaanmu.”
Di meja makan, Migy sedang asik memakan masakan yang dibuat oleh bibi. Selama ini nenek selalu memperhatikan semua kebutuhan makanannya dan juga menjaganya agar tetap sehat. Neneknya sangat menyayangi Migy karena hanya Migy yang menjadi satu-satunya cucu yang dekat dengannya.
Walau nenek mempunyai anak dan cucu yang lain, tetapi dia tidak terlalu dekat karena mereka semua tinggal di luar Negeri. Hanya Migy yang menjadi teman di hari tuanya.
“Sayang, bagaimana pelajaran di sekolah hari ini? Apakah kamu senang?” tanya nenek tersenyum lembut.
“Hmm.. ada senangnya dan ada nggaknya, nek. Tadi aku sempat dihukum karena digangguin teman.”
“Kenapa?” tanya nenek bingung.
“Biasa nek. Mereka sering tidak suka melihat keberhasilan Migy. Tapi nenek tak perlu khawatir, karena Migy bisa melawan mereka.” Migy tersenyum canggung, mengingat ia telah mengerjai Kalvi di gudang.
“Ya sudah, lain kali kamu jauhi saja orang-orang itu. Jangan dekat-dekat sama murid bandel, nanti kamu terpengaruh. Oke?”
Migy mengangguk. Ia terus menghabiskan makanan di piringnya. Setelah belajar dan dihukum seharian di sekolah, tenaganya terkuras habis. Jadi, dengan lahap Migy menghabiskan semua makanannya dan termasuk semangkuk puding pandan.
“Astaga, Migy kamu sangat rakus. Puding sebanyak itu habis sendirian. Kok nenek nggak dibagi,” kata nenek merajuk.
“Hah! Migy kira ini semua buat Migy, nek. Aduh, maaf ya nek, ini masih ada sedikit lagi. Nenek mau? Migy suapin, aaa.” Migy memberikan satu suapan pudding ke mulut neneknya.
Perasaan Migy selalu bahagia bersama dengan neneknya. Sejak kecil, nenek selalu menjaganya dan mencintainya. Ia tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang. Dan apa yang diinginkannya selalu dikabulkan oleh sang nenek.
Di sisi lain, Kalvi sangat marah dan kesal sekali. Ia tengah berbaring di ranjangnya dengan perasaan kesal ia menggerutu marah.
“Dasar Migy. Gara-gara kelakuannya aku jadi susah jalan. Orang-orang menertawakan jalanku seperti orang selesai sunat.”
“Awas saja, kalau si otong nggak bisa tempur lagi…. Besok aku harus minta pertanggung jawabannya. Haaaah! hilang sudah kesempatan kencan bareng Cyntia hari ini,” keluh Kalvi menatap langit-langit kamarnya.
Sepulang sekolah tadi Kalvi dibantu oleh Peter sahabatnya. Ia tak menyangka bahwa tendangan Migy akan berakibat sedahsyat ini hingga ia nyaris mandul. Mudah-mudahan itu tidak terjadi, karena ini bisa mencoreng citra badboy yang menganut paham seribu istri pada dirinya.
Setelah memuntahkan kekesalannya, Kalvi bangun dan berjalan ke meja belajarnya. Ia mengambil ponsel di atas meja dan kembali berbaring di ranjang. Sambil melihat pesan masuk, ia memikirkan sebuah cara untuk membalas perbuatan Migy.
Setelah berhasil memindahkan Kalvi ke rumah sakit kota, Migy dan semua keluarga Kalvi menunggu di depan UGD.Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Sementara Kalvi telah hampir satu jam di dalam ruangan tersebut. Dan semua keluarganya terlihat sedih menunggu kabar dari dokter.Migy berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ibu Kalvi, pupil-pupilnya menatap ke pintu tuang gawat darurat.Ketika Ibu Kalvi menatap Migy, air mata mulai membasahi wajahnya.“Tante, Kalvi jatuh di saat kita beriringan pergi ke puncak. Dan tiba-tiba ia melajukan motornya dengan cepat sehingga kejadian itu begitu sangat terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”Ibu Kalvi terkejut sehingga setiap saraf di tubuhnya menegang. Ia bahkan tergagap saat berbicara, “Kenapa ….dia bisa sampai…seperti itu?”Ibu kalvi jelas sangat terkejut.Migy mengatakan, “Awalnya kami semua menaiki motor masing-masing. Migy dan Nathan menaiki mo
“Tapi, Nenek berpesan bahwa Nona tidak boleh….”“Eh, bukan apa-apa kok!” kata Migy dengan cepat membekap mulut Nathan dengan tangannya.Kalvi terkejut melihat respon Migy yang seperti itu.“Nathan, ayo. Kamu ikut kita, oke?” kata Migy sambil mengedipkan mata sebagai kode.Nathan mengernyit, ia merasa bingung harus menuruti ucapan Migy atau melaporkan apa yang terjadi saat ini kepada Nenek Umaya. Karena, dari awal perjanjian ia telah diberitahu untuk menjaga Migy dari pacarnya.“Ayo, Migy. Jika terlalu lama, takut tidak keburuan,” ajak Kalvi.“Iya,” Migy tersenyum gugup, namun matanya tetap menatap Nathan yang sudah terlihat muram.“Aku ambil mobil dulu,” kata Kalvi.“Hmm. Kalvi, aku mau bilang, aku bareng Nathan saja, ya?” kata Migy takut-takut.“Hah? Terus aku sendirian?” ucap Kalvi tidak percaya.Mi
Malam harinya, Migy mendapat pesan dari Kalvi.“Migy…..”“Besok kan kita libur, mau jalan bareng aku, nggak?”Migy yang membaca pesan teks itu mulai terlihat bingung. Dari awal ia telah diwanti-wanti oleh Nenek untuk menjauhi Kalvi. Namun, sekarang iatidak mempunyai keberanian untuk memutuskan Kalvi, karena bagaimana pun merekabaru saja jadian, dan alasan untuk mengakhiri hubungan pun masih belum pasti.Mendadak Migy dilema berat. Dalam hati, ia memikirkan cara untuk mencari alasan yang tepat untuk membuat Kalvi mengerti.“Mau kemana?” balas Migy.“Kita jalan ke taman hiburan, mau nggak?”“Oke, besok kita ketemuan di rumah kamu saja.” Migy mengakhiri pesannya dan mematikan ponselnya.Sambil merebahkan badannya di ranjang, Migy kembali menimang mengenai pertemuannya besok dengan Kalvi. Karena bagaimana pun, saat inidirinya akan selalu mendapat p
Di rumah, Kalvi selalu memikirkan kedekatan Migy dan Andre. Ia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan saat ini, di satu sisi mereka baru menjalani hubungan romantis. Memikirkan hal itu, Kalvi ingin sekali mengatakan kepada Andre bahwa saat ini dia cemburu!“Ahhh. Kenapa sih sulit sekali mendapatkan seluruh hati Migy?” kata Kalvi bergumam kesal.Sambil mondar-mandir, Kalvi memikirkan rencana dan liburan romantis untuk Migy. Sekaligus ini adalah tahap pertama untuk mendekatkan perasaan mereka.Dengan tidak sabar Kalvi menghubungi Peter untuk menanyakan rekomendasi tempat kencan favorit yang cocok untuk dikunjungi.“Halo,” jawab Peter di seberang telepon.“Peter, lo di mana?” tanya Kalvi.“Gue di rumah, kenapa bro?”Kalvi duduk di samping balkon kamarnya, “Gini, gue mau nanya. Lo punya tempat rekomendasi buat tempat kencan, gak?”“Wuiih, mau kencan nih?” go
Setelah mengikuti kepergian Kalvi dan Megan dari belakang. Lois akhirnya tiba di sebuah Mall, di sana ia memarkirkan motornya. Lalu diam-diam mengikuti Kalvi.Sementara itu, Kalvi dan Megan telah memasuki area khusus penjual buku dan alat tulis.“Kak, aku mau cari buku ekonomi sama akuntansi,” kata Megan berbicara pada Kalvi.“Ya sudah, kamu cari saja dulu. Aku tunggu di sana,” tunjuk Kalvi pada tempat penjual minuman.Megan menggeleng pelan, “Jangan, Kakak harus temani aku mencari buku, oke?” rengek Megan sambil menarik lengan Kalvi mendekat padanya.Hal tersebut membuat Kalvi menghela napas lelah. Mau tidak mau harus menuruti kemauan Megan, sedangkan ia telah merasa gelisah memikirkan Migy yang pulang sendirian di sekolah.“Ya kak? Ayo kita cari bersama,” ajak Megan sambil menggandeng tangan Kalvi.Rupanya, kejadian itu tidak luput dari pantauan Lois yang mengikuti mereka berdua sejak
Sepulang sekolah, Migy diminta oleh kepala sekolah untuk mengumpulkan seluruh anggota osis. Rencananya, mereka akan mengadakan perlombaan akhir tahun ajaran di sekolah.Sementara itu, Kalvi yang sedang menunggu Migy di depan kelas diberitahu Migy untuk pulang lebih duhu.“Kalvi, aku ada rapat osis dulu. Kamu pulang saja duluan,” kata Migy memberi tahu.“Kamu nanti pulang bareng siapa? Apa aku tunggu di sini aja, sampai kamu selesai rapat?” kata Kalvi memastikan.Migy merasa tidak enak hati membiarkan Kalvi harus menunggu dirinya sendirian. Sementara, rapat osis biasanya akan berlangsung satu hingga dua jam.“Mmm. Kamu pulang aja duluan. Nanti aku bisa pulang sendiri kok.”“Kamu gak apa-apa? benaran?” tanya Kalvi sambil meyakinkan Migy.Migy mengangguk yakin. “Iya, sudah sana pulang. Aku mau kumpulin anggota osis yang lain,” kata Migy tersenyum.Kalvi pun membiarkan Mig