Share

Bab 2 - Jatuh dan Jatuh

Author: Jadeite
last update Last Updated: 2025-07-22 16:03:36

“Ya ampun, menjijikan sekali!” 

"Dasar wanita murahan!"

Suara teriakan peserta seminar saling bersahutan. Suasana di dalam hall langsung gempar. Aileen yang berdiri di atas panggung sebagai pengisi materi kebingungan.

Mata semua orang yang semula memandangi layar besar, sekarang tertuju pada Aileen.

Merasa ada yang janggal, Aileen segera menoleh ke belakang. Ia menatap layar di belakangnya dengan mata terbelalak. 

Aileen panik dan gugup. "Hah?! I–ini ...."

Seharusnya video dan gambar yang terpampang di layar adalah produk baru dari perusahaan Good Health yang diperkenalkan Aileen. 

Tapi sekarang, mengapa justru video tidak senonoh dirinya dengan pria asing tadi malam?

Wajah Aileen pucat pasi. Bibirnya bergetar. Ia ingin berbicara, tetapi tenggorokannya terasa tercekik. 

Video panas tersebut memperlihatkan tingkah  Aileen yang liar. Ia berada di atas tubuh pria kekar sambil mendesah halus. Wajah pria di video sengaja diburamkan, sedangkan wajah Aileen tidak. 

"Ternyata Direktur Operasional Good Health bertingkah seperti jalang murahan!" celetuk pria paruh baya. 

Aileen melihat ayahnya berdiri, menatap tajam dan menggeleng padanya. Lalu, bergegas pergi meninggalkan hall.

Jack segera berjalan menuju panggung, mengambil alih situasi. “Matikan!” 

Dalam hitungan detik, layar pun redup. Namun suasana tetap tidak terkontrol. 

Seorang calon ahli waris Good Health sekaligus Direktur Operasional membuat skandal besar. Siapa yang ingin melewatkan berita besar ini?

Sekumpulan wartawan tidak akan tinggal diam. Mereka mengarahkan lampu blitz kamera kepada Aileen.

“Turunlah, kejar Papa! Ini biar aku urus.” Jack tersenyum licik tanpa Aileen sadari. 

Ia mendorong tubuh Aileen agar segera bergerak.

Dengan cepat Jack mengalihkan perhatian para peserta seminar dan wartawan. Suasana lebih tenang tapi tidak sepenuhnya. Masih ada suara sumbang yang terdengar.

Aileen mengejar Tommy yang sudah berada di luar hall.

“Papa!”

Langkah Tommy terhenti, berbalik dan membiarkan Aileen menghampirinya.

Plak!

Sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipi Aileen 

“Bikin malu!” bentak Tommy dengan mata melotot dan wajah merah.

Aileen terkesiap. Ia memegang pipinya yang terasa panas. Jejak merah langsung terlihat. Sekarang bukan hanya malu tapi juga rasa sakit mencengkram dadanya.

Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Tommy harus mengambil sikap atas skandal putrinya.

Cemoohan keluar dari mulut saudara-saudara papanya, pemegang saham sekaligus petinggi perusahaan sejak mama Aileen meninggal.

Kakak laki-laki mamanya, sebagai salah satu pemegang saham juga hadir. Tapi hanya bisa menatap Aileen dengan rasa kasihan, tidak berkutik.

“A–aku dijebak ….” Wajah Aileen memelas. Sorot matanya mengisyaratkan kesedihan. 

Kilatan lampu blitz kamera kembali mengenai Aileen. Tommy dan keluarga lain ikut jadi sasaran. Ada wartawan yang mengikuti mereka secara diam-diam.

"Kamu pikir, aku percaya?!"

Amarah Tommy semakin menjadi-jadi. Keluarga Wang adalah keluarga paling terhormat di Kota Clayton. Namun, reputasi yang sudah dibangun dengan susah payah justru dihancurkan oleh anaknya sendiri. 

“Pergi kamu! Kamu tidak layak menyandang nama keluarga Wang!” 

Suara Tommy begitu keras dan menggelegar, membuat semua orang seketika terdiam.

Aileen terpaku. Begitu pun dengan wartawan. Tapi dalam hitungan detik, mereka sibuk menjulurkan perekam suara dan bertanya tanpa peduli situasi.

Pengawal berbaju hitam langsung menghalau wartawan yang mencoba mendekati keluarga Wang. Tommy pergi tanpa menoleh. 

Jack tiba-tiba muncul menahan Aileen yang hendak mengejar Tommy. “Aileen, ikut aku sekarang!”

Jack membawa Aileen keluar hotel melalui pintu belakang. Mobil mewah berwarna hitam sudah menunggu mereka.

Jack mengelus kepala Aileen lembut. “Pergilah ke apartemen. Tenangkan diri dulu!"

Kemudian, Jack membantunya masuk ke mobil. Aileen mengangguk dengan patuh. 

Selama perjalanan, Aileen hanya terdiam. Matanya menatap deretan gedung tinggi lewat jendela mobil dengan pikiran kosong. 

Apartemen peninggalan ibu kandungnya menjadi tujuan Aileen. Tidak banyak yang tahu apartemen ini, hanya Jack dan saudara dari keluarga ibunya. 

Sesampainya di sana, Aileen memandangi setiap sudut apartemen. Tidak ada yang berubah, semua masih sama. 

"Bodoh! Bisa-bisanya aku terjebak di dalam kamar hotel bersama pria asing!"

Aileen menyalahkan diri sendiri. Ia merebahkan diri di atas ranjang, menangis hingga akhirnya tertidur. 

Satu bulan berlalu. 

Aileen tetap memilih berada di apartemen seperti saran Jack. 

Tapi pagi ini, ada yang berbeda. Aileen meminta Jack menemaninya pergi ke rumah sakit. Setelah mendengarkan keluhan, dokter langsung memeriksa Aileen. 

Tidak lama, hasil pemeriksaan keluar. Aileen dan Jack duduk berhadapan dengan dokter. 

"Selamat, Nyonya. Anda positif hamil," ujar dokter.

Aileen mendadak gugup dan panik. "I–ini ... tidak mungkin, kan? Bagaimana kalau Anda periksa saya satu kali lagi, Dokter?"

Aileen menatap wajah dokter perempuan yang sedang tersenyum. Ia berharap dokter melakukan kesalahan pada hasil pemeriksaan kesehatannya.

"Tidak, Nyonya. Usia kehamilan Anda empat Minggu. Selamat, ya! Saya akan meresepkan vitamin untuk kandungan Anda."

Di sebelahnya, Jack menampilkan senyum sinis. 

Ini berita besar! 

Jack tidak akan melewatkan peluang untuk memperburuk reputasi Aileen–sang ahli waris.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 51 - Penumpang Gelap

    “Kenapa kamu ada di sini?”Mata Aileen melotot. Nada suaranya kaget sekali. Salah satu pria yang ingin ia hindari berdiri tegak di depan kedua anaknya.Tadi ia sempat melirik ke arah kokpit ketika memasuki pesawat, tapi tidak terpikirkan olehnya David ada di situ. Hanya punggung seorang pria berseragam pilot yang ia lihat.Tangannya reflek menarik Rosa dan Lianzo agar berdiri di belakangnya.“Maaf Nyonya, Tuan ini ….” Suara pramugari yang ingin menjelaskan langsung terhenti, ketika Hans ikut keluar dari kokpit dan memberinya kode untuk pergi.“Ayo anak-anak, ikut Paman! Orang dewasa harus bicara berdua.” Hans dengan santai menarik tangan Rosa dan Lianzo, meninggalkan Aileen dan David yang saling melotot.Rosa sempat menolak, tapi setelah mendapat kode dari David, ia patuh mengikuti langkah Hans menjauh dan kembali ke tempat duduk mereka.“Kalian harus cerita ke Mama, setelah ini.” Suara Aileen yang ditujukan pada kembar masih sempat terdengar sebelum mereka menjauh.“Apa ini bagian da

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 50 - Beda Tujuan

    “Lihat ke kakinya!”Rosa berbisik pada Kae ketika mereka melewati seorang pria yang duduk dengan majalah bisnis menutupi wajahnya.Mata Kae terarah ke sepatu berwarna hitam mengkilap yang dipakai pria asing ini. Tidak ada yang aneh, sama seperti sepatu pengusaha lainnya. Tapi bisa dipastikan kalau sepatu itu harganya mahal.“Kenapa dengan sepatunya?” tanya Kae sambil berbisik. Mereka sudah melewati tempat duduk pria itu.“Bukan sepatu, tapi kaus kakinya.” Rosa berbisik sambil matanya melirik ke Aileen yang sibuk menaruh tasnya. Aileen hanya memperhatikan pria itu sejenak, karena Lianzo mengalihkan dengan pertanyaan posisi tempat duduk yang diinginkannya.Kae mengerutkan keningnya. Ia memandang Rosa dengan sorot bingung. Tapi hanya sebentar karena kaos kaki itu mengingatkan dirinya pada seseorang. Mereka sempat bercanda tentang masalah itu.Mata Kae mulai membesar secara perlahan setelah wajah seseorang terlintas di kepalanya. Ia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.“Kira-

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 49 - Batal?

    “Apa pesawatnya rusak?”Raut wajah Aileen tegang ketika mendengar pesawat yang mereka sewa, membatalkan penerbangan.Maya menggelengkan kepalanya. “Bukan. Tiba-tiba ada perusahan yang yang membutuhkan pesawat karena ada acara mendadak.”“Hah? Kok bisa? Tidak profesional sekali!” Mata Aileen melotot.“Tidak bisa dibiarkan! Kalau ganti jadwal masih diterima. Ini dibatalkan, minta tanggung jawab!” Wajah Aileen merah, suaranya lebih kencang.Selangkah lagi mereka bisa pergi meninggalkan kota Clayton. Kembar tiga memperhatikan Aileen dan Maya yang seperti sedang berdebat.“Apa yang terjadi?” tanya Rosa. Ia sudah berulang kali memeriksa ponselnya, tapi tidak ada kabar dari Hans atau David.Ia hanya bisa memegang janji David ketika menelpon secara diam-diam. Janji kalau mereka tidak akan berpisah lagi.“Sepertinya kita tidak jadi pergi.” jawab Kae dengan santai. Ia sudah duduk di kursi penumpang belakang, bersebelahan dengan Rosa yang berhasil masuk duluan.Kalian tahu mengapa kursi belakang

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 48 - Pulang?

    “Apa aku tidak salah dengar, Nyonya?”Aileen menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Tidak! Carikan secepatnya!”Maya terdiam. Hari masih pagi ketika Aileen mengajaknya bicara secara pribadi.Sebelum mulai bicara. Aileen masih sempat memeriksa jendela dan pintu, seperti takut ada yang ikut menguping pembicaraan mereka.Permintaannya sangat tidak masuk akal. Wajah ngantuknya belum pulih, seteguk kopi pun masuk ke kerongkongannya. Otaknya masih berproses secara lambat.“Nyonya minta dicarikan pesawat sewa yang bisa secepatnya berangkat ke Myria? Tapi Kenapa?” Kening Maya berkerut, tanpa sadar ia menggigit bibirnya. Jelas sekali terlihat bingung.“Iya, aku ingin bawa anak-anak pulang. Kondisi di sini sudah tidak aman. Sesekali aku akan kembali ke sini.” Aileen melipat tangan di dada kemudian membukanya lagi.Maya kembali terdiam. Ia mengelus pelipisnya dan berusaha merapikan rambut yang menjuntai di depan mata.Jubah tidur masih membungkus tubuhnya. Ia hanya sempat menguncir rambut ketika

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 47 - Orang Suruhan

    “Keluar dari mobil!”Terdengar suara teriakan diiringi beberapa orang pria yang mendadak mendekat dengan senjata di tangan. Mereka keluar dari dua mobil hitam tepat di belakang mobil penguntit.Ketika mobil Aileen masuk gang, ternyata penguntit melakukan hal yang sama. Tapi ia tidak menyangka kalau mobil Aileen akan berhenti mendadak dalam posisi melintang. Ia dalam posisi terkepung.Mobil Aileen dilengkapi kaca anti peluru, begitu juga dengan bagian lainnya. Hasil karya Lianzo yang belum dipublikasikan, sehingga Mike berani ambil resiko.Anak buah Mike bergerak cepat, menyebar, mengepung dari segala arah. Kilatan dingin dari laras senjata dan tatapan tajam mereka membuat udara terasa semakin berat.Mike keluar dari mobil, melangkah dengan raut wajah tegang. Ia mengetuk keras kaca jendela mobil penguntit itu.“Keluar.” Suara Mike datar, namun cukup untuk membuat bulu kuduk siapa pun berdiri. “Sekarang.”Dari dalam, siluet penguntit tampak kaku, sunyi sesaat sebelum bunyi pintu mobil t

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 46 - Penguntit

    “Jangan lihat ke belakang, Nyonya!”Aileen melirik Mike yang berjalan di sebelahnya. Alisnya berkerut dan terlihat bingung. Mereka sedang berjalan di pusat perbelanjaan tengah kota. Dalam perjalanan pulang dari rumah Paman Alex, tiba-tiba Rosa mengingatkan kado untuk Maya yang ulang tahunnya tinggal 1 hari lagi.“Kenapa?” Raut wajah Aileen berubah menjadi tegang karena suara Mike tegas.“Ada yang sedang mengikuti kita.” Mike sengaja mengajak Aileen berdiri di depan sebuah toko yang dindingnya terbuat dari kaca tebal. Kebetulan ada pajangan sepatu untuk pria dewasa.“Lihat pria di pojok kanan. Yang bertopi coklat dan kacamata hitam. Apa Nyonya mengenalnya?” Tangan Mike memegang ponsel, dagunya terarah ke titik yang disebut.Reflek Aileen ingin menoleh agar bisa melihat lebih jelas, tapi tangan Mike langsung menahannya. Aileen memperhatikan pria itu, berpura-pura tertarik dengan sepatu di etalase. “Saya tidak kenal. Apa orang suruhan Jack?” Aileen membenahi baju yang dipakai.Kalau it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status