"Putri Lesha, bersediakah kau untuk menjadi tunangan Putra Mahkota?""....." Suasana ballroom seketika menjadi sangat hening.'Apa-apaan ini?' batin Lesha panik.Setelah ucapan Sang Raja, semua orang tentu saja langsung memandang Lesha, hingga membuatnya tidak nyaman. Lesha melirik ke arah Ayahnya yang sama terkejutnya dengan dia. Ayahnya adalah satu-satunya Duke yang paling bersinar di Kerajaan Mulk ini. Kekayaan dan kekuatan, semuanya ada di genggamannya. 'Sial...sial...sial...' gumam Lesha seorang diri. Kepalanya masih menunduk karena dia tadi hanya berniat menyapa Yang Mulia Raja lalu pergi ke teras agar tak diganggu siapapun. Ternyata, sapaan Lesha sudah ditunggu Raja Joland. Sang Raja tentu saja tersenyum puas duduk di kursinya bersama dengan permaisuri. Matanya berkilat sangat licik. Lesha dilamar Raja di Ball perjamuan perayaan pendirian negara untuk dijadikan Putri Mahkota Anaknya. Kalau dalam cerita, semua orang ingin duduk di kursi yang agung di Kerajaan, tetapi an
Kalau ada bunga yang cantik dan akan mekar, pasti kumbang-kumbang akan datang beramai-ramai. Tapi, kalau bunga itu dijaga dengan ketat dan tidak ada celah, maka kumbang pun tidak akan ada yang mendekat. Itu hanya kata ganti dari seorang perempuan cantik yang baru saja memasuki usia dewasanya. Dia adalah Lesha Lexid, Putri satu-satunya Duke Gerard Lexid dan adik satu-satunya Felix Lexid, sang ksatria pahlawan Kerajaan. Dia sangat cantik dan bersinar seolah semua sinar matahari menyerap ke tubuhnya. Sebagai seorang anak Duke satu-satunya dia tumbuh dimanja dan disayang oleh Ayah dan Kakaknya. Ibunya sudah lama mati karena sakit. Jadi ketiganya hidup rukun tanpa sang Ibu. Semua hal terbaik diberikan kepada Lesha, perhiasan dan pemata terbaik, gaun terbaik, dan guru-guru terbaik. Jadi meskipun dimanja, Lesha juga sangat berpendidikan. Ayahnya sangat protektif juga kakaknya. Mereka semua sangat menyayanginya. Jadi meskipun Lesha sudah dewasa, dia belum punya tunangan. Itu semua terjadi ka
"Ah...huh... Yang Mulia." Desahan perempuan penghibur itu memenuhi ruangan. Ada sekitar 3 perempuan yang kini melayani orang penting di Kerajaan Mulk.Mendengar teriakan perempuan yang sekarang harus melayaninya, laki-laki berambut pirang terang itu kembali tersenyum dan menikmati malamnya. Malam selalu panjang jika penyewa ruangan itu datang, biasanya akan berakhir saat fajar akan datang dan perempuan-perempuan itu sudah tak berdaya. Bak mainan yang telah digunakan lalu dibuang begitu saja. Perselingkuhan yang setiap malam dia lakukan selalu berakhir dengan pelacur yang sekarat bahkan mati. Jadi mereka yang masih hidup setelah melayani laki-laki itu sudah pasti sangat diberkati para dewi. Tiga kantong koin emasnya dilemparnya ke perempuan yang tak berdaya di atas ranjang lebar itu. Dia tersenyum puas.Ruangan itu adalah kamar VIP sebuah tempat hiburan malam di Kerajaan Mulk. Ruangan itu hampir tak pernah kosong setiap malam, penyewanya selalu sama. Putra Mahkota sendiri adalah
Permaisuri pergi ke istananya dengan wajah kesal. Anaknya sudah 22 tahun dan masih bertindak seperti sampah. Dia tahu kalau dia juga menikahi pria busuk tapi dia ada ditempat yang paling Mulia. Jadi Dia mengulurkan tangan untuk menyambutnya. Dia rela berkubang dijalan lumpur untuk membuat banyak wanita menderita sampai mandul karena kelakuan suaminya. Dia tidak mau keturunannya harus bersaing memperebutkan tahta. Jadi Dia rela melakukan pekerjaan kotor sebagai Ibu demi putranya. Tak disangka Putra yang sangat di lindunginya tumbuh menjadi tidak berguna, jadi permaisuri merasa kalau usahanya hanya sia-sia belaka. Dia merawat anaknya seperti tanaman berharga sementara yang lainnya hanya rumput yang seperti hama, jadi Dia sudah mencabutnya sampai akar agar tidak menganggu tanamannya yang berharga.Meski tidak akur, tapi Raja juga menyukai istrinya yang kejam dan bertindak dengan caranya. Kalau istrinya tidak kejam, mungkin sudah puluhan anak lahir dari rahim banyak wanita. Jadi Raja masi
Setelah kunjungan suaminya yang sekaligus adalah Raja negeri ini. Permaisuri tampak sangat marah."Argh... Bajingan... Sialan..." Dia berteriak penuh dengan emosi. Dia juga membanting segala sesuatu yang ada di meja yang ada didepannya. Cangkir teh terlempar dengan tidak beraturan, lalu membentuk dinding dan jatuh ke lantai dengan kondisi yang hancur berantakan. Kamarnya penuh dengan baling berbahaya. Isna yang menekan emosi di depan suaminya itu kini benas mengekspresikan dan mengeluarkannya. Suaminya yang kejam terhadapnya dan anaknya yang sampah. Hidup sebagai wanita no 1 di Kerajaan ini malah membuatnya tertekan dan tidak bahagia. Tapi ini dulu adalah pilihannya jadi Dia ingin membereskan semua masalah yang menghalanginya. Hari ini Dia harus benar benar membuat anaknya sadar diri dengan posisinya. Sampah itu harus sadar bahwa lahir dari seorang Raja dan Permaisuri saja tidak akan cukup untuk memimpin negeri ini. Perlu usaha dan kerja keras juga, utamanya otak yang cerdas sehingga
Tepat setelah Isna memilih potret calon mempelai anaknya. Dia menghampiri anaknya lagi di kediamannya. Anaknya Ricardo masih saja tidur meskipun matahari sudah naik. Isna sidah kehabisan energi untuk marah. Jadi Dia hanya menginstruksikan dayang di kediaman anaknya untuk membangunkannya. Semua dayang di istana Putra Mahkota tahu betul bagaimana sifatnya. Mereka tidak ada yang berani membangunkan nya karena dia pasti akan mengamuk dan menyiksa orang yang sudah menganggu waktu istirahatnya. "Permisi Yang Mulia... Yang Mulia... Yang Mulia..." Karena sudah dipanggil tiga kali dan tidak ada harapan untuk bangun. Pelayan itu menepuk kaki Ricardo dengan ringan dan pelan sambil masih memanggil namanya. "Yang Mulia..." Dia menepuk kaki Putra Mahkota berkali-kali kali, keringat dingin sudah menetes di dahinya. Nyawanya ada di ujung tanduk. Isna yang tidak sabar menerobos masuk kamar anaknya. dan duduk di samping kursi anaknya. Dia menyaksikan bagaimana pelayan itu membangunkan anaknya yang sud
Joland pergi ke kantornya dengan segera setelah pembicaraan dengan istrinya. Dia tak lagi muda dan butuh penerus. Citranya yang dulu selalu memenangkan peperangan kini telah bergeser dan sekarang dimiliki oleh keluarga Duke Lexid, bahkan anaknya yang seumuran dengan anak Joland juga berprestasi dan menjadi pahlawan perang seperti Ayahnya. Joland kini sudah seperti macan ompong yang kehilangan taringnya dan cakarnya. Semakin lama keluarga Duke Lexid bahkan semakin berjaya, kekayaan dan kekuatannya melebihi keluarga Kerajaan. Hal ini membuat Joland sedikit tertekan.Dia memikirkan cara untuk membuat keluarga Duke Lexid harus ada dibawahnya karena bagaimana pun otoritasnya sebagai raja masih berlaku dan sebelum Duke Lexid bisa menggulingkannya, Jolan harus segera melucuti taring dan cakar Duke Lexid. "Kalau saja anakku lebih berguna!" kata Joland mengeluh. Anaknya sejak kecil sudah diajarkan ilmu berpedang dan bela diri, tapi Ricardo tak menunjukkan bakatnya dan malah terlihat payah. Ja
Ricardo sangat frustasi karena terkena amarah Ibunya. Saat emosi begini biasanya dia akan mencurahkan hasratnya kepada para perempuan. Dia suka menyiksa perempuan dan menangis dibawahnya. Semakin perempuan menjerit dan memohon kepadanya semakin kesenangannya meningkat. Dulu tidak begini, dia lebih suka membuat puisi yang indah tapi semenjak Ayahnya memukulinya hingga babak belur dengan tangannya sendiri karena puisinya yang bagus dengan nama anonim. Dia juga pernah menulis diam-diam, tapi kumpulan puisinya ditemukan oleh dayang yang jadi mata-mata Ayahnya sehingga, Joland sang Raja menghukum Ricardo di penjara bawah tanah. Perlakukan yang kejam itu membuat Ricardo menyerah dan mengganti hobinya dengan bersenggama dengan para pelacur. Anehnya, hobi memalukan itu tak oernah mendapat teguran orang tuanya, bahkan mereka tak pernah mengurungnya ke penjara bawah tanah karena pergi ke tempat prostitusi setiap hari.Ricardo melampiaskan emosinya dengan bercinta secara brutal dan menjadi gila.