Lesha dilamar Raja di Perayaan Pendirian Negara untuk dijadikan istri dari anaknya atau dengan kata lain, Putri Mahkota! Semua mungkin merasa iri, tapi tidak dengan Lesha. Putra Mahkota Ricardo terkenal sampah nasional yang tidak bisa didaur ulang. Hanya saja, jika Lesha menolak, dia akan dianggap menghina keluarga Kerajaan dan keluarganya akan dihukum. Lantas, bagaimana upaya Lesha untuk bisa lepas dari Putra Mahkota itu? Akankah dia berhasil?
Voir plus"Putri Lesha, bersediakah kau untuk menjadi tunangan Putra Mahkota?"
"....."Suasana ballroom seketika menjadi sangat hening.'Apa-apaan ini?' batin Lesha panik.Setelah ucapan Sang Raja, semua orang tentu saja langsung memandang Lesha, hingga membuatnya tidak nyaman.
Lesha melirik ke arah Ayahnya yang sama terkejutnya dengan dia.Ayahnya adalah satu-satunya Duke yang paling bersinar di Kerajaan Mulk ini. Kekayaan dan kekuatan, semuanya ada di genggamannya.'Sial...sial...sial...' gumam Lesha seorang diri.Kepalanya masih menunduk karena dia tadi hanya berniat menyapa Yang Mulia Raja lalu pergi ke teras agar tak diganggu siapapun.Ternyata, sapaan Lesha sudah ditunggu Raja Joland.Sang Raja tentu saja tersenyum puas duduk di kursinya bersama dengan permaisuri. Matanya berkilat sangat licik.
Lesha dilamar Raja di Ball perjamuan perayaan pendirian negara untuk dijadikan Putri Mahkota Anaknya.
Kalau dalam cerita, semua orang ingin duduk di kursi yang agung di Kerajaan, tetapi anak para bangsawan justru menghindarinya. Mereka akan lebih memilih menjadi istri Baron, bangsawan paling rendah dari pada harus duduk di kursi paling agung tersebut.
Putra Mahkota Ricardo, sampah nasional yang tidak bisa didaur ulang. Kelakukannya buruk, sangat buruk. Nilainya 0 di mata masyarakat. Hanya karena dia adalah anak Raja dan Permaisuri, dia bisa duduk di singgasana emas itu.
Lesha masih panik harus berkata apa tapi waktu juga terus berjalan sehingga dia harus memikirkan sesuatu untuk dikatakan.
Kalau menolak, dia akan dianggap menghina keluarga Kerajaan di hadapan para bangsawan dan tidak hanya Dia yang akan dihukum, melainkan semua anggota keluarganya juga akan terkena hukuman. Kalau menerima pun nasibnya tak kalah buruk. Situasi ini sangat sulit. Hari ini Dia menyesal karena sudah pergi ke Ball perjamuan istana.
"Terimakasih atas lamarannya Baginda, sungguh anugerah yang tak terhingga bisa disandingkan dengan matahari kecil Kerajaan!" Lesha tersenyum anggun, dia pasrah kali ini.
Lesha juga yakin sepulang dari istana keluarganya akan mengutuk keluarga Kerajaan yang sudah sewenang-wenang.
'Apa Ayahku akan melakukan pemberontakan?' Lesha memikirkan Ayahnya.
Mukanya sudah merah padam karena menahan amarah. Kakak laki-laki Lesha juga sudah menatap tajam berniat membunuh. Situasi semakin buruk saja.
"Ahahaha... sungguh anugerah bisa memiliki menantu dari keluarga Duke Lexid," Sang Raja tertawa bangga. Perkataannya itu tentu memiliki maksud terselubung. Dia berniat menekan keluarga yang kekuatan dan kekayaannya ada diatas Kerajaan. Lesha hanya seorang sandera saja dan celakanya anaknya tak kalah busuk.
Raja Joland kini memandang Duke Gerard Lexid, Gerard tentu saja langsung menundukkan kepalanya dan berkata, "Terimakasih atas pujiannya baginda, anak saya yang baru dewasa ini akan belajar menjadi panutan untuk rakyat Kerajaan," suaranya bergetar. Sebisa mungkin berkata halus, jadi dengan segala cara dia menekan emosinya. Putrinya, anak yang dia sayangi sepenuh hati dirampas oleh keluarga Kerajaan yang seperti sampah. Tentu saja dia tidak terima.
Tak kalah dengan emosi Ayahnya, Felix Lexid juga mengepalkan tangannya. Keluarga Kerajaan sudah menyenggol dua singa dengan mencoba memiliki anak singa ke dekapannya. Atas dasar keberanian apa mereka berani bertindak demikian.
Lesha sudah menyangka kalau kakaknya juga pasti tak kalah emosinya. Jadi Lesha yakin kalau ini bukan pertarungannya saja, melainkan pertarungan keluarganya. Karena itu dia tersenyum dengan tenang pada akhirnya.
Putra Mahkota Ricardo tersenyum penuh dengan kemenangan. Dia tahu dia brengsek, tapi bahkan orang brengsek seperti dirinya bisa mendapatkan seorang putri cantik seperti Lesha, Putri keturunan dari Lexid. Ricardo juga pasti senang kalau kekayaan dan kekuatan itu bisa mendukungnya. Keluarga Duke hanya tumbal untuk menutupi kebobrokannya. Keluarga Pahlawan itu akan dijadikan tameng, kalau-kalau namanya jelek di masyarakat. Dia melihat Lesha dengan tatapan cabul. Memindai tubuhnya dari atas sampai bawah, sampai-sampai Lesha merasa kalau Dia sedang ditelanjangi.
Terlepas dari itu semua, bisik-bisik para bangsawan sangat ramai. Keputusan Raja menuai pro dan kontra.
"Ini tidak benar, bagaimana mungkin Putri Lesha yang sangat mulia disandingkan dengan Putra Mahkota Ricardo!"
"Sst.... kau akan dipenggal karena menghina keluarga Kerajaan!"
"Cih..." Bisik-bisik terus berlanjut.
"Karena hari ini aku sangat berbahagia, kita akan merayakan ini sampai seminggu kedepan!" Raja kemudian mengangkat gelas berisi anggur tersebut keatas. Para bangsawan pun mengikuti sang Raja dengan mengangkat gelasnya ke atas.
Pesta selama seminggu hanya akan mengeluarkan banyak dana, tapi Raja tidak perduli karena keluarganya baru saja menemukan tambang berlian merah muda. Tambang itu sebetulnya ada di wilayah Count Sota, tapi pajak pengelola wilayah untuk keluarga Kerajaan sangat besar sehingga dengan begitu pemasukan Kerajaan bisa berjalan lancar.
Raja yang tidak handal dalam pemerintahan dan hanya mengandalkan garis keturunan dalam memimpin negeri ini. Kalau bukan berkat para bangsawan yang bekerja keras, negara itu pasti sudah runtuh.
'Ya, aku akan menerimanya lalu membuat Putra Mahkota ingin putus denganku! ah tidak...tidak, aku akan membuatnya menderita sampai-sampai dia ingin menghilang dari dunia ini!'
Lalu dimulailah upaya Lesha untuk bisa lepas dari Putra Mahkota yang sampah itu.....
Tapi, apakah dia bisa?Rubia dan Isabella cukup kaget setelah tahu pelabuhan hari ini begitu ketat. Pemeriksaan dilakukan dan prajurit Kerajaan Mormon terlihat lebih banyak. "Tuan Putri..." Bisik Rubia, "Ada yang tidak beres." Isabella mengangguk setuju. "Pasti sedang terjadi sesuatu!" Balas Isabella. Kali ini Rubia yang mengangguk. "Kita harus bagaimana?" "Bagaimana lagi..." Pertama mereka akan menjual kuda mereka. Tidak dibutuhkan kuda mahal seperti ini. Uangnya bisa digunakan untuk keperluan lain juga, mengingat mereka telah kehabisan bekal uang juga. Kemudian setelah sampai di Negara lain, mereka bisa membeli kuda yang lebih murah. Masalahnya adalah, sulit menemukan pembeli dengan kondisi keadaan terburu-buru. Yang ada malah, mereka tidak akan mendapatkan harga yang bagus. Sulit bagi Isabella untuk melepas Max, kudanya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan mendesak. "Tuan Putri pasti berada disini." Wakil kapten menyakinkan Kaptennya. Metty juga setuju akan hal itu. Mereka juga melakukan
Setelah selesai membereskan semua preman itu, Felix kembali menghampiri dua wanita itu. "Terimakasih Tuan, saya berhutang budi pada anda." "Perjalanan seringkali menghadapi marabahaya, tidak dibekali ilmu beladiri, maka harus pandai menilai situasi. Perbuatan kalian di kedai tadi sangat berbahaya. Kedepannya akan banyak bahaya juga. Harap berhati-hati." Isabella tersentuh dengan kata-katanya. "Perbuatan baik dan perkataan baik mudah di ingat. Terimakasih banyak." Isabella kemudian menyerahkan jepit rambut kesayangan nya. "Nona itu..." Rubia hendak protes tapi langsung ditangkis perkataan nya. "Tidak apa-apa, ini hanya sebuah jepit. Kalau dia memang ditakdirkan jadi milikku. Maka dia akan kembali lagi nanti." "Hanya menawarkan bantuan. Tidak menerima imbalan." Kata Felix. Dia sudah kaya, tidak lagi membutuhkan harta. "Harap diterima Tuan. Ini adalah ucapan terimakasih ku." Karena tidak enak menolak. Akhirnya Felix menerima saja. "Terimakasih kalau begitu." Dan mereka pun
Detak jantung Isabella telah berpacu sedemikian rupa. Jarak mereka berpisah hanya beberapa waktu, tidak mungkin dia sudah bisa pergi sangat jauh. "Kumohon... Tuan... dimana anda?" Isabella bergumam was-was sambil terus menarik tali kekang kudanya untuk terus melaju. Para pengejar itu juga menggunakan kuda. Tapi kuda mereka tidak sebanding dengan kuda milik Isabella dan Rubia. Kuda kerjaan itu sudah terlatih untuk ke Medan perang dan Kerajaan Romton dikenal sebagai pengendali kuda. Seperti sebuah keberuntungan, Isabella melihat ke arah depan, lelaki itu memacu kudanya dengan sangat kencang. Seperti sedang dikejar dan terburu-buru. Felix yang mengendarai kuda kudanya kini hanya bisa tersenyum. Dia jelas bisa mendengar suara banyak kuda yang berlari dibelakang nya. Kalau tidak salah menebak pasti dua Nona itu yang dikejar. "Rasakan sendiri!" Felix menambah kecepatan kudanya. "Sialan!" Umpat Isabella, dia melihat dengan jelas bahwa Tuan pengelana itu menambah kecepatan kudanya.
Mungkin Isabella dan Rubia beruntung, karena dibantu oleh seorang lelaki gagah dan kekar, membuat pemilik penginapan tidak berkutik. Selesai merebut barang barang itu, Rubia dan Isabella langsung mau pergi. Dia tidak tahu bahwa kehidupan di masyarakat bisa begitu licik. Cuih ... Rubia ingin sekali meludahi penginapan tersebut. Kasur keras dan makanan tidak enak. Belum lagi tipu muslihat mereka. Beruntung mereka hidup di Kerajaan Mormon. Coba saja mereka hidup di Romton. Habis sudah mereka digorok olehnya. Rubia, meski sebagai perempuan dia belajar juga bertempur. Sebagai pelayan pribadi Tuan Putri, kalau mengahadapi bahaya, dia juga harus bisa menyelamatkan Tuan Putri. Kuda mereka juga sudah selesai beristirahat, kini saatnya mereka melanjutkan perjalanan. Rubia merasa aneh. "Nona... kenapa lelaki itu membuntuti kita?" Isabella menengok ke belakang. Benar juga perkataan Rubia. Isabella mengentikan kudanya dan langsung menghampiri lelaki yang tadi membantunya. "Berpura-pura
Karena tempat itu adalah satu satunya penginapan di kota tersebut, Rubia dan Isabella terpaksa harus menginap disana. Awalnya Isabella tidak masalah kalau harus dipanggil Nona. Tapi demi keamanan, sepertinya mereka berdua sepakat untuk menyamar menjadi seorang laki laki. Isa dan Rub, nama samar yang seperti laki laki. Ditempat asing, para pengelana selalu menjadi sasaran empuk di peras. Tak jarang mereka dirampok, dibegal dan lain sebagainya. Kalau mereka masih mempertahankan identitas mereka sebagai perempuan, mungkin bukan hanya perampokan tapi juga pemerkosaan. Keamanan harus jadi yang utama saat ini. Ketika hendak pergi ke kamar penginapan dilantai dua, Isabella yang fokus melihat lantai kayu yang berderit setiap mereka lewat tak sengaja menabrak seseorang. "Aduh..." Katanya pelan. Orang itu adalah seorang laki laki dengan tinggi 190 cm, bahunya lebar dan badannya sangat keras. Mungkin sering berlatih otot. "Anda tidak apa apa?" Tanya orang tersebut. Meski ini salah Isab
Setelah mendengar berita di kedai dia makan, Felix tidak terlalu memikirkan nya. Yah, dia sendiri sudah berpikiran bahwa pernikahan nya memang bukan karena cinta. Jadi selebihnya hanya sebuah penyesuaian saja. Sebagai Putri Kerajaan yang mungkin saja dia dimanja, setidaknya dia tidak akan mempermalukan dirinya kan. Para bangsawan itu seperti itu. Mereka pandai memakai topeng untuk menutupi kedok brengseknya. Masih di Kerajaan Mormon, Felix melanjutkan perjalanan nya kembali. Jujur saja, wanita di negeri Mormon itu cantik cantik. Makanya banyak dari mereka yang dinikahi oleh para petinggi kerajaan-kerajaan lain. Itu membuat Kerajaan ini aman dari serangan dan ancaman. Pondasi aliansi mereka kokoh. Para wanita disini memang diajari trik manipulasi dan mengontrol laki laki. Sungguh menyeramkan. Berbeda dengan kerajaan Romton. Dimana wanita kadang hanya sebagai budak nafsu belaka. Menuju senja dia mampir disebuah kedai di kota kecil. Perjalanannya masih akan memakan sehari semalam lag
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Commentaires