Share

2. Bunga Kerajaan

Kalau ada bunga yang cantik dan akan mekar, pasti kumbang-kumbang akan datang beramai-ramai. Tapi, kalau bunga itu dijaga dengan ketat dan tidak ada celah, maka kumbang pun tidak akan ada yang mendekat. Itu hanya kata ganti dari seorang perempuan cantik yang baru saja memasuki usia dewasanya. Dia adalah Lesha Lexid, Putri satu-satunya Duke Gerard Lexid dan adik satu-satunya Felix Lexid, sang ksatria pahlawan Kerajaan. Dia sangat cantik dan bersinar seolah semua sinar matahari menyerap ke tubuhnya. Sebagai seorang anak Duke satu-satunya dia tumbuh dimanja dan disayang oleh Ayah dan Kakaknya. Ibunya sudah lama mati karena sakit. Jadi ketiganya hidup rukun tanpa sang Ibu.

Semua hal terbaik diberikan kepada Lesha, perhiasan dan pemata terbaik, gaun terbaik, dan guru-guru terbaik. Jadi meskipun dimanja, Lesha juga sangat berpendidikan. Ayahnya sangat protektif juga kakaknya. Mereka semua sangat menyayanginya. Jadi meskipun Lesha sudah dewasa, dia belum punya tunangan. Itu semua terjadi karena menurut Ayah dan kakak laki-lakinya, belum ada laki-laki yang memenuhi standar dan kriteria mereka.

1. Mereka harus tampan, Putri mereka saja secantik peri salju mana mungkin harus mendapatkan pendamping hidup buruk rupa. Jadi syarat itu mutlak.

2. Mereka juga harus kaya, persetan kalau mereka dibilang materialistik, faktanya kebutuhan hidup selalu membutuhkan uang yang melimpah dan untuk menghidupi Putri yang seperti Peri Salju itu pasti membutuhkan banyak biaya untuk membeli gaun yang cantik, perhiasan dan permata yang paling bersinar. Semuanya butuh uang.

3. Dia harus kuat, untuk bisa melindungi peri salju, tentu saja dia harus memiliki kekuatan ekstra. Bahkan Felix bersumpah kalau laki-laki yang memenangkan adiknya harus bisa mengalahkan dia terlebih dahulu. Sang Dewa Perang.

4. Dari keluarga baik-baik. Demi apapun, reputasi dijaman ini sangat dibutuhkan, Ayah dan Kakaknya tidak mau kalau adiknya harus jatuh ke keluarga berantakan dan carut marut.

5. Anak tunggal, banyak syarat yang disiapkan Ayah dan kakak laki-lakinya salah satunya dia harus anak tunggal. Mereka juga tidak mau kalau peri salju itu harus terseret perseteruan warisan yang tidak perlu. Meskipun keluarga Duke Lexid kaya raya, tapi sebagai pihak mempelai yang punya saingan warisan akan sangat merugikan Lesha.

6. Dia harus pintar, banyak lelaki tampan tapi dia bodoh. Peri Salju kebanggaan Lexid harus bertanding dengan laki-laki sempurna. Baik fitur wajah, kekayaan dan kepintaran.

7. Kalau semua syarat itu terpenuhi, mereka juga harus mendapatkan restu semua penghuni kediaman Lexid termasuk para ksatrianya.

Jadi sepertinya, impian untuk mendapatkan pasangan itu terdengar mustahil bagi Lesha. Karena laki-laki itu bisa dipastikan tidak ada di Kerajaan Mulk dan bahkan si Kerajaan lainnya juga. Mana ada laki-laki sempurna yang seperti itu. Bahkan Kakaknya yang tampan dan kuat saja otaknya sedikit bodoh bila berurusan dengan matematika. Dia juga lelaki yang tidak peka sehingga sering membuat Lesha jengkel.

Lesha hanya tertawa saat kakak dan Ayahnya berdebat mengenai kriteria calon mempelai adiknya.

Tak hanya disayanhi oleh keluarganya, Lesha juga kebanggaan Duchy Lexid, dia disayang oleh semua karyawan, para ksatria dan seluruh rakyat Duchy. Dia anak yang baik dengan senyum cerah dan manis. Sikapnya hangat dan mempesona. Jadi wajar kalau semua orang memujanya. Setelah Dia dewasa dan menunjukkan wajahnya di perlaulan kelas atas, Dia juga dijuluki Bunga Kerajaan karena keluarga Kerajaan yang tidak punya anak perempuan. Lesha adalah kebanggaan semua orang di Kerajaan Mulk.

"Selamat pagi Ayah... Kakak...." Lesha tersenyum, dia datang terlambat di meja makannya.

"Ya ampun, peri salju Ayah..." Gerard tersenyum lebar. Sejak kematian istrinya 15 tahun yang lalu, Gerard yang berwajah muram kini selalu tertawa karena anaknya yang tumbuh semakin cantik dan cantik. dia juga mirip mendiang istrinya. Karena itu kerinduannya terobati.

"Hari ini peri salju kami cantik sekali!" kata Felix tak mau kalah. Dia juga tersenyum menyambut adiknya yang manis.

"Ahaha... Kakak juga selalu tampan setiap hari. Kakak Peri salju pasti punya banyak penggemar," goda Lesha kepada Kakaknya. Dua saudara ini memang punya wajah tampan dan ayu.

Felix hanya tersenyum lagi, memang benar kalau dia punya banyak penggemar, tapi dia juga sedingin es saat ada perempuan yang mendekatinya. Banyak surat yang selalu datang dan berakhir di pembakaran karena ulahnya. Bagi Felix, hanya mendiang Ibunya dan adiknya yang patut dia puja. Perempuan lain belum ada yang bisa menarik hatinya.

Mereka pun akhirnya memulai sarapan seperti biasa. Damai dan sejahtera.

"Bulan depan akan ada Ball perjamuan pendirian negara, undangan datang untuk menyertakan semua keluarga jadi sepertinya kita bertiga harus hadir," obrolah di tengah makan itu disampaikan oleh Gerard.

"Ya, kupikir aku sudah sampai dari peninjauan wilayah di Hutan Giberc," jawab Felix memberikan konfirmasinya

"Baik Ayah," Lesha menjawab sambil menyendok salah buah kesukaannya."Ayah sudah menyuruh Madam Lilian untuk datang siang ini Lesha," Gerard berkata demikian untuk menginstruksikan Lesha agar dirumah saja. Madam Lilian akan datang dengan keperluan membuatkan baju untuk Ball perjamuan.

"Ya Ayah, apa Ayah akan pulang terlambat nanti?"

"Ah...tidak-tidak, Ayah akan pulang saat makan malam nanti," Gerard tersenyum kembali, pun dengan Lesha. Felix tak banyak berkomentar, dia harus segera menyelesaikan sarapannya dan bergegas pergi untuk peninjauan wilayah di hutan Giberc. Sarapan itu damai dan kedamaian itu sudah berlangsung lama. Belum pernah ada guncangan di keluarga Duke Lexid sejauh ini. Sayangnya, kedamaian itu akan perak poranda sebentar lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status