Share

Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!
Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!
Penulis: Khorik Istiana

1. Prolog

"Putri Lesha, bersediakah kau untuk menjadi tunangan Putra Mahkota?"

"....."

Suasana ballroom seketika menjadi sangat hening.

'Apa-apaan ini?' batin Lesha panik.

Setelah ucapan Sang Raja, semua orang tentu saja langsung memandang Lesha, hingga membuatnya tidak nyaman.

Lesha melirik ke arah Ayahnya yang sama terkejutnya dengan dia.

Ayahnya adalah satu-satunya Duke yang paling bersinar di Kerajaan Mulk ini. Kekayaan dan kekuatan, semuanya ada di genggamannya.

'Sial...sial...sial...' gumam Lesha seorang diri.

Kepalanya masih menunduk karena dia tadi hanya berniat menyapa Yang Mulia Raja lalu pergi ke teras agar tak diganggu siapapun.

Ternyata, sapaan Lesha sudah ditunggu Raja Joland.

Sang Raja tentu saja tersenyum puas duduk di kursinya bersama dengan permaisuri. Matanya berkilat sangat licik.

Lesha dilamar Raja di Ball perjamuan perayaan pendirian negara untuk dijadikan Putri Mahkota Anaknya.

Kalau dalam cerita, semua orang ingin duduk di kursi yang agung di Kerajaan, tetapi anak para bangsawan justru menghindarinya. Mereka akan lebih memilih menjadi istri Baron, bangsawan paling rendah dari pada harus duduk di kursi paling agung tersebut.

Putra Mahkota Ricardo, sampah nasional yang tidak bisa didaur ulang. Kelakukannya buruk, sangat buruk. Nilainya 0 di mata masyarakat. Hanya karena dia adalah anak Raja dan Permaisuri, dia bisa duduk di singgasana emas itu.

Lesha masih panik harus berkata apa tapi waktu juga terus berjalan sehingga dia harus memikirkan sesuatu untuk dikatakan.

Kalau menolak, dia akan dianggap menghina keluarga Kerajaan di hadapan para bangsawan dan tidak hanya Dia yang akan dihukum, melainkan semua anggota keluarganya juga akan terkena hukuman. Kalau menerima pun nasibnya tak kalah buruk. Situasi ini sangat sulit. Hari ini Dia menyesal karena sudah pergi ke Ball perjamuan istana.

"Terimakasih atas lamarannya Baginda, sungguh anugerah yang tak terhingga bisa disandingkan dengan matahari kecil Kerajaan!" Lesha tersenyum anggun, dia pasrah kali ini.

Lesha juga yakin sepulang dari istana keluarganya akan mengutuk keluarga Kerajaan yang sudah sewenang-wenang.

'Apa Ayahku akan melakukan pemberontakan?' Lesha memikirkan Ayahnya.

Mukanya sudah merah padam karena menahan amarah. Kakak laki-laki Lesha juga sudah menatap tajam berniat membunuh. Situasi semakin buruk saja.

"Ahahaha... sungguh anugerah bisa memiliki menantu dari keluarga Duke Lexid," Sang Raja tertawa bangga. Perkataannya itu tentu memiliki maksud terselubung. Dia berniat menekan keluarga yang kekuatan dan kekayaannya ada diatas Kerajaan. Lesha hanya seorang sandera saja dan celakanya anaknya tak kalah busuk.

Raja Joland kini memandang Duke Gerard Lexid, Gerard tentu saja langsung menundukkan kepalanya dan berkata, "Terimakasih atas pujiannya baginda, anak saya yang baru dewasa ini akan belajar menjadi panutan untuk rakyat Kerajaan," suaranya bergetar. Sebisa mungkin berkata halus, jadi dengan segala cara dia menekan emosinya. Putrinya, anak yang dia sayangi sepenuh hati dirampas oleh keluarga Kerajaan yang seperti sampah. Tentu saja dia tidak terima.

Tak kalah dengan emosi Ayahnya, Felix Lexid juga mengepalkan tangannya. Keluarga Kerajaan sudah menyenggol dua singa dengan mencoba memiliki anak singa ke dekapannya. Atas dasar keberanian apa mereka berani bertindak demikian.

Lesha sudah menyangka kalau kakaknya juga pasti tak kalah emosinya. Jadi Lesha yakin kalau ini bukan pertarungannya saja, melainkan pertarungan keluarganya. Karena itu dia tersenyum dengan tenang pada akhirnya.

Putra Mahkota Ricardo tersenyum penuh dengan kemenangan. Dia tahu dia brengsek, tapi bahkan orang brengsek seperti dirinya bisa mendapatkan seorang putri cantik seperti Lesha, Putri keturunan dari Lexid. Ricardo juga pasti senang kalau kekayaan dan kekuatan itu bisa mendukungnya. Keluarga Duke hanya tumbal untuk menutupi kebobrokannya. Keluarga Pahlawan itu akan dijadikan tameng, kalau-kalau namanya jelek di masyarakat. Dia melihat Lesha dengan tatapan cabul. Memindai tubuhnya dari atas sampai bawah, sampai-sampai Lesha merasa kalau Dia sedang ditelanjangi.

Terlepas dari itu semua, bisik-bisik para bangsawan sangat ramai. Keputusan Raja menuai pro dan kontra.

"Ini tidak benar, bagaimana mungkin Putri Lesha yang sangat mulia disandingkan dengan Putra Mahkota Ricardo!"

"Sst.... kau akan dipenggal karena menghina keluarga Kerajaan!"

"Cih..." Bisik-bisik terus berlanjut.

"Karena hari ini aku sangat berbahagia, kita akan merayakan ini sampai seminggu kedepan!" Raja kemudian mengangkat gelas berisi anggur tersebut keatas. Para bangsawan pun mengikuti sang Raja dengan mengangkat gelasnya ke atas.

Pesta selama seminggu hanya akan mengeluarkan banyak dana, tapi Raja tidak perduli karena keluarganya baru saja menemukan tambang berlian merah muda. Tambang itu sebetulnya ada di wilayah Count Sota, tapi pajak pengelola wilayah untuk keluarga Kerajaan sangat besar sehingga dengan begitu pemasukan Kerajaan bisa berjalan lancar.

Raja yang tidak handal dalam pemerintahan dan hanya mengandalkan garis keturunan dalam memimpin negeri ini. Kalau bukan berkat para bangsawan yang bekerja keras, negara itu pasti sudah runtuh.

'Ya, aku akan menerimanya lalu membuat Putra Mahkota ingin putus denganku! ah tidak...tidak, aku akan membuatnya menderita sampai-sampai dia ingin menghilang dari dunia ini!'

Lalu dimulailah upaya Lesha untuk bisa lepas dari Putra Mahkota yang sampah itu.....

Tapi, apakah dia bisa?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status