Share

4. Keluarga Sampah

last update Last Updated: 2023-03-02 19:28:45

Permaisuri pergi ke istananya dengan wajah kesal. Anaknya sudah 22 tahun dan masih bertindak seperti sampah. Dia tahu kalau dia juga menikahi pria busuk tapi dia ada ditempat yang paling Mulia. Jadi Dia mengulurkan tangan untuk menyambutnya. Dia rela berkubang dijalan lumpur untuk membuat banyak wanita menderita sampai mandul karena kelakuan suaminya. Dia tidak mau keturunannya harus bersaing memperebutkan tahta. Jadi Dia rela melakukan pekerjaan kotor sebagai Ibu demi putranya. Tak disangka Putra yang sangat di lindunginya tumbuh menjadi tidak berguna, jadi permaisuri merasa kalau usahanya hanya sia-sia belaka. Dia merawat anaknya seperti tanaman berharga sementara yang lainnya hanya rumput yang seperti hama, jadi Dia sudah mencabutnya sampai akar agar tidak menganggu tanamannya yang berharga.

Meski tidak akur, tapi Raja juga menyukai istrinya yang kejam dan bertindak dengan caranya. Kalau istrinya tidak kejam, mungkin sudah puluhan anak lahir dari rahim banyak wanita. Jadi Raja masih saja bergumul dengan banyak wanita sementara Permaisuri akan membereskan para wanita Raja.

Sama seperti anaknya, Raja juga maniak seks sejak muda. Jadi ketika melihat anaknya yang sekarang, Raja seperti berkaca saat dia muda dulu. Jadi dia tidak melarang anaknya yang pergi setiap malam ke tempat prostitusi. Justru membereskan pelacur lebih mudah daripada membereskan wanita bangsawan. Pelacur adalah wanita yang tidak berharga sama sekali jadi kalaupun ada insiden yang tak di inginkannya. Mereka hanya harus dibunuh dengan diam.

Raja hanya membandingkan masa mudanya dulu dengan anaknya yang sekarang. Bedanya, dulu dia masih mengimbanginya dengan pergi ke medan perang Jadi prestasinya di imbangi dengan kelakuan bobroknya. Tidak seperti anaknya yang mengerti kesenangan belaka, dia tidak pernah berjalan ke tempat yang harus merangkak dengan susah. Dia terlahir dengan sendok emas di tangannya. Kerajaan juga masa berjayanya. Pun kalau ada perang sekarang banyak bangsawan yang bisa dilemparkan dan bisa diandalkan. Jadi anaknya Sang Putra Mahkota benar-benar hanya tahu cara bersenang-senang dan cara menghamburkan uang saja.

Seorang datang menghampiri Isna sang Permaisuri, dia memberitahukan bahwa Sang Raja datang untuk menemuinya.

"Ya persilakan dia masuk," jawabnya.

Permaisuri mengatur nafasnya, dia tidak mau amarahnya terlihat di depan suaminya. Dia selalu menjaga martabatnya.

"Salam kepada Matahari Kerajaan, semoga sinar terang terus menyertai jalan Yang Mulia," Isna menyapa formal.

"Duduklah Permaisui, ada yang ingin aku bicarakan!"

Mengetahui bahwa Raja datang ke kediamannya secara langsung pasti ada sesuatu yang penting.

"Ya."

"Ini mengenai Putra Mahkota."

'Ah anakku yang berharga tapi tidak berguna,' gumam Isna sendiri.

"Sudah saatnya dia berhenti mengunjungi prostitusi, belakangan ini rumor buruk terus menyertainya dan itu tidak baik untuk kedepannya! sebagai seorang Putra Mahkota yang akan memimpin suatu negara dia sudah seharusnya bertindak bajik dan bijak, menjadi panutan rakyat," nadanya tegas dalam menceramahi istrinya.

'Harusnya kau mengatakan itu langsung pada keturunanmu! menurutmu sifat siapa yang dia tiru untuk bergumul dan berguling dengan banyak pelacur!' Isna ingin marah tapi hanya disimpannya saja dalam hati.

"Saya pikir juga begitu Baginda," Isna tersenyum dengan manis. Dia harus menutupi emosinya di depan sang suami.

"Kita harus menikahkannya!" kata sang Raja dengan percaya diri.

'Anak mana yang mau menikah dengan anakku,' memikirkannya saja membuat Isna pusing. Dia sendiri mengakui kalau anaknya sangat buruk dan bajingan.

"Bulan depan di pendirian negara, aku akan menyuruhnya untuk memilih calon mempelai,"

Isna pasti melupakan statusnya sebagai seorang Permaisuri. Dia bisa dengan mudah membuat anak bangsawan untuk menikah dengan anaknya. Meskipun Dia pasti akan merasa kasian. Selama ini dia tak menggunakan wewenangnya karena dia sendiri harus memilih calon yang bisa membantu anaknya dalam menjalankan negara nantinya. Kalau anaknya yang memilih pasti perempuan itu hanya dipandang untuk memuaskan hasratnya saja. Dia tak mau salah pilih.

Isna yang banyak pikiran tak menyahut kata-kata Suaminya.

"Aku sudah menyebarkan undangan untuk membawa seluruh anggota keluarga bangsawan hadir. Termasuk mereka yang mengirim anaknya ke luar negeri,"

"....." tiba-tiba saja suaminy bertindak diluar pemikiran, dapat ide darimana dia? dan itu tanpa memberitahunya. Dia memberitahukannya hanya setelah semua itu terjadi.

"Saya akan menuruti perintah Baginda,"

Suaminya Joland, meskipun tak pandai dalam menjalankan pemerintahan, dia hanya tahu berperang jadi kekuatannya dalam segi fisik masih energik dan inilah yang membuat Isna takut dan selalu patuh atas perintah Suaminya.

"Saya harap Permaisuri juga bisa memberi tahu Putra Mahkota agar menjadi anak yang lebih baik lagi. Dia akan menjadi Raja yang tidak berguna jika kebiasaan buruknya terus dilanjutkan!"

Isna ingin tertawa mendengarnya. Sekarang Raja menyalahkannya karena Permaisuri dinilai tidak pecus mendidik anak. "Kalau saja Permaisuri tidak membunuh semua calon anakku pasti akan ada anak yang lebih berguna dan bijak yang akan menjadi penerusku!"

Jleb... kata-kata itu tertancap di dadanya. Sakit.

'Apakah dia mengharapkan anak dari para pelacur?'

Banyak pelacur yang ingin naik posisinya karena Raja suka memanggil wanita penghibur. Kalau mereka bisa melahirkan seorang Pangeran tentu mereka akan langsung dijadikan selir. Sebuah jabatan yang bisa menjadikannya yang tak terlalu bagus tapi juga banyak untungnya. Tapi sayangnya cita-cita pelacur itu sirna karena para perempuan yang keluar dari kamar Raja akan mengalami penderitaan setelahnya.

"Karena saat ini Dia satu-satunya anakku, maka semua hal akan aku lakukan untuk menjadikannya Raja di masa depan!" kata-kata terakhir Joland sebelum dia pamit terlihat seperti sebuah konfirmasi juga sebuah peringatan.

'Saat ini' kata-kata itu terus menggema dikepala Isna. Apakah dia berniat punya anaknya dari wanita lain?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   33. Putar otak

    Rubia dan Isabella cukup kaget setelah tahu pelabuhan hari ini begitu ketat. Pemeriksaan dilakukan dan prajurit Kerajaan Mormon terlihat lebih banyak. "Tuan Putri..." Bisik Rubia, "Ada yang tidak beres." Isabella mengangguk setuju. "Pasti sedang terjadi sesuatu!" Balas Isabella. Kali ini Rubia yang mengangguk. "Kita harus bagaimana?" "Bagaimana lagi..." Pertama mereka akan menjual kuda mereka. Tidak dibutuhkan kuda mahal seperti ini. Uangnya bisa digunakan untuk keperluan lain juga, mengingat mereka telah kehabisan bekal uang juga. Kemudian setelah sampai di Negara lain, mereka bisa membeli kuda yang lebih murah. Masalahnya adalah, sulit menemukan pembeli dengan kondisi keadaan terburu-buru. Yang ada malah, mereka tidak akan mendapatkan harga yang bagus. Sulit bagi Isabella untuk melepas Max, kudanya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan mendesak. "Tuan Putri pasti berada disini." Wakil kapten menyakinkan Kaptennya. Metty juga setuju akan hal itu. Mereka juga melakukan

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   32. Terimakasih

    Setelah selesai membereskan semua preman itu, Felix kembali menghampiri dua wanita itu. "Terimakasih Tuan, saya berhutang budi pada anda." "Perjalanan seringkali menghadapi marabahaya, tidak dibekali ilmu beladiri, maka harus pandai menilai situasi. Perbuatan kalian di kedai tadi sangat berbahaya. Kedepannya akan banyak bahaya juga. Harap berhati-hati." Isabella tersentuh dengan kata-katanya. "Perbuatan baik dan perkataan baik mudah di ingat. Terimakasih banyak." Isabella kemudian menyerahkan jepit rambut kesayangan nya. "Nona itu..." Rubia hendak protes tapi langsung ditangkis perkataan nya. "Tidak apa-apa, ini hanya sebuah jepit. Kalau dia memang ditakdirkan jadi milikku. Maka dia akan kembali lagi nanti." "Hanya menawarkan bantuan. Tidak menerima imbalan." Kata Felix. Dia sudah kaya, tidak lagi membutuhkan harta. "Harap diterima Tuan. Ini adalah ucapan terimakasih ku." Karena tidak enak menolak. Akhirnya Felix menerima saja. "Terimakasih kalau begitu." Dan mereka pun

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   31. Negoisasi

    Detak jantung Isabella telah berpacu sedemikian rupa. Jarak mereka berpisah hanya beberapa waktu, tidak mungkin dia sudah bisa pergi sangat jauh. "Kumohon... Tuan... dimana anda?" Isabella bergumam was-was sambil terus menarik tali kekang kudanya untuk terus melaju. Para pengejar itu juga menggunakan kuda. Tapi kuda mereka tidak sebanding dengan kuda milik Isabella dan Rubia. Kuda kerjaan itu sudah terlatih untuk ke Medan perang dan Kerajaan Romton dikenal sebagai pengendali kuda. Seperti sebuah keberuntungan, Isabella melihat ke arah depan, lelaki itu memacu kudanya dengan sangat kencang. Seperti sedang dikejar dan terburu-buru. Felix yang mengendarai kuda kudanya kini hanya bisa tersenyum. Dia jelas bisa mendengar suara banyak kuda yang berlari dibelakang nya. Kalau tidak salah menebak pasti dua Nona itu yang dikejar. "Rasakan sendiri!" Felix menambah kecepatan kudanya. "Sialan!" Umpat Isabella, dia melihat dengan jelas bahwa Tuan pengelana itu menambah kecepatan kudanya.

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   30. Bantuan

    Mungkin Isabella dan Rubia beruntung, karena dibantu oleh seorang lelaki gagah dan kekar, membuat pemilik penginapan tidak berkutik. Selesai merebut barang barang itu, Rubia dan Isabella langsung mau pergi. Dia tidak tahu bahwa kehidupan di masyarakat bisa begitu licik. Cuih ... Rubia ingin sekali meludahi penginapan tersebut. Kasur keras dan makanan tidak enak. Belum lagi tipu muslihat mereka. Beruntung mereka hidup di Kerajaan Mormon. Coba saja mereka hidup di Romton. Habis sudah mereka digorok olehnya. Rubia, meski sebagai perempuan dia belajar juga bertempur. Sebagai pelayan pribadi Tuan Putri, kalau mengahadapi bahaya, dia juga harus bisa menyelamatkan Tuan Putri. Kuda mereka juga sudah selesai beristirahat, kini saatnya mereka melanjutkan perjalanan. Rubia merasa aneh. "Nona... kenapa lelaki itu membuntuti kita?" Isabella menengok ke belakang. Benar juga perkataan Rubia. Isabella mengentikan kudanya dan langsung menghampiri lelaki yang tadi membantunya. "Berpura-pura

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!    29. Jalinan Takdir

    Karena tempat itu adalah satu satunya penginapan di kota tersebut, Rubia dan Isabella terpaksa harus menginap disana. Awalnya Isabella tidak masalah kalau harus dipanggil Nona. Tapi demi keamanan, sepertinya mereka berdua sepakat untuk menyamar menjadi seorang laki laki. Isa dan Rub, nama samar yang seperti laki laki. Ditempat asing, para pengelana selalu menjadi sasaran empuk di peras. Tak jarang mereka dirampok, dibegal dan lain sebagainya. Kalau mereka masih mempertahankan identitas mereka sebagai perempuan, mungkin bukan hanya perampokan tapi juga pemerkosaan. Keamanan harus jadi yang utama saat ini. Ketika hendak pergi ke kamar penginapan dilantai dua, Isabella yang fokus melihat lantai kayu yang berderit setiap mereka lewat tak sengaja menabrak seseorang. "Aduh..." Katanya pelan. Orang itu adalah seorang laki laki dengan tinggi 190 cm, bahunya lebar dan badannya sangat keras. Mungkin sering berlatih otot. "Anda tidak apa apa?" Tanya orang tersebut. Meski ini salah Isab

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   28. Mungkin saja takdir

    Setelah mendengar berita di kedai dia makan, Felix tidak terlalu memikirkan nya. Yah, dia sendiri sudah berpikiran bahwa pernikahan nya memang bukan karena cinta. Jadi selebihnya hanya sebuah penyesuaian saja. Sebagai Putri Kerajaan yang mungkin saja dia dimanja, setidaknya dia tidak akan mempermalukan dirinya kan. Para bangsawan itu seperti itu. Mereka pandai memakai topeng untuk menutupi kedok brengseknya. Masih di Kerajaan Mormon, Felix melanjutkan perjalanan nya kembali. Jujur saja, wanita di negeri Mormon itu cantik cantik. Makanya banyak dari mereka yang dinikahi oleh para petinggi kerajaan-kerajaan lain. Itu membuat Kerajaan ini aman dari serangan dan ancaman. Pondasi aliansi mereka kokoh. Para wanita disini memang diajari trik manipulasi dan mengontrol laki laki. Sungguh menyeramkan. Berbeda dengan kerajaan Romton. Dimana wanita kadang hanya sebagai budak nafsu belaka. Menuju senja dia mampir disebuah kedai di kota kecil. Perjalanannya masih akan memakan sehari semalam lag

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   27. Kerajaan Romton

    Karena harus bertanggungjawab dengan semua keputusan berangkatlah Felix menuju Kerajaan Romton. Ekspedisi nya berjalan diam diam saja. Karena berita aliansi pernikahan mereka harus rahasia. Kalau tidak keluarga Kerajaan pasti akan turun tangan dan ikut campur masalah pernikahan nya. Tali kekang itu harus mereka pegang, agar pergerakan keluarga Lexid dibatasi. Sungguh licik sekali. Felix berangkat sendiri, tadinya Lesha bersikeras ingin ikut, tapi Felix tidak memperbolehkan nya. Dengan berat hati Lesha menekuk bibir nya kecewa. Dengan mengendarai kuda nya, dia pergi meninggalkan kadipaten. *** Suasana nya cukup sepi tapi tegang. Isabella berhasil turun lewat tali yang sudah disiapkan oleh Rubia. Tak lupa dia juga memakai baju pelayan agar tidak ketahuan. Setelah berhasil turun dan berhasil menghindar dari tatapan para ksatria, Isabella segera meninggalkan istana menuju taman. Di taman ada sebuah pintu belakang yang tembus dengan istal kuda. Rencananya dia juga akan pergi denga

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   26. Rencana kabur

    Isabela sudah merencanakan dengan matang. Kemana dia akan pergi. Sebuah benua sebrang dengan segudang ilmu. Dia suka belajar dan kesetaraan, meskipun di negaranya perempuan hanya diajarkan cara untuk menyenangkan laki laki. Sungguh kuno dan terbelakang. Isabella tidak suka akan hal tersebut. Baginya, semua nya sama. Laki laki dan perempuan harus setara dalam hal pendidikan dan punya kesempatan yang sama dalam pekerjaan juga. Belum juga dia menggapai mimpinya, sudah mau dinikahkan juga dirinya. Isabela hanya berkeyakinan bahwa calonnya sama patriarki nya dengan laki laki di negerinya. Untuk apa jauh jauh ke negeri seberang kalau pemikirannya akan sama saja. Pembodohan! Itu adalah salah satu semboyan favorit nya. Memang belum kenal dan sudah menilai seenaknya tidaklah adil. Tapi feeling-nya berkata demikian. Jadi, kabur adalah solusinya. Putri Isabela sebenarnya tidak sendiri, dia dukung oleh Rubia, dayangnya. Rubia adalah anak pengasuhnya dan sekarang menjadi dayang pribadin

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   25 Tantangan

    Lesha pulang dengan wajah kesal. Tantangan itu akan dia terima dengan senang hati. Karena bukan hanya Ayahnya yang akan berjuang, ada kakak dan dirinya. Segala daya pasti akan diusahakan dengan maksimal. Sampai rumah Lesha cukup kaget, karena kakaknya dan Ayahnya terlihat sedang berdebat "Ada apa ini, Kakak... Ayah ..." "Lesha..." "Putri Ayah..." Usut punya usut, kakaknya yang gila itu ingin mengusulkan pernikahan dengan Kerajaan Romton. "Apa?" Lesha bahkan juga ikut kaget. Kakaknya itu tidak pernah terlibat skandal dengan perempuan. Juga dia populer dan digilai perempuan, perempuan akan antri untuk bisa berkencan dengannya. Tapi apa sekarang? Usulan pernikahan. "Kakak sudah tidak waras!" "Benar." Lexid langsung menyetujui pendapat anak perempuan nya."Kamu tahu kalau kita menjalin aliansi pernikahan dengan Kerajaan Romton, kita pasti di pihak yang menang."Secara militer mereka pasti akan mendapatkan dukungan."Kakak, pasti ada cara lain. Jangan mengorbankan dirimu untukku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status