/ Fantasi / Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra / Bab 3 : Akhir Pertempuran di Awal Takdir

공유

Bab 3 : Akhir Pertempuran di Awal Takdir

작가: Egga N. Cahyo
last update 최신 업데이트: 2023-07-07 16:05:53

"Rasakan ini, Lembu Swana!"

Naga Besukih juga melancarkan serangan tiba-tiba dari arah berlawanan, menyebabkan tubuh Lembu Swana terhuyung ke depan.

"Bangs*t! Berani-beraninya kalian mengeroyokku!" umpat Lembu Swana seraya memberikan serangan balasan kepada mereka berdua.

Sinar berwarna warni yang berasal dari energi magis terlihat menghiasi langit kelabu malam itu, manifestasi kekuatan dari tiga sosok yang tengah bertarung sengit di atas langit itu, malah seolah seperti sebuah perayaan tahun baru yang penuh ledakan kembang api.

Serangan demi serangan saling mereka lontarkan, energi yang berbenturan membuat beberapa awan menghilang sehingga membuat beberapa lubang di langit. Hingga akhirnya salah satu serangan dahsyat dari Naga Besukih mengenai Lembu Swana dengan telak.

"Arghhhhh! Baj*ngan kalian! Hiyaaa!" teriak Lembu Swana penuh amarah karena merasa terpojok oleh dua sosok ini. Terlihat Lembu Swana sedang dalam posisi kuda-kuda ajian andalannya.

"Gawat! jangan sampai ia mengeluarkan ajian itu! Ayo serang bersama, Besukih!" raut wajah Sidhimantra berubah semakin serius dan terlihat sedikit cemas.

"Aku tau! tak perlu kau memerintahku!" sahut Naga Besukih sedikit kesal karena merasa di perintah oleh Sidhimantra.

"Terima ini! Haaaaa!" teriak Lembu Swana seraya melemparkan pusaran energi raksasa berwarna ungu kehitaman ke arah mereka berdua.

Dengan segenap kemampuan, mereka berdua mengeluarkan kekuatan terbesarnya untuk melawan ajian pamungkas milik Lembu Swana yang bernama Kala Chakra. Ajian tingkat tinggi yang mampu menggetarkan bumi dan langit, serta memiliki daya hancur yang sangat besar.

Ledakan kekuatan dahsyat yang sedang beradu itu membuat langit tiba-tiba berlubang dan tanah bergetar hebat, dari bawah terdengar puluhan manusia tengah berlarian dan berteriak penuh kepanikan, "Gempa! Gempa bumi! Selamatkan diri kalian!"

"Haaahhh haaahhh" terdengar nafas Sidhimantra yang tersengal dan terengah-engah.

"Apa dia sudah tamat?" ucap Besukih seraya memicingkan mata ke arah kepulan asap yang membumbung bekas benturan energi dahsyat beberapa saat yang lalu.

Siyuttttt bzztttt dhuarrrrr!

"Arghhhhh!" teriak Sidhimantra tiba-tiba. Ia terkena serangan yang berasal dari balik asap tebal itu dan membuat tubuhnya terpental jauh.

"Sidhi!" teriak Besukih seraya melesat terbang menghampirinya.

"Hahaha, rasakan pembalasanku! kali ini aku mengaku kalah, itu juga karena kalian telah bersekongkol untuk mengalahkanku, tapi ingat! Aku tak akan menyerah untuk membuat perhitungan denganmu dan juga pemuda pemilik Cincin Rojomolo itu! Tunggu saja pembalasanku! Hahaha!" ucap Lembu Swana yang tiba-tiba menghilang di tengah retakan ruang diiringi tawanya yang terdengar bergema di penjuru langit.

"Kurang ajar kau, Lembu Swana! Sidhi! Apa kau tak apa?" umpat Besukih geram. Ia tak serta merta mengejar Lembu Swana yang telah melarikan diri, ia malah lebih mengawatirkan keselamatan Sidhimantra yang tengah terkapar tak berdaya.

"Urghhh, aku sudah mencapai batasku, aku juga merasa umurku tak lama lagi, Besukih," ucap Sidhimantra lirih.

"Jangan kau berkata seperti itu, Sidhi! Kau harus tetap hidup!" bantah Besukih seraya mengguncangkan tubuh Sidhimantra dengan kuat.

"Haha, terima kasih kau telah mengkhawatirkanku, Besukih, aku sudah tak kuat lagi, uhukkk!" terdengar suara Sidhi semakin lirih.

Besukih menelentangkan tubuh Sidhimantra di depannya, lalu ia duduk bersila, "Aku punya cara agar bisa menunda kematianmu, Sidhi. Aku melakukan ini juga sebagai balas budiku kepadamu!"

Naga Besukih menutupi matanya seraya memegang dahi Sidhimantra yang tengah sekarat itu. Dengan hembusan nafas dari mulutnya, ia merubah tubuh Sidhimantra menjadi sebuah buku tebal seperti kitab.

"Kau tunggu sampai saat kebangkitanmu tiba, Sidhi! kitab ini akan mencari tuannya sendiri, dan saat pemilik kitab ini sudah cukup kuat, maka kau akan segera bisa di bangkitkan dari tidur panjangmu," pesan Naga Besukih seraya melempar kitab berwarna jingga itu ke udara, dan dengan ajaib kitab itu langsung terbang melesat tak tahu kemana.

"Aku harap kau bersabar menunggu sampai saat itu tiba, Sidhi."

Besukih kembali berubah ke wujud naga dan menghilang di tengah-tengah awan petir yang kelabu.

"Bersabarlah, Sidhi!"

******

PARADE 1000 JIN : KITAB SIDHIMANTRA

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
iman sahdiwan
menarik juga...lanjut thor
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 24 : Resi Agung Wisesa

    Kehadiran sosok Resi Wisesa membuat mereka sejenak bisa bernafas lega, kebuntuan yang terjadi beberapa saat yang lalu kini telah menemukan titik terang. Arya yang sebelumnya sedang dalam kondisi kritis, kini sudah mulai kembali normal. "Urghhhh!" tiba-tiba Arya merintih sembari berusaha menggerakkan anggota tubuhnya. "Arya!" teriak Prameswari dengan raut wajah bahagia karena adiknya telah sadar dari pingsannya. "Kau sudah sadar, Le?" tanya Nyai Pitaloka. Arya berusaha bangkit kembali dari posisinya. Seakan merasakan dejavu, kini ia kembali dikerubungi oleh banyak orang seperti beberapa saat yang lalu. Namun kali ini ia melihat sosok asing berada di tengah-tengah mereka. "Kenapa kau menatapku seperti itu, Nak? Aku bukanlah orang jahat! ahahaha," gelak tawa resi Wisesa pecah saat melihat wajah lucu Arya yang sedang kebingungan. Arya mengernyitkan dahi, "Emang aku bocah kek? Yah aku penasaran aja siapa kakek yang tiba-tiba ikut nimbrung ini," celetuknya sembari meregangkan otot-otot

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 23 : Aliran Cakra yang Berubah

    Arya sedang berusaha menahan tekanan energi yang disalurkan oleh kedua gurunya, namun kondisi tubuhnya kembali mengalami suatu masalah. Aliran energi spiritual di dalam tubuhnya mendadak berubah arus. "Arghhhhh! Hueekkkkk!" teriak Arya saat memuntahkan gumpalan darah yang telah membeku. Ia dalam kondisi memejamkan mata tetap fokus menerima energi spiritual yang bergejolak di sekujur tubuhnya. "Dhanu, gawat! aliran arus Cakra milik Arya berubah arah!" pekik Nyai Pitaloka ketika tersadar dengan alirann energi di tubuh muridnya itu. Argadhanu menjingkat terkejut setelah mendengar perkataan Nyai Pitaloka, "Astaga Nyai, hentikan dulu penyaluran energinya!" teriaknya cemas. "Tak bisa Dhanu, kalau kita hentikan, tubuh Arya akan mengalami kerusakan yang parah!" sahut nyai Pitaloka berusaha menstabilkan energinya. "Lantas bagaimana ini, Nyai!" Raut muka kebingungan tersirat di wajah Argadhanu. Saat mereka dalam kondisi krusial, tiba-tiba sekelabat bayangan putih melintas di tengah-tenga

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 22 : Munculnya sebuah Simbol

    Suasana dalam gua telah porak poranda akibat serangan membabi buta dari Arya yang sedang dikuasai Iblis. Batu-batu besar berserakan, dinding gua yang berlubang, serta dua sosok jin yang tengah pasrah menjemput ajalnya. Namun secercah harapan muncul di tengah peristiwa yang pelik ini. Argadhanu telah berhasil memunculkan ajian kuno penyegel iblis milik leluhurnya. Ajian itu bertujuan untuk menyegel kekuatan iblis yang sudah menguasai tubuh dan kesadaran Arya, muridnya itu. "Uwarghhhh! Kekuatan apa ini! Tubuhku rasanya mau hancur!" pekik Arya terus meronta ketika terpapar energi berwarna putih yang berasal dari lingkaran magis yang berpendar di bawah tubuhnya. Sejenak Argadhanu memejamkan mata, "Bethara Brahmadewa, tolong kami," gumamnya mengharap sebuah keajaiban terjadi saat ia berusaha menyegel kekuatan iblis pada diri muridnya itu. Swushhhhh... Dalam sekejap mata cahaya putih itu menutupi seluruh bagian tubuh Arya, sekilas terlihat beberapa rantai ghaib muncul dari balik cahaya

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 21 : Sisi Gelap Arya

    "Huahaha! Hahaha!" Dari dalam pusaran angin yang berputar disertai energi listrik yang terus saling menyambar, muncul sosok Arya yang sekarang benar-benar telah berubah dari bentuk fisik maupun kepribadian. Sosoknya kini terasa penuh dengan aura membunuh yang kuat. Arya telah berubah menjadi sosok setengah iblis, akibat dari penyatuan secara paksa dua jenis pusaka yang bereda. Tekanan kekuatan kedua pusaka itu mungkin saling menolak di dalam tubuhnya. Membuat tubuh fisik Arya mengalami ketidakseimbangan yang spontan. "Arya! Sadarlah!" teriak Prameswari sembari bangkit setelah tersungkur karena tekanan energi yang begitu besar dari sosok Arya yang telah berubah menjadi iblis. Tubuh Arya membesar dua kali lipat, menjadi lebih berisi dan berotot bak seorang binaragawan. Kulitnya berubah warna menjadi keunguan dihiasi dengan corak tribal yang menyebar di seluruh permukaannya. Di atas kepalanya tumbuh sepasang tanduk runcing yang sedikit melengkung ke belakang. Sayap bak kele

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 20 : Kekuatan Perisai Kuno

    Swirlllllll blurbbb blubbbb Brajatirta mengayunkan tongkat kecil di tangannya dengan membuat gerakan memutar, dengan ajaib sebuah gumpalan air yang melayang, muncul dan mulai terkumpul semakin lama semakin membesar. Dengan hentakan dari tongkat kecil itu, Brajatirta melemparkan bola air besar itu tepat ke tubuh mereka. Cplashhhhhh! "Urghhhh!" kedua makhluk itu terhuyung kebelakang, namun belum tumbang. Keduanya langsung berlari dan hendak membalas serangan dari Brajatirta. Pukulan demi pukulan palu mereka layangkan ke arah Brajatirta. Dengan gesit makhluk peliharaan Arya itu menghindar. Terlihat Brajatirta lebih unggul dalam hal penghindaran berkat badannya yang kecil. Setelah beberapa kali menghindar, Brajatirta menggumamkan sebuah mantra singkat. Setelah mantra itu selesai ia rapalkan, muncullah beberapa tombak es yang melayang di hadapannya. Dengan hentikan jari kecilnya yang bersisik, Brajatirta menghujam kedua makhluk itu dengan ajian yang baru saja ia gunakan. "Hah! Rasaka

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 19 : Perisai Dewandaru

    Dari balik dimensi gelap yang sunyi, tiba-tiba terdengar sebuah suara menggelegar yang membuat Arya terkejut, "Apakah kau manusia yang telah ditakdirkan untuk menjadi tuanku yang baru?" suara khas lelaki dewasa yang berat menggema di penjuru dimensi ini. "Siapa itu!" bentak Arya kepada sosok di balik suara yang berat itu. "Aku adalah kesadaran perisai pusaka peninggalan Yang Mulia Dharma Wisesa, namaku Ki Dewandaru! Wahai anak manusia, coba buktikan kelayakanmu untuk menjadi tuanku!" Sejurus kemudian, ruangan gelap itu berubah menjadi terang seperti siang hari. Terhampar di depan Arya sebuah tanah lapang berumput hijau yang di kelilingi oleh pohon yang rindang. Lengkap dengan pemandangan gunung yang menjulan tinggi di ujung panorama dimensi ghaib itu. Tiba-tiba dari udara kosong, beberapa sosok makhluk seperti siluman kadal muncul di hadapan Arya yang tengah berdiri seorang diri, "Huwaa, apaan tuh! Kok bentuknya kayak lizardmen di game RPG sih!" celetuk Arya tak menunjukkan

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status