Beranda / Fantasi / Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra / Bab 2 : Pertarungan Permulaan

Share

Bab 2 : Pertarungan Permulaan

Penulis: Egga N. Cahyo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 15:50:22

Hujan turun semakin deras diiringi suara guntur yang bergemuruh serta kilat yang saling menyambar. Terlihat dua sosok makhluk supranatural yang sedang melayang, tengah memasang sikap waspada terhadap sosok yang baru aja muncul di hadapan mereka.

"Huahaha, lama tak berjumpa saudaraku!" ucap sesosok makhluk yang baru saja keluar dari pusaran angin berwarna kehijauan itu.

Sosok itu terlihat seperti campuran beberapa hewan yang bergabung menjadi satu. Berwajah dan bertanduk banteng, bersurai seperti singa, berbadan harimau loreng, berkaki elang, memiliki sepasang sayap kelelawar, serta berekor seperti sengat kalajengking.

"Bisa saja kau berkelakar, Lembu Swana! Sejak kapan aku menjadi saudaramu? Hahaha!" Naga Besukih memicingkan mata seraya menyeringai penuh aura intimidasi.

"Haha, tak perlu memasang wajah serius seperti itu Besukih, aku hanya menyapa teman lamaku, Sidhimantra," ucapnya sambil terus mengapakkan sayap kelelawarnya bertahan melayang di udara.

"Haha, lama tak bertemu, mukamu semakin jelek saja, Lembu Swana!" sahut Sidhimantra sedikit mengejek.

"Kau juga terlihat seperti pengemis hina Sidhi! Hahaha," balas Lembu Swana tak mau kalah.

"Besukih, apa kita hancurkan saya dia sebelum mengacaukan alam manusia ini?" bisiknya kepada Besukih.

"Tunggu Sidhi, kita belum tahu pasti apa tujuannya datang kemari, jangan gegabah! Lembu Swana bukanlah makhluk sembarangan!" ucap Naga Besukih sedikit membentak.

"Kalian berdua tak perlu bisik-bisik segala, aku tau pertemuan kalian ada hubungannya dengan pemuda itu, iya kan?" ucap Lembu Swana sedikit melirik penuh maksud tersembunyi.

"Bagaimana kau tahu?" Naga Besukih terlihat keheranan.

"Apa kau lupa siapa aku, Besukih? Hahaha rupanya kau sudah mulai pikun dimakan usia, haha!" sahut Lembu Swana kembali dengan nada sedikit mengejek.

"Jangan sekali-kali kau menyentuh pemuda itu beserta keturunannya, Lembu Swana! Aku tak akan berbelas kasih kepadamu jika hal itu sampai terjadi! Camkan itu!" ancam Naga Besukih dengan sorot mata tajam dan terlihat semakin geram. Hal itu membuat Naga Besukih merubah wujud naganya menjadi sesosok lelaki yang gagah perkasa.

Sosok Besukih saat ini nampak seperti lelaki matang yang berpakaian seperti pendekar yang bertelanjang dada. Tubuh atletis dan dada bidangnya menambah kesan kuat pada dirinya. Di kepalanya tersemat sebuah ikat kepala yang berbentuk seperti mahkota.

Naga Besukih yang telah merubah wujudnya, memancarkan aura membunuh yang kuat, terlihat sorot mata tajam dan gigi yang gemeretak sembari fokus memandang ke arah Lembu Swana yang juga telah berubah wujud menjadi sesosok lelaki tua yang berjenggot panjang dan berpakaian serba hitam.

"Hmm, kau mau mengancamku Besukih? Hahaha kau perlu berlatih 1000 tahun lagi agar kau bisa menyentuhku, Naga lemah!" ucap Lembu Swana tenang sambil membelai jenggotnya yang panjang sampai ke dada.

"Jaga mulutmu, Lembu Swana!" teriak Sidhimantra sembari menunjuk ke arah Lembu Swana.

Dengan wajah yang tak menunjukkan keseriusan, lembu Swana melesat mendekat ke arah Sidhimantra, "Kau mau ikut campur, Sidhi? Apa kau tak malu mengintimidasiku yang seorang diri ini? Hahaha lantas dimana kewibawaanmu, Sidhi? Hahaha."

Mendengar provokasi darinya, Sidhimantra lantas mengepalkan tangannya yang tiba-tiba mengeluarkan cahaya kemerahan, "Jangan banyak mulut kau, Lembu Swana!"

Sidhimantra menyerang Lembu Swana tanpa aba-aba, serangan energi berwarna merah itu langsung mengenai dada Lembu Swana yang tanpa perlindungan.

"Arghhhh kurang ajar kau, Sidhi!" Lembu Swana mengerang kesakitan seraya memegang dadanya yang sedang terluka.

"Rasakan ini, Lembu Swana!"

******

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
iman sahdiwan
kenapa setiap tokoh antagonis harus memakai nama LEMBU Thor........
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Rasakan itu .. Lembu Swana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 24 : Resi Agung Wisesa

    Kehadiran sosok Resi Wisesa membuat mereka sejenak bisa bernafas lega, kebuntuan yang terjadi beberapa saat yang lalu kini telah menemukan titik terang. Arya yang sebelumnya sedang dalam kondisi kritis, kini sudah mulai kembali normal. "Urghhhh!" tiba-tiba Arya merintih sembari berusaha menggerakkan anggota tubuhnya. "Arya!" teriak Prameswari dengan raut wajah bahagia karena adiknya telah sadar dari pingsannya. "Kau sudah sadar, Le?" tanya Nyai Pitaloka. Arya berusaha bangkit kembali dari posisinya. Seakan merasakan dejavu, kini ia kembali dikerubungi oleh banyak orang seperti beberapa saat yang lalu. Namun kali ini ia melihat sosok asing berada di tengah-tengah mereka. "Kenapa kau menatapku seperti itu, Nak? Aku bukanlah orang jahat! ahahaha," gelak tawa resi Wisesa pecah saat melihat wajah lucu Arya yang sedang kebingungan. Arya mengernyitkan dahi, "Emang aku bocah kek? Yah aku penasaran aja siapa kakek yang tiba-tiba ikut nimbrung ini," celetuknya sembari meregangkan otot-otot

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 23 : Aliran Cakra yang Berubah

    Arya sedang berusaha menahan tekanan energi yang disalurkan oleh kedua gurunya, namun kondisi tubuhnya kembali mengalami suatu masalah. Aliran energi spiritual di dalam tubuhnya mendadak berubah arus. "Arghhhhh! Hueekkkkk!" teriak Arya saat memuntahkan gumpalan darah yang telah membeku. Ia dalam kondisi memejamkan mata tetap fokus menerima energi spiritual yang bergejolak di sekujur tubuhnya. "Dhanu, gawat! aliran arus Cakra milik Arya berubah arah!" pekik Nyai Pitaloka ketika tersadar dengan alirann energi di tubuh muridnya itu. Argadhanu menjingkat terkejut setelah mendengar perkataan Nyai Pitaloka, "Astaga Nyai, hentikan dulu penyaluran energinya!" teriaknya cemas. "Tak bisa Dhanu, kalau kita hentikan, tubuh Arya akan mengalami kerusakan yang parah!" sahut nyai Pitaloka berusaha menstabilkan energinya. "Lantas bagaimana ini, Nyai!" Raut muka kebingungan tersirat di wajah Argadhanu. Saat mereka dalam kondisi krusial, tiba-tiba sekelabat bayangan putih melintas di tengah-tenga

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 22 : Munculnya sebuah Simbol

    Suasana dalam gua telah porak poranda akibat serangan membabi buta dari Arya yang sedang dikuasai Iblis. Batu-batu besar berserakan, dinding gua yang berlubang, serta dua sosok jin yang tengah pasrah menjemput ajalnya. Namun secercah harapan muncul di tengah peristiwa yang pelik ini. Argadhanu telah berhasil memunculkan ajian kuno penyegel iblis milik leluhurnya. Ajian itu bertujuan untuk menyegel kekuatan iblis yang sudah menguasai tubuh dan kesadaran Arya, muridnya itu. "Uwarghhhh! Kekuatan apa ini! Tubuhku rasanya mau hancur!" pekik Arya terus meronta ketika terpapar energi berwarna putih yang berasal dari lingkaran magis yang berpendar di bawah tubuhnya. Sejenak Argadhanu memejamkan mata, "Bethara Brahmadewa, tolong kami," gumamnya mengharap sebuah keajaiban terjadi saat ia berusaha menyegel kekuatan iblis pada diri muridnya itu. Swushhhhh... Dalam sekejap mata cahaya putih itu menutupi seluruh bagian tubuh Arya, sekilas terlihat beberapa rantai ghaib muncul dari balik cahaya

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 21 : Sisi Gelap Arya

    "Huahaha! Hahaha!" Dari dalam pusaran angin yang berputar disertai energi listrik yang terus saling menyambar, muncul sosok Arya yang sekarang benar-benar telah berubah dari bentuk fisik maupun kepribadian. Sosoknya kini terasa penuh dengan aura membunuh yang kuat. Arya telah berubah menjadi sosok setengah iblis, akibat dari penyatuan secara paksa dua jenis pusaka yang bereda. Tekanan kekuatan kedua pusaka itu mungkin saling menolak di dalam tubuhnya. Membuat tubuh fisik Arya mengalami ketidakseimbangan yang spontan. "Arya! Sadarlah!" teriak Prameswari sembari bangkit setelah tersungkur karena tekanan energi yang begitu besar dari sosok Arya yang telah berubah menjadi iblis. Tubuh Arya membesar dua kali lipat, menjadi lebih berisi dan berotot bak seorang binaragawan. Kulitnya berubah warna menjadi keunguan dihiasi dengan corak tribal yang menyebar di seluruh permukaannya. Di atas kepalanya tumbuh sepasang tanduk runcing yang sedikit melengkung ke belakang. Sayap bak kele

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 20 : Kekuatan Perisai Kuno

    Swirlllllll blurbbb blubbbb Brajatirta mengayunkan tongkat kecil di tangannya dengan membuat gerakan memutar, dengan ajaib sebuah gumpalan air yang melayang, muncul dan mulai terkumpul semakin lama semakin membesar. Dengan hentakan dari tongkat kecil itu, Brajatirta melemparkan bola air besar itu tepat ke tubuh mereka. Cplashhhhhh! "Urghhhh!" kedua makhluk itu terhuyung kebelakang, namun belum tumbang. Keduanya langsung berlari dan hendak membalas serangan dari Brajatirta. Pukulan demi pukulan palu mereka layangkan ke arah Brajatirta. Dengan gesit makhluk peliharaan Arya itu menghindar. Terlihat Brajatirta lebih unggul dalam hal penghindaran berkat badannya yang kecil. Setelah beberapa kali menghindar, Brajatirta menggumamkan sebuah mantra singkat. Setelah mantra itu selesai ia rapalkan, muncullah beberapa tombak es yang melayang di hadapannya. Dengan hentikan jari kecilnya yang bersisik, Brajatirta menghujam kedua makhluk itu dengan ajian yang baru saja ia gunakan. "Hah! Rasaka

  • Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra   Bab 19 : Perisai Dewandaru

    Dari balik dimensi gelap yang sunyi, tiba-tiba terdengar sebuah suara menggelegar yang membuat Arya terkejut, "Apakah kau manusia yang telah ditakdirkan untuk menjadi tuanku yang baru?" suara khas lelaki dewasa yang berat menggema di penjuru dimensi ini. "Siapa itu!" bentak Arya kepada sosok di balik suara yang berat itu. "Aku adalah kesadaran perisai pusaka peninggalan Yang Mulia Dharma Wisesa, namaku Ki Dewandaru! Wahai anak manusia, coba buktikan kelayakanmu untuk menjadi tuanku!" Sejurus kemudian, ruangan gelap itu berubah menjadi terang seperti siang hari. Terhampar di depan Arya sebuah tanah lapang berumput hijau yang di kelilingi oleh pohon yang rindang. Lengkap dengan pemandangan gunung yang menjulan tinggi di ujung panorama dimensi ghaib itu. Tiba-tiba dari udara kosong, beberapa sosok makhluk seperti siluman kadal muncul di hadapan Arya yang tengah berdiri seorang diri, "Huwaa, apaan tuh! Kok bentuknya kayak lizardmen di game RPG sih!" celetuk Arya tak menunjukkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status