Share

Rencana yang belum terencana

***

Hari negosiasi akhirnya tiba, waktu istirahat jam makan siang yang begitu kutunggu-tunggu akhirya datang.

Seperti biasa, aku berjalan dalam barisan napi sektor A menuju kantin rutan. Di sana, atensiku tertarik melihat tiga orang yang duduk di tempat yang sama seperti kemarin, merekalah orang yang akan membantuku keluar dari sini.

“Aku sudah banyak mendengar tentang kalian,” ucapku singkat, aku berdiri di samping meja yang sontak mengejutkan mereka bertiga.

Badan penuh dengan tato dan raut wajah yang begitu sangar sama sekali tidak membuatku takut, justru banyak orang seperti mereka yang hidup di bawah pimpinanku di Cincin Hitam.

“Apa yang kamu dengar?” tanya salah satu pria, berkepala plontos dan berjanggut tebal, ia menatapku tajam seolah mencoba menakuti dan menguji mentalku.

“Sesuatu yang buruk tentunya.”

Kutarik satu kursi dari tempat lain dan duduk bersama ketiga orang tersebut. Awal perken

Rafaiir

Persidangan Revan akan segera dimulai, sebelum itu ia harus bisa keluar dari rutan tersebut. Apakah Revan bisa melakukannya? Simak terus kelanjutannya, yah. Jangan lupa vote, comment, dan share ke temen-temen kalian. Selamat berlibur:)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status