Share

Pasangan Gelap Tuan Javier
Pasangan Gelap Tuan Javier
Author: SILAN

Bab 1. Pengorbanan

Author: SILAN
last update Last Updated: 2024-09-17 18:44:13

"Aku akan membiayai pengobatan adikmu sampai dia sembuh. Tapi sebagai gantinya, lahirkan anak dari benih putraku."

Freya terhuyung mundur, tubuhnya gemetar dengan nafas tersengal. Tawaran Pamela Bennett, seorang wanita kaya raya dan berkuasa, bergema di telinganya seperti bisikan setan.

Otaknya berputar mencari jalan keluar. Ia tidak menduga pemilik restoran tempatnya bekerja itu tiba-tiba menawarkan hal seperti itu tepat saat Freya krisis keuangan.

"Tapi, Nyonya. Tuan Javier sudah punya istri, bagaimana dengan perasaan Nyonya Bennett kalau aku-"

Pamela memotong ucapannya, matanya dingin dan tajam seperti mata elang. "Kalau begitu relakan saja adikmu meninggal karena kau tak punya uang untuknya berobat!"

Freya terdiam, tubuhnya terasa lemas. Adiknya, David, tengah terbaring sekarat di rumah sakit dan membutuhkan biaya operasi yang sangat mahal. Freya hanya seorang gadis miskin yang bekerja sebagai pelayan di restoran, tak mungkin mampu membiayai pengobatan David.

Pamela Bennett menyerahkan kartu namanya, sebuah kartu emas dengan huruf-huruf yang berkilauan. "Segera hubungi aku dan beri jawabannya," katanya, lalu berlalu pergi dengan dua pengawal yang menemaninya.

Freya terpaku, matanya menatap kartu nama itu. Di balik rasa takut dan jijik, sebuah harapan kecil muncul. Dia harus menyelamatkan David.

Tepat setelah itu, ponsel Freya berdering. Ketika ia mengangkatnya, raut wajahnya seketika syok mendengar kabar buruk itu.

Dengan cepat Freya berlari melewati koridor panjang menuju salah satu ruangan rumah sakit. Terlihat seorang remaja tujuh belas tahun terbaring di ranjang dengan wajahnya yang pucat.

"Bagaimana kondisinya?" tanyanya panik, suaranya bergetar.

Dokter itu tampak muram. "Kita perlu segera melakukan tindakan operasi, Nona. Jika tidak, kemungkinan terburuk ke depannya tidak bisa kami prediksi."

Freya terhuyung mundur, tubuhnya lemas. Dia tak punya uang untuk operasi.

Dia hanya punya satu pilihan ….

Dengan langkah gontai, Freya keluar dari ruangan, meraih kartu nama Pamela Bennett. Satu-satunya orang yang bisa membantunya saat ini adalah wanita itu untuk menyelamatkan David dari ambang kematian.

Dengan ragu-ragu, Freya menghubungi nomor Pamela. Setelah panggilan terhubung, ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan berat.

"Halo, ini saya, Freya." Suaranya bergetar, penuh keputusasaan. Dia telah membuat perjanjian dengan mempertaruhkan masa depannya sendiri. "Saya menerima tawaran Anda." lanjutnya.

Freya menutup telepon, matanya berkaca-kaca. Dia telah menjual dirinya, menjual masa depannya, demi menyelamatkan adiknya.

Tapi, di balik rasa takut dan penyesalan, ada secercah harapan. David akan hidup. Dan itu saja yang penting.

Kurang dari satu jam kemudian, bantuan dari Pamela Bennett tiba sehingga David segera mendapatkan penanganan medis dengan cepat. Namun, saat David berada di ruang operasi, pihak yang diperintahkan oleh Pamela menghampiri Freya.

“Anda harus menandatangani surat perjanjian ini.”

Dengan tangan gemetar, Freya menerima surat itu. Matanya menyusuri deretan kalimat-kalimat dengan cepat, sebab ia sudah tidak bisa mundur lagi. Apapun isi surat itu, Freya akan menerimanya. Demi David.

Gadis itu lantas membubuhkan tanda tangan di surat tersebut sebagai bukti persetujuan bahwa ia akan menjadi orang ketiga di keluarga kecil Javier Bennett.

Dada Freya rasanya sesak, bagaimanapun ia tahu bahwa Javier adalah pria yang sudah beristri dan sebentar lagi Freya akan menjadi bagian tak diundang di keluarga itu. Namun di sisi lain, Freya tak punya pilihan. Ia bisa merelakan hidupnya menderita, asalkan satu-satunya keluarga yang masih tersisa di hidupnya bisa ia selamatkan.

Freya masih tidak bisa membayangkan seperti apa hidupnya setelah mengambil keputusan ini. Tapi demi keselamatan David, Freya hanya bisa menghembuskan nafas dalam-dalam dan menerima semua konsekuensi yang harus ia tanggung ke depannya.

Dengan lemas, Freya duduk menantikan kabar pihak medis yang sedang menangani David. Berharap secara penuh terhadap operasi David berhasil.

Karena … ketakutan terbesar Freya selama ini adalah kehilangan adiknya.

Freya mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya, lantas berbisik dengan lirih, "Bertahanlah, David. Aku akan melakukan apapun demi kesembuhanmu …."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuliana 123
bagus bngt critanya semngt kak...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    TAMAT

    Suasana makan malam itu dipenuhi kehangatan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Lilin di atas meja makan memancarkan cahaya temaram, memantulkan kilau lembut di permukaan piring dan gelas kristal. Aroma masakan rumahan yang menggugah selera menyatu dengan tawa dan percakapan ringan yang mengalir begitu alami, menciptakan momen yang terasa seperti potongan kecil kebahagiaan.Freya duduk di bersebelahan dengan Javier, matanya menelusuri wajah-wajah yang dicintainya. Sesekali, pandangannya tertuju pada pasangan anak-anaknya yang duduk berdampingan, menikmati hidangan yang ia siapkan dengan sepenuh hati. Ada senyum kecil di sudut bibir Freya, senyum penuh kebanggaan dan rasa syukur yang sulit disembunyikan.Mereka berbicara dalam nada lembut, berbagi cerita tentang hari mereka, sementara suara denting garpu dan sendok sesekali terdengar, menambah harmoni pada suasana. Freya memperhatikan cara anak-anaknya saling bertukar pandang, tertawa pada lelucon sederhana, dan berbagi piring kecil

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra chapter 46

    Kediaman rumah Javier hari ini seperti panggung pertunjukan yang dipenuhi dengan aktivitas yang tak pernah berhenti. Para pelayan berlarian ke sana kemari, menyiapkan meja, kursi, dan dekorasi untuk makan malam keluarga yang spesial malam ini. Suasana riuh rendah terdengar dari halaman belakang, di mana meja panjang sudah mulai diatur dengan taplakan putih bersih dan peralatan makan yang berkilauan. Bunga-bunga segar yang dipesan Freya tiba tepat waktu, menambah sentuhan keanggunan di tengah keramaian.Freya sendiri tampak bersemangat, tangannya tak pernah berhenti bergerak. Dari memeriksa bahan masakan hingga memastikan setiap detail dekorasi sempurna, ia ingin semuanya berjalan lancar untuk menyambut Eloise, anggota baru keluarga mereka."Jangan lupa hiasan bunga di tengah meja," pesannya pada salah satu pelayan sambil tersenyum. "Aku ingin semuanya terlihat istimewa."Rumah yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan energi yang menggebu-gebu. Meski anak-anaknya belum datang, Freya s

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 45 

    Hari itu cerah, dan sinar matahari menembus jendela apartemen Felix, memantulkan kilau halus di dasi sutra yang baru saja ia kenakan. Dengan gerakan cekatan, ia meraih kunci mobil dari meja, lalu melangkah keluar, meninggalkan aroma kopi pagi yang masih hangat di udara.Pukul sembilan tepat, mobil sport hitamnya meluncur mulus ke arah gedung agensi. Dunia kerja menyambutnya dengan hiruk-pikuk yang biasa, tapi hari ini terasa berbeda. Waktunya di agensi hanya sebentar karena jadwalnya padat, penuh dengan pertemuan penting bersama mitra-mitra bisnis.Namun, satu hal yang terus mengganggu pikirannya adalah ponsel di saku jasnya. Setiap getaran kecil membuat jantungnya berdetak lebih cepat, ia menunggu telepon dari Katie. Jawaban atas tawaran yang ia berikan semalam menjadi satu-satunya hal yang benar-benar ingin ia dengar hari ini."Ada kemajuan pesat sejak kau mengambil alih hotel. Aku senang melihat bagaimana kau mengelolanya dengan baik," ucap Javier, dengan suara yang penuh kebanggaa

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 44

    Pintu tertutup rapat dengan dentuman keras setelah Felix mendorongnya dengan kasar. Ia berbalik, nafasnya memburu, dan langsung bertemu dengan tatapan Katie.Namun berbeda dari yang ia bayangkan, perempuan itu tampak santai, terlalu santai, seolah situasi ini bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan. Tak ada jejak ketakutan atau khawatir di wajahnya, hanya ekspresi datar yang sulit diterjemahkan."Aku sudah memberitahumu kalau aku hamil," kata Katie, suaranya ringan namun menusuk. "Dan kau juga pasti sudah tahu siapa ayah dari bayi ini."Felix mengepalkan tangannya."Aku hanya berpikir," lanjut Katie sambil memainkan melipat tangan di depan dada. "Janin ini masih sangat kecil. Jika aku mengeluarkannya sekarang, resikonya tidak terlalu besar."Felix merasa dadanya menghantam batu."Kau gila?!" serunya, langkahnya maju mendekat.Dengan frustasi, ia menyisir rambutnya ke belakang, mencoba mengendalikan emosinya. "Aku tidak akan mengizinkanmu menggugurkan bayi itu!"Katie mendesah pelan,

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 43

    Pesta masih berlangsung meriah, meski tak diadakan di gedung mewah dengan lampu kristal berkilauan. Sebaliknya, halaman belakang kediaman baru Dylan dan Eloise yang luas menjadi saksi kebahagiaan malam itu. Suara tawa, denting gelas sampanye yang saling beradu, serta alunan musik yang mengiringi tarian para tamu menciptakan suasana hangat dan intim.Namun, seiring waktu berlalu dan malam semakin larut, satu per satu tamu mulai berpamitan. Udara yang tadinya penuh dengan euforia perlahan berubah menjadi kehangatan yang lebih tenang."Selamat sekali lagi untuk pernikahan kalian," ujar Freya, merangkul Eloise dengan penuh kasih sayang. "Selamat bergabung di keluarga kami, Eoise." tambahnya dengan senyum tulus.Eloise membalas senyum itu dengan mata berbinar. Kebahagiaan yang ia rasakan malam ini begitu sempurna. Tak lama kemudian, Javier mendekat, menyampaikan ucapan serupa dengan sedikit canggung, namun tetap tulus.Di tengah percakapan, Daniel dan Avery ikut bergabung. Daniel menatap Ja

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 42

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Pesta pernikahan Dylan dan Eloise diselenggarakan dengan megah di halaman luas sebuah rumah di New Jersey, rumah yang akan mereka tempati setelah resmi menjadi suami istri.Para tamu mulai berdatangan, memenuhi tempat pernikahan dengan senyum bahagia. Di tengah hiruk-pikuk itu, Dylan berdiri dengan perasaan campur aduk antara gugup dan bahagia. Dylan sudah merasa berdebar debar karena hari ini ia akan memiliki Eloise sepenuhnya. Wanita itu akan menjadi istrinya, ini adalah pilihan yang tepat setelah tiga tahun menjalin hubungan dengan Eloise."Ini cukup mendebarkan," gumam Dylan.Felix yang mendengar itu menoleh, kemudian menepuk pundak saudara kembarnya dengan santai. "Kau bahkan setiap hari bertemu dengan Eloise." katanya.Dylan berdecak, "Kau ini, saat dirimu menikah nanti, aku yakin kau pasti akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang." Felix terkekeh, namun tatapan Dylan tiba-tiba beralih ke seorang perempuan berbaju cokelat y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status