Share

23, Gadis Barbar

 “GEE, jalan yuk.”

“Ogah, capek.”

“Ayo ah.” Nayara menarik tangan Gia. “Temenin jenguk pembimbing gue. Pulangnya kita ke Blok S.”

“Traktir ye.”

“Iye.” Nayara tertawa ketika melihat Gia langsung berdiri. Iya, sereceh itu menyogok Gia.

Pernikahan adiknya sudah lama berlalu. Dia sudah melupakan pikiran-pikiran anehnya. Sebenarnya belum terlalu lama. Hanya minggu lalu. Tapi terasa sudah begitu lama karena memang dia tidak memikirkan lagi soal pernikahan dan pernak pernik ceritanya. Walau berat, dia menerima ucapan Gia sebagai sebuah kebenaran.

“Banyak duit nih kayaknya,” ujar Gia ketika menemani Nayara berbelanja buah tangan yang memang berupa buah.

“Sebagai mantan anak horang kayah, teman-teman gue juga pada tajir. Risikonya ya begini. Bagus sekarang gue beli di kaki lima, dulu mah ya beli aja di rumkit. Emejing harganya.&rdqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status