Home / Romansa / Pay Me With Your Body / 15. Apa Kamu Siap?

Share

15. Apa Kamu Siap?

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-05-21 17:10:22
Ruangan itu terasa sunyi seketika, hanya terdengar alunan suara ombak yang berdebur halus di kejauhan.

Aveline terdiam beberapa detik seraya menatap Dominic seolah pria itu tidak waras, berpikir betapa absurd-nya taruhan yang ia dengar dari mulutnya.

Lalu kemudian ia berpikir lagi.

Pasti Dominic merasa sepercaya-diri itu karena... sikapnya semalam yang seperti jalang haus sentuhan.

Aveline pun menggeleng penuh amarah. “Sebagai informasi, apa yang terjadi semalam itu adalah murni karena obat dalam makanan yang kamu berikan. Itu bukan aku! Aku bukan tipe wanita seperti itu," sergahnya dengan nada suara yang mulai meninggi.

Dominic tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Ia hanya mengangguk pelan, seolah fakta itu justru menguatkan keyakinannya.

“Kamu tidak perlu membela diri, Aveline. Aku tahu itu. Setelah yang terjadi semalam, aku sudah tahu bahwa kamu belum pernah tidur dengan pria mana pun sebelumnya," sahutnya santai,

“Jadi bukankah itu artinya kamu tak punya alasan lain
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
hmmmmmm, apalagi yg akan dilakukan Dominic y
goodnovel comment avatar
Prita Anindya
jadi ada mksdnya ya si Dominic ajak Aveline pegan setir kapal?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pay Me With Your Body   74. Langit Sebagai Saksi

    Langit Portofino menjelang siang itu tampak sempurna. Biru lembut tanpa awan, dengan angin musim panas yang hangat menyapu tenang sepanjang tepi laut. Aveline berdiri di depan Mansion, masih dalam balutan dress berpotongan manis rancangan desainer dunia berwarna putih gading, yang ia pilih sendiri untuk hari ini. Wajahnya memancarkan kebingungan saat Dominic mengatakan bahwa mereka akan makan siang di luar. “Kita mau ke mana?” Dominic hanya tersenyum kecil, lalu meraih tangan Aveline dan mengecup jemarinya. “Percayalah padaku, Little Dove. Kamu hanya perlu mengikuti instruksiku.” Beberapa detik kemudian tiba-tiba terdengar suara baling-baling yang menggelegar di udara. Sebuah helikopter pribadi berwarna hitam elegan, perlahan mendarat di helipad pribadi di ujung bukit. Aveline menoleh cepat. “Kita naik itu?” Dominic mengangguk, lalu memeluk pinggang Aveline dan membisikkan kalimat dengan suara rendahnya yang khas. “Ya. Dan bersiaplah. Ini akan menjadi makan siang y

  • Pay Me With Your Body   73. Ujian Yang Besar Untuk Cinta Yang Sama Besarnya

    Pagi itu, matahari Portofino belum sepenuhnya naik, namun langit sudah mulai menghangat dengan semburat jingga keemasan. Aveline membuka mata di atas ranjang king-size yang luas, mendapati lengannya terentang ke samping. Namun Dominic tak ada di sisinya, sama seperti pagi kemarin. Ia mengerjap pelan. Kamar itu masih sunyi, dan hanya desau angin dari balkon terbuka yang membelai tirai tipis. Gaun pengantin yang semalam ia kenakan telah tersampir rapi di kursi dekat cermin. Dan meski segala sesuatu tampak tenang secara kasat mata… dadanya terasa berat. Ada firasat. Ada sesuatu yang tidak biasa. Ia bangkit dari tempat tidur dengan masih mengenakan kimono satin lembut berwarna abu muda yang dipakaikan oleh Dominic semalam di tubuhnya, setelah sesi bercinta mereka yanh penuh gelora. Kakinya menyentuh lantai marmer dingin, dan langkahnya perlahan menyusuri koridor Mansion yang masih sunyi. Aroma kopi hitam samar tercium dari arah dapur. Namun bukan aroma itu yang m

  • Pay Me With Your Body   72. Satu Malam Sebelum Badai

    Malam semakin larut, namun Dominic tak kunjung mengizinkan Aveline kembali ke kamar. Setelah sesi fitting oleh gaun-gaun indah itu, ia membawa Aveline ke balkon aula yang menghadap langsung ke teluk Portofino. Angin laut menerpa lembut rambut pirang panjang Aveline yang dibiarkan terurai. Gaun terakhir yang ia kenakan masih menempel dengan sempurna di tubuhnya. Dominic berdiri di sampingnya, dengan jaket jasnya kini terlipat di lengannya. Hanya kemeja putih yang membungkus tubuh atletisnya, kancing teratas terbuka, dan lengan digulung hingga siku. Wajahnya tampak lebih tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya. “Apa kamu tahu,” ujar Aveline pelan dengan suara yang nyaris tersapu angin. “Aku tak pernah membayangkan akan berada di tempat seindah ini, mengenakan gaun seperti ini, dan... berdiri di samping pria yang membuat hidupku menjadi istimewa dari siapapun sebelumnya.” Dominic menoleh. “Bahkan jika sebagian kehidupan itu berasal dari masa laluku?” Aveline tersenyum. “I

  • Pay Me With Your Body   71. Menangkapmu Sebelum Terjatuh

    Malam itu, makan malam mereka berlangsung dengan tenang. Dominic dan Aveline duduk berseberangan di meja panjang yang dihiasi lilin-lilin kecil dan kelopak mawar kuning. Cahaya lampu kristal memantul lembut di dinding batu yang hangat, memandikan ruangan dengan nuansa emas. Dominic sesekali melontarkan senyum kecil, menyuapi Aveline sesendok demi sesendok hidangan favorit calon istrinya itu. Ia memperhatikan setiap reaksi Aveline, seolah mencatat dalam diam bagaimana cara gadis itu menatap sup krim, menyentuh gelas anggur, hingga tertawa kecil saat hidangan penutup disajikan. “Aku suka malam seperti ini,” ucap Aveline akhirnya. “Hening, tenang, dan kamu... tidak terlalu menyeramkan,” ujarnya menggoda. Dominic terkekeh pelan. “Aku bisa lebih menyeramkan seperti dulu kalau kamu mau.” Aveline ikut tertawa sambil menggelengkan kepala. "Tidak, aku lebih suka Dominic Wolfe yang sekarang," ungkapnya jujur, lalu mengulum senyum saat pria itu meraih tangannya dan mengecup lembu

  • Pay Me With Your Body   70. Kamu Bukan Pengganti

    Aveline berdiri di depan cermin besar di dalam kamar. Tubuhnya yang berlekuk indah itu kini mengenakan gaun tipis sutra yang baru saja diberikan Dominic. Gaun berwarna biru muda lembut seperti warna bola matanya, dengan bordiran halus seperti ombak yang menyentuh pantai. Namun sorotnya di cermin tampak jauh, seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Pikirannya belum benar-benar lepas dari kenyataan yang baru ia temukan. Tentang Serena, tentang jantung itu, dan tentang Dominic. Lalu tiba-tiba Dominic muncul di belakangnya. Ia tidak bersuara, hanya berdiri cukup dekat hingga Aveline bisa merasakan napasnya yang hangat di tengkuk lehernya. “Aku tahu kamu masih ragu,” bisik Dominic, suaranya rendah dan dalam. “Kamu masih bertanya-tanya... apakah kamu hanya bayangan dari masa laluku.” Ia menebak dengan sangat jitu. Aveline menunduk dan menutup mata untuk sejenak. “Aku ingin jawaban yang jujur,” ucapnya pelan. “Apa kamu mencintaiku karena aku... hidup dengan jantung

  • Pay Me With Your Body   69. Cinta Yang Takkan Berhenti

    Aveline tidak tahu bagaimana dirinya bisa berakhir di dalam pelukan Dominic di lantai kamar yang sunyi. Air matanya telah mengering, namun tubuhnya masih terasa dingin. Perasaannya remuk, tapi anehnya… hangat dari tubuh Dominic yang menyatu dengan dirinya terasa begitu menenangkan, serta mampu membungkam riuh dalam pikirannya. Ia tidak lagi melawan saat Dominic mengangkat tubuh mungilnya dalam gendongan. Tangannya melingkar di leher pria itu tanpa suara, dan pipinya bersandar di dada bidang yang selalu memberinya rasa aman. Tanpa berkata sepatah kata pun, Dominic membawanya ke dalam kamar mandi utama yang luas. Ruang itu seperti potongan dari surga tersembunyi. Lampu gantung kristal yang berkilau lembut di langit-langit tinggi, ubin marmer hangat, dan di tengahnya, jacuzzi besar berwarna gading dengan uap tipis yang sudah menguap dari air hangat yang dipenuhi banyak kelopak mawar kuning. Pasti Dominic juga sudah menyiapkan ini, sama seperti sarapan di dalam kamar. De

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status