Short
Pedang Ikatan Darah

Pedang Ikatan Darah

By:  Farah DibaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
7Chapters
2.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi mendapatkan jantungku untuk mengobati penyakit adik angkatku, orang kandungku membawaku ke pengadilan. Hakim menggunakan teknologi komputer terbaru untuk mengekstrak ingatan kami. Persidangan dilakukan oleh panel yang terdiri dari 100 orang. Jika persidangan berhasil, organ tubuhku akan menjadi milik orang tuaku. Orang tuaku mengira aku tidak berani hadir. Karena dalam pikiran mereka, aku adalah orang yang berhati keji. Tapi ketika tayangan ingatanku diputar di persidangan, semua orang menangis.

View More

Chapter 1

Bab 1

Di pengadilan, layar sepanjang satu meter mulai menampilkan komentar live chat penonton.

"Orang pertama yang berani datang menghadiri pengadilan!"

"Penjahat cuma bisa menunduk di hadapan bukti yang kuat."

"Pertunjukan menarik akan segera dimulai."

Sebelum memulai, hakim memberikan nasihat terakhir kepadaku.

"Terdakwa, apakah Anda mengerti proses persidangan dan memahami konsekuensi dari persidangan ini?"

Setelah aku diputuskan bersalah, aku akan disuntik mati saat itu juga. Dan hak atas organ tubuhku akan menjadi milik orang tuaku.

Pada saat itu, jantungku akan diambil untuk mengobati penyakit Cindy.

Di meja penggugat, orang tua kandungku menatapku dengan jijik.

Mereka sangat yakin akan memenangkan persidangan ini.

Aku tidak mengerti. Aku adalah anak kandung mereka, tapi mereka menyiksaku, membenciku, dan menyakitiku selama sepuluh tahun.

Pada akhirnya, bahkan mereka ingin merampas jantungku.

Aku berkali-kali curiga bahwa putri kandung mereka adalah Cindy, yang duduk di samping mereka.

Sayangnya, Cindy mengenakan masker dan kacamata hitam. Aku tidak bisa melihat ekspresinya.

Sambil memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, aku menatap juri dengan tegas.

"Silakan mulai!"

Hakim menoleh ke meja penggugat.

"Penggugat, apakah kalian mengerti proses persidangan ...."

Tanpa menunggu hakim menyelesaikan kalimatnya, ibuku menyela dengan suara melengking, "Kami orang tuanya, kami nggak mungkin kalah!"

"Cepat dimulai! Cindy nggak bisa menunggu terlalu lama!"

Persidangan secara resmi dimulai.

Tuduhan pertama: menolak untuk memenuhi kewajiban memberi nafkah, dan bersenang-senang di luar tanpa peduli pada ayahnya yang sakit parah.

Di layar, Ibu menyeka air mata dan menjelaskan duduk perkaranya.

Mulai dari kondisi keluarga yang kurang mampu dan ayahku bekerja keras membiayai sekolahku sampai kuliah. Lalu tentang aku yang tidak pernah sekali pun pulang untuk menjenguk Ayah saat sakit parah dan terbaring di tempat tidur, dengan alasan terlalu sibuk di kampus.

Tagihan rumah sakit tidak dibayarkan tepat waktu, mengakibatkan kaki kiri ayahku cacat seumur hidup.

"Ya Tuhan, nggak manusiawi!"

"Anak durhaka! Belajar tinggi-tinggi nggak ada hasilnya!"

Komentar-komentar yang muncul satu per satu dipenuhi emosi. Di layar, tampak ibuku mencoba meneleponku berulang kali, bahkan membawa ayahku yang cacat ke kampus untuk mencariku. Tapi tidak ada yang berhasil.

Bahkan hakim pun merasa adegan itu sangat keterlaluan.

Orang tuaku di meja penggugat tampak puas. Cindy juga tampak mengangkat dagunya.

Aku duduk di kursi terdakwa. Para staf segera memasangkan alat untuk mengekstraksi ingatan. Suara arus listrik berdesing, dan kepalaku terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum.

Tapi aku mengatupkan bibir rapat-rapat dan tidak bersuara sedikit pun.

Beberapa detik kemudian, dua kata dalam tulisan besar muncul di layar persidangan.

"Tidak bersalah."

Ratusan tanda tanya segera memenuhi kolom komentar.

"Mana mungkin dia nggak bersalah!"

Sedangkan ibuku menundukkan kepalanya dengan raut wajah agak bersalah.

Kali ini, ingatanku lah yang diputar.

Ketika aku berusia delapan tahun, Cindy tiba-tiba datang dan tinggal di rumahku.

Mobil yang aku tumpangi bersama Cindy dan orang tuanya mengalami kecelakaan dan orang tuanya meninggal di tempat.

Ayahnya adalah sahabat dekat ayahku. Ayahku merasa berkewajiban membawa Cindy ke rumah dan mengasuhnya.

Ibuku langsung setuju, karena dia memang suka Cindy sejak awal.

Setelah hari itu, hidupku berubah menjadi neraka.

Cindy harus mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Bahkan sampai buku-buku pelajaran dan buku PR milikku.

Aku tidak mau. "Nanti aku dimarahi Bu Guru."

Ayahku langsung menamparku.

"Dia anak yatim piatu. Apa susahnya kamu berikan buku PR-mu untuknya?"

Di hari tes masuk SMA, Cindy mengatakan bahwa dia suka dengan semua pulpenku dan ingin memilikinya.

Aku menolak memberikannya.

Ayahku mengambil sapu dan memukuliku dengan keras.

"Anak egois sialan. Apa susahnya memberikan pulpen? Cepat berikan ke Cindy!"

Aku menjerit kesakitan, tapi ibuku memeluk Cindy dan menghiburnya, membujuknya agar berhenti menangis.

"Nggak apa-apa, nanti Ibu belikan yang baru."

Cindy berkata sambil terisak, "Tapi ... pulpen itu sepertinya hadiah dari Ibu untuk ulang tahunku kemarin ...."

Aku tidak peduli apa-apa lagi dan mengeluarkan kotak pensilku dengan tangan gemetar dan berteriak, "Jangan pukul aku, aku berikan semuanya untukmu. Aku nggak mau lagi!"

Aku tidak bisa ikut tes masuk SMA hari itu.

Aku pun kehilangan kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke SMA.

"Kamu anak bodoh, apa gunanya sekolah?"

Ayah sangat meremehkanku, tapi dia berubah lembut saat menatap Cindy.

"Nggak seperti Cindy yang selalu masuk sepuluh besar."

Tapi aku selalu mendapat nilai tinggi dan tidak pernah keluar dari peringkat sepuluh besar.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
aswin wiratama
bikin penasaran
2025-01-23 03:53:07
0
user avatar
aswin wiratama
bagus ini pen lanjut bacanya
2025-01-22 23:31:22
0
user avatar
lisa lisa
Lumayan meski agak aneh ceritanya.
2025-02-11 23:04:48
0
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status