Share

Instruktur Yan: Mencari teka-teki Valviect

Instruktur Yan membungkukkan tubuhnya dengan hormat di hadapan Valviect. Dia menghormati kehadiran dan otoritas Valviect dengan penuh hormat.

Gagang pedang berada dalam genggaman erat Valviect, terlihat penuh dengan noda darah yang mengingatkan pada pertempuran yang telah terjadi. Pedang itu menjadi saksi bisu pertarungan.

______

Langit senja menyelimuti perjalanan pulang mereka ke Akademi. Instruktur Yan dan Valviect berjalan beriringan menuju pintu gerbang Akademi. Setelah tiba di halaman Akademi The Thunders Elite, Instruktur Yan memalingkan pandangannya ke arah Valviect

"Kembalilah ke asrama dan beristirahat, Valviect," ucap Instruktur Yan dengan suara yang penuh perhatian.

Valviect mendengarkan dengan penuh hormat ketika Instruktur Yan memintanya untuk kembali ke asrama dan beristirahat. Dia merespons dengan sikap yang patuh dan mengangguk sebagai tanda pengertian.

"Saya mengerti, Instruktur Yan. Saya akan segera kembali ke asrama dan istirahat dengan baik," tutur Valviect seraya menganggukkan kepalanya pelan.

Namun, sebelum Valviect kembali, Instruktur Yan berpesan, "Jangan lupakan pentingnya pemulihan dan istirahat setelah pertempuran."

Dia merespons dengan sikap yang patuh dan mengangguk pelan. Ketika Instruktur Yan selesai berbicara, Valviect berbalik dan mulai berjalan menuju asrama.

Bajunya kini dipenuhi dengan luka dan noda darah. Bajunya basah oleh keringat dan kelelahan tampak jelas di wajahnya. Luka-luka di bajunya menggambarkan pertempuran sengit yang baru saja dia alami. Dan dia merasakan pegal dan kelelahan menjalar ke setiap serat tubuhnya.

"Tubuhku terasa berat..."

Valviect memandang luka-luka di tubuhnya dengan perasaan campur aduk. Rasa sakit menusuk-nusuk, tapi dia tahu bahwa ini adalah bagian dari perjuangannya. Dia menutup mata sejenak, menghirup napas dalam-dalam.

"Aku akan memberi tubuhku waktu yang dibutuhkan untuk sembuh."

Valviect duduk dengan tenang di atas ranjang kasurnya, memejamkan mata. Dia memusatkan pikirannya dan mulai mengalirkan energi ke dalam tubuhnya. Dalam keheningan yang mendalam, dia merasakan getaran energi yang mengisi setiap serat tubuhnya.

Dalam meditasi yang tenang, Valviect membuka kanal energinya, membiarkan aliran energi vital memasuki tubuhnya. Dia merasakan energi itu mengalir melalui setiap titik, mengisi setiap sel dan meremajakan dirinya yang letih.

Valviect merasakan pusaran energi yang memancar dari pusat tubuhnya, mengisi meridian dan titik-titik akupunktur yang terhubung ke organ-organ vital. Energi itu membantu memulihkan luka-luka dan menghilangkan kelelahan yang menyebar dalam tubuhnya.

Dalam kesunyian yang disertai dengan hembusan napas yang dalam, Valviect mengisi dirinya dengan energi yang murni dan menyembuhkan. Dia membiarkan energi itu mengalir bebas, membangun kekuatan dan ketahanan yang diperlukan.

Di sisi lain, Instruktur Yan melangkah dengan langkah yang cepat dan pasti menuju kamarnya. Dia mengunci pintunya dengan hati-hati, memastikan bahwa tidak ada siapa pun yang bisa masuk tanpa izinnya. Dengan wajah yang penuh ketegasan, dia melangkah menuju salah satu dinding di kamar yang terlihat seperti dinding biasa.

"Aku perlu menemukan jawaban secepatnya."

Dengan cepat, Instruktur Yan menggesekkan jari-jarinya di sepanjang dinding, mengungkapkan serangkaian simbol yang tersembunyi di balik permukaannya. Seperti tarian yang dia kuasai dengan sempurna, dia menekan simbol-simbol itu dengan kecepatan yang luar biasa.

Simbol-simbol itu bergerak dan berubah, membuka jalan ke ruang bawah tanah yang tersembunyi di balik dinding. Instruktur Yan masuk ke dalam ruangan tersebut dengan gesit, menutup pintunya dengan hati-hati di belakangnya.

Ruang bawah tanah itu penuh dengan atmosfer misteri, Rak-rak penuh dengan buku-buku tua dan gulungan kuno menghiasi ruangan itu. Dia melihat-lihat setiap rak, membuka gulungan-gulungan kuno dengan hati-hati.

"Ini mungkin... Tidak, bukan itu. Ah, di sini!" seru Instruktur Yan seraya terus mengamati satu per satu buku.

Instruktur Yan menggenggam buku-buku itu dengan tangan yang erat, dia membaca dengan cepat, terus mencari petunjuk yang akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Walaupun tergesa-gesa, Instruktur Yan tidak mengabaikan setiap detail. Dia mempelajari setiap kata dan simbol dengan seksama.

"Informasi ini penting. Ada tautan yang jelas antara... ini... dan..."

Terpaku pada halaman yang sedang ia baca, namun tiba-tiba matanya berkedip, menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia mengangkat kepalanya dengan cepat, tatapannya tertuju pada lembaran sebelah kanan yang menampilkan gambar pedang.

"Begitu mirip... Gambar pedang ini, sama persis dengan miliknya. Apakah ini sebuah kebetulan, atau ada hubungan yang lebih dalam di antara keduanya? Valviect... Apakah kamu benar-benar pemilik yang sah dari pedang ini?"

Instruktur Yan dengan tegas menutup buku yang ia baca, lalu ia mengambil bulu merpati merah yang beliau miliki. Dengan mantap, ia membakar bulu merpati merah tersebut, mengamati dengan serius api yang membara dan asap yang mengepul. Wajahnya penuh dengan ketegangan dan keingintahuan yang tak tersembunyi.

Sementara tubuhnya tegak, menunjukkan fokus dan keputusan yang kuat.

"Akan kucari siapa kau sebenarnya."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status