Share

Fire Tiger

Terhampar di hadapan mereka adalah lapangan yang luas dan indah. Matahari pagi menerangi setiap sudut, menciptakan bayangan menarik di permukaan rumput yang hijau.

Pada hari itu, lapangan tersebut menjadi tempat latihan bagi para prajurit yang setia. Beberapa kubu berdiri tegak di sepanjang lapangan, mewakili ras yang berbeda dengan gaya bela diri unik yang mereka kuasai.

Di kubu pertama, anggota Ras Nymphys berkumpul. Mereka merupakan ras yang terhubung erat dengan sihir. "Panggil elemen air! Tunjukkan kemampuanmu yang mengagumkan!" seru seorang Nymphys sambil berayun lembut dengan tangannya.

"Aku akan berusaha, tetapi aku masih perlu melatih konsentrasiku," ujar anggota yang lain.

Tak jauh dari situ, di kubu kedua, Ras Lunar sedang mengasah keterampilan tombak dan panahan mereka. Pakaian mereka berwarna biru, menyerupai langit pada malam bulan purnama.

"Aku harus meningkatkan kecepatan menembakku," ujar seorang Lunar sambil memeriksa busurnya dengan cermat. "Kecepatan adalah kunci sukses dalam bela diri kami," tambah prajurit Lunar yang lain dengan semangat.

Namun, hanya anggota Ras Ansiel bernama Valviect Orgoron Silene yang berdiri sendiri di kubu ketiga. Dia menyadari bahwa dia satu-satunya murid dari ras Ansiel di kubu tersebut. Wajahnya tampak berpikir, mungkin mengharapkan adanya teman sebangsa yang bisa berlatih bersamanya. Namun, dia tidak membiarkan kesendirian itu menghentikannya.

Valviect menoleh ke arah Instruktur Yan, gurunya yang tegas, dengan wajah penuh hormat, "Guru, ras Ansiel hanya memiliki satu murid di sini. Bagaimana menurutmu aku bisa bertahan dalam situasi ini?"

Instruktur Yan tersenyum lembut, matanya penuh kepercayaan, "Valviect, kekuatan sejati tidak hanya terletak pada jumlah. Seperti kata pepatah, 'Lebih baik sendiri daripada bersama orang yang salah'. Kamu bisa belajar banyak dari kesendirian ini."

Valviect mengerutkan kening, masih merasa ragu, "Tapi Guru, ras Nymphys dan ras Lunar memiliki banyak anggota yang saling mendukung. Aku merasa terpinggirkan di sini."

Instruktur Yan mengangguk, ekspresinya penuh pengertian, "Aku mengerti perasaanmu, Valviect. Tapi ingatlah, dalam kesendirian, kamu memiliki kesempatan untuk menemukan potensimu yang sebenarnya. Jangan biarkan hal itu menghancurkan semangatmu. Gunakan situasi ini sebagai kesempatan untuk berkembang."

Valviect menatap Instruktur Yan dengan rasa ingin tahu, "Apa yang harus aku lakukan, Guru?"

Pelatihan dimulai dengan Instruktur Yan memandang serius ke arah Valviect, "Valviect, pelatihan kita dimulai dengan membangun fondasi fisikmu. Persiapkan dirimu, karena ini tidak akan mudah."

Valviect mengangguk, matanya penuh semangat, "Aku siap, Guru. Tunjukkan padaku apa yang harus aku lakukan."

Tanpa banyak bicara, Instruktur Yan membawa Valviect ke tepi sungai yang jauh, "Ambillah air dari sana, Valviect, dan bawakan padaku lalu isi baknya sampai penuh."

Valviect melihat sungai yang berjarak beberapa ratus meter dari tempat mereka berada. Nafasnya memburu saat dia menyadari tantangan yang dihadapinya. Namun, tekadnya tidak pernah goyah. Dengan semangat, dia berlari menuju sungai.

Instruktur Yan melihat Valviect menjauh dengan cepat dan tersenyum puas. Dia tahu bahwa ini adalah tes awal yang penting. Valviect harus melewati rintangan fisik ini untuk membuktikan kekuatannya.

Beberapa saat kemudian, Valviect kembali, wajahnya basah keringat dan napasnya tersengal-sengal. Dia menyerahkan air kepada Instruktur Yan dengan penuh kebanggaan.

Instruktur Yan mengangguk puas, "Baik sekali, Valviect. Namun, ini hanya awal. Masih banyak tantangan yang menanti kita."

Pelatihan berlanjut dengan Valviect mengangkat beban berat, melompat tinggi, dan berlari jarak jauh. Setiap kali dia mencapai satu tujuan, Instruktur Yan memberikan tantangan baru yang lebih berat.

Valviect berjuang keras, berkeringat, dan kadang-kadang hampir putus asa. Tetapi dia tidak pernah menyerah. Dia terus berusaha melewati setiap rintangan dengan kemauan yang kuat.

Waktu berlalu dengan cepat, dan ketangguhan Valviect semakin teruji. Setiap ototnya terasa sakit, tetapi dia tetap tegar berdiri. Dia menyadari bahwa hanya dengan perjuangan ini dia bisa mencapai tingkat kekuatan yang lebih tinggi.

Instruktur Yan melihat dengan bangga perjuangan Valviect, "Kamu melakukannya dengan baik, Valviect. Teruslah berjuang. Kekuatan sejati akan datang dengan ketekunan dan tekadmu."

Valviect menahan rasa sakitnya dan tersenyum lelah, "Terima kasih, Guru. Aku tidak akan menyerah. Aku akan terus berjuang hingga akhir."

Dalam pelatihan pertama ini, Valviect melewati setiap rintangan dengan perjuangan yang tak kenal lelah. Dia menyadari bahwa untuk mencapai kekuatan sejatinya, dia harus melewati perjalanan yang penuh perjuangan dan pengorbanan.

Saat matahari mulai terbenam, suasana menjadi sunyi di lapangan pelatihan. Namun, tiba-tiba, terdengar suara menggema yang menggetarkan udara.

Auma! Auma!

Valviect dan Instruktur Yan saling pandang, menyadari bahwa suara itu berasal dari makhluk magis. Dalam sekejap, kegelapan menyelimuti langit, dan dari bayangan muncul monster besar berbentuk harimau.

Monster tersebut memiliki ukuran yang luar biasa dan aura yang mengancam. Kekuatannya terasa di sekeliling, mengguncang bumi di bawah mereka. 

Instruktur Yan menatap monster itu dengan kewaspadaan, "Jadi ini lawan yang kita hadapi. Sebuah tantangan yang sesungguhnya. Apa kau siap untuk itu, Valviect?"

Monster harimau itu mendongakkan kepala dan mengeluarkan raungan menggema, "Aku adalah Harimau Abadi! Kalian, manusia lemah, tidak akan bisa menghalangi ambisiku!"

Harimau Abadi mengangkat satu cakar besar, menghasilkan hembusan energi yang kuat, "Kalian hanya burung kecil yang tak berdaya di hadapanku. Aku akan menghancurkan kalian dengan satu serangan!"

Instruktur Yan tersenyum dingin, "Kata-katamu tidak lebih dari angin kosong. Kami bukanlah burung kecil yang bisa dengan mudah kau sikat begitu saja."

Monster harimau itu melotot marah, memperlihatkan taringnya yang tajam, "Kalian akan menyesali kata-kata itu saat aku merobek tubuh kalian menjadi berkeping-keping!"

Cahaya putih berkilauan kembali memancar dari dada Valviect, Dengan keheranan, Valviect menyadari bahwa barang itu menjadi pusat perhatian musuh di sekitarnya.

"Apakah ini sebabnya aku menjadi target mereka? Barang ini mustahil tidak memiliki arti penting. Aku harus melindunginya dan mencari tahu kekuatannya!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status