Satu purnama sebelum tinggalkan hutan, Lin Jiang memilih untuk mengumpulkan tanaman obat, dan memilih untuk belajar sedikit ilmu pengobatan dari kitab seribu pengobatan.Selain itu Lin Jiang juga memikirkan cara agar saat ia meningkatkan kualitas tulang, ia tak lagi merasakan rasa sakit."Memang setiap menuju tingkatan selalu saja ada rasa sakitnya!" gumam Lin Jiang setelah tak menemukan cara untuk menghilangkan rasa sakit saat meningkatkan kemampuan.Kini di dalam cincin ruang Lin Jiang dipenuhi dengan tanaman obat, mustika siluman, dan juga koin emas yang begitu melimpah. Di usianya yang ke empat belas, Lin Jiang kini tak ubahnya seorang pangeran yang memiliki harta yang berlimpah yang tak akan habis tujuh keturunan sekalipun.Malam itu, Lin Jiang duduk merenung, dan ia melihat purnama di langit begitu cerah dan itu artinya besok ia akan menuju ke selatan.Kota Su adalah tujuan Lin Jiang, dan ia akan akhiri semua latihan yang ia lakukan selama lebih dari satu tahun lamanya. Kini s
Setengah purnama telah berlalu dan hampir semua peserta yang ingin ikut dalam turnamen sudah berkumpul di sekte naga emas.Seorang gadis berjalan di sekitar sekte, dan pandangan matanya liar mencari seseorang. "Apa si keparat itu tak akan datang!" ucap gadis tu kesal. Wajah gadis itu lumayan cantik, dan menarik perhatian para peserta yang datang ke sekte naga emas itu. Hingga ia pada akhirnya tiba di sebuah ruangan yang khusus untuk sekte tengkota putih."Paman Phi An, dimana Lin Jiang?" "Nona Mei Lin? Kau disini?""Sudah jelas aku disini, dimana Lin Jiang, paman?" tanya Mei Lin."Dia akan segera datang, nona Mei Lin," kata Kun Liong."Cih, kalau ia tak datang, maka dia akan dapatkan julukan dariku, Lin Jiang si pengecut!" Saat gadis itu bicara, tetua An Chi, gurunya datang dan bertemu dengan sahabatnya tetua Phi An."Apakah dia belum tiba, Phi An?" "Belum, aku takut ia lupa akan turnamen ini!""Aku penasaran pada kemampuan muridmu itu, apakah kemampuan yang ia miliki sudah meni
Wajah Tetua Phi An langsung berubah cerah saat tahu kalau Lin Jiang sudah tiba di sekte naga emas, namun itu hanya sesaat saja. "Kau terlambat Lin Jiang," kata tetua Phi An."Terlambat, kenapa tetua?" tanya Lin Jiang."Pencabutan nomor urut sudah selesai, kau tidak mungkin bertarung di atas arena lagi," jawab tetua Phi An dengan wajah yang lemas. Namun meskipun begitu, tetua Phi An tetap bersemangat karena melihat kehadiran Lin Jiang."Maafkan Lin Jiang guru!" ucap Lin Jiang.Lin Jiang tak katakan kalau ia sudah dapatkan nomor urut, Lin Jiang ingin jadikan itu kejutan untuk gurunya itu."Hahah, tidak apa-apa, muridku. Kau datang saja itu sudah cukup membuat guru senang!" kata tetua Phi An."Siapa saja utusan sekte kita guru?" tanya Lin Jiang."Kami!" jawab satu suara. Itu adalah suara dari Kun Liong dan keluar bersama dengan kekasihnya, Mi Li."Salam hormat senior!" kata Lin Jiang berikan hormat pada dua murid sekte tengkorak putih, mereka adalah manusia pertama yang Lin Jiang jump
Hari pertama di babak penyisihan turnamen pendekar muda susah di mulai, yang mana sekte-sekte kecil biasa Kana jadi korban pertama yang akan hancur di babak penyisihan itu. Dari belasan pertarungan, belum ada satu pun yang membuat kejutan. Sekte-sekte besar di dunia bawah masih melaku dengan mudah, dan tak ada yang hentikan mereka. Hingga hari pertama, sudah ada puluhan orang yang melaju ke babak kedua, namun belum ada satu pun murid sekte tengkorak putih yang bertarung.Lin Jiang yang memiliki nomor urut paling belakang, sudah dipastikan akan bertarung paling akhir. Apalagi gurunya belum tahu kalau sebenarnya Lin Jiang mendapatkan nomor urut, hanya berharap pada dua muridnya, yaitu Kun Liong dan Mi Li."Kun liong, Mi Li, kalian lihat baik-baik setiap pertandingan, karena salah satu dari yang menang akan jadi lawan kalian jika melaju dari babak penyisihan ini!" kata tetua Phi An."Iya, guru!" kata Kun Liong dan Mi Li bersamaan."Ini pertandingan terakhir untuk hari ini. Besok kalia
Semua orang yang menyaksikan apa yang baru saja terjadi di atas arena pertandingan berdiri melihat kekuatan aura membunuh Lin Jiang.Bahkan mereka yang memiliki kemampuan tingkat atas, merasakan kalau aura membunuh Lin Jiang bukan aura membunuh dari manusia yang biasa. "Apa ini kartu tersembunyi milik sekte tengkorak putih?" gumam tetua Su Pi.Pandangan ketua sekte naga emas itu tertuju pada tetua Phi An yang pandangan matanya juga tertuju pada Lin Jiang yang ada di atas arena. "Dia juga kaget dengan kemampuan muridnya, apa dia baru tahu kemampuan muridnya itu?" ucap tetua Su Pi.Untuk sejenak halaman sekte naga emas sepi karena melihat hal itu, namun pengawas arena buru-buru kendalikan keadaan. "Untuk hari ini cukup sekian. Babak Penyisihan sudah berakhir. Dua hari lagi kita akan mulai babak kedua dari turnamen ini!" teriak pengawas pertandingan. Barulah orang-orang sadar dan melepaskan napas, baru sadar untuk bernapas dengan lancar. Lin Jiang segera turun dari atas arena dan be
Lin Jiang di dalam ruangan yang ada di sekte naga emas duduk santai dan tak memikirkan apa yang baru saja ia lakukan. Baginya itu hal yang biasa, dan tak memikirkan konsekuensi dari yang baru saja ia lakukan di atas arena. "Apa yang salah dari yang aku lakukan, kenapa guru sangat marah padaku?" ucap Lin Jiang."Karena itu bisa jadi bahaya untuk nyawamu, Lin Jiang!" jawab satu suara. "Paman An Chi!" sambut Lin Jiang dan bangkit berdiri. Tanpa diminta oleh Lin Jiang, tetua An Chi menjelaskan kenapa tetua Phi An marah padanya. Dan Lin Jiang hanya bisa terdiam dan menatap gurunya. "Itulah mengapa guru marah padamu. Karena apa yang kau lakukan di atas arena itu akan jadi bahaya untukmu, muridku!" kata tetua Phi An."Maafkan kebodohan Lin Jiang, guru!" "Sudah, semuanya sudah terjadi, mulai hari ini hingga seterusnya, kau tidak boleh sendirian lagi Lin Jiang!""Iya, guru! Aku tahu!" Setelah itu mereka bertiga duduk santai di dalam ruangan itu. Duduk santai namun memikirkan bagaimana a
Tidak ada satu pun yang tahu penyerangan yang dialami oleh Lin Jiang, karena tetua Phi An memilih untuk diamkan hal itu. Itu juga permintaan Lin Jiang, hingga masalah itu tak keluar dari dalam ruangan itu. Hanya sekte tengkorak putih yang tahu akan masalah itu."Senior Kun Liong, bagaimana kondisimu?" tanya Lin Jiang."Aku baik-baik saja, luka ini tak akan berpengaruh pada pertandingan besok!" kata Kun Liong.Lin Jiang tersenyum, namun ia tetap berikan sebuah jamur obat untuk Kun Liong."Mungkin ini akan banyak membantu obati luka senior!" Namun Kun Liong terlihat ragu untuk mengambil tanaman obat itu, karena ia tahu tanaman obat itu termasuk langka di dunia persilatan."Jangan ragu Kun Liong, ambil saja!" kata tetua Phi An."Tapi guru, jamur obat adalah tanaman obat yang cukup langka, dan aku tak ingin gunakan itu untuk hal yang tak terlalu penting," kata Kun Liong."Apa senior tak anggap turnamen ini penting?" Mendengar itu Kun Liong ambil jamur obat, dan masukkan ke dalam kanton
San Su, lawan Lin Jiang mengawasi setiap gerak Lin Jiang, dan merasa ragu untuk menyerang Lin Jiang.San Su masih ingat bagaimana dengan mudahnya Lin Jiang mengalahkan lawan di babak pertama, dan ia tak ingin alami hal yang seperti itu."Ada apa denganmu, kenapa tidak menyerang?" tanya Lin Jiang mencoba memainkan pikirkan lawannya."Kenapa bukan kau yang menyerang lebih dahulu?""Jadi itu yang kau inginkan, baik! Akan aku penuhi keinginanmu itu!" kata Lin Jiang. Hiatttttt!!Lin Jiang berteriak keras, dan menyerang lebih dahulu, serangan yang tak gunakan tenaga dalam yang besar.Lin Jiang melompat ke atas, dan gunakan ilmu meringankan tubuh, dan arahkan satu tendangan ke arah San Su. Bammmmmmm!!Kedua lengan San Su menahan tendangan Lin Jiang, namun Lin Jiang belum selesai, dengan memutar tubuhnya, Lin Jiang melepaskan lagi satu tendangan keras ke tubuh San Su. Tendangan itu mendorong San Su, dan hampir saja ia jatuh dari atas arena, yang mana itu akan gagalkan dia melaju ke babak b