Beranda / Romansa / Pejuang LDR / Part 4 Flashback

Share

Part 4 Flashback

Penulis: Yuni Ayu Izma
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 10:21:11

Di sebuah kamar bernuasa pink, terlihat seorang wanita cantik sedang menangis.

"Daniel! Hiks... Hiks.. Kenapa kamu tega bermain api di belakangku? Apa salahku?" Dissa melirik ke arah jam dinding telah menunjukkan pukul 3 dini hari.

Tiba-tiba, kepala Dissa terasa sakit. lalu, ia  berusaha bangun dari tempat duduknya. Namun, apalah daya tubuhnya terasa lemas karena tidak bisa tidur dari semalam.

Dissa melangkahkan kakinya dengan pelan-pelan dan tangan kanannya memegang tembok sebagai tumpuan tubuhnya.  Ia berniat berjalan menuju lemari yang berisi peralatan kotak P3K yang tidak jauh dari tempat tidurnya. Ia mengambil peralatan kotak itu dan memilih beberapa obat pereda rasa sakit untuk diminumnya dan tidak lupa ia menyimpan kembali peralatan kotak P3K itu di tempatnya. Ia berjalan menuju meja belajar yang berada di samping tempat tidurnya dan tanpa sengaja dia menoleh ke arah jam tangan berwarna merah tertata rapi di rak meja belajarnya.

Lalu, ia berjalan ke arah jam tangan itu dan diambilnya jam tangan itu hingga tanpa sadar ingatan kenangan indah bersama Daniel berputar kembali di kepalanya.

------- Flashback On --------

Dissa yang telah menyelesaikan mengenakan gaun brukat mewah berwarna merah, berlengan panjang dan panjang gaunnya di atas lutut bermodifikasi dengan sepatu high heels berwarna hitam. Ia memberikan beberapa polesan make up di wajah cantiknya yang terlihat fresh dan tetap natural. Setelah selesai melakukan ritual kecantikannya, ia melangkahkan kakinya berjalan keluar kamar.

Dissa berjalan dengan memasangkan wajah dinginnya di hadapan semua maid dan bodyguard di mensionnya.

Baru beberapa langkah menuju ke pintu halaman depan mension, Dissa menoleh ke arah belakang. "Hey bodyguard bodoh! cepat siapkan aku mobil! Aku ingin pergi ke acara pernikahan temanku. Aku beri waktu dalam 1 menit dari sekarang. Cepatlah!" perintah Dissa menatap tajam ke arah bodyguardnya.

"Baik, Nona muda," balas bodyguard tersebut berjalan tergopoh-gopoh mempersiapkan mobil yang akan digunakan untuk mengantarkan Nona mudanya.

Kini mobil mewah Dissa telah melaju ke arah hotel bintang lima di pusat kota Sungailiat. Mereka menempuh perjalanan selama satu jam dari mensionnya dan tibalah mereka di sebuah hotel bintang lima ternama.

Bodyguard yang ikut mengawasi nona muda dengan menaiki mobil lain yang berada di belakang nona muda, ikut memberhentikan kendaraan mobilnya.

"Mari silahkan, Nona muda," ujar Pak Tono, supir pribadi Dissa, sedang membuka pintu mobilnya.

Dissa turun dari mobil dan membawa tas sandang berlapis emas di lengan tangannya. Dia langsung berjalan ke arah pintu hotel.

***

Suasana di dalam hotel begitu meriah, adanya kata sambutan dari MC ternama dan penyanyi terkenal di dunia hadir untuk mengisi acara pernikahan temannya.

Semua tamu undangan merupakan orang-orang pengusaha terpenting di dunia, Dissa berjalan dengan gaya anggunnya menuju tempat pelaminan tanpa menghiraukan tatapan kagum serta pujian manis dari para lelaki pengusaha muda.

Tiba-tiba langkahnya terhenti, saat Dissa ditabrak oleh seorang pria yang sedang asyik memainkan ponselnya.

Bruk!

Dissa terjatuh dan Jam tangan yang melekat di lengan putihnya ikut terjatuh.

Dissa menatap jam kesayangannya jatuh tepat berada di hadapannya, wajah Dissa yang datar berubah menjadi memerah menahan kemarahannya, tangannya mengepal dan dia mendongakkan kepalanya ke arah depan dan dia berdiri dan dengan refleks ia menampar wajah pria tampan di hadapannya.

"Dasar bodoh, lihat ini jam tangan kesayangan aku rusak gara-gara kamu," bentak Dissa , dengan memaki-maki seorang pria berdiri tegak di depannya.

"Maaf, saya tidak sengaja menabrak kamu," ujar Daniel merasa bersalah dan dia mengambil jam tangan bewarna merah dari saku celananya. "Untuk sebagai gantinya,  tolong, ambillah jam tangan ini. aku baru saja membelinya untuk hadiah ulang tahun adikku sebelum datang ke acara pesta ini dan kamu berhak untuk memilikinya." tawar Daniel menyerahkan jam tangan bewarna merah di hadapan Dissa.

Dissa menatap jam tangan itu dari tangan pria yang tadi menabraknya dan ia langsung mengambil jam tangan bermerek tersebut.

"Ya sudah aku ambil jam tangan ini demi mengganti jam tangan aku yang kamu rusak. Tapi ketahuilah, aku bisa membeli jam tangan ini sebanyak 20 jam tangan model bermerek lebih bagus dari ini. Minggir! aku mau lewat!" ucap Dissa cetus, mendorong  tubuh tegap Daniel agar memberikan jalan kepada Dissa.

"Huft... Sombong sekali wanita itu. Hem... cantik sih tapi gak punya attitude yang baik," gumam Daniel dalam hati, menatap punggung mulus milik wanita yang berjalan menjauh dari hadapannya.

Dissa berjalan ke arah tempat pelaminan.

"Rini, selamat atas pernikahan kamu dengan Reky. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan  warahmah." Doa Dissa tulus kepsda teman dekatnya.

Rini yang sempat berbicara dengan seorang pria di depan Dissa, ia menoleh dan membalas ucapan Dissa.

"Iya, terima kasih. Kapan kamu menyusul seperti aku, Dis?" tanya Rini menatap kedua bola mata Dissa.

"Nanti saja, aku gak suka pacaran dengan hubungan ketidakpastian dan aku juga tidak ingin mendengar banyaknya inilah itulah, duh... Aku muak dengan alasan klasiknya," imbuh Dissa tersenyum menampilkan gigi putihnya.

"Kamu ini ada-ada saja," balas Rini.

"Daniel! Daniel!" panggil Rini saat melihat seorang pria berjalan melewati pelaminan pengantin menuju meja makan.

Dissa yang melihat seseorang yang dipanggil oleh temannya, tiba-tiba, ia terkejut menatap wajah orang itu yang tadi sempat menabraknya dan membuat jam tangannya rusak.

"Iya ada apa," jawab Daniel menoleh dan berjalan ke arah Rini.

"Daniel, tolong panggilkan fotografi itu untuk mengambil foto aku bersama temanku yang cantik ini," perintah Rini, dengan memasang wajah memohon di hadapan Daniel.

Daniel menoleh ke arah teman Rini, dia juga sama halnya terkejut ketika melihat wajah seorang wanita sombong yang tadinya ia tabrak. "Dia," gumam Daniel kecil tetapi masih di dengar oleh Dissa. Dissa menatap kedua bola mata malas ke arahnya.

"Baiklah, Rin," balas Daniel singkat dan dia berjalan ke arah salah satu fotografi dan fotografi tersebut mulai mengambil gambar Rini bersama Dissa.

Daniel yang merasa tidak dibutuhkan lagi, kini melanjutkan rutinitasnya untuk menuju meja makan.

"Daniel... Ayo kesini," panggil Rini lagi.

"Iya ada apa lagi," balas Daniel menatap malas ke arah Rini karena dia tahu nantinya akan disuruh lagi.

"Daniel, kesini dong kamu ini masa sendiri terus. Kenalin ini teman aku bernama Dissa, dia adalah anak dari perusahaan Industri terkaya kedua di dunia," ujar Rini menyuruh Daniel untuk berkenalan dengan temannya.

"Iya, salam kenal ya namaku Daniel," ucap Daniel  mulai mengulurkan tangannya di hadapan Dissa dan ia menarik kembali tangannya karena tidak dibalas oleh Dissa.

Dissa tersenyum dan dia mulai berjalan turun ke arah bawah pelaminan. Namun langkah kakinya terhenti saat ia merasakan tangannya ditarik oleh seseorang.

"Dissa, kamu mau kemana? Tetaplah disini dulu. Apa kamu tidak bosan dengan status Jomblo kamu itu dan tidak ingin merasakan jatuh cinta lagi, cobalah kenalan sama Daniel siapa tahu kalian berjodoh," jelas Rini panjang lebar menatap wajah Dissa.

"Baiklah," jawab Dissa singkat menatap malas ke arah Rini di hadapannya.

"Dissa, tahu gak Daniel ini seorang dokter muda loh dan dia juga lulusan mahasiswa terbaik di kampusnya. Sebentar lagi, ia di tempat kerjanya akan diangkat sebagai Direktur di rumah sakit ternama. Tidak hanya itu saja, dia orangnya baik dan penyayang. Hewan peliharaannya saja disayang dan dikasih makan apalagi kamu yang nantinya jadi sebagai panutan hatinya," jelas Rini.

"Terus perlu aku bilang wow gitu," balas Dissa cuek.

"Duh kamu kok gitu sih, masa cowok ganteng dan dokter muda seperti Daniel masih kamu abaikan saja, gak sayang apa nanti digebetin sama cewek lain," ujar Rini berusaha membujuk Dissa agar membuka hatinya kembali.

"Oh, terus kalo aku abaikan saja, kenapa? Ngiri bilang bos," balas Dissa di hadapan Rina.

"Ehem," suara deheman Daniel menghentikan perdebatan mereka.

Rina dan Dissa menoleh ke arah Daniel.

"Nona muda, bolehkah saya meminta nomor ponselmu?" tanya Daniel.

"Maaf saya tidak hapal nomor ponsel saya dan saya tidak terbiasa memberikan nomor ponsel saya kepada orang asing," jawab Dissa cetus menatap remeh ke arah Daniel.

"Tenanglah Daniel, nanti setelah acara ini selesai maka aku akan kirimkan langsung nomor ponsel Dissa kepadamu," jawab Rina menenangkan Daniel karena hampir terpancing emosi oleh sikap Dissa.

"Terima kasih Rina, Kamu adalah temanku yang baik setelah suamimu," ujar Daniel tersenyum penuh kemenangan menatap ke arah Dissa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pejuang LDR   Ekstra Part 4 - Mencintaimu Selamanya - Tamat

    Hari ini merupakan hari yang ditunggu Dissa selama ini, hari senin yang menjadi saksi bahwa Dissa pertama kali masuk kuliah sebagai Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi. Kebetulan, jarak kampus dengan mension Richard memerlukan waktu 20 menit saja. Jadwal perkenalan mahasiswa baru dimulai pukul 07.30 wib pagi. Daniel yang tidak ingin Dissa terlambat, ia berinisiatif mengantarkan Dissa ke kampus ternama di London.Mobil yang dikendarai oleh Daniel telah memasuki area pekarangan kampus, Dissa menatap takjud dengan bangunan mewah nan megah hingga tidak terasa laju mobil berhenti di depan pintu utama kampus.“Sayang, aku antarkan disini. Maafkan aku belum bisa ikut masuk ke dalam,” ucap Daniel sendu.“Tidak apa-apa sayang, aku bahagia kamu mau mengantarkanku di kampus ini. Oh iya, semangat ya kerjanya, jaga mata dan hati karena hanya aku yang berhak memilikimu.” Dissa memandang Daniel dengan tatapan dalam.“Iya istriku tercinta, aku hanya milikmu seorang, kamu

  • Pejuang LDR   Ekstra Part 3 - Malam Yang Panjang

    Dissa memejamkan kedua bola matanya sejenak, ia butuh pikiran yang jernih untuk menimalisir semua kenyataan pahit dirinya pernah menjadi korban atas kejahatan Jesika.“Pa, sudahlah permasalahan yang pernah terjadi. Anggap saja semua yang pernah terjadi disebut takdir. Jangan pernah mudah menghakimi orang atas dasar masa lalunya karena semua orang pernah berbuat kesalahan,” ucap Dissa terdengar bijak dan Dedi tidak melanjutkan lagi perkataannya. Dedi serahkan semua yang akan terjadi cukup Dissa dan Daniel yang mengatasinya karena mereka sudah dewasa.“Okelah, kalau begitu Papa tidak ikut campur lagi kecuali Jesika berani melakukan kesalahan lagi maka Papa tidak segan-segan akan memecatkan secara tidak hormat.” sahut Dedi yang tak bisa dibantah.Setelah acara makan malamnya, Dissa dan Daniel memutuskan untuk ke kamar. Dandi memilih ikut Nenek Dila dan Kakek Dedi untuk tidur bersama. Dandi sangat dekat dan manja karena ia selalu diasuh

  • Pejuang LDR   Extra Part 2 - Ke Luar Negeri Mengetahui Tentang Jesika

    Setelah melewati masa test pendaftaran dan penerimaan selama 2 minggu. Akhirnya, Dissa diterima beasiswa prestasi akademik dengan nilai tertinggi di kampus ternama London. Sungguh, Dissa benar-benar bahagia atas kecerdasannya dan kegigihannya untuk melanjutkan kuliah Pascasarjana menjadi prioritasnya saat ini.Dissa yang telah sampai di Inggris, bersama Daniel dan anak kesayangannya, Mereka ingin menuju ke mension keluarganya di kota London. Awalnya Dissa menghawatirkan pekerjaan Daniel yang memiliki banyak pasien. Hal itu, membuat Dissa terniang-niang di sepanjang waktu."Bukankah kamu sedang sibuk dengan jadwal operasi pasien?" Dissa bertanya pada Daniel tapi Daniel tampak berpikir keras."Kamu yakin ingin ikut denganku dan mengorbankan pekerjaanmu?" tanya Dissa lagi dan Daniel mengangguk mantap."Iya, aku sangat yakin karena aku sebagai kepala keluarga harus bisa menjaga istri dan anakku. Meskipun, aku rela pindah bekerja ke luar negeri karena ak

  • Pejuang LDR   Ekstra Part 1 Keinginan Kuliah Lagi

    Pagi telah menjelang dan ufuk timur telah terbit untuk menyinari dunia. Di dalam ruangan yang luas dan mewah terlihat seorang wanita cantik tengah asyik membaca sebuah koran di tangannya."Beasiswa S2 di London? Wow, terasa menarik bagiku untuk mendapatkan gelar Pascasarjana." batin Dissa.Saat ini, Dissa berada di ruang keluarga dan ia menikmati masa liburan akhir tahun bersama anak dan suaminya di rumah saja."Aku berhak untuk melanjutkan kuliahku karena aku masih muda dan aku pemilik perusahaan Richard. Anakku berhak mendapatkan ibu yang cerdas dan berpendidikan tinggi untuk menjamin masa depannya." Dissa membalikkan lembar koran cetak untuk melihat daftar persyaratan untuk mengikuti beasiswa luar negeri.Daniel yang sedang asyik bermain bernama Dandi di dalam dekapannya. Mereka melihat Dissa dari kejauhan. Dissa terlihat sedang serius membaca koran itu."Pa, aku mau tuyuuun." pinta Dandi dengan suara cade

  • Pejuang LDR   Part 105 S2. Selalu Bersama - Epilog

    Dua tahun kemudian Dissa berusaha mengejar Dandi yang berlari kesana-kemari di dalam mension mewah milik dirinya bersama Daniel. "Dandi, jangan berlari terus nanti kamu jatuh," ucap Dissa berusaha berjalan cepat mengejar anak pertamanya. "Ndakk mau, mama kejal dulu Dandi sampe dapat." sahut Dandi kecil dengan menjulurkan lidahnya di hadapan Dissa. Dissa menghela nafasnya sejenak dan ia pasti mengetahui apa yang akan dilakukan Dandi kecil selanjutnya. Dandi kecil terus berlari menuju ke arah anak tangga dengan langkah seribu kakinya tanpa melihat ke arah bawah membuat dirinya terjatuh. Dissa membantu mengangkat tubuh Dandi kecil agar mau berjalan menuju ke arah ruang kesehatan di mensionnya. Setelah diadakannya pesta pernikahan Diki dengan Novi. Mereka memutuskan pindah mension yang telah lama dibeli oleh Daniel. Dissa yang mengandung anak pertamanya dengan Daniel semaki

  • Pejuang LDR   Part 104 S2. Satu Minggu

    Hari demi hari yang dijalani Dissa hanyalah duduk diam dan termenung. Di hati kecilnya, ia selalu membayangkan betapa bahagianya ia memiliki baby yang lucu yang terlahir dari rahimnya dan ia akan dipanggil mama dan papa oleh anaknya. Tapi apalah daya, harapannya telah lenyap melayang di udara.Dissa mengusap perut ratanya, ia selalu melakukan itu saat calon anaknya masih ada."Sayang, ayo kita makan," ucap Daniel sambil mengarahkan sendok yang berisi bubur yang akan dimakan oleh Dissa.Dissa diam tak bergeming, ia asyik dengan khayalan di pikirannya. Sementara, Daniel yang berdiri di sebelahnya berusaha memberikan saran dan mengajak ia untuk membuat anak lagi."Dasar lelaki, mau enaknya saja. Kamu kira mudah apa untuk melupakan calon anakku yang telah tiada." kata Dissa dalam hati.Di ruang tamu rumah sakit, Dissa melihat ada perdebatan kecil yang dilakukan oleh mama Dila yang te

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status