Beranda / Romansa / Pejuang LDR / Part 5 Persyaratan Wisuda

Share

Part 5 Persyaratan Wisuda

Penulis: Yuni Ayu Izma
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-03 09:04:36

Pagi ini, Dissa berencana pergi ke kampus bersama dengan temannya. Saat ini, dia duduk di ruang tamu dan mengambil ponselnya untuk menelepon keberadaan temannya.

"Assalamualaikum, Ayu. Sekarang kamu sudah sampai dimana? Hari ini, jadikan kita ke kampus?" tanya Dissa dari ponselnya.

"Wa'alaikumsalam, jadi tapi tunggu aku sebentar lagi ya karena aku masih di jalan," jawab Ayu dari seberang sana yang sedang memegang stir mobil, melajukan perjalanannya ke arah mension Ayu.

"Baiklah," ujar Dissa, memutuskan panggilan sepihak.

"Halo Dissa, jangan lupa bawaaa..." ya deh sudah dimatikan. Emang dasar tuh orang ya langsung main matiin saja teleponnya, biarin sajalah yang penting aku langsung fokus stir mobil lagi nanti bahasnya di Mension Dissa.

***

Kini mobil Honda jazz kuning telah memasuki gerbang utama Mension Dissa dan Ayu memarkikan mobilnya di depan mension.

"Sepertinya Ayu sudah datang, aku langsung kesana sajakah jadi tidak menunggu lagi," gumam Dissa berjalan menuju pintu mension.

"Eh Ayu sudah datang, ayo langsung pergi saja nanti takutnya dosen gak ada," ujar Dissa menatap ke arah kedua bola mata coklat Ayu.

"Oke," balas Ayu singkat.

Mereka berjalan bersama menuju ke arah mobil kesayangan Ayu, Ayu menekan kunci mobil otomatis yang berada dikunci mobilnya dan dia membuka pintu kepada Dissa.

"Silahkan masuk Tuan putri, maafkan saya yang bisa memberikan gerobak kecil ini untuk kamu naiki," ujar Ayu.

"Iya biasa saja keleus, aku masuk ya dan terima kasih telah membukakan pintu mobilnya," balas Dissa seraya masuk ke dalam mobil dan mengenakan seat belt mobil ke arah tubuh mungilnya.

Ayu berjalan ke arah pintu mobil stir dan menyalakan mobilnya. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi karena jalan raya tidak terlalu banyak orang berlalu lalang.

"Dissa, kamu sudah bawa belum perlengkapan yang masih kurang untuk wisuda kita nanti?" tanya Ayu yang masih fokus menyetir mobil ke arah jalanan.

"Sudah, semuanya beres dan tunggu kabar baik selanjutnya," balas Dissa dengan semangat empat lima.

Kini mobil telah sampai di pekarangan kampus, mereka membuka seat belt dan membuka pintu mobil. Mereka berjalan menuju ruang dosen pembimbing yang berada di tidak jauh dari ruang kampus.

Dissa yang berjalan fokus ke depan tanpa sengaja menatap seorang pria tampan dan barbadan kekar. Dissa terus saja berjalan dan matanya tetap memandangi wajah tampan pria itu. "Dia tampan sekali," gumam Dissa di dalam hati tanpa menghiraukan pembicaraan Ayu yang mengoceh tanpa henti.

Teman pria tampan yang  duduk di sebelahnya menoleh dan membuka pembicaraan kepada pria tampan tersebut.

"Reza, lihatlah itu ada cewek," ujar Arka yang merupakan teman dekat Reza memberikan saran kepadanya.

Reza menoleh ke arah Dissa, dia hampir salah tingkah ditatap olehnya. lalu dia berusaha menajamkan pendengarannya untuk mengetahui pembicaraan mereka.

"Iya cewek tapi mukanya jelek," ujar Reza menatap remeh ke arah Dissa.

Dissa yang mendengar pembicaraan dari Reza merasa tersinggung dan dia berjalan cepat menuju ruang dosen. Sebelum masuk, Dissa berkaca ke arah jendela tembus pandang itu dan mulai menatap dirinya. "Pantas saja dia menghujatku seperti itu, aku lupa memakai make up di wajahku. Tapi kurasa diriku tak terlalu jelek tapi kenapa dia membicarakanku seperti itu ya? Dasar lelaki pasti selalu menganggap wanita itu jelek kalo tidak memakai make up. Mereka gak sadar apa diri mereka seperti apa? Mau enak saja melihat gratis wajah cantik kami tanpa mau membelikan make up pada kami," omel Dissa merasa kesal karena dirinya tidak terima diperlakukan seperti itu.

Ayu yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan dosen pembimbing dan siap berjalan ke arah dosen. dia baru merasa ada sesuatu yang kurang dari dirinya dan dia mulai mencari-cari sesuatu.

"Aduh, Dissa dimana? Kok gak ada di sebelah aku? Bukankah tadi kami jalan bersama-sama menuju ruang dosen? Jangan-jangan dia tertinggal lagi di jalan?" tanya Ayu pada dirinya sendiri seraya berjalan keluar ruangan dan menemukan keberadaan Dissa yang sedang berkaca di depan jendela tembus panjang.

"Hey, ngapain kamu disini? Kamu gak masuk ke dalam ruang dosen? Di dalam ada dosen pembimbing kita lagi free jadi lebih selesai mengumpulkan berkas ini." ujar Ayu mengajak Dissa berjalan menuju ke dalam ruang dosen.

Di dalam ruangan dosen, Dissa dan Ayu mulai mengumpulkan persyaratan berkas wisuda yang ditentukan seperti:

Print out formulir pendaftaran yang telah ditandatangani Dekan dll sebanyak 2 (dua) set. (1 lembar asli cap basah untuk Bagian Pendidikan Rektorat dan 2 lembar copy untuk Akmawa Fakultas).

1. Fotokopi Ijazah SLTA sebanyak 2 (dua) lembar.

2. Foto copy lembar pengesahan tugas akhir/skripsi 1 lembar.

3. Fotokopi kartu mahasiswa semester Gasal tahun 2019/2020 yang sudah dilegalisir Akmawa sebanyak 2 (dua) lembar.

4. Pas photo terbaru hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 (empat) lembar,dengan ketentuan:

5. Cetak Studio (doff)

a. Mengenakan Jas

b. Kedua telinga harus kelihatan

6. Konsep transkrip nilai yang sudah ditandatangani Pembantu Dekan I, Ketua Jurusan dan Dosen Wali (bag. Pendidikan Rektorat asli)

7. Foto kopi Kartu Keluarga (1 lembar)

8. Foto kopi KTP (1 lembar)

9. Foto kopi Akte Kelahiran (1 lembar)

10. Form pernyataan berjilbab (bagi mahasiswi berjilbab)

11. Berkas disusun sesuai dengan urutan dimasukan kedalam map berwarna dengan ketentuan warna :

FSP : Merah, FSR : Biru, FSMR : Kuning

Dokumen Pendukung :

1. Form Pernyataan Berhijab

2. Checklist Kelengkapan Berkas Wisuda

Itulah beberapa persyaratannya yang sudah dikumpulkan oleh Dissa dan Ayu kepada dosen pembimbingnya, tinggal menunggu keputusan dari dosennya yang mengecek satu per satu berkas mereka. akhirnya dosen tersebut mengatakan semuanya sudah lengkap dan Dissa dan Ayu merasa lega karena hampir sedikit lagi mereka akan mengikuti acara wisudanya.

"Dissa! Ayu!" panggil dosen mereka.

"Iya pak," jawab mereka bersamaan.

"Saya lihat nilai kalian berdua di mata kuliah kewarganegaraan mendapatkan nilai c, apa kalian tidak berniat untuk mengajukan kepada dosen yang bersangkutan untuk mengikuti mata kuliah ulang?" tanya dosen.

"Tidak pak, nilai ini lebih dari cukup. Bukankah hanya satu mata kuliah mendapat c bisa dianggap lulus," jawab Dissa berhadapan langsung dengan dosennya.

"Iya memang benar begitu tapi sayang sekali jika tidak ingin mengubah nilai itu menjadi b dan disini juga saya mengadakan melakukan pengulangan mata kuliah yang kurang, seperti: mengikuti jam kuliah selama 3 bulan saat libur kampus atau membuat sebuah opini atau cerpen dan tembus langsung di media koran nasional," jelas Dosen pembimbingnya.

"Benarkah pak?" tanya Ayu dengan dengan semangat saat mendengar kata tawaran terakhir dari dosennya.

"Iya benar, kalau berminat silahkan langsung saja dikerjakan dari sekarang karena tinggal 3 bulan lagi kalian akan mengikuti acara wisuda  jadi masih bisa mengikuti makul nilai yang kurang," saran Pak dosen kepada mereka yang berada di depan meja duduknya.

Dissa yang mengetahui bahwa Ayu tidak pernah tergabung ke dalam dunia literasi, dia merasa bertanya-tanya pada dirinya. Apa benar ini Ayu temannya? Dengan Percaya dirinya mengiyakan ajakan dari dosen.

"Baiklah Pak, terima kasih atas informasinya. saya permisi dulu," ucap Ayu dan Dissa bersamaan.

Mereka berjalan ke arah pintu keluar ruangan dosen dan tidak lupa menutup kembali pintunya. Dissa dan Ayu berjalan melewati beberapa ruangan kelas digunakan oleh mahasiswa dan betapa terkejutnya Dissa melihat salah satu spanduk yang berisi seseorang yang baru saja dilihatnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pejuang LDR   Ekstra Part 4 - Mencintaimu Selamanya - Tamat

    Hari ini merupakan hari yang ditunggu Dissa selama ini, hari senin yang menjadi saksi bahwa Dissa pertama kali masuk kuliah sebagai Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi. Kebetulan, jarak kampus dengan mension Richard memerlukan waktu 20 menit saja. Jadwal perkenalan mahasiswa baru dimulai pukul 07.30 wib pagi. Daniel yang tidak ingin Dissa terlambat, ia berinisiatif mengantarkan Dissa ke kampus ternama di London.Mobil yang dikendarai oleh Daniel telah memasuki area pekarangan kampus, Dissa menatap takjud dengan bangunan mewah nan megah hingga tidak terasa laju mobil berhenti di depan pintu utama kampus.“Sayang, aku antarkan disini. Maafkan aku belum bisa ikut masuk ke dalam,” ucap Daniel sendu.“Tidak apa-apa sayang, aku bahagia kamu mau mengantarkanku di kampus ini. Oh iya, semangat ya kerjanya, jaga mata dan hati karena hanya aku yang berhak memilikimu.” Dissa memandang Daniel dengan tatapan dalam.“Iya istriku tercinta, aku hanya milikmu seorang, kamu

  • Pejuang LDR   Ekstra Part 3 - Malam Yang Panjang

    Dissa memejamkan kedua bola matanya sejenak, ia butuh pikiran yang jernih untuk menimalisir semua kenyataan pahit dirinya pernah menjadi korban atas kejahatan Jesika.“Pa, sudahlah permasalahan yang pernah terjadi. Anggap saja semua yang pernah terjadi disebut takdir. Jangan pernah mudah menghakimi orang atas dasar masa lalunya karena semua orang pernah berbuat kesalahan,” ucap Dissa terdengar bijak dan Dedi tidak melanjutkan lagi perkataannya. Dedi serahkan semua yang akan terjadi cukup Dissa dan Daniel yang mengatasinya karena mereka sudah dewasa.“Okelah, kalau begitu Papa tidak ikut campur lagi kecuali Jesika berani melakukan kesalahan lagi maka Papa tidak segan-segan akan memecatkan secara tidak hormat.” sahut Dedi yang tak bisa dibantah.Setelah acara makan malamnya, Dissa dan Daniel memutuskan untuk ke kamar. Dandi memilih ikut Nenek Dila dan Kakek Dedi untuk tidur bersama. Dandi sangat dekat dan manja karena ia selalu diasuh

  • Pejuang LDR   Extra Part 2 - Ke Luar Negeri Mengetahui Tentang Jesika

    Setelah melewati masa test pendaftaran dan penerimaan selama 2 minggu. Akhirnya, Dissa diterima beasiswa prestasi akademik dengan nilai tertinggi di kampus ternama London. Sungguh, Dissa benar-benar bahagia atas kecerdasannya dan kegigihannya untuk melanjutkan kuliah Pascasarjana menjadi prioritasnya saat ini.Dissa yang telah sampai di Inggris, bersama Daniel dan anak kesayangannya, Mereka ingin menuju ke mension keluarganya di kota London. Awalnya Dissa menghawatirkan pekerjaan Daniel yang memiliki banyak pasien. Hal itu, membuat Dissa terniang-niang di sepanjang waktu."Bukankah kamu sedang sibuk dengan jadwal operasi pasien?" Dissa bertanya pada Daniel tapi Daniel tampak berpikir keras."Kamu yakin ingin ikut denganku dan mengorbankan pekerjaanmu?" tanya Dissa lagi dan Daniel mengangguk mantap."Iya, aku sangat yakin karena aku sebagai kepala keluarga harus bisa menjaga istri dan anakku. Meskipun, aku rela pindah bekerja ke luar negeri karena ak

  • Pejuang LDR   Ekstra Part 1 Keinginan Kuliah Lagi

    Pagi telah menjelang dan ufuk timur telah terbit untuk menyinari dunia. Di dalam ruangan yang luas dan mewah terlihat seorang wanita cantik tengah asyik membaca sebuah koran di tangannya."Beasiswa S2 di London? Wow, terasa menarik bagiku untuk mendapatkan gelar Pascasarjana." batin Dissa.Saat ini, Dissa berada di ruang keluarga dan ia menikmati masa liburan akhir tahun bersama anak dan suaminya di rumah saja."Aku berhak untuk melanjutkan kuliahku karena aku masih muda dan aku pemilik perusahaan Richard. Anakku berhak mendapatkan ibu yang cerdas dan berpendidikan tinggi untuk menjamin masa depannya." Dissa membalikkan lembar koran cetak untuk melihat daftar persyaratan untuk mengikuti beasiswa luar negeri.Daniel yang sedang asyik bermain bernama Dandi di dalam dekapannya. Mereka melihat Dissa dari kejauhan. Dissa terlihat sedang serius membaca koran itu."Pa, aku mau tuyuuun." pinta Dandi dengan suara cade

  • Pejuang LDR   Part 105 S2. Selalu Bersama - Epilog

    Dua tahun kemudian Dissa berusaha mengejar Dandi yang berlari kesana-kemari di dalam mension mewah milik dirinya bersama Daniel. "Dandi, jangan berlari terus nanti kamu jatuh," ucap Dissa berusaha berjalan cepat mengejar anak pertamanya. "Ndakk mau, mama kejal dulu Dandi sampe dapat." sahut Dandi kecil dengan menjulurkan lidahnya di hadapan Dissa. Dissa menghela nafasnya sejenak dan ia pasti mengetahui apa yang akan dilakukan Dandi kecil selanjutnya. Dandi kecil terus berlari menuju ke arah anak tangga dengan langkah seribu kakinya tanpa melihat ke arah bawah membuat dirinya terjatuh. Dissa membantu mengangkat tubuh Dandi kecil agar mau berjalan menuju ke arah ruang kesehatan di mensionnya. Setelah diadakannya pesta pernikahan Diki dengan Novi. Mereka memutuskan pindah mension yang telah lama dibeli oleh Daniel. Dissa yang mengandung anak pertamanya dengan Daniel semaki

  • Pejuang LDR   Part 104 S2. Satu Minggu

    Hari demi hari yang dijalani Dissa hanyalah duduk diam dan termenung. Di hati kecilnya, ia selalu membayangkan betapa bahagianya ia memiliki baby yang lucu yang terlahir dari rahimnya dan ia akan dipanggil mama dan papa oleh anaknya. Tapi apalah daya, harapannya telah lenyap melayang di udara.Dissa mengusap perut ratanya, ia selalu melakukan itu saat calon anaknya masih ada."Sayang, ayo kita makan," ucap Daniel sambil mengarahkan sendok yang berisi bubur yang akan dimakan oleh Dissa.Dissa diam tak bergeming, ia asyik dengan khayalan di pikirannya. Sementara, Daniel yang berdiri di sebelahnya berusaha memberikan saran dan mengajak ia untuk membuat anak lagi."Dasar lelaki, mau enaknya saja. Kamu kira mudah apa untuk melupakan calon anakku yang telah tiada." kata Dissa dalam hati.Di ruang tamu rumah sakit, Dissa melihat ada perdebatan kecil yang dilakukan oleh mama Dila yang te

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status