Shasha terpaku mendengar pernyataan cinta dari Kaisar. Gadis itu tentu saja merasa bahagia karena ternyata mereka punya perasaan yang sama. Namun, dia tidak mau melangkah lebih jauh tanpa meminta restu dahulu dari sang mama."Coba dengarkan lagu ini, Sha!" Kaisar kembali memutar lagu di gawainya.... Menantimu hingga saat cintaku temukan dirimu. Usai sudah sampai di sini. Berdiri melabuhkan asmara.Menikah denganku. Menempatkan cinta. Melintasi perjalanan usia. Menikah denganmu. Menetapkan jiwa. Bertahtakan kesetiaan cinta. Selamanya .... (Menikahimu - Kahitna)"Aku bukan pria romantis, Sha. Beginilah aku apa adanya. Pria yang tidak pernah bisa menjanjikan setiap saat selalu ada di sampingmu, tapi aku akan selalu mendukungmu. Sebagai abdi negara aku harus selalu siap kalau ada panggilan tugas dan meninggalkan keluarga," ucap Kaisar sesudah lagu romantis itu berakhir."Menjadi istriku juga tidak mudah, Sha. Harus siap aku tinggal setiap saat. Entah ditinggal tugas atau meninggal saat b
Setelah membersihkan diri dan berwudu, Kaisar pergi dengan Rendra ke masjid untuk menunaikan salat Magrib. Selama memungkinkan kedua pria itu selalu menjalankan salat berjemaah di masjid. Namun, kalau keadaan tidak memungkinkan mereka menjalankan salat di kantor atau di rumah atau di mana saja sedang berada. Sesibuk apa pun, salat lima waktu tidak pernah mereka tinggalkan.Bakda Magrib sepulang dari masjid, Kaisar makan malam dengan keluarga Bu Dewi. Dia tidak bisa berlama-lama karena setelah Magrib mendapat telepon dari kantor. Jadi, begitu selesai makan, Kaisar pamit untuk pergi ke kantor. Ada rapat mendadak karena situasi mendesak dari kasus yang dia tangani. Mau tidak mau perwira polisi itu harus pergi meski merasa tidak enak hati sebab langsung pulang usai makan tanpa sempat berbasa-basi. Untung saja keluarga Bu Dewi memaklumi situasi dan pekerjaan Kaisar.Shasha yang belum selesai makan tetap mengantar Kaisar sampai ke depan. “Hati-hati di jalan, Mas. Jangan lupa istirahat,” pes
Waktu terus berlalu hingga tiba saatnya Dita harus memajukan operasi caesar-nya karena luka jahitan bekas operasi caesar sebelumnya menipis. Jarak kehamilan yang sekarang dengan operasi sebelumnya tidak sampai satu tahun sehingga jaringan yang terbentuk masih belum normal. Jahitan yang belum rapat sempurna sudah tertarik atau melebar lagi karena terdesak kandungan yang makin besar. Karena itu demi keselamatan ibu dan bayi, dokter memutuskan untuk mempercepat kelahiran jabang bayi.Setelah menjalani operasi caesar, Dita melahirkan bayi laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengan Rendra. Bayi mungil itu diberi nama Almair Syabil Daneswara, yang sejak di dalam kandungan dipanggil Ale.Tujuh hari setelah kelahiran Ale, kedua orang tua baru itu mengadakan acara akikah. Mereka mengundang banyak orang dan tak lupa menyumbang ke panti asuhan sebagai ungkapan rasa syukur karena Ale sudah lahir dengan selamat.Malam harinya, Kaisar datang ke kediaman Bu Dewi. Dia sebenarnya diundang Rendra un
Shasha akhirnya tetap duduk menemani Kaisar makan. Sebenarnya tadi dia hanya menggoda perwira polisi itu. Tidak mungkin juga Shasha meninggalkan tamu spesial yang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya itu."Mas Kai, sibuk banget ya sampai jarang kirim pesan. Balas pesan juga lama banget." Gadis itu membuka pembicaraan yang terdengar seperti sedang merajuk."Iya, maaf. Ada banyak kasus yang harus aku tangani. Makanya aku juga baru bisa datang sekarang. Kenapa? Apa kamu kangen sama aku?" Kaisar melirik Shasha yang sedang memainkan kedua tangan di atas meja."Memangnya Mas Kai enggak kangen sama aku?" Shasha menoleh ke samping kanan di mana Kaisar duduk. Membuat keduanya tanpa sengaja saling berpandangan. Dia lalu buru-buru mengalihkan pandangan sambil tersenyum malu.Kaisar tertawa kecil. "Kangenlah. Kangen banget. Apalagi aku belum dapat jawaban dari kamu. Aslinya aku juga deh-degan. Namun, karena tugas jadi prioritas utama, jadi aku tidak bisa sering-sering menghubungi kamu."Shasha men
Kaisar tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Shasha. "Pada dasarnya, aku tidak keberatan istriku bekerja asal tetap menjalankan tugas utamanya sebagai istri dan ibu kalau sudah punya anak. Aku bukan pria kolot yang ingin istrinya di rumah saja. Istri boleh kerja tapi ada syaratnya. Dia juga harus mau ikut ke mana pun aku ditugaskan," ujarnya."Berarti seumpama aku jadi istri Mas Kai, aku masih boleh kerja?" tanya Shasha agar mendapat kepastian.Kaisar menyengguk. "Boleh, tapi aku tidak mau tinggal berjauhan. Bekerja di sekitar daerah di mana aku ditugaskan."Shasha tersenyum lalu menganggut berulang kali. "Kalau memang tidak ada sinyal internet untuk kerja online, ya aku kerja offline. Entah apa pun nanti, asal aku masih bisa menghasilkan uang sendiri dan halal.""Apa kamu tidak yakin aku mampu menafkahi kamu dan anak-anak kita nanti, Sha?" Gantian Kaisar yang bertanya. Harga dirinya merasa sedikit tersentil."Jangan tersinggung, Mas. Aku percaya Mas Kai sangat mampu menafkahi keluarg
Kaisar tersenyum, lalu bertanya, "Jadi, kamu sudah siap mengikuti sidang pranikah dan menjadi ibu Bhayangkari, Sha?"Shasha kembali menyengguk seraya tersenyum malu."Aku mau dengar jawabanmu, Sha." Kaisar meraih tangan kiri Shasha dan menggenggamnya erat."Bismillahirrahmanirrahim. Alesha Candraningtyas, apa kamu mau menerima pinangan Kaisar Musafee, sebagai suami dan imammu?" Kaisar menatap mata Shasha dengan intens. Ada harapan yang terpancar di sana.Shasha juga menatap netra Kaisar. Mencari kesungguhan di sana sebelum memberi jawaban. "Insya Allah, aku mau. Tapi, Mas Kai harus minta restu dulu sama Mama dan Rendra." Gadis itu langsung menundukkan pandangan setelah menjawab Kaisar."Alhamdulillah. Terima kasih, Sha. Pasti aku akan meminta restu mereka berdua." Kaisar mencium tangan Shasha yang dia genggam."Eh, Mas Kai." Shasha terkejut mendapat perlakuan seperti itu dari Kaisar. Dia lalu menarik paksa tangannya."Maaf, Mas Kai. Kita belum muhrim, tidak boleh seperti ini,” tukas S
Begitu sampai rumah, Kaisar menyimpan makanan yang diberikan oleh Bu Dewi ke dalam kulkas. Besok pagi akan dia panaskan sebelum makan. Sedangkan kuenya disimpan di atas meja makan. Besok akan dia bawa ke kantor karena tidak akan habis kalau dimakan sendiri. Setelah itu, Kaisar langsung membersihkan diri. Tiga puluh menit kemudian, dia baru menghubungi Shasha. "Sudah tidur, Sha?" tanya Kaisar setelah beruluk salam. "Belum. Aku baru selesai bersih-bersih. Jam berapa sampai rumah, Mas?" sahut Shasha. "Sekitar 20 menit yang lalu. Aku mandi, terus telepon kamu,” ucap Kaisar. "Malam-malam kok mandi, Mas. Katanya enggak baik loh buat kesehatan,” timpal Shasha. Kaisar tertawa kecil. "Ternyata begini rasanya kalau ada yang memedulikan kita. Makasih atas perhatiannya, Sha." "Enggak usah lebai deh, Mas." Shasha yang ada di seberang telepon, memutar bola matanya. "Aku enggak bisa tidur kalau badanku belum bersih, Sha. Tadi ‘kan aku belum mandi sore, jadi baru bisa mandi setelah pulang,” jel
Bu Ryani menoleh pada suaminya. “Bapak itu kenapa to? Mbok ya sudah dikasih restu saja tidak usah berbelit-belit. Yang penting Kaisar dan Shasha sudah saling cinta dan cocok. Apa Bapak tidak ingin segera menggendong cucu,” cerocos wanita paruh baya itu. Dia merasa kesal pada suaminya yang terlalu banyak bertanya pada Kaisar.“Tentu saja bapak juga ingin segera punya cucu. Bukannya bapak tidak setuju Kaisar sama Shasha, bapak cuma ingin memastikan kalau Shasha mau menerima Kaisar apa adanya. Bapak tidak ingin di masa depan mereka ada masalah karena faktor ekonomi,” jelas Pak Dipta.“Insya Allah aku dan Shasha sudah membicarakan semuanya, Pak. Setiap bulan, aku dapat gaji bulanan, ditambah penghasilan dari toko aksesori. Sejauh ini lebih dari cukup untuk hidup sendiri. Alhamdulillah aku bisa menabung dan beli rumah. Gaya hidup Shasha juga biasa, seperti yang dibilang Tata tadi. Dia juga punya tabungan sendiri,” timpal Kaisar.“Setelah menikah, Shasha tetap ingin punya penghasilan sendir