Share

8. Rencana ke Jakarta

Sore ini Jun dalam perjalanan pulang dari kantor. Menyempatkan waktu untuk melipir sejenak untuk membeli martabak telur. Jun tak segan untuk membeli makanan di jalan. Sebelumnya, ia tak pernah melakukannya karena semua terbiasa dilayani, Hidup sebagai anak dengan privilege, istilah masa kini. Namun, lagi-lagi semua berubah saat Reya yang mengajarkan si om untuk sesekali merasakan sensasi jajan di jalan.

Jun duduk di dalam mobil seraya menunggu pesanannya. Kemudian mengambil ponselnya dan segera menghubungi Reya. Tak lama sampai panggilan diterima

"Kamu di mana?"

"Aku di rumah habis mandi, belum pulang Om?"

Jun tersenyum, membayangkan kekasihnya itu selesai mandi kemudian aroma strawberry menyeruak dari dalam kamar mandi. Reya memang menyukai mandi dengan sabun dengan wangi buah terutama strawberry.

"PAsti wangi strawberry. hmm? Kamu bikin saya kangen." Jun merayu, kata-kata gombal.

"Kita kan nanti ketemu lagi kalau om ke Jakarta minggu depan." Reya coba mengingatkan janji temu mereka berdua.

"Iya, cuma masih terlalu lama buat saya. Saya lagi beli martabak telur."

"Makan yang banyak ya Om. Jangan lupa vitaminnya diminum juga, makan nasi, minum air putih, dan jangan lupa jangan begadang. Aku enggak mau Om sakit." Reya berucap panjang lebar penuh perhatian.

Lalu jika gadis itu bersikap semanis itu, bagaimana Jun tak jatuh hati? Perhatian yang diberikan tulus dan tak berlebihan. Reya juga tak pernah menuntut mungkin jika bisa meminta, Jun ingin mengenal Reya dulu kemudian jatuh cinta dan bisa merasakan bagaimana menjalani kisah kasih berdua. Meski jelas semua itu tak akan mungkin. Jadi ia mensyukuri saja bahwa bisa bertemu dengan Reya di masa sekarang disaat dia sudah bisa memberikan banyak hal untuk gadis itu.

"Om kok diem?"

"Iya sayangnya Om. Kamu juga, inget kalau ada apa-apa hubungi saya."

"Siap. Ya Udah ya Om, aku mau ke kamar ibu. Mau mandiin ibu."

"Oke," jawab Jun.

"Sayang om banyak-banyak. Bye," pamit Reya kemudian mematikan panggilannya.

Jun kemudian mematikan panggilan. Ia segera menghapus riwayat panggilan dari aplikasi. Menunggu sebentar sampai martabak pesanannya tiba. Kemudian melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

Perjalanan menuju rumah memakan waktu tak lebih dari 10 menit. Setelah tiba Jun segera berjalan turun dan masuk ke dalam rumah besarnya. Ke dalam kemudian menuju dapur melihat putra tunggalnya Kuki Yang kini tengah meneguk air dingin. Kuki sepertinya baru saja pulang kuliah terlihat dari pakaian yang dikenakan juga tas dan sepatu yang belum ia lepas. Melihat sang ayah cookie segera mencium tangan ayahnya.

Jun kemudian berjalan menuju meja makan. "Sini makan dulu. Ambil piring sama sendok," ajak Jun

Anak itu berjalan mendekati sang ayah, sambil membawa piring yang tadi diperintahkan oleh sang ayah untuk dibawa. kemudian duduk di kursi yang tepat bersebelahan dengan Jun yang kini tengah membuka kotak martabak yang ia beli tadi. Terlihat masih hangat.

"Nih makan dulu, ngemil." Jun memang begitu menyayangi putra semata wayang.

"Tumben banget nih papi jajan di luar sendirian?" tanya Kuki sambil sibuk mengunyah martabak miliknya.

"Papi kebetulan emang lagi pengen aja."

"Oiya Pi, aku minggu depan kayaknya mau ke Jakarta deh."

Jun melirik ke arah Kuki. "Mau ngapain kamu ke sana?"

"Biasalah ada pertemuan sama anak-anak gamers. Aku udah minta izin sama mami, kata mami oke boleh." Kuki kemudian menatap sang papi yang menganggukkan kepala.

Game kemudian menatap pada putra semata wayangnya. "Kalau ke Jakarta kamu mau tidur di mana? Kalau emang kamu mau ke sana biar papi sewain apartemen."

Kuki menggeleng, Ia benar-benar sudah memiliki rencana untuk ini. "Aku kemarin udah ngobrol sama Lili kalau aku bakalan nginep di rumah bude Lis. Lagian di sana kan ada Lili yang bisa naik motor. Jadi, aku bisa bonceng dia buat nganterin. Lagian mumpung Lili nganggur gitu manfaatkan jadi tukang ojek. Lili juga udah oke buat bantuin aku."

Mendengar nama Lili mengingatkan Jun pada Reya. Dan tentu saja jika Kuki ke sana ia akan bertemu dengan kekasihnya itu.

"Apa nggak ngerepotin?"

"Lili bilang sih nggak ngerepotin Pi. Ya daripada dia nggak ada kerjaan. Dan aku juga minta tolong dia nanti buat ambil foto aku dan teman-teman." Kuki menjelaskan lagi terlihat jika sang papin tampaknya agak atas setuju dengan keputusannya untuk menginap di rumah Lili.

Sedikit banyak Jun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Kuki. Selain itu Kuki bisa juga berkumpul dengan Lili sepupunya. "Kebetulan papi juga mau ke Jakarta minggu depan. Papi ada rencana mau nginep di hotel sih. Kita berangkat bareng aja Jadi papi juga bisa mampir ke rumahnya Bude Lis."

Rencana telah dibuat tentu saja tujuan Jun tak dan tak bukan agar ia bisa melihat Reya. Rumah Lili dan kekasihnya tam terlalu jauh. Hanya berbeda RT dan rumah Reya berada sedikit di depan dari rumah Lili. Sepertinya, Jun akan meminta kekasihnya itu untuk bermain di rumah Lili, agar ia bisa mengamati gadis itu. Kemudian jika memungkinkan, Jun akan membuat rencana berdua. Jun rindu dimanjakan dan berpeluh bersama tuntaskan dahaga napsu.

Sementara di sisi lain Kuki merasa senang karena ia bisa berangkat bersama dengan sang papi. Andai ia tahu niat buruk ayahnya itu, mungkin saja ya takkan merasa sesenang ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status