Share

35. Istri ke Dua

Vianca memejamkan mata, duduk di kursi teras ditemani dinginnya malam dan secangkir teh hangat yang berada di meja. Semenjak mendengar penghinaan dari dua teman Zeva hatinya tak bisa tenang. Timbul rasa ragu pada diri sendiri, apakah layak dirinya menjadi pendamping Zeva. Sama seperti saat pertama kali Zeva melamarnya, bahkan keraguannya lebih dari pada itu.

Hanya anak di dalam perut yang membuatnya bertahan. Dirinya merasa tidak berharga meskipun Zeva sudah menenangkan batinnya.

"Gak diminum tehnya, Vi?"

Vianca perlahan membuka mata, dan hal pertama kali dia lihat bukanlah langit malam seperti tadi. Melainkan wajah Zeva yang menatap teduh penuh iba. 

"Keburu dingin tehnya, kurang nikmat." Sekali lagi, pria itu membujuk wanita yang ada di hadapannya untuk mau menikmati teh. "Apa kurang biskuit Rom*?"

Vianca mulai tersenyum dengan sedikit candaan dari Zeva. Hati yang rapuh itu berusaha dia kuatkan lagi. Dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu kebe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status