Home / Romansa / Pelan-Pelan, Pak Dosen! / Bab 115. Larangan

Share

Bab 115. Larangan

Author: Anggun_sari
last update Last Updated: 2025-11-28 08:28:35

“Hai….”

Zoe cukup terkejut, baru juga dia keluar dari ruangan Xavier, Adam sudah muncul lagi di depannya.

“Kamu menunggu di sini sejak tadi?” tanya Zoe sedikit was-was. Dia takut jika Adam tahu apa yang telah dilakukannya tadi bersama dengan Xaviier di dalam.

Adam tersenyum tipis. Matanya menatap lurus pada tanda merah yang ada di leher Zoe. hatinny memanas. Tanpa bertanya tentu dia tahu betul apa yang terjadi di dalam tadi.

Hatinya menjerit ingin marah. Namun, dia tak memiliki kuasa. Dia bukan siapa-siapa bagi Zoe, hanya seorang teman itu pun tidak begitu dekat.

“Tidak,” jawab Adam berbohong. Yang terjadi sebenarnya, sejak ia keluar dari ruangan Xavier, ia tak pergi sedetikpun dari sana. Ia menunggu dan duduk dengan perasaan cemas bercampur emosi di depan ruang Xavier.

“Apa kamu ingin bertemu lagi dengan Pak Xavier?”

Adam tersenyum tipis. Ia menarik pelan tangan Zoe, mengajak wanita itu pergi. “Tidak, aku mengkhawatirkanmu.”

Zoe yang tak ingin terjadi kesalahpahaman lagi, mencoba m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelan-Pelan, Pak Dosen!    Bab 171. Siuman

    Xavier termenung, pria itu seperti sedang memikirkan sesuatu. Usai Adam memohon, suasana hatinya menjadi tak terkontrol. Antara marah dan rasa iba bercampur menjadi satu.Zoe paham betul jika Xavier tidak ingin mereka berhubungan dengan keluarga Adam. Namun, ketulusan yang dipancarkan oleh Adam, membuat Zoe tak tega melihatnya.“Mau menemui Aluna?” tawar Zoe saat mendengar helaan napas Xavier.Xavier menoleh. Ia kembali menghela napas beratnya. “Jika aku menemuinya aku hanya akan membuat dia semakin menginginkanku, Angel.”“Lalu kamu akan membiarkannya begitu saja. Hanya melihat Eros, tidak lebih,” kata Zoe membujuk Xavier.“Tidak. Aku tidak ingin memberikan harapan kosong untuknya,” balas Xavier.Xavier mengulurkan tangan, mengajak Zoe kembali ke kamar rawat papanya. Rencana makannya hari ini harus gagal total karena kehadiran Adam. Nafsu makannya mendadak hilang entah kemana.“Apa kam

  • Pelan-Pelan, Pak Dosen!    Bab 170. Tolong aku, aku mohon

    Zoe menatap lurus ke depan. Tangannya terus bergerak memilin bajunya. Ia tak tahu harus berbicara seperti apa dan bagaimana untuk menghibur Nora. Ia tahu betul bagaimana perasaan Nora saat ini. Meski wanita itu menunjukkan senyumnya, hatinya pasti sedang menangis saat ini.“Huh…,” desah Nora setelah terdiam cukup lama. Mereka sedang ada di taman untuk mencari udara segar.Zoe menoleh menatap Nora. Sebuah senyum ia lemparkan saat wanita itu tersenyum kepadanya.“Kamu tahu, hatiku rasanya begitu lega setelah mengatakan semuanya. Aku seperti orang yang tidak memiliki beban,” ujar Nora.Zoe tersenyum manis. Ia memberanikan diri menggenggam tangan Nora. “Tante yang kuat ya,” ucap Zoe. Nadanya terdengar pelan, namun penuh arti.Nora membalasnya dengan senyum. “Sebenarnya Tente ingin sekali menampar dan meluapkan kemarahan Tante, tapi Tente menahannya.”“Marah juga tidak akan menyelesaikan semuanya. Semua s

  • Pelan-Pelan, Pak Dosen!    Bab 169. Merelakan

    Zoe mengerjapkan matanya. Matanya terlihat menatap kanan dan kiri tempatnya berada saat ini. Dinding berwarna putih dan bau disinfektan menyadarkan Zoe bahwa saat ini masih berada di rumah sakit.Setelah bercengkrama dengan Xavier tadi, Zoe tertidur didekapan Xavier. Tubuh pria itu selalu bisa membuat dirinya nyaman dan tenang.“Sudah bangun?”Zoe yang baru saja mengumpulkan nyawanya, terperanjat kaget. Di sampingnya ternyata ada Nora yang tersenyum ke arahnya. Senyuman itu begitu tipis. Jelas sekali wajah Nora terlihat lelah. Kerutan-kerutan di wajahnya mulai terlihat. Hanya dalam beberapa hari, semuanya merubah Nora. Sikapnya, cara berpikirnya dan perilakunya.“Maaf, tadi saya mengantuk sekali, jadi tidur sebentar. Tapi ternyata saya kebablasan,” ungkap Zoe.Nota tersenyum simpul. Ia lebih mendekat kepada Zoe. “Mau jalan-jalan bersama?” tawar Nora.Zoe terlihat berpikir. Kepalanya menatap ke kanan

  • Pelan-Pelan, Pak Dosen!    Bab 168. Tetaplah disisiku

    Zoe mengembang senyumnya saat Xavier menoleh ke arahnya. Pria itu sedang membersihkan tubuh papanya.Tangan Zoe bergetar saat tiba-tiba ayahnya menghubunginya. Entah dari mana Baskoro memiliki nomornya. Hanya adik dan teman-teman dekatnya yang tahu nomornya yang baru.Zoe menghela napas panjang, ia mengabaikan panggilan dari ayahnya dan lebih memilih menatap Xavier, pria itu beberapa kali tersenyum padanya sebelum akhirnya berjalan ke arahnya.“Kamu begitu telaten merawat papamu,” puji Zoe.Xavier tersenyum tipis. “Hanya aku yang ada, jadi mau tidak mau aku harus melakukannya bukan,” jawab Xavier.Zoe tersenyum manis. Tangannya mengusap kepala Xavier. “Anak pintar,” pujinya lagi.Xavier tertawa lebar. Ia merasa seperti anak kecil yang mendapatkan pujian karena telah mengerjakan tugas dengan baik dan benar.“Aku bukan anak kecil yang suka diusap kepalanya,” kata Xavier.“Lalu apa kesukaanmu?” tanya Zoe meladeni guyonan Xavier.“Kamu!” jawab Xavier yang sukses membuat pipi Zoe merona me

  • Pelan-Pelan, Pak Dosen!    Bab 167. Terima kasih sudah menemaniku

    Zoe membeli beberapa makanan ringan dan kue untuk dibawa ke rumah sakit. Ia membulatkan tekadnya untuk meminta bantuan pada Xavier.Ia tidak mungkin meminta bantuan pada Adam atau yang lainnya. Adam sedang kesusahan. Pria itu sudah sibuk mengurus kakaknya yang sedang sakit.Memilih menaiki taxi, Zoe segera pergi ke rumah sakit. Ia mengatakan pada supri taxi arah dan tujuannya.  Taxi itu berjalan meninggalkan kompleks perumahan Sofia.Jalanan yang lengang membuat perjalanannya tidak terlalu lama. Supir taxi menurunkan Zoe tepat di depan pintu masuk rumah sakit.Berjalan perlahan, Zoe dibuat mengernyitkan keningnya saat melihat Xavier berjalan entah dari mana.“Eros!” panggil Zoe yang membuat Xavier langsung menoleh.Xavier tersenyum simpul. Kedua tangannya terbuka lebar siap memeluk tubuh kecil Zoe.“Dari mana?” tanya Zoe manja. Ia berada di dekapan Xavier saat ini.“Hanya

  • Pelan-Pelan, Pak Dosen!    Bab 166. Meminta Bantuan

    Zoe mengernyitkan keningnya. Matanya menatap penuh tanya sosok Sofia. “Apa ada orang seperti itu? Bukankah kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun dengan mudah,” balas Zoe.Sofia tersenyum tipis. “Ada. Dan aku sangat menyukainya.”Zoe mengulum senyum menanggapi ucapan Sofia. Kali ini ia benar-benar merasa jika Sofia terlihat berbeda. Sikap dan cara menatap serta gaya bicaranya, semuanya terlihat bukan seperti Sofia.“Oh ya…katakan padaku, apa yang membuatmu ke sini? Kita lupakan masalahku, mari kita bahas tentang kamu,” ucap Sofia mengalihkan pembicaraan.Zoe menarik napasnya dalam-dalam. Ia menarik sudut bibirnya dengan terpaksa. Ia sebenarnya malu harus bicara pada Sofia, tapi jika bukan Sofia siapa lagi yang bisa dimintai pertolongan.Ini adalah kali pertama ia meminta bantuan pada Sofia. Jika bukan karena telah vakum lama menjadi streamer dua satu plus, pasti ia tak akan sebingung ini.“Sebenarny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status