Chapter: Bab 30. Menyentuhnya KembaliMata Belvina membulat, dia baru keluar dari kamar mandi dan mendapati Dante sudah duduk berselanjar di atas ranjangnya. Sepertinya laki-laki itu baru selesai mandi. Rambutnya terlihat masih basah. Pemandangan ini membuat Dante terlihat begitu menggoda di mata Belvina.Belvina menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran aneh yang baru saja menghinggapi otaknya. “Duduklah, apa kamu tidak lelah terus berdiri di sana?” Dante menepuk ranjang kosong di sampingnya, memerintah Belvina untuk segera naik.Belvina berdehem, pipinya terasa panas entah kenapa. Akhir-akhir ini bahasa tubuhnya memang suka sekali bereaksi aneh, terlebih jika itu menyangkut tentang Dante.“Aku masih harus mengeringkan rambutku.” Belvina berjalan ke arah meja rias. Tangannya dengan cepat mengambil hairdryer. Sebenarnya ini hanya alasan. Dia hanya tidak siap jika harus berada satu ranjang dengan Dante. Mereka masih tidur di kamar yang berbeda sampai detik ini.Dante menarik sudut bibirnya. Bunyi guncang di atas ranjang
Terakhir Diperbarui: 2025-07-16
Chapter: Bab 30. Pulang Dante mengetuk-ngetukkan jari-jari tangannya. Wajahnya terlihat tenang, tapi sebenarnya pria itu tengah menahan gelisah. Jam yang berputar terasa begitu lama. Sudah tiga meeting yang dilewatinya hari ini, dan ini adalah meeting terakhir. Jika bukan karena penolakan dari Noah, tentu saat ini dia sudah duduk di atas pesawat, menanti waktu untuk mendarat di Barcelona. Menggeram kesal, dia menatap malas pada sosok pria di sebelahnya—Noah. Pria itu terlihat menjelaskan secara lengkap dan detail kepada klien mereka tentang kerja sama yang akan mereka lakukan. Keuntungan serta pinalti bila ada pelanggaran kontrak yang terjadi.Saat ini dia benar-benar ingin segera mengakhiri semua ini dengan cepat. Apalagi setelah dia mendapatkan lagi pesan teks dari Nora yang mengatakan bahwa Belvina kembali mengalami muntah. Helaan napas panjang menguar begitu saja. Rasa gelisah di dadanya semakin membuncah. Rasanya dia tidak akan tenang jika belum berada di sisi wanita si keras kepala itu.“Baiklah, saya
Terakhir Diperbarui: 2025-07-14
Chapter: Bab 28. Menguji Kesabaran Belvina menatap hampa ponsel yang ada di depannya. Tepat pukul delapan malam ini, sudah dua belas jam ia berpisah dari Dante. Ada rasa kosong yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya. Menunggu sejak siang tadi, nyatanya tidak ada pesan atau pun panggilan masuk ke dalam ponselnya. Dante seolah pergi meninggalkannya tanpa kata. Hampa, sunyi, senyap, begitulah kiranya.Sekali lagi ia menghela napas panjang. Jari-jarinya yang dipoles dengan cat kuku berwarna merah kembali menyentuh benda pipih miliknya. Seperti sebelumnya, tidak ada notifikasi apa pun dari orang yang diharapkannya. Meski tidak begitu dekat, tapi Dante selalu mengirimkan pesan kepadanya sejak mereka bersama. Tidak adanya pesan serta kehadiran pria itu, kehampaan itu nyata adanya.“Nona, apa makanannya tidak cocok? Saya bisa kembali membuatkan anda menu baru. Sudah hampir satu jam anda berada di meja makan, tapi anda tidak menyentuh sama sekali makanan di meja makan.”Belvina mengulum senyum, selama itukah dia duduk dan ber
Terakhir Diperbarui: 2025-07-04
Chapter: Bab 28. Kata-Kata Yang Mengusik “Tuan Dante sudah berangkat pagi-pagi sekali, Nona.”Perkataan Nora, menghentikan gerakan tangan Belvina yang hendak mengetuk pintu kamar tidur Dante. Rencananya pagi ini dia ingin meminta maaf pada pria itu. Semalam Dante pergi begitu saja setelah ditodong pertanyaan yang sama sekali tidak dijawabnya. Pria itu pergi berlalu dan mengabaikannya begitu saja. Kediamannya bahkan terus berlanjut hingga mereka sampai di rumah. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci diri. “Sepertinya aku benar-benar membuatnya marah,” gumam Belvina dengan wajah sendu.Belvina menghela napas panjang. Wanita itu lantas melangkahkan kakinya turun ke lantai satu. Pagi ini dia akan pergi ke kantor, meski enggan. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya hari ini, termasuk mengurus masalah yang ditimbulkan oleh Alethea. Hari ini sepupunya itu akan dimintanya untuk ke kantor menyelesaikan masalahnya.“Nona, tidak makan?” tanya Nora saat melihat Belvina hanya meminum susu yang dibuatkannya.“Aku mak
Terakhir Diperbarui: 2025-06-28
Chapter: Bab 27. Rasa KecewaBelvina bergerak gelisah. Saat ini Belvina dan Dante sedang menunggu dokter kandungan kenalan Dante. Genggaman tangan Dante pada tangan Belvina, membuat wanita itu mendongak menatap Dante. Keduanya duduk di depan poli kandungan.Sebenarnya jadwal poli kandungan sudah tutup sejak beberapa jam yang lalu. Namun, dengan sedikit paksaan dan suap, dokter kenalan Dante itu mau kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Kepergian Dante ke Jepang, esok pagi adalah alasan pria itu memaksa untuk mengetahui keadaan Belvina, apakah istrinya itu sedang hamil atau tidak.“Ingin menunggu di kantin?” tawar Dante.Belvina menggelengkan kepalanya. Tangannya terasa dingin menunggu si dokter yang tak kunjung datang. Berkali-kali Belvina melirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Entah sejak kapan waktu berjalan terasa begitu lama.“Kenapa lama sekali,” gumam Belvina.Dante menghela napas panjangnya. “Sebentar lagi. Jika kamu merasa gelisah, kita bisa menunggu di kantin atau di tam
Terakhir Diperbarui: 2025-06-28
Chapter: Bab 26. HamilMenuruti permintaan Belvina, Dante—si pria dingin dan paling anti menuruti permintaan seseorang, kini berkutat di dapur. Pria itu terlihat memasukkan beberapa bumbu ke dalam panci setelah tadi merebus kepiting. Beruntung di dalam lemari esnya masih ada stok kepiting hingga dia tidak perlu memerintahkan seseorang untuk membelinya.Perkataan Nora beberapa waktu lalu cukup mengganggu pikirannya. Beberapa kali dia menoleh menatap Belvina yang duduk manis di depan pantry. Wanita itu terlihat tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Ekspresinya sebentar ditekuk, sebentar tersenyum tipis. Entah apa yang sedang dibicarakan istri kontraknya itu. Dia hanya bisa mendengar penggalan-penggalan kalimat yang keluar dari mulutnya.Memastikan rasa masakannya telah sempurna, dia memindahkan kepiting asam manis itu ke atas piring lalu membawanya ke hadapan Belvina. “Cobalah!” perintah Dante berdiri di depan Belvina.Mata Belvina berbinar menatap kepiting asam manis di hadapannya. Ua
Terakhir Diperbarui: 2025-06-27
Chapter: Bab 18. Dipaksa MenginapLeticia mendengus kesal. Matanya menyipit menatap Kylen yang sedang berdiri memanggang daging di halaman belakang. Pria itu sesekali tertawa sambil menimpali ucapan Nola. Hatinya masih kesal, belum bisa melupakan apa yang dikatakan oleh Kylen kemarin. Pria itu sungguh laki-laki yang menyebalkan. Saat ini mereka sedang berada di rumah orang tua Kylen. Rengekan Nola yang meminta mereka untuk datang, memaksanya ikut meski hatinya masih kesal.“Mereka seperti anak kecil, ya,” celetuk Elianor yang baru ikut bergabung.Leticia hanya tersenyum simpul. Matanya kembali menatap lurus ke depan setelah tadi menatap sebentar Elianor.“Nenekmu sangat menyayangi Kylen. Hubungan mereka sempat dingin, tapi sekarang Ibu senang melihat hubungan mereka kembali menghangat,” kata Elianor yang menimbulkan kernyitan di dahi Leticia.Elianor tersenyum manis. Tangannya terjulur meraih tangan Leticia, lalu mengusapnya penuh sayang.“Tawa nenek Kylen kembali lagi seperti dulu setelah dia melihat Kylen menikah de
Terakhir Diperbarui: 2025-07-26
Chapter: Bab 17. Si Manusia KejamKylen berdecak kesal, matanya menyipit melihat Leticia yang baru saja turun dari mobil seseorang. Tangannya terkepal saat melihat pria itu berbicara cukup lama, entah apa yang mereka bicarakan. “Dari mana?”Leticia terkesiap. Matanya menatap malas sosok Kylen yang berdiri tak jauh dari pintu. Sebuah senyum miring, tercetak samar di wajah Leticia. Rupanya Kylen lebih dulu sampai di rumah ketimbang dia. Mungkin pria itu berpikir bahwa dia sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan di belakangnya. Namun, sungguh saya, matanya justru menangkap basah Kylen yang tengah asik bertukar saliva dengan Shanon.Marah? Tentu saja. Kylen selalu mengatakan kepadanya untuk menjaga sikap. Namun, dia sendiri tidak melakukannya. Meski, Kylen tidak pernah berjanji apa pun kepadanya, dia masih boleh untuk marah kan, atas apa yang dilakukan pria itu. “Aku sedang bertanya padamu, Leticia Dominic!” geram Kylen, menahan lengan Leticia.Mata Leticia memicing, marah atas sikap Kylen yang seolah-olah tidak mela
Terakhir Diperbarui: 2025-07-24
Chapter: Bab 16. Merasa Dikhianati“Leticia, suamimu… sedang bersama siapa itu?”Leticia mengikuti arah pandang Ettan, di sana tak jauh dari tempatnya duduk, Leticia melihat Kylen sedang mendorong seorang wanita yang duduk di atas kursi roda. Senyum bahagia terlihat dari dua orang berbeda jenis kelamin itu. Tidak ada yang terucap dari bibir Leticia, tapi hatinya serasa diremas sembilu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Ettan memastikan kondisi Leticia, meski tidak mengatakan apa pun, tapi dia bisa membaca gestur Leticia yang terlihat tidak baik-baik saja.Leticia mengangguk dan memaksakan senyumnya. Ia bahkan berusaha sekuat mungkin untuk menahan dirinya agar tidak menangis.“Jadi… siapa dia?” tanya Ettan kembali. Hatinya cukup penasaran atas apa yang baru saja dilihatnya.“Sepupu,” jawab Leticia berbohong.“Sepupu?” ulang Ettan tidak sepenuhnya percaya.Leticia mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan. “Mau bermain?” tawar Leticia.“Temani aku ke time zone,” kata Leticia saat melihat kernyitan di wajah Ett
Terakhir Diperbarui: 2025-07-24
Chapter: Bab 15. Dibuat Kecewa“Ibu?!”Leticia dibuat terkejut saat mendapati Elianor sudah duduk di meja makan, pagi ini. Dengan senyum mengembang dan rasa sedikit gugup Leticia berjalan menghampiri Elianor. Mereka baru bertemu kembali setelah acara lamaran. Setelah resmi menjadi istri Kylen, ia belum sempat berkunjung. “Duduklah, kita sarapan sama-sama,” perintah Elianor. Ekor matanya melirik kursi di sebelahnya.Leticia menganggukkan kepala. Ia duduk di samping Elianor.“Di mana Kylen? Apa dia tidak turun untuk sarapan?” tanya Elianor menghentikan gerakan Leticia yang sedang mengoleskan selai kacang pada rotinya.Leticia tersenyum samar. Semalam Kylen tidak pulang ke rumah. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Ingin bertanya pada Owen, tapi dia tidak memiliki nomornya.“Apa dia lembur?” tebak Elianor.Elianor menghela napas panjang. Putranya itu ternyata masih sama. Ia pikir setelah menikah, Kylen akan berubah, nyatanya tidak. Pekerjaan masih menj
Terakhir Diperbarui: 2025-07-23
Chapter: Bab 14. Menyentuhnya KembaliTubuh Kylen membeku sesaat. Namun, kembali seperti biasa dengan cepat. Permintaan Shnaon tentu bukan sesuatu yang baik. Membawa Shanon tinggal bersamanya hanya akan memperburuk keadaan. Dia tentu akan mengatakan semuanya, tapi tidak sekarang. Semuanya terlalu cepat jika harus diakhiri saat ini. “Sayang, bukankah kamu baru saja sembuh. Kamu masih harus menjalani fisioterapi untuk membuat sistem otot-ototmu kembali normal,” kata Kylen duduk di samping Shanon. Matanya menatap dalam, mencoba membujuk.Shanon diam. Wajahnya ia lemparkan ke sembarang arah. Hatinya masih kesal dengan insiden suara wanita yang mengangkat teleponnya, tadi. Sebenarnya tadi ia menghubungi Kylen pagi-pagi sekali untuk meminta pria itu menemaninya fisioterapi. Hari ini ia ada jadwal fisioterapi. Ia ingin segera kembali normal dan melihat dunia luar lagi.“Sayang…?” Kylen mengusap lembut tangan Shanon, mencoba menarik kembali perhatian kekasihnya.Kylen menghela napas panjang
Terakhir Diperbarui: 2025-07-23
Chapter: Bab 13. Kebahagiaan Yang Hanya Bertahan Beberapa Saat“Eugghh….”Leticia melenguh kecil. Wanita yang saat ini tidak menggunakan penutup kecuali selimut itu meringisl saat merasakan tubuhnya remuk usai pergulatan panasnya bersama dengan Kylen. Jika boleh memilih Leticia masih ingin memejamkan matanya. Namun, bunyi ponsel Kylen yang tak juga berhenti memaksanya untuk membuka mata.Pemandangan pertama yang dilihatnya saat membuka mata adalah wajah tampan Kylen. Pria itu terlihat jauh lebih tampan saat tidur dibandingkan saat terjaga. Wajah dinginnya dan sorot mata yang tajam, membuat ketampanannya terasa menakutkan.“Ky….” Leticia menggoyang bahu Kylen, berusaha membuat laki-laki itu bangun. “Ponselmu terus berdering. Mungkin ada sesuatu yang penting.”Bukan bangun, Kylen hanya menggeliat kecil. Matanya masih terpejam. Namun, bibirnya berujar, “Angkat saja, aku masih mengantuk!”Tidak membantah, Leticia langsung mengambil ponsel Kylen. Menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa penelponya.“Halo…?”“Halo…?” Shanon menjauhkan ponsel dari tel
Terakhir Diperbarui: 2025-07-21