Chapter: Bab 73. Apa dia marah? “Tapi….” Bola mata Zoe bergerak gelisah, tidak berani membalas tatapan Xavier.Xavier menghela napas panjang dan berat. Jari tangannya mengusap rambut Zoe yang diikat asal. “Kenapa? Apa kamu takut aku meninggalkanmu?” tebak Xavier tepat sasaran.Bibir Zoe tertutup rapat, tapi ekspresinya dapat dibaca oleh Xavier dengan baik. Setelah melihat bagaimana sikap kedua orang tuanya, mustahil jika Zoe tidak mengalami kesulitan. Apalagi sampai saat ini dia masih belum memberikan kepastian terhadap Zoe.“Mau pulang saja?” tawar Xavier. Tetap berada di tempat ini dengan suasana yang tidak lagi nyaman, juga percuma. Zoe terlihat tidak nyaman, memaksakan kehendaknya untuk tetap tinggal dan melewati malam-malam menggairahkan tentu akan membuatnya terlihat seperti laki-laki egois.“Apa boleh?” sahut Zoe, manik mataya ia angkat menatap Xavier takut-takut.Xavier menganggukkan kepalanya. Ia bangkit, menuntun Zoe keluar dari Villa. Untuk beberapa detik langkahnya sempat terhenti kala melihat lampu vill
Last Updated: 2025-11-04
 Chapter: Bab 72. Malam ini cukup pikiran aku.“Coret saja. Lakukan apapun yang Papah mau. Bukankah tadi aku sudah mengatakannya. Lakukan apapun yang kalian inginkan, aku sama sekali tidak peduli,” balas Xavier, tenang tak terusik sama sekali.Bukan takut, Xavier justru menatap papah dan mamahnya dengan semiriknya. “Jika tidak ada lagi yang ingin kalian katakan, aku masuk dulu. Kami lelah dan butuh istirahat!” Putus Xavier mengakhiri perbincangan.Nora terus menggelengkan kepalanya saat Xavier membalikkan tubuhnya, berjalan masuk ke dalam villa pribadinya meninggalkan mereka. Tubuh Nora limbung, otot-ototnya seakan tak mampu menopang berat tubuhnya. Harapannya hancur, bayang-bayang kemiskinan dan hidup serba kekurangan mulai menghantui pikirannya.“Tante, Tante baik-baik saja?” Aluna berlari kecil menghampiri Nora, mencoba menolong wanita itu.Air mata Nora menetes. Matanya menatap sendu Aluna yang mencoba memberikan senyum kepadanya. Padahal dia sendiri tahu bahwa Aluna sama terpukulnya dengannya. Jawaban yang diberikan Xavier s
Last Updated: 2025-11-03
 Chapter: Bab 71. Situasi menegangkan“Siapa dia? Siapa wanita ini, Xavier?!”Mata Zoe membulat, begitu juga dengan Aluna dan Nora, melihat apa yang dilakukan Dimitri kepada Xavier. Zoe semakin mengeratkan genggamannya, tubuh kecilnya bersembunyi di balik punggung lebar Xavier. Wajah tegang serta mata tajam penuh kilatan amarah dari Dimitri, membuat hati Zoe menciut.Zoe memang kerap menerima perlakuan kasar bahkan pukulan dari ayahnya, tapi belum pernah ia melihat kemarahan seseorang yang terlihat begitu menyeramkan seperti saat ini. Tatapan penuh kebencian itu seakan menekankan bahwa Xavier bukan putra dari Dimitri.Dibalik rasa takut yang menguasai hati Zoe, matanya melirik takut-takut Xavier. Bukan terpukul, pria itu justru tersenyum miring dengan tangan mengusap ujung bibirnya. Senyum itu seolah menantang Dimitri.“Begitu ingin tahu?” cibir Xavier. “Bagaimana jika aku menolak untuk menjawabnya,” imbuh Xavier dengan nada meremehkan.“Silahkan pikirkan apapun yang ada di pikiranmu, arena aku sama sekali tidak berniat 
Last Updated: 2025-11-03
 Chapter: Bab 70. Siapa dia? Zoe melirik tangan Xavier yang menggenggam erat tangannya. Sepertinya janji Xavier tadi pagi, usai bersiap-siap mereka benar-benar pergi jalan-jalan.Tempat pertama yang mereka kunjungi tentu pantai. Xavier dan Zoe berjalan di pinggiran pantai sambil sesekali bermain air. Senyum tipis dan percakapan ringan mengiringi langkah kaki keduanya. Wajah rupawan Xavier dan Zoe, menarik banyak perhatian pengunjung sekitar. Keduanya berjalan bergandengan tangan, sesekali melemparkan senyum, adegan saling menggoda dan masih banyak lagi, membuat orang-orang menyangka bahwa Xavier dan Zoe adalah pasangan.Banyak pasang mata menatap iri interaksi Zoe dan Xavier, tanpa mereka tahu bahwa kenyataan yang ada tidak seperti yang mereka pikirkan. Xavier dan Zoe hanya dua orang yang terikat karena sebuah kesepakatan. Tanpa status, tanpa ikatan. Namun, mampu menjerumuskan keduanya ke dalam perasaan rumit yang tak bisa dikendalikan. “Aku haus,” ucap Zoe ketika mereka sudah berjalan cukup jauh dari bibir pan
Last Updated: 2025-11-02
 Chapter: Bab 69. Bolehkan aku menyukaimu? “Belum bisa menghubunginya?”Wajah Dimitri mengeras. Urat-urat di tangannya terlihat menonjol. Hari ini adalah hari dimana keluarganya dan keluarga Aluna, bertemu. Namun, hingga waktu yang sudah ditentukan, Xavier tak juga muncul. Parahnya putranya itu tak bisa dihubungi. Baik nomornya maupun nomor istrinya diblokir oleh Xavier.“Kamu terlalu membebaskannya. Harusnya kamu bisa lebih keras kepada Xavier. Jika pertunangan ini batal, uang bernilai triliunan akan lenyap begitu saja!” dengus Dimitri. Matanya menatap tajam Nora yang duduk di samping kanannya.Nora hanya bisa menghela napas panjangnya. “Aku akan pergi ke apartemen Xavier….”Braakk…!Gebrakan tangan Dimitri pada meja, membuat ucapan Nora terhenti seketika. Tubuh Nora bergetar, tatapan penuh amarah yang dilayangkan oleh Dimitri, menimbulkan ketakutan tersendiri dalam hatinya.Tidak berbeda dari Xavier, Nora juga kerap kali mendapatkan amukan serta bogem mentah dari Dimitri. Pria itu tak pernah segan menyakitinya, meski nanti a
Last Updated: 2025-11-02
 Chapter: Bab 68. Boleh lain kali? “Li–live di depanmu?” Zoe menelan ludahnya susah payah. Jari-jari tangannya saling meremas, gugup. Live di depan Xavier, sungguh sesuatu yang tak pernah dibayangkannya.Tanpa melakukan hal yang sensasional saja, pria itu selalu membawanya ke atas ranjang. Lantas bagaimana jika ia live di depan Xavier. Membayangkan saja membuat tubuhnya merinding.Xavier bukan tipe pria yang tahan dengan godaan. Ia tak yakin jika dirinya bisa bertahan dengan selamat selama melakukan live. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan oleh pria itu nantinya.“Iya,” jawab Xavier singkat. “Sudah sejak lama aku menginginkannya, Angel. Dan malam ini lakukanlah hal itu untukku,” imbuhnya. Mata Xavier memancarkan hasrat terpendam akan sesuatu yang sudah lama dismannya.“Bo–bolehkan aku melakukannya lain kali? Aku tidak membawa topengku dan juga baju yang bisa digunakan untuk live?” tawar Zoe, mencari alasan.Xavier tidak langsung menjawab, otaknya sedang menimang dan menimbang keinginan Zoe sebelum akhirnya, m
Last Updated: 2025-11-01
 Chapter: Bab 52. Berdamai dengan keadaanAldric terbujur tak sadarkan diri di lantai. Tangan pria itu terlihat lemah ketika Alethea menggoyangkan tubuhnya.“Al, bangun aku mohon….” Alethea menepuk pelan pipi Aldric. Air matanya sudah jatuh merembes membasahi wajahnya. Wajah pucat Aldric membuat hatinya panik bukan main. Jika sampai Aldric kenapa-kenapa, dia akan menyalahkan dirinya sendiri.Alethea menatap nanar wajah Belvina, ketika sepupunya itu berdiri di sampingnya di temani Dante. Tak jauh berbeda dengan Alethea, Dante dan juga Belvina terlihat panik.“Kita bawa Aldric ke rumah sakit!” ucap Dante bertindak cepat. Ia langsung menggendong tubuh Aldric membawanya turun ke lantai bawah menuju mobil.***“Dokter tolong.” Dante memanggil salah satu dokter jaga, membawa pria dengan jas kebesarannya itu kepada Aldric yang didudukkan di kursi tunggu.“Apa yang terjadi dengan teman Anda, Tuan?” tanya si dokter kepada Dante. Dia meminta bantuan para perawat untuk memindahkan Aldric ke atas ranjang pasien. Setelahnya baru memeriksa
Last Updated: 2025-10-27
 Chapter: Bab 51. Si Pria Pencemburu“Apa lagi?” Belvina menghela napas jengah. Mereka baru sampai setelah mengendara hampir satu setengah jam. Apalagi masalahnya jika bukan Dante. Pria itu terus merengek minta pulang setelah godaan yang dilakukannya. Salahnya memang, tapi jika tidak begitu surat izin yang dikeluarkan oleh Dante pasti akan diikuti oleh banyak aturan. Menghadapi Alethea saja sudah cukup membuatnya pusing, apalagi jika ditambahi Dante. bisa gila dia. Saat ini dia hanya ingin menyelesaikan ini secepatnya lalu pulang untuk beristirahat.“Bagaimana kamu tahu jika Aldric ada di sini? Apa kamu sering kemari saat kalian masih pacaran?” cecar Dante seperti polisi yang sedang mengintrogasi tersangka.Belvina memutar matanya. Tangannya terlipat ke atas, jika sudah begini semuanya tidak akan berjalan dengan mudah. Dari semua sifat Dante, dia paling benci dengan yang satu ini.“Hanya menebak,” jawab Belvina sedikit berbohong.Menjalin hubungan yang cukup lama tentu membuat Belvina tahu kemana tempat-tempat yang mung
Last Updated: 2025-08-31
 Chapter: Bab 50. Tak Tahu Malu “El, kamu janji kan kalau setelah ini akan membawaku menemui Aldric?”Alethea menatap penuh harap pada sosok Belvina yang ada di sisinya. Saat ini mereka sedang ada di lokasi tempat dimana akan diadakannya acara peluncuran baju ibu hamil yang harusnya dilakukan oleh Amora.“Jika aku bisa menemukan Aldric, aku tidak akan meminta bantuanmu, El.” Alethea meremas ujung bajunya. “Aku tidak tahu harus mencarinya kemana,” imbuh Alethea.Belvina menghela napas panjang. Telinganya muak harus mendengar curhatan saudaranya ini. Alethea pikir dia tahu dimana keberadaan Aldric. Berhubungan saja tidak pernah. Jika bukan karena terdesak, tentu dia tidak akan pernah mau mengiyakan permintaan Alethea.“El, kamu mendengarku kan?” Alethea menggoyang-goyangkan tangan Belvina, memohon lagi dan lagi.“Hem…,” jawab Belvina singkat.Alethea tersenyum. Namun, saat ia memalingkan tubuhnya, matanya menyipit tajam.Bibirnya menyungging seolah menyiratkan sesuatu.***Acara peluncuran berjalan lancar. Penampilan A
Last Updated: 2025-08-30
 Chapter: Bab 49. Sedikit Masalah “Eughh….” Lenguhan kecil keluar dari mulut Dante. Pria itu baru bangun, matanya belum benar-benar terbuka, tapi harum parfum Belvina serta suara hair dryer memaksanya untuk membuka matanya.“Mau kemana?” tanya Dante masih betah bergelung dibawah selimut. Tubuhnya tidak tertutup apapun kecuali selimut.Belvina melemparkan senyum. Ia mematikan hair dryer lalu menyisir rambutnya yang dibiarkan tergerai.“Ada sedikit masalah. Aku harus ke kantor untuk menyelesaikannya,” jawab Belvina tenang.Dante yang tadi bermalas-malasan langsung menegakkan punggungnya. Ia mendekat ke arah Belvina, tapi masih di atas kasur.“Ke kantor?” ulang Dante. Nadanya terdengar tak suka.“Apa tidak ada orang selain kamu yang bisa diandalkan di sana!” seru Dante, bersungut marah.Kebahagian yang dirasakan Dante semalam, rasanya mendadak lenyap seperti bulan yang menghilang digantikan matahari. Bukan kenapa-kenapa, dia hanya takut jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Belvina. “Aldric entah kemana. Dia sama sekal
Last Updated: 2025-08-29
 Chapter: Bab 48. Menghibur Tuan PutriDante menggenggam sambil mengecup beberapa kalli tangan Belvina. Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil hendak kembali ke rumah. keberadaan Kimmy yang tak kunjung pulang serta sikap Naomi yang jelas sekali mengunggulkan Kimmy, membuat Dante memutuskan untuk mengajak Belvina pulang. Dia tidak ingin membuat Belvina merasa tertekan atau tidak nyaman jika harus terlalu lama di sana.“Mau pergi jalan-jalan?” tanya Dante mencoba memecah keheningan. Belvina memang terlihat tidak marah, tapi tidak ada yang tahu apa yang ada di otak perempuan. Bisa saja diamnya Belvina saat ini adalah bentuk dari kemarahannya.“Jalan-jalan? Kemana?” tanya Belvina mendongak menatap wajah Dante. Tadi dia sedang bersandar di dada Dante, sambil membuka sosial medianya. “Kemanapun yang kamu mau,” jawab Dante, menoel hidung Belvina.Mata Belvina berbinar. Ia menarik tubuhnya untuk menatap wajah Dante sepenuhnya. “Sungguh?”Dante menganggukkan kepalanya. Bibirnya lalu menyentuh bibir Belvina, melumatnya seben
Last Updated: 2025-08-28
 Chapter: Bab 47. Terlihat Unggul Tapi Bukan Pemenang“Apa kamu yakin ini saja sudah cukup?” tanya Belvina kembali melihat barang bawaannya yang akan dibawa ke rumah mertuanya. Di atas meja sudah ada buah-buahan kesukaan Naomi, kue dan juga bunga.“Apa kamu ingin mengambil hati ibuku?” Dante meletakkan dagunya di atas pundak Belvina. Tangannya memeluk erat pinggang sang istri.Belvina tersenyum simpul. Tubuhnya yang tadi menghadap ke depan, kini berputar menghadap Dante. Tangannya mengusap dada Dante sambil berkata, “Tidak akan ada cara untuk membuat orang yang tidak suka dengan kita, menjadi suka. Pembenci selamanya akan tetap menjadi pembenci.”“Lalu kenapa kamu terlihat begitu berusaha?” tanya Dante penasaran.Belvina menghela napas panjang. “Setidaknya aku harus berusaha menjadi menantu yang baik, meski tidak disukai.”Dante mengulum senyum. Tangannya mengusap surai Belvina yang dikuncir kuda. Melihat sikap lapang dada yang ditunjukkan oleh Belvina, membuat hatinya semakin dipenuhi rasa suka. “Berangkat sekarang?” tawar Dante yang d
Last Updated: 2025-08-27
 Chapter: Bab 79. Tidak ada kamu lagiKylen memejamkan mata. Tangannya tergantung di udara cukup lama. Karena penuturan dari Owen, dia terpaksa kembali. Keadaan Shanon yang hamil jelas membuatnya tidak bisa tutup mata. Meski berat, dia tetap harus bertanggung jawab.Dengan sekali tarikan napas, tangannya dia paksa membuka gagang pintu yang sejak tadi hanya dilihatnya. Di dalam ada Shanon yang sedang terbaring di atas ranjang dengan jarum infus di tangannya.“Ky…?”Samantha yang mendengar suara langkah kaki langsung menoleh. Ia menatap iba pada Kylen yang terlihat berantakan.“Dia baru saja tertidur beberapa menit yang lalu setelah disuntik obat penenang,” terang Samantha.Kylen menghela napas panjang. Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu duduk di samping Shanon. Digenggamnya tangan Shanon dengan erat. Wajah dan mata Shanon tampak bengkak, entah sudah sebanyak apa kekasihnya itu menangis.“Pulanglah, aku akan menjaga Shanon!” perintah Kylen.“Baiklah, jika membutuhkan sesuatu, hubungi aku!” balas Samantha.Lagi-lagi Kyle
Last Updated: 2025-09-29
 Chapter: Bab 78. Tidak ada lagi sosok dirimu Kylen mengedarkan pandangannya ketika baru menginjakkan kakinya di bandara Paris. Dalam hati kecilnya, dia berharap biasa bertemu dengan Leticia. Paris adalah kota yang meninggalkan kesan indah untuk antara dirinya dan Leticia. Sebenarnya dia hanya sedang mencoba peruntungan. Syukur-syukur dia bisa menemukan Leticia di tempat ini. “Tuan, saya sudah memesan hotel. Sebentar lagi mobil sewaan yang sudah kita pesan akan datang,” terang Owen. Kylen tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya lalu menyalakan ponsel miliknya yang sempat ia matikan. Panggilan telepon yang terus dilakukan oleh Shanon, cukup mengganggunya saat ini. Berharap ada balasan atau panggilan tak terjawab dari Leticia, nyatanya ia hanya menemukan pesan spam dari Shanon dan puluhan panggilan tak terjawab dari kekasihnya tersebut. “Tuan, apa Anda yakin jika Nona Leticia ada di sini?” tanya Owen. “Saya sudah mencari daftar nama Nona Leticia di setiap penerbangan hari ini, tapi tidak ada nama Nona Leticia di pene
Last Updated: 2025-09-29
 Chapter: Bab 77. KaburKylen melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit Leticia ke kamar mandi, tapi wanita itu tak juga kembali. Perasaannya yang mulai cemas membuat pria berwajah tampan itu pergi ke toilet untuk mencari Leticia.Alih-alih mendapati Leticia keluar dari kamar mandi, Kylen justru mendapati orang lain yang keluar. Mencoba untuk kembali bersabar, Kylen menyandarkan punggungnya di dinding untuk menunggu sosok sang istri. Namun, lima belas menit berlalu, tidak juga ada tanda-tanda istrinya itu keluar dari kamar mandi.“Maaf, apa masih ada orang di dalam?” tanya Kylen pada sosok wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Tidak, hanya aku satu-satunya orang yang ada di dalam kamar mandi tadi,” jawab si wanita.Hati Kylen melencos. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang ada di sakunya, mencari nama Leticia. Tak mendapatkan jawaban dari nomor yang dihubunginya, Kylen memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi khusus wanita. Ia mengetuk setiap pintu
Last Updated: 2025-09-24
 Chapter: Bab 76. Mencari Cara Untuk KaburLeticia berjalan mondar-mandir di depan balkon. Semalam dia dan Kylen sudah pulang ke rumah. Perintah yang diberikan Isander, membuat hatinya gelisah. Ini tentu bukan hal yang baik untuknya dan Kylen. Keinginannya untuk mengakhiri pernikahan ini sudah bisa dipastikan akan sulit dilakukan.“Tuhan berikan aku jalan untuk semua masalah yang ada saat ini,” lirih Leticia.Leticia menghela napas panjang. Ia memilih keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur. Tidak seperti biasa, pagi ini cacing-cacing di perutnya sudah meronta minta di manjakan. Namun, kakinya seketika berhenti saat melihat sosok Kylen yang duduk di meja makan dengan koran di tangannya. Jangan lupakan secangkir kopi yang tak boleh ketinggalan.“Sudah bangun?”Leticia menganggukkan kepala. Ia yang tadi hendak menuju ke dapur, berbelok menarik kursi di sisi Kylen. Sudut bibir Kylen yang memar mencubit hatinya, meninggalkan rasa kasihan yang tak mudah dihapus.“Masih sakit?”Kylen meletakkan koran yang sedang dibacanya. T
Last Updated: 2025-09-24
 Chapter: Bab 75. Tidak Bisa Memilih“Kylen…?”Tubuh Leticia menegang. Ia yang tadinya duduk seketika berdiri. Meski memiliki keyakinan penuh akan keinginannya, tapi saat melihat tatapan dan arogansi Kylen yang tajam dan mengintimidasi, tubuhnya tetap bergetar takut. Melawan Kylen bukan hal yang muda. Semua tahu itu.“Bukankah aku sudah mengatakannya tadi, kita tidak akan pernah bercerai!” tegas Kylen. Matanya melirik sesaat pada sosok Ettan yang berdiri di sisi Leticia.Leticia memalingkan wajah. Dia tidak menanggapi ucapan Kylen. Meneruskan hubungan ini tidak akan ada gunanya. Dia tidak akan pernah mendapatkan status yang pasti. Dia tidak ingin lagi mengalah dan berbagi kebahagian dengan orang lain. Jika tidak bisa memiliki seutuhnya hati dan tubuh Kylen, lebih baik dia mundur sebelum perasaannya berkembang semakin besar.“Apa kamu begitu ingin bersama dengan dia?!” sergah Kylen geram.“Jaga kata-katamu Ky. Leticia masih istrimu, tidak seharusnya kamu berkata seperti itu!” Ettan mendengus. Dia sama sekali tidak suka de
Last Updated: 2025-09-24
 Chapter: Bab 74. Laki-laki egois “Tidak!” Sorot mata Kylen menatap tajam Leticia. Tangannya tanpa diperintah mencengkram erat lengan istrinya. Urat-urat di wajahnya juga terlihat menonjol. Apa yang dikatakan Leticia, sukses mematik kemarahan besar dalam hatinya.“Ah… kamu menyakitiku,” ringis Leticia.Kylen memalingkan wajah diikuti dengan dilepaskannya cengkeramannya pada lengan Leticia. Tubuhnya yang tadi tak berjarak mulai bergerak mundur. “Temui aku di pondok belakang vila!” kata Kylen singkat padat lalu bergerak pergi meninggalkan Leticia.Leticia mendengus kesal. Ia mengumpat dalam hatinya atas sikap Kylen saat ini. Pria itu selalu bisa melakukan apapun yang disukainya. Dengan langkah kesal, ia berjalan masuk kedalam mobil Ettan. Keningnya mengkerut saat mendapati penumpang di belakang kosong. Tidak ada Kylen maupun Shanon di sana.“Ah… mereka kembali ke villa. Kylen tiba-tiba ada meeting online,” terang Ettan saat melihat raut penuh tanda tanya di wajah Leticia.“Oh,” sahut Leticia datar.Ettan tersenyum tipi
Last Updated: 2025-09-24