Share

Buah Langka

“Jadi, walaupun sebenarnya ini salah paham, tapi saya terima, walaupun saya sebenarnya tidak sungguh-sungguh minta sawah! Jangan nilai saya perempuan materialistis!” kata Mina dengan lugas.

“Jadi, intinya saya diterima, kan?” tanya Ragil dengan menatap lembut calon istrinya.

Mina mengangguk dan semua orang mengucapkan syukur. Setelah itu doa-doa kebaikan pun meluncur dari mulut semua orang untuk mereka. Harapan terbesarnya adalah lancarnya acara pernikahan, lebih lancar dari lamarannya yang diselingi sedikit drama.

Syanita begitu bahagia, setelah acara makan malam bersama selesai, kini mereka tengah duduk2 sambil bercengkrama. Wanita itu menarik tangan Ragil untuk berbicara dengan intens di dekat meja makan. Tidak ada yang berani mengganggu mereka sebab semua orang bisa melihat betapa seriusnya dua orang itu bicara.

“Gil, Ibu ingetin kamu sekali lagi! Sebelum kamu menikahi anak Ibuk, kamu boleh mikir lagi!”

“Ya, Bu, saya mantap menikah sama Mina!”

“Baik, tapi dia mungkin nggak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status