Share

chapter 18

“Kenapa tuan acuh sekali dengannya?” tanya Amora.

Gery yang masih menggandeng lengan Amora cukup menoleh tajam, memberi peringatan supaya Amora tetap diam. Amora pun menurut.

“Gery, kau sudah pulang?” sapa Wenda saat hendak menuju dapur.

Gery hanya mengangguk. “Kau tunggu sini, aku mau mandi dulu,” kata Gery pada Amora.

Melihat mereka berdua bergandengan tangan, tak terasa senyum Wenda mengembang. “Kau tunggu di sini dengan bibi.”

Gery sudah naik ke atas dan Amora pergi ke dapur bersama Wenda. Amora diajak Wenda membuat puding. Wenda bilang pada Amora kalau suaminya sangat suka puding.

“Apa bibi selalu buat sendiri?” tanya Amora sambil mengambil wadah berukuran sedang.

Wenda tersenyum dan meraih wadah yang Amora ulurkan. “Tentu saja. Ayah Gery tidak mau kalau pelayan yang membuatkannya.”

Apa kau bisa buat puding?” tanya Wenda kemudian. Satu bungkus agar-agar bubuk ia tuang ke dalam wadah.

Malu-malu, Amora mengangguk. “Aku sudah terbiasa membuat apapun di rumah.”

“Benarkah?”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status