Share

Bab 108

Nawangsih berseru. "Jangan bahas-bahas rasa sayang. Itu maha dahsyat, Mas!"

Bimo dan Citra segera menengahi perdebatan mereka dengan mengangkat kedua tangan. Memandangi keduanya sambil geleng-geleng kepala.

"Harusnya kalian dipisahkan lagi saja. Daripada jatuh cinta lagi dan lagi." Bimo menasehati.

Suryawijaya mengangguk, wajahnya seketika mengerut sakit. Sakit karena dipisahkan lagi tidak ada pada rencananya. Biar seperti ini saja sudah lega.

"Mas Suryawijaya sebaiknya istirahat." kata Bimo, mendekat seraya bersiap membantu Suryawijaya beranjak.

Suryawijaya menatap Nawangsih dengan senyum malunya. Malu karena kesempurnaan sudah tidak bisa lagi dia berikan untuk Nawangsih.

"Kamu benar, Nia. Aku akan menurutimu saja." Akunya malas, "tolong bawakan lukisanku ke kamar."

Nawangsih membuntuti kedua kakaknya ke kamar Suryawijaya. Lelaki itu masih tertatih saat berjalan. Dan Bimo dengan perhatian memapahnya perlahan.

"Jadi kamu nikahnya kapan, Cit?" tanya Nawangsih.

Citra menggelengkan kepala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
ikut bahagia...
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
cieeee mas uya kehujanan asmara
goodnovel comment avatar
Ari Martiana
Kamu, pelangiku..... Duh ndomassss.... maknyes atiku...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status