Pelayan Hati Sang Pangeran

Pelayan Hati Sang Pangeran

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-23
Oleh:  SkaviviTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
151 Peringkat. 151 Ulasan-ulasan
120Bab
44.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Mereka menyambut, menjalani, dan berlari dalam setiap keterbukaan, pembelajaran dan perjalanan. Tempaan-tempaan waktu dan proses didalamnya menjadi seni yang memandu mereka berdedikasi terhadap budaya adiluhung yang berbalut cinta. Mereka adalah Nawangsih dan Suryawijaya. Sejoli yang berusaha memberi keindahan namun juga ingin meruntuhkan dinding tak kasat mata yang memisah keduanya. "Jangan terlalu dekat, tapi jangan terlalu jauh." Suryawijaya menyarankan. "Lalu bagaimana dengan hubungan kita, Mas?" Hari-hari terus melaju meninggalkan jejak, namun tidak bagi hubungan mereka. Lantas mampukah Suryawijaya meloloskan diri dari perjodohan tersebut dan tetap memilih adik angkatnya menjadi istri?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Suryawijaya memberanikan diri menatap wajah sang ayah, dalam dadanya ia merasa geram dengan beliau yang masih menolak keras hubungannya dengan Nawangsih. Adik angkatnya.

"Sifat ningrat dan adiluhung sudah berlaku pada diri Tania sejak ia tinggal di sini, Ayahanda. Dia sudah belajar dan mematuhinya. Ayahanda bahkan sudah melihatnya sendiri. Apalagi yang membuat Ayahanda risau?" desak Suryawijaya dengan tidak sabar.

Kaysan menatap putranya dengan tatapan datar tak terbantahkan.

"Tidak perlu menggurui Ayahanda, anakku. Ayahanda lebih memahami apa sifat adiluhung yang kamu pahami." ucapnya disertai kegagahan saat dia menunjukkan garis darahnya yang tinggi dan makmur.

Alis Suryawijaya terangkat ketika jawaban ketus sang ayah masih terdengar alot. Suryawijaya mengembuskan napas sambil menunduk.

"Baiklah Ayahanda, maafkan Suryawijaya sudah lancang." Ia memberi hormat karena percuma melawan ayahnya dengan kata-kata.

Kaysan beranjak, meninggalkan calon penerus yang kerap kali menggunakan nada tinggi jika membicarakan kisah asmaranya.

“Kamu harus lebih banyak bersabar untuk mendapatkan hasil maksimal.”

Suryawijaya menghela napas. Tak menemukan jalan keluar lagi dan lagi dan hanya pada Gusti Allah dan ibunya ia bisa mengadu tentang keluh kesahnya.

"Mas Surya..." panggil Nawangsih.

Gadis yang memakai kebaya berwarna kuning itu mendekatinya, Nawangsih menghaturkan hormat seraya duduk bersimpuh di depan Suryawijaya.

"Ada apa?" tanya Suryawijaya tanpa ekspresi.

"Di panggil Ibunda untuk menemui beliau di ruang kerja, Mas Surya." jawab Nawangsih.

Suryawijaya beranjak sambil mengulurkan tangan untuk membantu Nawangsih berdiri.

"Aku akan mendaki gunung, jangan menungguku pulang!" kata Suryawijaya tiba-tiba.

"Kenapa, Mas?”

"Kamu pura-pura tidak tahu atau lupa, Nawangsih? Aku sedang memperjuangkanmu!" celetuk Suryawijaya setengah jengkel.

Nawangsih tersenyum samar, ia membungkuk untuk membetulkan letak sendal selop yang hendak Suryawijaya pakai.

"Terima kasih." Suryawijaya memaksa senyum meski hatinya bergemuruh.

Nawangsih mengangguk. Mereka keluar dari pendopo rumah, melewati jalanan konblok di bawah temaram lampu taman.

Nawangsih—seorang pelayan, ia harus sigap melayani sang ndoro bei. Tak peduli jika ia adalah anak angkat keluarga bangsawan dan Suryawijaya adalah seseorang yang terikat pada janji ambigu semasa kecil.

"Harus berapa hari aku menunggumu, Mas?"

"Untuk apa?"

"Untuk melihatmu dari jauh." jawab Nawangsih jujur ​​sembari tersenyum.

"Lima hari!" Suryawijaya mengulum senyum. "Jangan menungguku."

"Baiklah, Mas. Biar aku simpan rindu ini selama lima hari!"

Suryawijaya melanjutkan langkahnya ke arah pohon angsana tua. Minimnya cahaya lampu taman membuat mereka lebih leluasa untuk saling pandang ketika Nawangsih juga bergeming di depannya.

Suryawijaya menghela napas dalam-dalam seraya menatap Nawangsih lekat-lekat.

"Apa yang kamu tunggu dariku, Nawangsih? Apa kamu tidak lelah menunggu kepastian dariku?"

"Aku sudah berjanji untuk mengabdikan diri di sini, Mas. Anggap saja sebagai balasan atas kebaikan keluarga besar Ayahanda kepadaku dan ibuku dulu. Iya atau tidak dengan hubungan kita berdua nanti." Nawangsih mengembuskan napas kemudian seolah melepaskan kegagalan dalam bersuara tenang.

Suryawijaya berdecak kesal. Bukan pernyataan ini yang aku harapkan dari kamu Tania, tapi kekuatan baru untukku. Sebuah kejujuran rasa, rayuan atau apapun itu tentang perasaan.

"Terserah." Suryawijaya kembali menapaki konblok demi konblok untuk mendatangi ruang kerja ibunya sementara Nawangsih mengekorinya untuk melihat keinginan apa yang akan ibu mereka sampaikan.

"Pergilah ke kamarmu, Nia. Biarkan aku dengan Ibunda saja!" Suryawijaya mengusirnya sembari memegang kenop pintu.

Nawangsih tersenyum manis sambil menggelengkan kepala. Aku mau di sini, begitu mungkin katanya.

Suryawijaya menghela napas panjang sembari mendorong kenop pintu.

"Ibunda." Suryawijaya menyapa dengan ramah dan datar saat pintu terbentang perlahan.

Rinjani mengangguk, meminta keduanya untuk duduk sementara ia masih berkecimpung dengan dunia maya di laptopnya.

"Ibunda mencariku? Untuk apa?" Suryawijaya duduk di kursi jati.

"Sebentar!" jawab sang ibu.

Suryawijaya mengangguk, tahu kesibukan ibunya yang cukup banyak sekali hingga membuatnya perlu bersabar beberapa saat.

"Sudah." Rinjani tersenyum sambil menurunkan layar laptopnya seraya menatap kedua anak muda di depannya. Mereka tersenyum sepat.

"Ibunda meminta kalian untuk datang ke acara syukuran pembukaan sekolah baru. Ibunda tidak bisa hadir karena harus keluar kota."

"Hanya akal-akalan Ibunda saja untuk menghiburku!" tukas Suryawijaya, tersenyum samar.

Rinjani tersenyum jenaka, ketebak juga rencananya karena tak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu anaknya dalam meluluhkan hati teman hidupnya selain melibatkan keduanya dalam agenda sosial seperti itu.

"Bagaimana? Tawaran yang cukup menarik, tapi jika tidak mau ya sudah..., Ibunda bisa menyerahkan tugas ini kepada adikmu!"

Suryawijaya langsung mengangguk tanpa tedeng aling-aling lagi. "Baik ibu, jam berapa?"

"Keputusan yang tepat!" seru ibunya, "Pagi jam delapan. Sekalian kencan, sebab kencan juga harus butuh usaha, apalagi harus meluluhkan hati Ayahanda. Usahanya memang lebih susah tapi jangan grusa-grusu." Rinjani menyerahkan berkas yang harus di bawa Suryawijaya besok pagi, berisi alamat, dan uang santunan.

Suryawijaya mengangguk setelah memeriksa isi berkas.

"Selamat malam, Ibunda." Suryawijaya beranjak. "Jangan tidur malam-malam. Ayahanda nampaknya butuh ibu di kamar. " godanya.

Rinjani hanya tersenyum sambil mengibaskan tangannya.

"Baik ibunda." Suryawijaya mengangguk. Nawangsih melihatnya sampai laki-laki itu menghilang dari pandangannya.

"Kenapa hanya dilihat, kejar saja! Ibunda selesai, tinggal beres-beres berkas lalu ke kamar." kata Rinjani seakan mengerti jeritan hati anak-anaknya.

Nawangsih mengatupkan kedua tangannya. Buru-buru ia keluar dari ruang kerja ibunya untuk mengikuti Suryawijaya yang berdiri di belakang pilar.

Tak sampai satu menit, Nawangsih berteriak karena kejutan yang Suryawijaya lakukan.

"Kaget?" goda Suryawijaya, "Aku tunggu besok pagi."

Nawangsih menganggukkan kepalanya, ia jadi teringat saat pertama kali bertemu dengan laki-laki itu semasa kecil. Laki-laki yang slalu tersenyum masam jika bertemu dengannya atau diganggu oleh kakak dan adiknya.

"Aku harus kembali ke kamar. Permisi, Mas. Selamat malam." Nawangsih memberi hormat seraya melangkah lebih dulu meninggalkan Suryawijaya, tapi Suryawijaya mengikuti langkah gadis itu dengan tenang sampai di depan bangunan tua tempat Nawangsih tinggal.

"Aku bisa di hukum, Mas. Jangan seperti ini. Pulang sana ke rumah utama." Nawangsih mencibir, tapi percuma rasanya, Suryawijaya sudah melakukan itu berulang kali hingga membuatnya kadang risi dan malu.

Suryawijaya menyentuh ujung kaki Nawangsih dengan sendal selopnya.

"Tapi kamu suka, Tania! Kamu suka seperti ini."

Pipi Nawangsih langsung merona, jujur saja ia menyukai perhatian kecil yang Suryawijaya berikan.

"Terima kasih."

"Selamat malam, Nia. Jangan rindu, rumahku cuma dekat. Seratus langkah dari sini." Suryawijaya menginjak kaki Nawangsih seraya berbalik.

Bukannya terhibur. Di balik pintu berwarna hitam, Nawangsih menyandarkan tubuhnya di daun pintu dengan air muka keruh dan perlahan-lahan tubuh itu luruh ke bawah seakan kehilangan tenaga. Nawangsih tahu dia gadis biasa, melarat, tidak berdarah biru atau minimal spesial, ia hanya pelayan yang harus patuh dengan segala perintah ayah dan ibunya.

Jadi, jika cintanya di tentang habis-habisan oleh Kaysan yang mengangkatnya menjadi anak angkat setelah kematian ibu kandungnya, ia masih bisa menjadi selir hati dan tetap menjadi adik Suryawijaya. Tapi Suryawijaya tidak begitu.

Suryawijaya laki-laki baik, Nawangsih yakin Suryawijaya akan memperjuangkannya meski dia tahu semua itu harus mereka lewati di jalan yang terjal, curam, berbatuan dan kabut yang membuat pandangan samar-samar.

Nawangsih menghela napas lelah. "Sabar.. Kita berjuang sama-sama, Mas!"

•••

Selamat membaca kisah mas Uya dan Tania.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(151)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
151 Peringkat · 151 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
N’dank Widianing
Cerita mbak vi selalu luar biasa
2023-06-06 05:06:12
0
user avatar
N’dank Widianing
Cerita novel yg bagus...
2022-09-25 10:15:21
1
user avatar
zea mays
suka sama novel² berbau sejarah dan cinta nya author
2022-08-26 01:16:23
1
user avatar
Skavivi
dear pembaca. Novel ini baru dalam tahap revisi, mohon maaf kalo nggak sinkron.
2022-08-25 13:30:43
2
user avatar
Muti
Yeaaay ada extra part. Makasih mba Vi
2022-08-15 16:30:43
0
user avatar
Siti Julian
wah akhirnya dari sekian purnama ketemu lagi sama cerita Athor ini ini kisah anknya pangeran Kaysan dan putri Anjani tho adinya putri Dalilah ...
2022-07-06 22:37:40
1
user avatar
Muti
Akhirnyaaaa. Setelah banyaknya cobaan dan rintangan, kalian bisa bersatu. Happy ending
2022-06-05 11:20:27
0
user avatar
Muti
Penantian panjang dan pengorbanan yg berat, akhirnya berbuah manis.
2022-06-01 06:20:57
0
user avatar
Sukmawati Dewi
Keikhlasan mereka semua membuat akhir dari permainan semesta begitu indah. Pandu menggantikan Ayahanda, Suryawijaya dan Nawangsih bersatu dalam pernikahan. Sang Pangeran akhirnya menjadi pemilik sang pelayan hati dan menjadikannya pendamping hidup untuk selamanya. Ibunda pun menjadi janda bahagia...️
2022-06-01 00:34:17
0
user avatar
cheepychan
yang ditakdirkan untukmu pasti ada jalan untuk didapatkan begitu juga cinta mas Uya n nawang. ditimpa banyak cobaan dipisah jarak akhirnya sebentar lagi bakal bersatu. jadi bayangin Nawang orasi sambil senyum gingsulnya jadi banyak penggemar gara2 calegnya cantik,smoga aja mas Uya gak cemburu ya....
2022-05-31 09:10:23
1
user avatar
Muti
Semoga sukses.
2022-05-31 05:48:44
0
user avatar
Muti
Mas Surya menentukan pilihannya
2022-05-29 10:12:06
0
user avatar
Sukmawati Dewi
Akhirnya Suryawijaya membuat keputusan terpenting,menerima tinggal jauh demi untuk menikahi Nawangsih. Melepas gelar Putra Mahkota, menunggu Nawangsih selesai dengan cita-citanya. Luar biasa pengorbanan Mas Uya demi Tania. Perjuangan cinta yang entah kenapa begitu berliku dan berat.
2022-05-29 03:58:25
0
user avatar
Elok Fatimah
yg mengharuskan Ndomas untuk memilih dan Tania yang memilih pergi untuk meraih cita-citanya untuk melanjutkn pendidikannya diluar negri sampai membuat Ndomas Surya selalu mencarinya.Sampai Mangkatnya Ayahanda dan turunnya restu dari Beliau, semoga hubgn Ndomas Surya dgn Tania bisa sampai kepelaminan
2022-05-28 23:34:27
0
user avatar
Elok Fatimah
Perjuangan seorang Putra Mahkota Ndomas Surya untuk mengejar cinta pertamanya Tania. Berjuang bersama dengan sang kekasih untuk mendapat restu dari Ayahanda Raja. Segala ujian mereka hadapi bersama, sampai datang kendala tentang perjanjian perjodohan Ndomas Surya dengan kerajaan lain,
2022-05-28 23:29:40
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 11
120 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status