Share

Bab 107

Setelah malam berganti pagi, dan hari-hari mulai membaik. Suryawijaya dan sang Ayah kembali ke rumah, meredakan suasana gundah sanak saudara dan para pelayan yang khawatir dengan kondisi dua penguasa itu.

Nawangsih melenggang keluar dari kamar dengan senyum damai yang merekah di wajahnya. Sekembalinya dar rumah sakit, aktivitasnya kembali seperti sedia kala. Kini dia benar-benar menjadi pelayan hati sang pangeran.

Nawangsih menaruh alat melukis di lantai seraya tersenyum dan berkata, "Mas Surya harus punya kegiatan baru selain melamun. Lukis aku, ayo..."

Suryawijaya yang mengalami cidera di tangan kirinya mendengus. "Kamu mengejekku?" tukasnya heran, "aku masih belum bisa bergerak dengan baik. Tanganku lihat..."

Tangan kiri di gips, tangan kanan banyak bekas luka.

Nawangsih menggeleng perlahan, tangannya sibuk menata cat dan alat lukis di meja, di beranda rumah utama. Tempat di mana Suryawijaya memilih menghabiskan waktu sambil terdiam.

"Tidak, bukan begitu maksudku, Mas. Dokter meny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
pandu bijaksana banget,,, jd kangen pandu kecil,, lucu nggemesin
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
penasaran sama kisah cinta mas pandu setelah kisah mas uya mb lillah dan om nanang...terbitkan jg kisah cinta mas pandu ya mb vi
goodnovel comment avatar
Kunshi Pemalang
suka sm mas ndu.. bijaksana pantes kl jadi pengganti mas uya. ............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status