Share

14 - Diawasi

Author: Sabira Story
last update Last Updated: 2025-05-10 21:55:35

Tepat belakang sofa, jantung Ayu berdegup kencang. Tangannya reflek gemetar akibat rasa takut saat mendengar suara Nadine yang semakin mendekat. Ayu memejamkan mata, melafalkan doa berulang kali, semoga Nadine tidak melihat keberadaannya di sana.

“Semoga Tuan Revan bisa membuat Nyonya pergi dari sini,” Batinnya.

Kedua mata Ayu yang sejak tadi tertutup rapat. Tiba-tiba terbuka lebar, saat mendengar perkataan Nadine yang membuatnya semakin ketakutan.

“Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan di sini kan!” Tekan Nadine, menatap tajam suaminya.

Ayu menahan nafas. Ingin mendengar jawaban yang keluar dari bibir sang Tuan muda.

Tepat di atas sofa. Revan terlihat santai, bahkan terlalu santai seperti apa yang terjadi bukan masalah baginya.

“Sejak kapan kamu peduli dengan apa yang aku lakukan!” Ucapan Revan, sukses membungkam istrinya.

Nadine diam untuk beberapa saat. “Wajar dong jika aku peduli, karena kamu suamiku dan aku tidak mau kamu macam-macam di belakangku,”

Dengan sangat cepat Nadin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelayan Hati Tuan Muda   BAB 15 - Pertama kali

    Tubuh Ayu seketika meremang. Tetapi belum sempat ia bereaksi, Revan sudah terlebih dahulu mencium bibirnya, masih dengan kelembutan tapi penuh dengan tuntutan. Untuk yang kali ini, ayu sedikit kesulitan mengimbangi Revan yang pastinya sudah lebih pro dibandingkan dirinya yang seorang pemula. Namun sebisa mungkin Ayu berusaha untuk mengimbangi, walaupun kemampuannya masih kalah jauh. Melihat Ayu yang sudah terbuai, Revan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan sangat mudah, pria itu menggendong tubuh Ayu dan membawanya ke pembaringan. Diletakkannya tubuh itu dengan lembut, seolah-olah Ayu adalah sebuah kaca yang mudah retak jika diperlakukan dengan kasar.“Kamu cantik sekali, Ayu,” Puji Revan, setelah menyudahi ciumannya.Kedua pipi Ayu merona. Tatapan mereka saling bertemu, di mana ada hasrat yang sudah membara.“Ayu, bolehkah?” Revan bertanya sambil menyingkirkan helaian rambut Ayu yang menutupi wajah cantiknya. Hati Ayu yang sudah meledak-ledak, hanya bisa mengangguk lemah. Da

  • Pelayan Hati Tuan Muda   14 - Diawasi

    Tepat belakang sofa, jantung Ayu berdegup kencang. Tangannya reflek gemetar akibat rasa takut saat mendengar suara Nadine yang semakin mendekat. Ayu memejamkan mata, melafalkan doa berulang kali, semoga Nadine tidak melihat keberadaannya di sana.“Semoga Tuan Revan bisa membuat Nyonya pergi dari sini,” Batinnya.Kedua mata Ayu yang sejak tadi tertutup rapat. Tiba-tiba terbuka lebar, saat mendengar perkataan Nadine yang membuatnya semakin ketakutan.“Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan di sini kan!” Tekan Nadine, menatap tajam suaminya. Ayu menahan nafas. Ingin mendengar jawaban yang keluar dari bibir sang Tuan muda. Tepat di atas sofa. Revan terlihat santai, bahkan terlalu santai seperti apa yang terjadi bukan masalah baginya. “Sejak kapan kamu peduli dengan apa yang aku lakukan!” Ucapan Revan, sukses membungkam istrinya.Nadine diam untuk beberapa saat. “Wajar dong jika aku peduli, karena kamu suamiku dan aku tidak mau kamu macam-macam di belakangku,”Dengan sangat cepat Nadin

  • Pelayan Hati Tuan Muda   BAB 13 - Tengah malam

    Bu Marni yang sedang berada di dapur terkejut, saat melihat kedatangan Nadine yang hampir tidak pernah masuk ke area dapur. Wajah wanita itu terlihat serius dengan pandangan mata yang mengendar ke sekitar.“Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Bu Marni menunduk hormat lalu bertanya. Nadine tidak menjawab. Ia mencari kamera tersembunyi berbentuk boneka kecil yang seingatnya ia tempelkan di pintu lemari pendingin.“Kemana semua hiasan kecil yang ada di pintu lemari pendingin ini?” Nadine menoleh ke arah Bu Marni. Bu Marni sedikit terkesiap, lalu ia menjawab. “Bukannya semua hiasan itu Nyonya minta untuk buang semuanya,”Nadine membulatkan kedua matanya. “Lalu kamu buang ke mana?” Nadine seketika panik, karena ia benar-benar lupa sudah meletakkan kamera tersembunyi di sana. “Saya buang ke tempat sampah yang ada di depan Nyonya,” Bu Marni menjawab dengan takut.“Cari dan ambil semua hiasan kecil itu!” Titah Nadine. “Maaf nyonya. Semua hiasan kecil itu pasti sudah tidak ada, karena tadi

  • Pelayan Hati Tuan Muda   BAB 12 - PULANG LEBIH AWAL

    2 hari kemudian…Nadine yang awalnya berencana liburan selama 3 hari di Singapura. Nyatanya ia harus kembali lebih awal, karena pria pujaan hatinya harus kembali lebih dulu karena ada urusan pekerjaan.“Jangan sedih gitu dong, nanti kalau aku ada waktu kita liburan lagi, ok,” Ucap pria itu merangkul bahu Nadine.Nadine menyandarkan kepala di dada bidangnya. “Janji ya?” Nadine mendongakkan kepala.Cup!Pria itu mencium singkat kening Nadine. “Iya aku janji,” Jawabnya disertai senyum.Karena taksi yang mereka naiki sudah sampai di apartemen pria itu, dengan berat hati Nadine harus berpisah dari nya. “Jangan lupa hubungi aku,” Pinta Nadine sebelum pria itu turun.Pria itu tersenyum, lalu mengangguk.Setelahnya taksi kembali melaju, mengantarkan Nadine pulang. Sebenarnya ia sedikit kecewa, karena rencana 3 hari liburan mereka harus dipersingkat menjadi 2 hari. Tapi tidak masalah, karena pria itu sudah berjanji akan mengajaknya liburan lagi di lain waktu.40 menit kemudian…Akhirnya taksi

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 11 - Ajakan Revan

    Keesokan harinya…Pagi-pagi sekali Nadine sudah bersiap untuk pergi ke Singapura selama 3 hari. Selama istrinya berdandan, Revan hanya bersandar di headboard ranjang dengan laptop yang menyala dipangkuan. “Selama aku pergi kamu jangan macam-macam! Apalagi dekat-dekat dengan pembantu baru itu,” Nadine berucap sambil merias wajahnya di cermin. Revan menghentikan tarian jarinya sejenak. “Jika aku mau, sudah dari lama aku akan melakukannya.” “Baguslah kalau kamu tidak macam-macam. Oh iya, selama aku disana jangan pernah menghubungi karena aku tidak mau diganggu.” Nadine beranjak karena ia sudah selesai.Revan hanya diam, kembali memusatkan dirinya pada pekerjaan yang harus selesai pagi itu juga. 30 menit kemudian. Nadine yang sudah selesai berdandan langsung beranjak, ia mematut dirinya sekali lagi di depan cermin untuk memastikan penampilannya akan selalu sempurna. “Aku pergi,” Pamitnya keluar dari kamar. Revan tak menjawab, tapi ia hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada pek

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 10 – Masakan spesial

    Revan tersenyum, menatap punggung Ayu yang menjauh setelah mendengar ketukan stiletto milik Nadine. Raga gadis itu sudah berada di dapur, tapi Revan masih bisa merasakan hangat pelukannya, wangi aroma tubuhnya, serta manis dari bibirnya. Kedua sudut bibirnya membentuk seulas garis lengkung ke atas. “Ayu,” Nama itu sangat sederhana tapi membekas dalam di hatinya.“Sudah pulang kamu rupanya!” Senyum Revan langsung menghilang, saat ia mendengar dan melihat istrinya sudah berdiri tepat di hadapannya. “Ada apa?” Revan bertanya to the point.“Kenapa jatah bulanan ku belum kamu kirim?” Nadine melipat kedua tangannya di dada.Malas terlalu banyak bicara, Revan mengambil ponselnya dari dalam saku jas lalu mengirimkan sejumlah uang ke rekening istrinya. Seketika itu Nadine menerima satu notifikasi pesan yang berisi transferan uang yang berasal dari suaminya. Setelahnya Revan beranjak, meninggalkan Nadine yang masih sibuk menatap layar ponselnya. “Revan kamu mau ke mana?” Nadine menyusul,

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 9 – Ciuman pertama

    Langit mendung sore itu menggantung di atas rumah mewah keluarga Ardiansyah. Revan baru saja memarkir mobilnya di garasi, ketika dering ponsel tak berhenti menggema dari dalam saku jasnya. Beberapa panggilan dari mitra bisnis dan satu pesan dari Nadine yang hanya sekedar menanyakan keberadaan transferannya. Entahlah, terkadang Revan tak habis pikir. Bagaimana mungkin Ayahnya bisa menjodohkannya dengan wanita seperti Nadine. Dari segi kecantikan dan kemolekan tubuh, Nadine memang patut diacungi jempol. Tapi untuk apa semua itu jika sama sekali tidak ada kehangatan di sana. Ia lanjut melangkah. langkahnya tegap dengan tatapan dingin yang mengedar ke sekitar. Padahal hari itu di kantor penuh dengan tekanan. Di mulai dari investor yang mendesak, proposal yang gagal disetujui, sampai salah satu manajer proyek melakukan kesalahan besar. Revan merasa kepalanya seperti diremas. Bahkan supir pribadinya pun tahu untuk tak membuka percakapan hari ini. Begitu memasuki rumah, Revan disambut den

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 8 – Kecurigaan Nadine

    Beberapa hari setelah Ayu benar-benar pulih dari sakit, suasana rumah kembali tenang di permukaan. Tapi itu hanyalah ketenangan semu. Karena Nadine yang baru saja kembali dari kegiatannya, ia mulai menyadari perubahan kecil yang tak biasa pada suaminya. Revan, yang biasanya dingin dan jarang bicara, kini sering pulang lebih awal. Wajahnya tak lagi sekaku biasanya. Bahkan saat bersama Nadine, ia terlihat lebih sabar, tapi juga lebih jauh secara emosional seperti sedang menahan sesuatu. Nadine mulai curiga. Matanya tajam memperhatikan. Ia melihat cara Revan melirik ke arah dapur saat mereka sedang sarapan dan cara ia diam lama di taman belakang, tempat Ayu biasa menyiram bunga. Sekilas, Nadine juga melihat Revan menyapa Ayu dengan lembut di suatu sore dan itu cukup untuk menyalakan bara dalam dadanya. Bukan, bukan api cemburu yang ia rasakan tapi rasa takut. Ia takut kehilangan semua yang sudah ada di dalam genggamannya dan ia juga takut kehilangan kedudukannya sebagai menantu kelu

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 7 – Bayangan Ibu dalam Sosok Ayu

    Sebenarnya sudah sejak tadi pekerjaannya selesai. Namun, Revan masih enggan untuk pulang, karena ia sedang malas menatap wajah istrinya. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 08.00 malam dan ia baru berniat pulang setelah lewat 30 menit kemudian. Langkahnya selalu tegap. Ia keluar dari ruang kerja menuju ke mobil, dimana Pak Reno supir pribadinya sudah menunggu sejak tadi. Melihat wajah Tuannya yang selalu datar, Pak Reno tidak berani banyak bicara. Pria paruh baya itu hanya diam dan fokus melajukan mobil. Untungnya sesampainya di rumah. Istrinya, Nadine tidak ada disana. Entah kemana perginya wanita itu, Revan tidak juga tak tahu dan ia pun malas untuk mencari tahu. Revan masuk ke rumah megah yang selalu kosong. Ia mencari Ayu, wanita yang diharapkan akan muncul sambil membawa secangkir teh hangat untuknya. Tapi nyatanya wanita itu sama sekali tidak muncul, karena kemarin ia panas tinggi dan kemungkinan sekarang ia sedang beristirahat. Revan langsung menuju ke kamar dengan tuj

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status