Chapter: BAB 13 - Tengah malamBu Marni yang sedang berada di dapur terkejut, saat melihat kedatangan Nadine yang hampir tidak pernah masuk ke area dapur. Wajah wanita itu terlihat serius dengan pandangan mata yang mengendar ke sekitar.“Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Bu Marni menunduk hormat lalu bertanya. Nadine tidak menjawab. Ia mencari kamera tersembunyi berbentuk boneka kecil yang seingatnya ia tempelkan di pintu lemari pendingin.“Kemana semua hiasan kecil yang ada di pintu lemari pendingin ini?” Nadine menoleh ke arah Bu Marni. Bu Marni sedikit terkesiap, lalu ia menjawab. “Bukannya semua hiasan itu Nyonya minta untuk buang semuanya,”Nadine membulatkan kedua matanya. “Lalu kamu buang ke mana?” Nadine seketika panik, karena ia benar-benar lupa sudah meletakkan kamera tersembunyi di sana. “Saya buang ke tempat sampah yang ada di depan Nyonya,” Bu Marni menjawab dengan takut.“Cari dan ambil semua hiasan kecil itu!” Titah Nadine. “Maaf nyonya. Semua hiasan kecil itu pasti sudah tidak ada, karena tadi
Last Updated: 2025-05-08
Chapter: BAB 12 - PULANG LEBIH AWAL 2 hari kemudian…Nadine yang awalnya berencana liburan selama 3 hari di Singapura. Nyatanya ia harus kembali lebih awal, karena pria pujaan hatinya harus kembali lebih dulu karena ada urusan pekerjaan.“Jangan sedih gitu dong, nanti kalau aku ada waktu kita liburan lagi, ok,” Ucap pria itu merangkul bahu Nadine.Nadine menyandarkan kepala di dada bidangnya. “Janji ya?” Nadine mendongakkan kepala.Cup!Pria itu mencium singkat kening Nadine. “Iya aku janji,” Jawabnya disertai senyum.Karena taksi yang mereka naiki sudah sampai di apartemen pria itu, dengan berat hati Nadine harus berpisah dari nya. “Jangan lupa hubungi aku,” Pinta Nadine sebelum pria itu turun.Pria itu tersenyum, lalu mengangguk.Setelahnya taksi kembali melaju, mengantarkan Nadine pulang. Sebenarnya ia sedikit kecewa, karena rencana 3 hari liburan mereka harus dipersingkat menjadi 2 hari. Tapi tidak masalah, karena pria itu sudah berjanji akan mengajaknya liburan lagi di lain waktu.40 menit kemudian…Akhirnya taksi
Last Updated: 2025-05-07
Chapter: Bab 11 - Ajakan RevanKeesokan harinya…Pagi-pagi sekali Nadine sudah bersiap untuk pergi ke Singapura selama 3 hari. Selama istrinya berdandan, Revan hanya bersandar di headboard ranjang dengan laptop yang menyala dipangkuan. “Selama aku pergi kamu jangan macam-macam! Apalagi dekat-dekat dengan pembantu baru itu,” Nadine berucap sambil merias wajahnya di cermin. Revan menghentikan tarian jarinya sejenak. “Jika aku mau, sudah dari lama aku akan melakukannya.” “Baguslah kalau kamu tidak macam-macam. Oh iya, selama aku disana jangan pernah menghubungi karena aku tidak mau diganggu.” Nadine beranjak karena ia sudah selesai.Revan hanya diam, kembali memusatkan dirinya pada pekerjaan yang harus selesai pagi itu juga. 30 menit kemudian. Nadine yang sudah selesai berdandan langsung beranjak, ia mematut dirinya sekali lagi di depan cermin untuk memastikan penampilannya akan selalu sempurna. “Aku pergi,” Pamitnya keluar dari kamar. Revan tak menjawab, tapi ia hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada pek
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: Bab 10 – Masakan spesialRevan tersenyum, menatap punggung Ayu yang menjauh setelah mendengar ketukan stiletto milik Nadine. Raga gadis itu sudah berada di dapur, tapi Revan masih bisa merasakan hangat pelukannya, wangi aroma tubuhnya, serta manis dari bibirnya. Kedua sudut bibirnya membentuk seulas garis lengkung ke atas. “Ayu,” Nama itu sangat sederhana tapi membekas dalam di hatinya.“Sudah pulang kamu rupanya!” Senyum Revan langsung menghilang, saat ia mendengar dan melihat istrinya sudah berdiri tepat di hadapannya. “Ada apa?” Revan bertanya to the point.“Kenapa jatah bulanan ku belum kamu kirim?” Nadine melipat kedua tangannya di dada.Malas terlalu banyak bicara, Revan mengambil ponselnya dari dalam saku jas lalu mengirimkan sejumlah uang ke rekening istrinya. Seketika itu Nadine menerima satu notifikasi pesan yang berisi transferan uang yang berasal dari suaminya. Setelahnya Revan beranjak, meninggalkan Nadine yang masih sibuk menatap layar ponselnya. “Revan kamu mau ke mana?” Nadine menyusul,
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: Bab 9 – Ciuman pertamaLangit mendung sore itu menggantung di atas rumah mewah keluarga Ardiansyah. Revan baru saja memarkir mobilnya di garasi, ketika dering ponsel tak berhenti menggema dari dalam saku jasnya. Beberapa panggilan dari mitra bisnis dan satu pesan dari Nadine yang hanya sekedar menanyakan keberadaan transferannya. Entahlah, terkadang Revan tak habis pikir. Bagaimana mungkin Ayahnya bisa menjodohkannya dengan wanita seperti Nadine. Dari segi kecantikan dan kemolekan tubuh, Nadine memang patut diacungi jempol. Tapi untuk apa semua itu jika sama sekali tidak ada kehangatan di sana. Ia lanjut melangkah. langkahnya tegap dengan tatapan dingin yang mengedar ke sekitar. Padahal hari itu di kantor penuh dengan tekanan. Di mulai dari investor yang mendesak, proposal yang gagal disetujui, sampai salah satu manajer proyek melakukan kesalahan besar. Revan merasa kepalanya seperti diremas. Bahkan supir pribadinya pun tahu untuk tak membuka percakapan hari ini. Begitu memasuki rumah, Revan disambut den
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 8 – Kecurigaan NadineBeberapa hari setelah Ayu benar-benar pulih dari sakit, suasana rumah kembali tenang di permukaan. Tapi itu hanyalah ketenangan semu. Karena Nadine yang baru saja kembali dari kegiatannya, ia mulai menyadari perubahan kecil yang tak biasa pada suaminya. Revan, yang biasanya dingin dan jarang bicara, kini sering pulang lebih awal. Wajahnya tak lagi sekaku biasanya. Bahkan saat bersama Nadine, ia terlihat lebih sabar, tapi juga lebih jauh secara emosional seperti sedang menahan sesuatu. Nadine mulai curiga. Matanya tajam memperhatikan. Ia melihat cara Revan melirik ke arah dapur saat mereka sedang sarapan dan cara ia diam lama di taman belakang, tempat Ayu biasa menyiram bunga. Sekilas, Nadine juga melihat Revan menyapa Ayu dengan lembut di suatu sore dan itu cukup untuk menyalakan bara dalam dadanya. Bukan, bukan api cemburu yang ia rasakan tapi rasa takut. Ia takut kehilangan semua yang sudah ada di dalam genggamannya dan ia juga takut kehilangan kedudukannya sebagai menantu kelu
Last Updated: 2025-04-10