Terima kasih atas gem, like dan komentarnya. Semoga suka.
Keyla mengganti pakaian dengan piyama. Kehidupan gadis itu benar-benar berubah. Dari tempat tinggal yang dulunya gubuk tua kini menjadi villa kaca yang mewah. Semua pakaian mahal dan bermerek. Tidak ada lagi barang murah di dekatnya.Tempat tidur reot berubah menjadi kasur empuk dalam ukuran besar. Perabotan dengan kualitas terbaik. Keyla dimanjakan oleh Kai. Walaupun dengan paksaan dan tertekan karena aturan dibuat sesuka hari pria itu.“Nek, sekarang aku tinggal di tempat yang sangat bagus.” Keyla menghempas tubuh di atas kasur. Dia menatap langit kamar.“Rumah yang indah dengan perlengkapan mewah.” Keyla memperhatikan isi kamar.“Tempat yang sangat berbeda di Indonesia. Aku harus bahagia dengan semua ini dan menerima konsekuensinya.” Keyla menekan remote mematikan lampu.“Menjadi pelayan Tuan Kai.” Keyla memejamkan mata.Kai pergi ke ruang kerja di rumah utama. Pria itu berbicara dengan Yibo. Dia ingin melihat rekaman cctv di kampus.“Tuan, saya rasa Anda tidak usah melihat rekaman
Kai melihat leher Keyla yang merah. Pria itu mengendari mobil dengan kecepatan standar. Dia memasuki perkarangan lewat pintu belakang yang langsung menuju villa kaca.Keyla membuka pintu mobil dan dengan cepat masuk ke villa kaca. Dia menutup dan mengunci pintu. Lari dari Kai. Gadis itu benar-benar mengkhawatirkan keperawanannya.“Buka, Key!” Kai mengetuk pintu kaca. Pria itu tidak mau membuat keributan.“Tidak mau.” Keyla masuk ke kamar dengan tidak lupa mengunci pintu. “Hah!” Keyla berdiri di depan cermin. Dia memeriksa bibir yang pecah dan leher yang biru karena gigitan para pria gila. “Selama ini aku hanya melihat drama cina sekarang rasanya aku sendiri yang menjadi tokoh dalam drama itu.” Keyla melepas dress. Dia takut Kai akan memaksanya mengganti baju.“Buka, Key!” Kai sudah berada di dalam villa. Dia mengetuk pintu kamar Keyla. Pria itu memiliki kunci Cadangan dan juga sandi.“Rumah ini miliknya. Pasti dia punya kunci sendiri.” Keyla membuka pintu. Dia mengenakan kaos lengan
Chen memperhatikan Keyla dari atas sampai bawah. Pria itu baru akan keluar dari rumah untuk menjemputnya. “Kamu sudah datang. Apa Bao menghubungi kamu?” tanya Chen.“Apa?” Keyla benar-benar kebingungan. Dia hanya mau pura-pura ke rumah Chen agar Jun tidak tahu bahwa mereka serumah.“Masuklah. Sepertinya, kamu belum mandi karena masih pakaian baju siang tadi,” ucap Chen.“Ah, iya.” Keyla tersenyum canggung.“Ayo masuk.” Chen menutup pintu. Dia masuk bersama Keyla ke dalam rumah.“Kak Key. Aku tahu Kakak akan datang.” Bao memeluk Keyla.“Ya. Kak Key mau bicara dengan Bao dan juga Tuan Chen.” Keyla melihat pada Chen.“Mau bicara apa? Kamu bersihkan diri dan ganti pakaian dulu. Setelah itu kita bisa berbicara di ruang tengah,” ucap Chen.“Baiklah. Bao, Kakak mandi dulu ya.” Keyla berjalan masuk ke kamar yang sudah menjadi miliknya. Dia mandi dan berganti pakaian.Bao dan Chen menunggu di ruang tengah. Mereka berdua terlihat duduk bersama. Sang papa memangku putranya“Kak Key, duduk sini.”
“Terima kasih, Kak Lusi.” Keyla turun dari mobil. “Sama-sama.” Lusi melambaikan tangan kepada Keyla.Keyla berjalan cepat masuk ke halaman kampus. Kakinya terhenti karena seorang pemuda sudah menunggu dengan tatapan tajam.“Ikut aku!” Jun menarik tangan Keyla. Pria itu benar-benar sebelas dua belas dengan Kai.“Jun, lepaskan! Aku ada janji dengan Prof Wang.” Keyla berusaha melepaskan cengkraman jari-jari Jun di pergelangan tangannya. “Aku tahu.” Jun terus membawa Keyla ke lorong sepi di pinggir lapangan basket.“Profesor Wang pasti sudah menunggu aku,” tegas Keyla kesulitan mengikuti langkah kaki Jun.“Kenapa kamu menghindariku?” tanya Jun menekan tubuh Keyla ke dinding.“Aahh!” Keyla terkejut dengan sikap kasar Jun. Pemuda itu benar-benar tidak pernah berurusan dengan wanita mana pun kecuali adik kembarnya.“Aku sibuk. Aku seorang pelayan yang miskin sehingga harus bekerja paruh waktu di banyak tempat,” jelas Keyla.“Apa beasiswa kamu masih kurang?” tanya Jun memegang kuat tangan Ke
Lusi membawa ke mall. Mereka masuk toko khusus penjualan laptop dengan merk terkenal dan mahal.“Kenapa kita ke toko ini? Apa Tuan Kai butuh laptop baru?” tanya Keyla mengikuti Lusi. Gadis itu lebih memilih pergi keluar dari pada tertahan dengan Kai. “Membeli laptop baru untuk kamu,” jawab Lusi tersenyum.“Apa?” Keyla terkejut.“Laptop yang kamu pakai itu adalah spek terendah. Tidak cocok. Lihat ini! Ada banyak warna yang cantik untuk seorang gadis muda.” Lusi menunjukkan laptop yang dipajang di lemari kaca. “Ambilkan warna merah, biru, pink, ungu dan rose gold dari spek paling tinggi,” pinta Lusi pada pelayan.“Baik, Nona.” Pelayan segera mengeluarkan laptop dari lemari kaca dan meletakkan di atas meja.“Pilihlah, Keyla. Kamu mau yang mana?” tanya Lusi.“Tidak. Aku tidak butuh ini. Aku tidak mau menambahkan utang pada Tuan Kai,” tolak Keyla.“Ini hadiah dan tidak dihitung sebagai utang,” jelas Lusi. “Aku tidak mau,” tegas Keyla. “Aku akan menghubungi Tuan Kai. Mungkin dia akan
Keyla makan siang lagi bersama Bao. Dia benar-benar terlihat bahagia berbeda ketika bersama Kai. Gadis itu sangat jelas menyukai anak kecil dari pada pria dewasa. Senyumannya begitu lebar dan lepas.“Apa kamu lihat perbedaannya ketika Keyla bersama kita?” tanya Kai pada Yibo. “Ya, Tuan. Nona Keyla tersenyum bahagia hingga tertawa sedangkan ketika bersama Anda. Dia bahkan tidak senyum sama sekali,” jawab Yibo jujur.“Mmm.” Jari-jari putih Kai mengepal kuat.“Apa gadis ini membenciku?” Kai meletakkan laptop di atas meja.“Mungkin karena Anda mencuri ciuman pertamanya secara paksa,” ucap Yibo.“Itu juga ciuman pertamaku. Malam itu, aku hanya mau mengujinya, tetapi diriku sendiri tidak bisa berhenti. Aku menginginkan lebih dari gadis itu. Apa akibat pengaruh dari minuman?” Kai menatap Yibo.“Anda tidak pernah bisa mabuk hanya dengan satu botol, Tuan.” Yibo yang sudah lama berada di sisi Kai sangat mengerti kemampuan pria itu.“Mungkin, Anda memang menyukai Nona Key,” lanjut Yibo.“Suka? A