Terima kasih atas hadiah gem yang diberikan. Tinggalkan like dan komentar ya. See Soon.
“Jadilah kekasihku, Key!” Kai menarik pinggang Keyla ke dalam pelukannya.“Hahhh!” Keyla terkejut.“Aku menginginkan kamu tetap di sisiku. Tidak ada yang lain.” Kai menatap Keyla yang mendongak karena pria itu sangat tinggi.“Tidak. Aku tidak mau. Lepaskan!” Keyla berusaha membuka tangan Kai yang melingkar di pinggangnya.“Kenapa, Key?” Kai semakin mengunci tangan panjangnya.“Aku tidak mau dan tidak ada alasan,” tegas Keyla.“Menjadi pelayan saja aku sudah tersiksa. Apalagi kekasihnya. Sepasang kekasih di negera ini layaknya suami istri,” ucap Keyla di dalam hati.“Aaah!” Keyla terkejut tubuhnya di angkat Kai dengan satu tangan.“Aaaghh!” Tubuh Keyla terhempas ke kasur. “Apa yang mau Anda lakukan?” Keyla takut melihat tatapan lapar Kai. Dia berusaha menghindari pria itu.“Kenapa menolak, Key?” Jari-jari panjang Kai memegang kaki Keyla.“Lepaskan, Tuan. Aku mohon.” Keyla ketakutan. Padahal pria itu mengenakan pakaian rapi dan lengkap dengan jas siap pergi ke kantor.“Apa yang kamu pik
Kai kembali ke kamar mandi di rumah utama. Pria itu membuka kemeja dan berdiri di depan cermin. Melihat tubuh seksinya. Dia tidak bisa menghapus bayangan Keyla yang menyentuh dada hingga perutnya. “Aaahh!” Kai memejamkan mata. Menikmati sentuhan lembut jari-jari Keyla.“Sial!” Kai yang sudah mandi kembali membasahi tubuh di bawah shower. Dia merasa panas dan bergairah karena tergoda oleh Keyla. “Usiaku sudah tiga puluh tahun lebih baru kali ini merasakan sensasi menyiksa di dekat wanita.” Kai melihat alat vitalnya ingin berdiri tegak, tetapi tertahan celana. “Aaaarrggh!” Kai mengerang menahan nafsu yang membara dan membakar jiwanya. Kai berusaha menenangkan diri. Pria itu sangat ingin memuaskan nafsu yang telah bangkit, tetapi dia hanya mau Keyla dan tidak ingin yang lain. Gadis polos itu jauh lebih menggoda dari pada wanita dewasa yang sering datang padanya. “Paman.” Jun mengetuk pintu kamar Kai.“Ada apa?” Kai membuka pintu. Pria itu hanya mengenakan handuk. Rambut dan tubuhnya
Keyla mengganti pakaian dengan piyama. Kehidupan gadis itu benar-benar berubah. Dari tempat tinggal yang dulunya gubuk tua kini menjadi villa kaca yang mewah. Semua pakaian mahal dan bermerek. Tidak ada lagi barang murah di dekatnya.Tempat tidur reot berubah menjadi kasur empuk dalam ukuran besar. Perabotan dengan kualitas terbaik. Keyla dimanjakan oleh Kai. Walaupun dengan paksaan dan tertekan karena aturan dibuat sesuka hari pria itu.“Nek, sekarang aku tinggal di tempat yang sangat bagus.” Keyla menghempas tubuh di atas kasur. Dia menatap langit kamar.“Rumah yang indah dengan perlengkapan mewah.” Keyla memperhatikan isi kamar.“Tempat yang sangat berbeda di Indonesia. Aku harus bahagia dengan semua ini dan menerima konsekuensinya.” Keyla menekan remote mematikan lampu.“Menjadi pelayan Tuan Kai.” Keyla memejamkan mata.Kai pergi ke ruang kerja di rumah utama. Pria itu berbicara dengan Yibo. Dia ingin melihat rekaman cctv di kampus.“Tuan, saya rasa Anda tidak usah melihat rekaman
Kai melihat leher Keyla yang merah. Pria itu mengendari mobil dengan kecepatan standar. Dia memasuki perkarangan lewat pintu belakang yang langsung menuju villa kaca.Keyla membuka pintu mobil dan dengan cepat masuk ke villa kaca. Dia menutup dan mengunci pintu. Lari dari Kai. Gadis itu benar-benar mengkhawatirkan keperawanannya.“Buka, Key!” Kai mengetuk pintu kaca. Pria itu tidak mau membuat keributan.“Tidak mau.” Keyla masuk ke kamar dengan tidak lupa mengunci pintu. “Hah!” Keyla berdiri di depan cermin. Dia memeriksa bibir yang pecah dan leher yang biru karena gigitan para pria gila. “Selama ini aku hanya melihat drama cina sekarang rasanya aku sendiri yang menjadi tokoh dalam drama itu.” Keyla melepas dress. Dia takut Kai akan memaksanya mengganti baju.“Buka, Key!” Kai sudah berada di dalam villa. Dia mengetuk pintu kamar Keyla. Pria itu memiliki kunci Cadangan dan juga sandi.“Rumah ini miliknya. Pasti dia punya kunci sendiri.” Keyla membuka pintu. Dia mengenakan kaos lengan
Chen memperhatikan Keyla dari atas sampai bawah. Pria itu baru akan keluar dari rumah untuk menjemputnya. “Kamu sudah datang. Apa Bao menghubungi kamu?” tanya Chen.“Apa?” Keyla benar-benar kebingungan. Dia hanya mau pura-pura ke rumah Chen agar Jun tidak tahu bahwa mereka serumah.“Masuklah. Sepertinya, kamu belum mandi karena masih pakaian baju siang tadi,” ucap Chen.“Ah, iya.” Keyla tersenyum canggung.“Ayo masuk.” Chen menutup pintu. Dia masuk bersama Keyla ke dalam rumah.“Kak Key. Aku tahu Kakak akan datang.” Bao memeluk Keyla.“Ya. Kak Key mau bicara dengan Bao dan juga Tuan Chen.” Keyla melihat pada Chen.“Mau bicara apa? Kamu bersihkan diri dan ganti pakaian dulu. Setelah itu kita bisa berbicara di ruang tengah,” ucap Chen.“Baiklah. Bao, Kakak mandi dulu ya.” Keyla berjalan masuk ke kamar yang sudah menjadi miliknya. Dia mandi dan berganti pakaian.Bao dan Chen menunggu di ruang tengah. Mereka berdua terlihat duduk bersama. Sang papa memangku putranya“Kak Key, duduk sini.”
“Terima kasih, Kak Lusi.” Keyla turun dari mobil. “Sama-sama.” Lusi melambaikan tangan kepada Keyla.Keyla berjalan cepat masuk ke halaman kampus. Kakinya terhenti karena seorang pemuda sudah menunggu dengan tatapan tajam.“Ikut aku!” Jun menarik tangan Keyla. Pria itu benar-benar sebelas dua belas dengan Kai.“Jun, lepaskan! Aku ada janji dengan Prof Wang.” Keyla berusaha melepaskan cengkraman jari-jari Jun di pergelangan tangannya. “Aku tahu.” Jun terus membawa Keyla ke lorong sepi di pinggir lapangan basket.“Profesor Wang pasti sudah menunggu aku,” tegas Keyla kesulitan mengikuti langkah kaki Jun.“Kenapa kamu menghindariku?” tanya Jun menekan tubuh Keyla ke dinding.“Aahh!” Keyla terkejut dengan sikap kasar Jun. Pemuda itu benar-benar tidak pernah berurusan dengan wanita mana pun kecuali adik kembarnya.“Aku sibuk. Aku seorang pelayan yang miskin sehingga harus bekerja paruh waktu di banyak tempat,” jelas Keyla.“Apa beasiswa kamu masih kurang?” tanya Jun memegang kuat tangan Ke