MasukKeyla menghubungi Nyonya Bai dan menjelaskan keadaannya. Dia tidak bisa bekerja karena harus fokus ujian. Gadis itu diwajibkan mendapatkan nilai tertinggi oleh para dosen untuk mempertahankan beasiswa dan mendapatkan biaya kehidupan selama kuliah.
“Beruntung sekali, Nyonya Bai mengerti.” Keyla tersenyum. Gadis itu memilih terus berada di perpustakaan kampus untuk belajar. Dia pulang ke rumah hanya untuk makan malam dan tidur.
Kai benar-benar tidak bisa melupakan pesona Keyla. Dia menerima banyak pesan dan panggilan dari kolega yang meminta Keyla menjadi karyawan mereka.
“Tuan, pesona Nona Keyla luar biasa. Para pengusaha luar negeri sampai memintanya kepada Anda.” Yibo pun tidak luput dari terror pesan dan panggilan. “Gadis itu bahkan tidak tertarik bekerja di perusahaan ku,” ucap Kai tampak kesal.“Mungkin dia belum mengenal Anda.” Yibo tersenyum.
“Benar. Itu karena dia dari Indonesia. Jika dia sudah mengenalku. Pasti gadis itu pun sama dengan wanita lain. Berusaha naik ke ranjangku agar bisa mendapatkan benih milikku.” Kai tersenyum tipis.
“Tuan Kai benar-benar berpikir semua wanita sama karena terlalu sering bertemu dengan perempuan penggoda yang melompat ke pelukannya.” Yibo mengangguk.
“Hhh. Malam ini kita ke club Viva.” Kai beranjak dari kursi kerja.“Malam ini tidak ada jadwal, Tuan.” Lusi pun ikut berdiri.
“Apa aku tidak boleh pergi minum?” tanya Kai menatap tajam pada Lusi.
“Boleh, Tuan.” Lusi melirik pada Yibo.
“Yi, temani aku minum dan minta gadis itu yang melayani!” perintah Kai.
“Baik, Tuan.” Yibo segera mengikuti Kai.
Sore hari Kai dan Yibo sudah berada di ruang VIP club Viva. Pria itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Keyla. Dia tidak mau gadis multitalenta itu menjadi milik orang lain sehingga kehilangan karyawan luar biasa.
“Permisi.” Mey masuk ke ruangan Kai. Pria itu menoleh sekilas pada pintu dan dia tidak melihat Keyla.
“Di mana teman kamu?” tanya Kai menatap tajam pada Mey.“Hari ini aku sendiri,” jawab Mey.
“Aku tanya di mana teman kamu,” tegas Kai.
“Di mana Keyla?” tanya Yibo.
“Keyla tidak kerja untuk satu minggu ke depan. Dia harus fokus pada ujian karena kampus menuntutnya menjadi juara umum untuk semester ini,” jelas Mey gugup.
“Di mana dia kuliah?” tanya Yibo. “Saya tidak tahu. Kami benar-benar baru bertemu di sini,” jelas Mey. “Hubungi dia sekarang!” perintah Kai kesal karena tidak bertemu Keyla.“Dia tidak mengaktifkan ponsel lagi sejak ujian,” jawab Mey berusaha untuk tetap tenang agar tidak melakukan kesalahan.
“Hhhh.” Jari-jari panjang Kai meremas gelas hingga hampir pecah. Dia benar-benar berharap bisa melihat Keyla.
“Kita pulang.” Kai langsung beranjak dari sofa dan meninggalkan ruangan.“Baik, Tuan.” Yibo yang bahkan belum duduk segera keluar.
“Apa?” Mey terkejut. Dia harus segera melapor bahwa Tuan Kai bahkan tidak membuka satu pun tutup botol minuman mahal.
Kai kembali ke rumah. Pria itu berjalan menuju ruang makan dan melihat dua keponakan kembar yang sudah duduk di kursi mereka.
“Paman.” Jia tersenyum pada Kai.“Paman baru pulang?” tanya Jun yang merupakan kakak kembar Jia.
“Ya. Bagaimana dengan kuliah kalian?” tanya Kai mengambil piring.
“Kami sedang ujian,” jawa Jun lemah. “Ada apa? Bukankah kamu selalu menjadi juara pertama di universitas?” Kai melihat pada Jia.“Kenapa Paman melihat padaku? Aku memang tidak sepintar Kak Jun, tetapi masih masuk dua puluh besar,” tegas Jia.
“Masih jauh tertinggal,” balas Kai. “Aku tidak khawatir dengan Jun,” ucap Kai.“Kak Jun yang khawatir. Terdengar kabar ada seorang mahasiswi yang ditransfer dari luar negeri yang memiliki prestasi cukup bagus,” jelas Jia.
“Jia. Aku tidak akan kalah dengan pendatang itu.” Jun menatap tajam pada Jia.“Aku tahu. Kita hanya mendengar cerita orang-orang saja bahwa dia sangat cerdas. Bertemu juga belum pernah,” ucap Jia.
“Makanlah. Jia, jika peringkat kamu naik setingkat Paman akan memberikan Tabungan dan uang cash sepuluh juta,” ucap Kai. “Benar, Paman. Aku akan berusaha.” Jia terlihat bahagia.“Makanlah dan belajar.” Kai menikmati makanannya. Pria itu membiayai kedua ponakannya karena orang tua mereka yang selalu berpindah untuk mengurus bisnis keluarga.
Kai benar-benar tidak menemukan Keyla. Dia pun berusaha melupakan gadis itu karena yakin akan bertemu lagi setelah satu minggu ujian jurusan.
Sepanjang hari Keyla menghabiskan waktu di perpustakaan milik universitas. Dia belajar dengan giat untuk mendapatkan tambahan biaya kehidupan dari kampus. Gadis itu harus menjadi juara umum dengan point tertinggi.
“Perpustakaan yang luar biasa. Aku bisa menemukan apa yang aku cari di sini.” Keyla merebahkan tubuh di lantai. Dia melihat buku yang tersusun rapi hingga ke langit ruangan. Belum lagi koleksi digital yang ada di dalam computer yang dengan mudah dapat diakses.
“Aku melewati makan malam. Pasti nasi ku sudah dibuang ibu.” Keyla melihat jam yang ada di dinding dan telah menunjukkan pukul sembilan malam.“Untung masih ada roti dan buah pagi tadi.” Keyla membuka bekal dan menyantapnya sebagai menu makan malamnya.
“Nona Key. Jam sepuluh perpustakaan akan ditutup.” Staf mendekati Keyla. Dia tersenyum dengan ramah.“Terima kasih, Kak Rin. Saya akan pulang.” Keyla berkemas dan berlari ke halte. Dia menununggu bus malam yang akan mengantarkannya ke Garden Phoenix.
Keyla tiba di persimpangan Garden Phoenix. Dia berjalan menapaki aspal yang sepi. Gesekan pohon bambu menjadi nada yang mengerikan di malam hari.
“Seram sekali.” Keyla berlari agar segera sampai ke kamarnya. Dia membuka pintu kecil yang tidak dikunci.
“Akhirnya sampai juga. Tubuhku sudah sangat gerah.” Keyla masuk ke dalam gudang dan membersihka diri dan tidur. Dia harus segera bangun pagi agar tidak terlambat ke kampus dan ujian di hari terakhir. Perolehan nilai akan langsung diumumkan ketika selesai ujian.“Bu, apa aku boleh minta bekal?” tanya Keyla di depan pintu kamar Yanti.
“Kamu ambil ke dapur. Orang belum bangun,” ucap Yanti.
“Aku tidak berani, Bu.” Keyla memegang kotak bekalnya yang kosong. Gadis itu takut melanggar aturan sehingga bertemu dengan majikan ibunya. “Pagi begini mereka pasti belum bangun. Pergilah. Ibu sudah kasih tahu sama koki.” Yanti terlihat sibuk dengan cucian.“Baiklah.” Keyla masuk ke dapur melalui pintu belakang.
“Bibi,” sapa Keyla pelan.
“Kemari, Key.” Bibi pelayan dapur menarik tangan Keyla masuk ke ruangan memasak.“Ini bekal untuk kamu hingga malam. Kamu tidak makan siang dan makan malam.” Bibi dapur sangat kasian pada Keyla yang makan seadanya.
“Ini banyak sekali,” ucap Keyla.
“Bibi,” sapa Jun.“Apa? Tuan muda.” Bibi terkejut.
“Aku akan sembunyi di sini.” Keyla masuk ke bawah meja. “Ada apa, Tuan muda?” tanya Bibi menyembunyikan bekal Keyla.“Aku mau bawa jus buah ke sekolah,” jawab Jun memperhatikan makanan yang tersaji di atas meja.
“Tuan muda mau jus apa?” tanya bibi.“Anggur,” jawab Jun pergi begitu saja.
“Jun, kenapa pagi-pagi ke dapur?” tanya Kai.
“Aku mau membawa jus ke kampus,” jawab Jun.“Untuk apa?” Kai mengambil air dingin dan meminumnya.
“Untuk menenangkan diri melihat nilai ujian hari ini,” jawab Jun di dalam hati.
“Tidak apa,” jawab Jun pergi.“Kenapa suara pria itu terasa tidak asing?” Keyla masih bersembunyi di bawah meja.
“Non pergilah!” Bibi memberikan bekal kepada Keyla. “Terima kasih, Bi.” Keyla keluar dari bawah meja dan berlari dengan cepat. “Apa itu?” Kai melihat bayangan cepat keluar dari dapur. Pria itu berjalan mendekati pintu.“Siapa yang berlari?” tanya Kai melihat sekeliling.
“Tidak ada, Tuan.” Bibi terlihat gugup. “Meong.” Kucing keluar dari pohon bongsai.“Kitty. Kemari.” Kai mengulurkan tangan pada kucing putih cantik.
“Untunglah. Suara majikan ibu benar-benar terdengar familiar.” Keyla segera berlari ke pintu belakang agar tidak tertinggal bus.
Halo, Aku datang kembali. Terima kasih atas kesetiaan teman-teman untuk terus mengikuti karya aku. Semoga suka dan terhibur.
Keyla mengenakan gaun putih panjang menyapu lantai dengan belahan sampai lutut. Rambut pendeknya dibiarkan tergerai dengan jepit Mutiara di selipkan di kiri kanan atas telinga. Wanita muda itu benar-benar cantik dan mempersona. Terlihat Anggun, tetapi energik.“Aku benar-benar tidak ingin datang kemari,” ucap Keyla ketika pintu mobil dibuka.“Jangan menjauh dariku. Tangan kita harus terus berpegangan.” Kai menggengam tangan Keyla. Menyatukan jari-jari mereka.“Hhhh!” Keyla menghembuskan napas dengan kasar.“Apa harus begitu?” tanya Kai.“Ya. Ini benar-benar berat,” jawab Keyla tanpa ragu.“Gadis ini.” Kai tersenyum.Keyla dan Kai turun bersama dari mobil. Mereka langsung menarik perhatian semua orang yang hampir tidak lagi mengenal Keyla dengan rambut barunya.“Siapa wanita itu? Wajahnya tidak asing,” ucap para tamu undangan.“Apa perempuan baru yang menjadi pendamping Tuan Kai?” Ada begitu banyak pertanyaan dan Keyla menjadi pusat perhatian.“Eh, bukankah itu si penerjemah yang pernah
Kai memberikan undangan kepada Keyla. Pria itu sangat ingin memamerkan gadisnya kepada semua orang bahwa dirinya sudah menikah.“Apa ini?” tanya Keyla.“Undangan pesta di perusahaan Yasmin,” jawab Kai.“Apa Anda mau datang?” Keyla membuka undangan.“Aku harus datang karena ada kerja sama dan juga pembatalan perjanjian pertunangan dengannya,” jelas Kai. “Okay.” Keyla meletakkan undangan di atas meja.“Kamu akan ikut denganku,” tegas Kai memperhatikan Keyla.“Aku tidak mau,” tolak Keyla tanpa ragu.“Kenapa?” tanya Kai.“Apa Anda lupa bahwa aku pernah dibius dan diculik?” Keyla menatap Kai. “Itu kesalahanku yang tidak akan terulang lagi. Kamu harus selalu berada di sisiku.” Kai memegang tangan Keyla.“Aku tidak mau,” tegas Keyla menarik tangannya. “Key, aku butuh kehadiran kamu di pesta itu.” Kai menatap Keyla. “Sekali ini saja. Apa bisa?” tanya Kai.“Aku tidak mau.” Keyla masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Dia benar-benar trauma dengan pesta.“Keyla, kamu adalah alasanku menola
Helikopter mendarat di atam rumah utama. Keyla dan Kai turun bersama. Keduanya langsung menuju villa kaca.“Bersihkan diri kamu!” perintah Kai.“Hah!” Keyla bingung. Dia tidak merasa kotor.“Pria itu memeluk kamu. Buang semua pakaian ini.” Kai melihat Keyla dari atas hingga bawah. “Setelah itu obati luka,” tegas Kai. “Baiklah.” Keyla pergi ke kamarnya.“Aku sangat ingin menghancurkan Chen, tetapi tidak bisa karena pria itu memiliki anak kecil yang disayang Keyla. Aku tidak mau istriku membenciku.” Kai masuk ke kamar mandi.“Aaah. Sakit juga gigitan anak kecil ini.” Kai membersihkan diri.Keyla keluar dari kamar dan melihat Kai yang sudah duduk di ruang tengah. Ada kotak obat yang terbuka di atas meja.“Duduklah!” perintah Kai.“Mm.” Keyla yang mengenakan dress putih duduk di samping Kai.“Aku lihat.” Kai menarik tangan Keyla dan melihat luka bekas borgol.“Nakal,” ucap Kai mengobati luka Keyla.“Kamu juga terluka.” Keyla menyentuh pipi Kai yang sedikit bengkak.“Sedikit saja. Pria it
“Keyla, rambut pendek ini membuat kamu semakin seksi.” Chen memegang leher Keyla yang jenjang dan terlihat jelas karena rambut yang sudah dipotong di atas pundak.“Tuan, aku mohon. Lepaskan aku!” Keyla berusaha beranjak dari perlukan Chen. Satu tangan pria itu menahan di pinggang dan tangan lain pada leher Keyla. Wajah mereka benar-benar sangat dekat. Hidung yang mancung hampir bersentuhan. Hembusan napas hangat dapat dirasakan dari mulut yang terbuka.“Aku sudah jatuh cinta pada kamu, Keyla. Jangan tolak aku.” Chen akan mencium bibir Keyla, tetapi terhenti karena angin kencang yang tiba-tiba datang.“Hah!” Keyla dan Chen terkejut. Tirai dan tabir putih melayang. Dedauan berterbangan. “Siapa yang datang?” Chen melihat sebuah helicopter mendarat di atap.Kai turun dari helicopter dan matanya langsung melihat pada Chen yang memeluk Keyla. Wajah dan mata pria itu langsung merah. Dia mengepalkan tangan karena marah.“Keyla!” teriak Kai menarik tangan Keyla dengan kuat sehingga terlepas da
Kai duduk di balik computer. Dia masih mencari lokasi Keyla. Pria itu hampir menggila karena kehilangan istri tercinta.“Kenapa Keyla sangat suka hilang? Kenapa gadis ini selalu jadi korban penculikan?” Kai menatap tajam pada Yibo.“Tuan. Lokasi terakhir di villa milik Chen sebelum gelang kaki dibuang.” Yibo mempelihatkan titik rekaman perjalanan gps dari gelang kaki Keyla.“Chen! Hancurkan perusahaan pria itu! Dia berani menculik istriku,” tegas Kai.“Tuan Chen tidak tahu bahwa Anda dan Non Keyla sudah menikah,” ucap Yibo.“Non Keyla saja tidak tahu,” gumam Yibo.“Diam,” bentak Kai kesal. Dia tidak sedang ingin bercanda. Pria itu takut istrinya disentuh pria lain.“Dengar, Yi. Keyla masih perawan. Aku saja belum berani menyentuhnya,” tegas Kai. “Apa?” Yibo terkejut.“Apa Anda tidak normal?” tanya Yibo.“Aku sangat normal, Yi. Aku sudah hampir gila menahan diri untuk tidak memakannya.” Kai menarik kerah kemeja Yibo.“Apa yang kalian lakukan?” tanya Lusi.“Bagaimana kabar perusahaan Ch
Keyla membuka mata dan melihat Bao yang memeluknya. Gadis itu cukup bingung dan senang.“Bao.” Keyla tersenyum dan menyentuh pipi Bao yang merah.“Bagaimana aku bisa di sini?” Keyla memperhatikan sekeliling.“Bukankah terakhir kali di ruangan Ibu Rena?” Keyla memindahkan tangan Bao dan dia duduk.“Ini di mana?” Keyla turun dari tempat tidur dan membuka gorden.“Pohon? Tidak ada hutan yang lebat seperti ini di kota.” Keyla masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi adalah cara terbaik untuk menenangkan diri dan mendapatkan kesegaran jiwa serta raganya. Dingin dan sejuknya air benar-benar memberikan kenyamanan.Keyla keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Gadis itu benar-benar merasa aman karena ada Bao dan masih berpikir bahwa Chen adalah pria yang baik tanpa ada maunya.“Bao.” Keyla terkejut karena Bao sudah tidak ada di tempat tidur.“Kamu sudah bangun,” ucap Chen yang duduk di sofa. Pria itu sudah rapi dengan kemeja lengkap dengan jas hitam dan celana panjan







