Share

Bab 7 Tidak Bertemu

last update Last Updated: 2025-10-11 08:05:06

Keyla menghubungi Nyonya Bai dan menjelaskan keadaannya. Dia tidak bisa bekerja karena harus fokus ujian. Gadis itu diwajibkan mendapatkan nilai tertinggi oleh para dosen untuk mempertahankan beasiswa dan mendapatkan biaya kehidupan selama kuliah.

“Beruntung sekali, Nyonya Bai mengerti.” Keyla tersenyum. Gadis itu memilih terus berada di perpustakaan kampus untuk belajar. Dia pulang ke rumah hanya untuk makan malam dan tidur.

Kai benar-benar tidak bisa melupakan pesona Keyla. Dia menerima banyak pesan dan panggilan dari kolega yang meminta Keyla menjadi karyawan mereka.

“Tuan, pesona Nona Keyla luar biasa. Para pengusaha luar negeri sampai memintanya kepada Anda.” Yibo pun tidak luput dari terror pesan dan panggilan.

“Gadis itu bahkan tidak tertarik bekerja di perusahaan ku,” ucap Kai tampak kesal.

“Mungkin dia belum mengenal Anda.” Yibo tersenyum.

“Benar. Itu karena dia dari Indonesia. Jika dia sudah mengenalku. Pasti gadis itu pun sama dengan wanita lain. Berusaha naik ke ranjangku agar bisa mendapatkan benih milikku.” Kai tersenyum tipis.

“Tuan Kai benar-benar berpikir semua wanita sama karena terlalu sering bertemu dengan perempuan penggoda yang melompat ke pelukannya.” Yibo mengangguk.

“Hhh. Malam ini kita ke club Viva.” Kai beranjak dari kursi kerja.

“Malam ini tidak ada jadwal, Tuan.” Lusi pun ikut berdiri.

“Apa aku tidak boleh pergi minum?” tanya Kai menatap tajam pada Lusi.

“Boleh, Tuan.” Lusi melirik pada Yibo.

“Yi, temani aku minum dan minta gadis itu yang melayani!” perintah Kai.

“Baik, Tuan.” Yibo segera mengikuti Kai.

Sore hari Kai dan Yibo sudah berada di ruang VIP club Viva. Pria itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Keyla. Dia tidak mau gadis multitalenta itu menjadi milik orang lain sehingga kehilangan karyawan luar biasa.

“Permisi.” Mey masuk ke ruangan Kai. Pria itu menoleh sekilas pada pintu dan dia tidak melihat Keyla.

“Di mana teman kamu?” tanya Kai menatap tajam pada Mey.

“Hari ini aku sendiri,” jawab Mey.

“Aku tanya di mana teman kamu,” tegas Kai.

“Di mana Keyla?” tanya Yibo.

“Keyla tidak kerja untuk satu minggu ke depan. Dia harus fokus pada ujian karena kampus menuntutnya menjadi juara umum untuk semester ini,” jelas Mey gugup.

“Di mana dia kuliah?” tanya Yibo.

“Saya tidak tahu. Kami benar-benar baru bertemu di sini,” jelas Mey.

“Hubungi dia sekarang!” perintah Kai kesal karena tidak bertemu Keyla.

“Dia tidak mengaktifkan ponsel lagi sejak ujian,” jawab Mey berusaha untuk tetap tenang agar tidak melakukan kesalahan.

“Hhhh.” Jari-jari panjang Kai meremas gelas hingga hampir pecah. Dia benar-benar berharap bisa melihat Keyla.

“Kita pulang.” Kai langsung beranjak dari sofa dan meninggalkan ruangan.

“Baik, Tuan.” Yibo yang bahkan belum duduk segera keluar.

“Apa?” Mey terkejut. Dia harus segera melapor bahwa Tuan Kai bahkan tidak membuka satu pun tutup botol minuman mahal.

Kai kembali ke rumah. Pria itu berjalan menuju ruang makan dan melihat dua keponakan kembar yang sudah duduk di kursi mereka.

“Paman.” Jia tersenyum pada Kai.

“Paman baru pulang?” tanya Jun yang merupakan kakak kembar Jia.

“Ya. Bagaimana dengan kuliah kalian?” tanya Kai mengambil piring.

“Kami sedang ujian,” jawa Jun lemah.

“Ada apa? Bukankah kamu selalu menjadi juara pertama di universitas?” Kai melihat pada Jia.

“Kenapa Paman melihat padaku? Aku memang tidak sepintar Kak Jun, tetapi masih masuk dua puluh besar,” tegas Jia.

“Masih jauh tertinggal,” balas Kai.

“Aku tidak khawatir dengan Jun,” ucap Kai.

“Kak Jun yang khawatir. Terdengar kabar ada seorang mahasiswi yang ditransfer dari luar negeri yang memiliki prestasi cukup bagus,” jelas Jia.

“Jia. Aku tidak akan kalah dengan pendatang itu.” Jun menatap tajam pada Jia.

“Aku tahu. Kita hanya mendengar cerita orang-orang saja bahwa dia sangat cerdas. Bertemu juga belum pernah,” ucap Jia.

“Makanlah. Jia, jika peringkat kamu naik setingkat Paman akan memberikan Tabungan dan uang cash sepuluh juta,” ucap Kai.

“Benar, Paman. Aku akan berusaha.” Jia terlihat bahagia.

“Makanlah dan belajar.” Kai menikmati makanannya. Pria itu membiayai kedua ponakannya karena orang tua mereka yang selalu berpindah untuk mengurus bisnis keluarga.

Kai benar-benar tidak menemukan Keyla. Dia pun berusaha melupakan gadis itu karena yakin akan bertemu lagi setelah satu minggu ujian jurusan.

Sepanjang hari Keyla menghabiskan waktu di perpustakaan milik universitas. Dia belajar dengan giat untuk mendapatkan tambahan biaya kehidupan dari kampus. Gadis itu harus menjadi juara umum dengan point tertinggi.

“Perpustakaan yang luar biasa. Aku bisa menemukan apa yang aku cari di sini.” Keyla merebahkan tubuh di lantai. Dia melihat buku yang tersusun rapi hingga ke langit ruangan. Belum lagi koleksi digital yang ada di dalam computer yang dengan mudah dapat diakses.

“Aku melewati makan malam. Pasti nasi ku sudah dibuang ibu.” Keyla melihat jam yang ada di dinding dan telah menunjukkan pukul sembilan malam.

“Untung masih ada roti dan buah pagi tadi.” Keyla membuka bekal dan menyantapnya sebagai menu makan malamnya.

“Nona Key. Jam sepuluh perpustakaan akan ditutup.” Staf mendekati Keyla. Dia tersenyum dengan ramah.

“Terima kasih, Kak Rin. Saya akan pulang.” Keyla berkemas dan berlari ke halte. Dia menununggu bus malam yang akan mengantarkannya ke Garden Phoenix.

Keyla tiba di persimpangan Garden Phoenix. Dia berjalan menapaki aspal yang sepi. Gesekan pohon bambu menjadi nada yang mengerikan di malam hari.

“Seram sekali.” Keyla berlari agar segera sampai ke kamarnya. Dia membuka pintu kecil yang tidak dikunci.

“Akhirnya sampai juga. Tubuhku sudah sangat gerah.” Keyla masuk ke dalam gudang dan membersihka diri dan tidur. Dia harus segera bangun pagi agar tidak terlambat ke kampus dan ujian di hari terakhir. Perolehan nilai akan langsung diumumkan ketika selesai ujian.

“Bu, apa aku boleh minta bekal?” tanya Keyla di depan pintu kamar Yanti.

“Kamu ambil ke dapur. Orang belum bangun,” ucap Yanti.

“Aku tidak berani, Bu.” Keyla memegang kotak bekalnya yang kosong. Gadis itu takut melanggar aturan sehingga bertemu dengan majikan ibunya.

“Pagi begini mereka pasti belum bangun. Pergilah. Ibu sudah kasih tahu sama koki.” Yanti terlihat sibuk dengan cucian.

“Baiklah.” Keyla masuk ke dapur melalui pintu belakang.

“Bibi,” sapa Keyla pelan.

“Kemari, Key.” Bibi pelayan dapur menarik tangan Keyla masuk ke ruangan memasak.

“Ini bekal untuk kamu hingga malam. Kamu tidak makan siang dan makan malam.” Bibi dapur sangat kasian pada Keyla yang makan seadanya.

“Ini banyak sekali,” ucap Keyla.

“Bibi,” sapa Jun.

“Apa? Tuan muda.” Bibi terkejut.

“Aku akan sembunyi di sini.” Keyla masuk ke bawah meja.

“Ada apa, Tuan muda?” tanya Bibi menyembunyikan bekal Keyla.

“Aku mau bawa jus buah ke sekolah,” jawab Jun memperhatikan makanan yang tersaji di atas meja.

“Tuan muda mau jus apa?” tanya bibi.

“Anggur,” jawab Jun pergi begitu saja.

“Jun, kenapa pagi-pagi ke dapur?” tanya Kai.

“Aku mau membawa jus ke kampus,” jawab Jun.

“Untuk apa?” Kai mengambil air dingin dan meminumnya.

“Untuk menenangkan diri melihat nilai ujian hari ini,” jawab Jun di dalam hati.

“Tidak apa,” jawab Jun pergi.

“Kenapa suara pria itu terasa tidak asing?” Keyla masih bersembunyi di bawah meja.

“Non pergilah!” Bibi memberikan bekal kepada Keyla.

“Terima kasih, Bi.” Keyla keluar dari bawah meja dan berlari dengan cepat.

“Apa itu?” Kai melihat bayangan cepat keluar dari dapur. Pria itu berjalan mendekati pintu.

“Siapa yang berlari?” tanya Kai melihat sekeliling.

“Tidak ada, Tuan.” Bibi terlihat gugup.

“Meong.” Kucing keluar dari pohon bongsai.

“Kitty. Kemari.” Kai mengulurkan tangan pada kucing putih cantik.

“Untunglah. Suara majikan ibu benar-benar terdengar familiar.” Keyla segera berlari ke pintu belakang agar tidak tertinggal bus.

Fit Tree Fitri

Halo, Aku datang kembali. Terima kasih atas kesetiaan teman-teman untuk terus mengikuti karya aku. Semoga suka dan terhibur.

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...️
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
lg dong up nya kk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 7 Tidak Bertemu

    Keyla menghubungi Nyonya Bai dan menjelaskan keadaannya. Dia tidak bisa bekerja karena harus fokus ujian. Gadis itu diwajibkan mendapatkan nilai tertinggi oleh para dosen untuk mempertahankan beasiswa dan mendapatkan biaya kehidupan selama kuliah.“Beruntung sekali, Nyonya Bai mengerti.” Keyla tersenyum. Gadis itu memilih terus berada di perpustakaan kampus untuk belajar. Dia pulang ke rumah hanya untuk makan malam dan tidur.Kai benar-benar tidak bisa melupakan pesona Keyla. Dia menerima banyak pesan dan panggilan dari kolega yang meminta Keyla menjadi karyawan mereka.“Tuan, pesona Nona Keyla luar biasa. Para pengusaha luar negeri sampai memintanya kepada Anda.” Yibo pun tidak luput dari terror pesan dan panggilan.“Gadis itu bahkan tidak tertarik bekerja di perusahaan ku,” ucap Kai tampak kesal.“Mungkin dia belum mengenal Anda.” Yibo tersenyum.“Benar. Itu karena dia dari Indonesia. Jika dia sudah mengenalku. Pasti gadis itu pun sama dengan wanita lain. Berusaha naik ke ranjangku

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 6 Pesona Keyla

    Kai melepaskan sabuk pengaman. Dia bisa mencium aroma harum segar rambut Keyla. Pria itu memperhatikan wajah cantik dengan mata yang masih terpejam.“Rambutnya harum sekali.” Kai turun dari mobil dan membuka pintu untuk Keyla.“Turunlah! Apa aku harus menggendong kamu lagi?” tanya Kai.Keyla membuka mata. Dia menatap tajam pada Kai dengan wajah cemberut. Gadis muda itu benar-benar ketakutan. Kakinya terasa lemas.“Kenapa?” tanya Kai memperhatikan Keyla. Jari-jari tangan gadis itu gemetar.“Kakiku lemas,” jawab Keyla.“Penakut.” Kai segera menggendong Keyla. Dia membawa gadis itu masuk dari pintu belakang dan naik dengan lift khusus sehingga tidak ada yang melihat mereka.“Tuan Kai.” Yibo terkejut melihat Kai menggendong Keyla.“Menyusahkan!” bentak Kai menghempas tubuh Keyla ke sofa.“Aaah!” Keyla terkejut.“Gadis ini benar-benar cantik.” Yibo melihat Keyla yang tampak kesal. Gadis itu sangat ingin mengungkapkan isi hatinya dengan amarah karena dipaksa oleh Kai.“Jangan membuatku rugi

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 5 Tertangkap

    Lusi membawa Keyla ke tempat parkir mobil. Wanita itu membuka pintu untuk gadis kecil.“Kita mau kemana?” tanya Keyla.“Membeli baju dan perawatan. Kita pancarkan kecantikan yang kamu miliki agar Tuan Kai terpesona pada kamu.” Lusi tersenyum.“Aku tidak sedang tebar pesona,” tegas Keyla.“Aku tahu, Sayang. Ayo masuklah!” Lusi mendorong tubuh Keyla masuk ke dalam mobil.“Apa aku bisa lari?” tanya Keyla pada dirinya sendiri.“Kenapa mereka harus memaksaku?” Keyla duduk di samping Lusi yang menjadi sopir.“Butiknya tidak jauh dari sini.” Lusi mengendarai mobil menuju pusat perbelanjaan kota. Di mana semua tersedia dengan lengkap sesuai keinginan konsumen.“Kita sampai. Mall ini milik Tuan Kai. Kamu bebas mengambil apa pun.” Lusi memperlihatkan kartu kepemilikan Kai yang dibawanya.“Hhh.” Keyla benar-benar tidak tertarik untuk masuk ke dalam mall mewah karena dia tidak pantas berada di sana.“Kenapa?” Lusi melihat Keyla yang masih berdiri di depan pintu.“Mereka akan mengusirku,” ucap Key

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 4 Terpaksa

    Keyla kembali ke ruangan Nyonya Bay. Dia menyerahkan cek yang diberikan Kai.“Nyonya Bay. Ini bayaran yang diberikan oleh Tuan Kai.” Keyla meletakkan cek di atas meja.“Wah. Sangat tinggi.” Nyonya Bay mengambil cek dan melihat angka yang tertulis di kertas dengan nol yang cukup banyak.“Ini bayaran kamu, Key. Tuan Kai sudah memberi bagianku.” Nyonya Bay mengembalikan cek kepada Keyla.“Apa ini semua untukku?” tanya Keyla tidak percaya dengan bayaran yang didapatkannya. Uang itu sangat banyak. Dia hanya bekerja sebagai penerjemah dalam beberapa jam saja.“Simpanlah untuk keperluan kamu. Kamu boleh pulang,” ucap Nyonya Bay.“Terima kasih, Nyonya.” Keyla kembali ke kamar Mey. Dia berganti pakaian.“Mey masih bekerja.” Keyla mengirim pesan kepada Mey. Dia pamit pulang lebih dulu karena harus mengejar bus malam.Kai memeriksa data Keyla. Tidak ada alamat di Tiongkok. Semua masih data Indonesia.“Di mana dia tinggal?” tanya Kai pada Yibo.“Saya akan mencarinya,” jawab Yibo.“Dia bahkan meng

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 3 Gadis Penerjemah

    Mey sangat ketakutan. Dia membawa Keyla kembali ke ruangan manager. Gadis itu harus melaporkan kejadian di ruangan VIP.“Nyonya.” Mey menarik tangan Keyla masuk ke dalam ruangan Nyonya Bai.“Ada apa?” tanya Bai melihat pada Keyla yang basah.“Keyla diusir dari ruangan VIP,” jawab Mey dengan tetap memegang tangan Keyla yang hanya menunduk saja karena merasa bersalah.“Kenapa?” Bai menatap pada Keyla.“Tamu itu adalah Tuan Kai,” ucap Mey.“Maaf, Nyonya.” Wajah Keyla terlihat pucat.“Aku lupa malam ini kamu melayani Tuan Kai.” Bay khawatir.“Permisi.” Yibo mengetuk pintu ruangan Nyonya Bay.“Gawat. Apa mereka akan menghukum gadis kecil ini?” Nyonya Bai benar-benar khawatir dengan nasib Keyla yang baru mau bekerja.“Silakan masuk, Tuan Yi. Kalian pergilah,” ucap Bay pada Keyla dan Mey.“Baik, Nyonya.” Mey dan Keyla segera pergi dari ruangan Nyonya Bay.“Apa yang Anda butuhkan, Tuan Yi?” tanya Nyonya Bai tersenyum ramah.“Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan Keyla. Dia masih baru bek

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 2 Pertemuan Pertama

    Keyla mengurus dirinya sendiri dan berusaha tidak terlihat oleh majikan sang ibu. Dia mencari informasi tentang kampus yang telah menerimanya. Gadis cerdas itu tidak kesulitan untuk diterima di universitas ternama. Baru beberapa bulan kuliah sudah mendapatkan prestasi yang membanggakan.“Aku harus mendapatkan pekerjaan paruh waktu seperti menjadi guru private atau bekerja di café agar tidak meminta uang kepada ibu.” Keyla membuka laptop dan mencari informasi tentang pekerjaan paruh waktu yang bisa dikerjakan oleh seorang mahasiswi.“Aku menguasai beberapa Bahasa asing dan ini akan sangat berguna.” Keyla mengirim lamaran secara online. Gadis itu menampilkan kelebihan dan prestasi yang dimilikinya.“Selesai. Aku akan menunggu panggilan kerja.” Keyla menghempaskan tubuh di atas kasur dan tersenyum penuh keyakinan.Ponsel Keyla berdering. Dia mendapatkan panggilan untuk interview di sebuah club malam.“Halo,” salam Keyla segera duduk.“Apa dengan Nona Keyla?” tanya wanita di seberang.“Ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status