MasukTerima kasih. Semoga suka.
Yanti sudah menunggu Keyla dan Kai kembali dari olahraga pagi. Wanita itu benar-benar ingin membantu Yasmin untuk semakin dekat dengan majikannya.“Ibu.” Keyla menghentikan langkah kakinya. Dia berlari lebih cepat karena dikejar Kai. Mereka bercanda bersama.“Ikut Ibu.” Yanti menarik tangan Keyla masuk ke dalam halaman belakang rumah utama.“Tapi, Bu.” Keyla menoleh ke belakang. Dia harus memberitahu Kai, tetapi Yanti dengan cepat membawanya masuk. Sang ibu membawa putrinya ke dalam rumah dengan tidak lupa menutup pintu.“Duduk!” Yanti mendorong tubuh Keyla duduk di sofa.“Ah. Ada apa, Bu?” Keyla terkejut. Dia mengambil tisu dan menghapus keringat di wajah serta lehernya.“Mana berkas kartu keluarga?” Yanti menadahkan tangannya.“Tidak ada padaku. Bukankah Ibu yang menyimpannya?” Keyla menatap Yanti.“Tuan Kai yang meminta, tetapi belum dikembalikan,” jelas Yanti.“Aku akan bertanya pada Tuan Kai,” ucap Keyla berdiri.“Kai, apa kamu ada hubungan lain dengan Tuan Kai?” Yanti memegang t
Yasmin membuka kamar hotel dengan kartu. Dia melihat ruangan yang remang dan seorang pria berdiri di jendela. Siluet yang seksi sangat mirip dengan Kai. Gaya rambut dan postur tubuh yang tinggi.“Kai.” Yasmin memeluk tubuh telanjang dari belakang. Dia meraba dada bidang dan perut rata.“Kenapa kamu suka bermain di ruangan yang gelap?” tanya Yasmin.“Karena lebih romantic dan menggairahkan.” Pria itu memutar tubuh dan mencium bibir Yasmin.“Mmmm.” Yasmin membalas dengan penuh gairah. Jari-jarinya dengan berani membuka ikat pinggang sang pria model yang memang dicari sangat mirip dengan Kai. Lelaki itu mendapatkan bayaran yang sangat tinggi dan mendapatkan peran dalam sebuah film sehingga dia akan menjadi terkenal dalam waktu singkat.“Ketika dia hamil, aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan.” Pria itu menikmati tubuh Yasmin dengan bayaran. Dia benar-benar untung banyak.“Aaahhh!” Yasmin benar-benar bernafsu dalam bercinta dengan pria yang gagah perkasa. Dia mendapatkan kepuasan luar
Yibo benar-benar tidak protes dengan lembur karena pria itu sudah terbiasa, tetapi tidak dengan yang lain yang pulang di sore hari. Kai yang marah dan kesal benar-benar menyiksa karyawannya. “Yi, aku tidak sanggup lagi. Aku mau kencan dan sekarang sudah jam delapan.” Lusi memberanikan diri mendekati Kai yang fokus pada layar computer.“Tuan Kai, menurut saya. Ketika wanita marah harus dibujuk. Tidak bisa didiamkan. Aku sudah memesan bunga mawar merah asli dan cokelat.” Lusi meletakkan barang-barang di atas meja.“Keyla pasti belum tidur. Bersihkan diri Anda dan pulang,” tegas Lusi tanpa ragu. Dia tidak peduli dengan tatapan tajam Kai.“Apa ini berhasil?” tanya Kai memperhatikan buket bunga mawar merah yang harum dan sekotak cokelat italia.“Jika hanya didiamkan. Masalah Anda dan Non Keyla tidak akan selesai hingga dunia kiamat,” jelas Lusi. “Baiklah. Kalian bisa pulang setelah aku pergi.” Kai masuk ke ruangan pribadinya. Dia benar-benar membersihkan diri dan berganti pakaian.“Mmm.”
Mobil hitam berhenti di depan pintu utama. Kai turun dan berjalan dengan cepat masuk perusahaannya.“Selamat datang, Tuan.” Semua orang membungkuk menyambut kedatangan Kai, tetapi tidak ada respon sama sekali oleh pria itu. Dia berjalan masuk ke dalam lift didamping Yibo.“Oh tidak. Wajah Tuan Kai mengerikan,” ucap seorang pegawai.“Kamu benar. Sorot matanya tajam dan raut muka yang keras. Terlihat jelas sedang marah.” Para wanita mulai bergosip.“Apa yang membuat Tuan Kai marah? Apa karena tidak ada Nona Keyla?” tanya yang lain.“Benar. Kenapa Nona Keyla tidak ikut? Apa mereka bertengkar?” tanya seorang rekan.“Apa?” Beberapa wanita tampak saling pandang.“Apa kamu pikir seorang pelayan kecil bisa membuat Tuan Kai marah?” tanya yang lain dan tertawa.“Keyla itu hanya penerjemah dan bukan siapa-siapa Tuan Kai. Kalau bertengkar pasti langsung dipecat dan tidak akan berpengaruh pada mood Tuan Kai,” sambung yang lain.“Benar.” Para wanita mengangguk.“Tapi apa yang membuat Tuan Kai marah?
Yibo melaporkan kedatangan Yasmin ke klinik dan ke rumah utama. Wanita itu bertemu dengan Yanti.“Sepertinya dia masih mau bercinta.” Kai tersenyum.“Buatkan janji dengan Yasmin di hotel. Pastikan lampu kamar tidak menyala dan biarkan pria itu menunggunya sebagai aku,” jelas Kai.“Baik, Tuan.” Yibo mengeluarkan ponsel.“Pilih hotel yang dekat dengan rumah mereka agar Yasmin lebih mudah datang menemui ku.” Kai tersenyum.“Kenapa dia janjian dengan Yasmin?” Keyla yang sedang tidur terbangun dan hanya mendengarkan kalimat terakhir Kai.“Malam minggu di jam sembilan kamar nomor serratus tujuh puluh delapan,” ucap Yibo.“Ya. Biarkan wanita itu bisa membentuk janin dengan sempurna. Hahaha.” Kai tertawa puas karena bisa membalas Yasmin.“Apa Tuan Kai sudah ingin memiliki anak dan dia memilih Kak Yasmin menjadi ibu dari anak-anaknya?” Dada Keyla terasa sesak. Dia sangat ingin menangis. Rasanya hatinya begitu sakit mendengar ucapan Kai yang akan bertemu dengan Yasmin di hotel untuk mendapatkan
Keyla terlelap dalam tidur karena pengaruh obat. Wanita muda itu butuh ketenangan setelah malam panas yang ganas. Mungkin ada trauma yang tidak sengaja tercipta ketika bercinta. Kai masih sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu hampir tidak pernah libur. Walaupun sudah di akhir pekan.“Tuan Kai,” sapa Keyla dan Kai tidak peduli karena pria itu tidak mau dipanggil Tuan oleh istrinya.“Aku haus,” ucap Keyla manja dan Kai menoleh. Pria itu beranjak dari sofa.“Jika kamu memanggil, Tuan. Itu artinya aku adalah majikan kamu yang tidak mungkin mengambilkan minuman untuk seorang pelayan.” Kai menatap tajam pada Keyla.“Bukankah kita sudah ada perjanjian untuk panggilan?” tanya Kai.“Mmm.” Keyla cemberut.“Ulangi,” tegas Kai.“Sayang, aku haus,” ucap Keyla tersipu.“Itu baru benar.” Wajah seram Kai berubah tersenyum. Pria itu mengambil segelas air dan membantu Keyla untuk minum.“Apa Anda sibuk. Em, apa Sayangku sibuk?” tanya Keyla tersenyum melihat tatapan tajam Kai.“Tentu saja, Sayang. Sekarang







