Bab 2

 "Aku tidak akan melepaskan mu! Puaskan aku dulu baru aku akan melepaskan mu!" Ucapnya dengan kedua matanya yang tajam.

 

  

 

 "Tristan aku mohon sama kamu, please jangan lakukan ini, ini salah..." Ucap Kiara memelas.

 

  

 

 Tatapan Tristan melembut mendengar rengekan Kiara dengan tatapan sayu nya. "Aku cinta sama kamu kiara." Ucapnya lembut seraya membenarkan rambut Kiara yang berantakan akibat ulahnya yang menyeret paksa membuat Kiara terus memberontak. "Aku juga sayang sama kamu. Aku serius ingin menikahi mu. Mungkin dengan cara aku menghamili kamu, orang tua mu akan menikah kan kita." Ucapnya lagi.

 

  

 

 "Tapi tidak dengan cara seperti ini..." Lirih Kiara memberikan pemahaman.

 

  

 

 "Bagaimana caranya?" Tanya Tristan tidak sabar.

 

  

 

 "Kamu harus berikan kepercayaan pada kedua orang tuaku jika kamu memang mampu dan pantas untuk ku." Jelas Kiara lembut.

 

  

 

 Tristan tersenyum pahit. "Sampai kamu menikah dengan laki-laki lain begitu?" Sarkas nya.

 

  

 

 "Aku sudah tidak sabar lagi, ini jalan tercepat untuk kita. Apa kamu tidak percaya padaku?" Tanya Tristan menatap pada manik mata indah yang Kiara miliki.

 

  

 

 "Aku takut Tristan, bagaimana jika kita memang tidak berjodoh, setelah apa yang akan kita lakukan?"tanyanya dengan nada takut.

 

  

 

 "Kenapa kamu bicara seperti itu? Aku akan menikahi mu apapun yang terjadi apalagi jika kamu hamil anak ku." Rayu Tristan.

 

  

 

 'ibu aku takut.' 

 

  

 

 "Ayok kita akan mulai petualangan yang asyik." Ucap Tristan dengan penuh semangat.

 

  

 

 "Enggak Tristan aku gak mau!" Kiara masih ingin mempertahankan kesuciannya untuk laki-laki yang nantinya akan menjadi suaminya yang sah.

 

  

 

 Tristan mengeram marah. "Kamu sudah membuat ku kesal Kiara!" Teriak Tristan dengan sangat marah.

 

  

 

  

 

 Di dorong lah tubuh Kiara ke atas kasur hingga Kiara jatuh terlentang dan dengan cepat Tristan mencoba mencium bibir merah kenyal milik Kiara, namun Kiara kuat untuk mempertahankan itu semua, ia membuang muka saat Tristan akan mencium nya.