Share

Bab 5 gadis itu Kiara

El melangkahkan kakinya meninggalkan resto itu, ia meminta Seno sekretaris sekaligus asisten pribadinya itu untuk membawa makanan ke hotel dimana ia tempati. El memutuskan untuk makan siang di dalam kamar hotel nya saja.

 

Kiara membungkukkan tubuhnya sebelum sesaat tuan El pergi dengan terus meminta maaf dengan tulus dan perasaan tidak enaknya itu. El melangkahkan kakinya pergi dengan senyum tipis penuh arti dan penuh rencana yang tak bisa orang pahami.

 

"Mati aku" batin Kiara dengan kecerobohannya itu.

 

Setelah kejadian itu Kiara pun langsung di panggil oleh pak Anton selaku manager yang bertanggung jawab atas Kiara yang bekerja sebagai bawahan nya. Kiara di tunggu di dalam ruangan pak Anton, di sana juga terlihat Bu Anya sebagai wakil manager melihat Kiara dengan tatapan tajamnya.

 

Menarik nafasnya dalam-dalam Kiara pun merasa sangat takut. "Aku pasti di pecat karena kesalahanku ini." Batin Kiara.

 

 ***

 

Setelah masuk ke dalam kamar hotel, El langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru dan bersih.  Lalu ia pun memakan makan siangnya dengan raut wajah tenang nya, tidak terlihat kesal karena kejadian tadi di bawah hotel.

 

Setelah selesai memakan nya El pun membersihkannya mulut nya dengan sebuah tissue yang tersedia lalu menatap ke arah Seno. "Sen panggil gadis tadi yang sudah mengotori pakaian ku!" Titah Bara kepada sekretaris nya itu dengan nada santai namun terdengar tegas.

 

Seno mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Untuk apa tuan? Apa anda ingin meminta ganti rugi dan menghukum nya?" Tanya Seno hati-hati.

 

"Kamu tidak perlu tahu, cukup bawakan gadis itu ke hadapan ku sekarang!" Titah nya cepat.

 

"Baik tuan." Jawab nya patuh.

 

*

 

*

 

*

 

"Kiara,  Kamu di minta sekretaris tuan El untuk bertemu dengan tuan El di kamar hotel nya!" Titah pak Anton Kepada Kiara setelah ia menerima panggilan dari sekretaris Seno.

 

"Baik pak." Jawab Kiara lemas.

 

Tanpa dengan waktu yang lama Kiara pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamar hotel yang di tempati tuan El itu dengan menggunakan lift khusus agar lebih cepat sampai di kamar hotel tuan El itu.

 

Sesampainya di pintu kamar hotel, Kiara melihat sekretaris Seno sudah menunggu nya di sana.

 

Seno pun mengetuk pintu kamar El itu dengan penuh pelan. 

 

"Masuk!" Terdengar suara di dalam membuat Kiara merasa panas dingin. 

 

Seno pun masuk dengan membuka pintu kamar itu dengan perlahan sedangkan Kiara masih menunggu di luar tepatnya di depan pintu kamar. "Tuan pelayan yang anda cari sudah berada di sini." Ucap Seno memberi tahu kepada tuannya.

 

"Ok bawa dia kemari?" Titah El dengan menyibukkan dirinya dengan handphone yang ia pegang.

 

Tidak hanya Kiara yang merasakan panas dingin di seluruh tubuh nya namun El pun sama merasakan apa yang di rasakan Kiara, hanya saja panas dingin yang mereka rasakan berbeda. Jika Kiara merasakan itu karena takut memiliki masalah dengan tuan El itu dan khawatir akan berdampak pada kerjaan nya lain dengan El ia merasakan jantungnya yang berdebar lebih cepat dan tiba-tiba merasa nervous ketika mendengar jika gadis yang bekerja sebagai pelayan itu sudah berada di dekatnya.

 

"Baik saya akan menyuruh nya untuk masuk ke dalam." Jawab Seno seraya pergi kembali menemui Kiara yang masih mematung di depan pintu kamar.

 

Mengetahui jika di balik pintu adalah Kiara, El yang tengah sendiri itu mencoba merapikan pakaian dan rambut nya itu, agar ia tidak terlihat jelek di mata gadis cantik yang selalu membayanginya sejak pertama kali El melihat nya.

 

Sedangkan Seno yang sedang  menghampiri Kiara dan akan membawa Kiara untuk masuk pun bertanya-tanya dalam pikirannya dan sekaligus penasaran apa yang akan dilakukan tuan nya itu kepada pelayan yang sedang menunggunya itu.

 

Dengan langkah pelan Kiara masuk ke dalam kamar hotel yang di tempati El itu dengan takut dan terus mengikuti langkah Seno yang berada di depannya.

 

"Tuan, ini pelayan yang anda cari." Ucap Seno seraya menggeser tubuhnya agar tubuh Kiara tidak terhalang oleh nya dan membiarkan tuan nya itu untuk melihatnya.

 

"Seno kamu bisa keluar." Titah El cepat.

 

"Baik tuan." Jawabnya seraya menunduk pamit lalu pergi keluar.

 

Dengan pandangan yang menunduk, Kiara pun tidak berani melihat atau pun menatap laki-laki yang ada di hadapannya itu. Namun dengan sedikit keberanian Kiara pun angkat bicara.

 

"Ma...maaf tuan atas kejadian tadi siang." Lirih Kiara dengan pelan ia berucap.

 

Kiara masih tidak berani untuk menatap El, ia berdiri tegak di hadapan El dengan jantung yang berpacu sangat cepat.

 

El tersenyum mengembang melihat gadis yang ia rindukan ada di hadapannya saat ini. El pun tidak bisa mengerti kenapa dia bisa menyukai gadis yang tidak pernah sama sekali ia kenal, bahkan ia hanya bertemu satu kali saat gadis itu tengah berlibur di Bali dan hanya itu saja.

 

El berdehem pelan, menetralisirkan hati dan jantung nya yang semakin berdetak hebat, ia harus menahan dan tidak memperlihatkan bagaimana dirinya begitu grogi di depan Kiara

 

 

"Kamu tahu, berapa harga baju saya yang kamu kotori?" Tanya El di tengah kegugupan yang tidak ia lihat kan kepada Kiara.

 

Kiara menggelengkan kepalanya tidak tahu sama sekali.

 

"Gaji kamu selama bertahun-tahun pun tidak akan cukup untuk mengganti baju saya ini?" Terang El dengan nada sedikit menyindir memojokkan Kiara agar semakin bersalah.

 

Kiara menunduk semakin tertunduk di buat nya. Ia sungguh menyesal dengan kesalahannya. Namun di dalam hatinya ia merasa kesal dengan tuan El itu. 

 

"Sombong sekali!" umpat Kiara dalam hatinya. "Apa semahal itu harga sebuah baju?" Tanya nya dalam hati tidak akan percaya. Lalu Tari sedikit melirik ke arah tuan El dengan ekor matanya melihat ke arah baju yang sekarang El kenakan. "Tapi sepertinya pakaian itu harga nya sangat mahal." Batin Kiara menerka-nerka.

 

"Pakaian yang saya kenakan adalah pakaian  yang dibuat khusus oleh desainer ternama dan tidak sembarang orang memakai jasanya." Jelas El yang diam-diam tahu apa yang di pikirkan oleh Kiara.

 

"La...lalu saya harus bagaimana tuan?" Lirih Kiara memberanikan diri untuk melihat ke arah El, Kiara bingung harus bagaimana.

 

"Kamu mau tahu apa yang harus kamu lakukan untuk menebus kesalahanmu?" Tanya El dengan senyuman licik menatap mata Kiara yang sedang memohon terlihat sangat lucu dan menggemaskan seperti kucing nya menginginkan sesuatu. "Kamu harus mencuci baju itu dengan bersih tanpa meninggalkan noda sedikitpun!" Ucap nya.

 

"Hah" Kiara melongo tidak percaya. "Semudah itukah permintaan nya. Ini sangat mudah untuk aku lakukan." Batin Kiara tiba-tiba merasa tenang.

 

"Baiklah tuan saya akan membawanya ke loundry." Ucap Kiara santai karena merasa sangat mudah.

 

"Tidak!" Cegah El cepat.

 

Kiara mengerutkan keningnya tidak mengerti, kenapa tidak, tadi ia menyuruh untuk mencucinya lalu sekarang?

 

"Maksud tuan bagaimana?" Tanya Kiara agar dia tidak bingung.

 

"Saya mau baju itu kamu cuci bersih dengan menggunakan kedua tangan mu itu!" Terang nya cepat.

 

"Apa?" Kiara Tidak percaya dengan permintaan laki-laki yang ada dihadapannya itu, ya mencuci pakaian dengan tangan Kiara sudah terbiasa dan itu tidak masalah sama sekali, namun jika itu pakaian mahal dan ia membuat pakaian itu rusak karena noda dan baju itu tidak akan mudah untuk di bersihkan.

 

"Kenapa kamu keberatan?" Tanya El dengan tatapan nya yang tajam. "Jika kamu keberatan, kamu harus mengganti pakaian itu dengan pakaian yang baru dengan pakaian yang sama persis dan harus dengan tangan desainer yang selalu saya pakai jasanya." Ucap nya terdengar sebuah ancaman bagi Kiara.

 

"Aduh ribet begini sih, aku mana tahu desainer langganan nya, aku juga takut harganya akan mahal." Batin Kiara semakin membatin.

 

"Ah baiklah tuan saya akan mencucinya dengan tangan saya sendiri!" Ucap nya dengan tekad yang bulat dengan jawaban yang cepat takut jika tuan di hadapannya itu berubah pikiran. "Tapi tidak sekarang, saya masih ada jam kerja tuan." Ucapnya lirih.

 

"Baiklah pakaian itu kamu bawa ke rumah dan pastikan kamu mencucinya dengan benar dan bersih!" Titah nya dengan senyuman mengandung arti.

 

"Ba...baik tuan saya mengerti." Sahut nya dengan paham.

 

"Emh tuan, bagaimana cara saya mengembalikan pakaian ini? Apa saya titipkan kepada sekretaris anda atau saya langsung menemui anda kembali?" Tanya Kiara polos.

 

"Besok kamu harus menemui saya, dan bawa pakaian itu kepada saya." Titah nya dengan wajah serius nya, namun Kiara tidak tahu saja jika kini El sedang merasa bahagia akan bertemu dengan gadis di hadapannya itu lagi.

 

"Baik tuan." Jawab Kiara cepat. "Kalau begitu saya permisi tuan." Pamit nya seraya menunduk dan membawa pakaian itu di tangan nya.

 

El hanya diam dengan senyuman tipis di bibirnya melihat kepergian Kiara, mungkin inilah caranya dia untuk bisa jauh lebih dekat dengan Kiara dan lebih mengenal dia di kemudian hari, ia berharap jika ini bukan pertemuan nya yang singkat.

 

"Aku benar-benar penasaran dengan gadis itu." Gumam El.

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status