Share

Bab 3

Penulis: Sorami
Gesekan yang cepat dan intens itu membuatku gatal dan pantatku terasa terbakar. Aku tak bisa menahan diri untuk merapatkan kedua kakiku.

"Kak Mary, kau nyaman sekali!" erangnya senang.

Bagaimana bisa dia melakukan ini? Sungguh biadab.

Aku merendahkan suaraku dan memohon, "Kumohon, suamiku masih di depan."

"Apa yang kau takutkan? Lagipula dia nggak bisa menoleh ke belakang. Bukankah kau merasa lebih tersangsang seperti ini?"

Mendengar ide gila ini, kepalaku berdengung dan tulang belakangku langsung lemas.

Mencium aroma familiar suamiku, aku merasa semakin malu karena merasakan gairah berselingkuh.

Detik berikutnya, telapak tangan Jasper yang panas dengan kasar meraba-raba tubuhku yang halus, dan meremas payudaraku yang putih dan lembut.

"Begitu besar, begitu putih, begitu lembut, seperti sapi perah."

Jasper sangat pandai memainkan wanita dengan pendekatan tiga arah.

Dia tidak hanya menggunakan tangannya dengan keras, tetapi juga menjulurkan lidahnya yang tebal untuk menjilati daun telingaku dengan lincah, yang juga merupakan bagian sensitifku. Yang lebih mengerikan adalah kelaminnya yang panas di antara kedua kakinya, begitu kuat sehingga tampaknya mampu menghancurkan tubuhku!

"Apa yang begitu besar?" Suamiku tiba-tiba berbicara, yang membuatku sangat takut. Kenapa dia mendengarnya?

"Nggak... nggak apa-apa, Jasper bilang gunung itu sangat besar!" jawabku tergagap. Kalau suamiku melihat ini, dia pasti akan marah besar.

Untungnya, dia tidak curiga sekarang. Dia masih mengendarai motornya dengan lugu, tidak menyadari bahwa istrinya sedang dipermainkan di belakangnya.

Aku sudah lama tidak dipuaskan, tapi Jasper membangkitkan hasratku yang telah lama hilang. Wajahku memerah, bokongku menegang dan rileks, dan aku menahan keinginan untuk berhubungan badan.

Pikiran jahat itu semakin kuat. Kalau aku benar-benar tidur dengan Jasper, aku pasti akan merasa sangat puas.

Detik berikutnya, Jasper lanjut memainkan payudaraku dengan satu tangannya, dan tangan lainnya langsung masuk ke mulutku, ke pangkal tenggorokanku, dan bermain dengan lidah merahku.

Rasanya seperti tersengat listrik, seluruh tubuhku gemetar, dan aku tak kuasa lagi menahan eranganku.

Mulutku yang penuh semakin merangsang kekosongan tubuh bagian bawahku, dan aku menjadi sangat sensitif seolah-olah ada jutaan semut merayap di antara kedua pahaku.

"Dasar jalang, kau basah kuyup, kan? Kau tahu apa itu ‘fingering’?"

Jasper tertawa nakal dan memukul bokongku yang lembut, memaksaku membuka kakiku lebih lebar.

Aku pernah membayangkan disetubuhi pria lain sebelumnya, tetapi aku tidak pernah menyangka itu akan benar-benar terjadi.

Kedua tangan besar yang nakal itu meluncur dari bokongku yang lembut dan empuk ke paha, dan jari-jarinya mengaitkan celana dalamku, lalu perlahan menariknya turun ke lutut.

Stimulasi yang memalukan dan tabu itu hampir menyiksaku hingga pingsan, dan tubuh bagian bawahku seperti lava, berhasil meruntuhkan kewarasanku.

"Tolong, cepat tiduri aku! Cepat!"

Aku mengangkat leherku panjangku untuk menyambutnya, membiarkan tangan besar itu membuka bokongku, dan jari-jarinya bergerak maju sedikit demi sedikit, dan meluncur masuk.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Peluk di Antara Gas dan Napas   Bab 9

    "Dengan berat hati saya memberi tahu Anda bahwa suami Anda… mengalami kecelakaan." Suara polisi itu rendah dan berat, dan setiap kata bagaikan palu yang menghantam jantungku dengan keras.Aku lemas dan terduduk di lantai.Aku tidak tahu bagaimana aku bisa mengikuti polisi ke tempat kejadian. Ketika melihat suamiku dan empat mayat lainnya tergeletak di bawah tebing, duniaku runtuh!Wajah suamiku berlumuran darah, anggota tubuhnya terpelintir dengan cara yang aneh, dan tubuhnya dingin dan kaku.Aku segera berlari ke arahnya, menangis tersedu-sedu, tetapi dia tidak lagi merespons.Polisi memberi tahuku bahwa penyelidikan awal dipastikan sebagai kecelakaan lalu lintas. Sepeda motor yang dikendarai suamiku kelebihan muatan. Karena jarak pandang yang terbatas saat hujan, sepeda motor tersebut kehilangan kendali dan meluncur dari tebing."Ibu, saya turut berdukacita." Seorang polisi wanita memelukku dan menghiburku.Aku sangat mengenal suamiku. Dia orang yang sangat berhati-hati dan teliti. B

  • Peluk di Antara Gas dan Napas   Bab 8

    Suamiku muram setiap hari dan semakin jarang bicara.Aku tahu dia menyalahkan dirinya sendiri dan menyesali ketidakmampuannya.Tapi bukankah aku juga menyalahkan diriku sendiri?Hanya saja aku percaya masa-masa sulit itu akan berlalu, pasti akan ada titik terang di balik semua kegelapan ini!Di suatu malam yang tenang, suamiku memelukku erat, dan berkata dengan suaranya rendah dan serak, "Istriku, maafkan aku, aku nggak berguna dan membiarkanmu menderita."Aku tertegun sejenak, dan tubuhku gemetar. Apakah suamiku mau aku berterus-terang?Kenyataannya tidak seperti yang kupikirkan. Dia tidak mengungkit tentang Jasper. Selanjutnya dia berkata, "Hari ini aku pergi ke kota untuk menemui seorang tabib tua. Dia bilang aku... Aku benar-benar sudah impoten. Aku nggak lagi layak menjadi seorang pria, apalagi suamimu. Carilah pria lain di masa depan. Kau memiliki hasrat yang kuat. Rasanya sangat nggak nyaman kalau nggak dicintai oleh seorang pria. Kau nggak perlu menahannya demiku." Dia mulai t

  • Peluk di Antara Gas dan Napas   Bab 7

    "Ada apa denganmu? Kenapa begitu kotor?" Dia menatapku bingung, tatapannya penuh tanda tanya.Aku tak berani menatapnya, apalagi mengatakan yang sebenarnya. Suaraku begitu halus hingga hampir tak terdengar, "Nggak apa-apa, aku terpeleset saat bekerja."Suamiku pun tak berkomentar lagi, tetapi aku merasakan tekanan dari diamnya.Dia tidak bodoh, apa dia benar-benar menemukan sesuatu?Aku berguling-guling di tempat tidur pada malam hari, tidak bisa tidur, hatiku dipenuhi rasa bersalah dan cemas.Aku tidak tahu bagaimana menghadapi suamiku. Sejujurnya, aku telah mengkhianatinya.Dia saat ini tiba-tiba bangkit dari ranjang, mengejutkanku. Aku buru-buru mengikutinya keluar dan menemukan dia di halaman, meninju dinding, dan meraung emosi, "Arrghh! Kenapa aku begitu nggak berguna!"Aku tidak tahu apakah dia merasa tidak berguna karena tidak bisa menghasilkan uang atau karena dia tidak bisa memuaskanku sebagai seorang suami.Aku berdiri di pintu dan menatap punggungnya, hatiku sakit seperti di

  • Peluk di Antara Gas dan Napas   Bab 6

    Sinar matahari terasa sangat nyaman, tidak menyengat, dan sedikit lebih lembap.Ketika lelah, aku bersandar di tumpukan jerami untuk beristirahat dan menikmati keindahan yang langka.Tiba-tiba, aku melihat beberapa sosok terhuyung-huyung. Mereka adalah Jasper dan tiga teman bejatnya. Mereka biasanya bekerja sebagai pekerja konstruksi di kota.Mereka tampak mabuk, berbau alkohol, dan menatap sekeliling dengan tatapan penuh nafsu."Kak Mary, kau bekerja lagi? Kenapa kau memancarkan bau nafsu?" Jasper yang terlebih dahulu menghalangiku. Keempat orang itu mengepungku dan aku tak bisa bergerak.Aku langsung panik, merasakan firasat buruk."Jasper, apa maumu? Jangan kemari.""Kenapa? Kami mau menidurimu, toh bukannya nggak pernah!""Betul, kami masing-masing memberimu 20 juta saat terakhir kali menidurimu, nggak ngaku sekarang?"Mereka dipenuhi dengan hawa nafsu. Mereka menerkam serta menyentuhku, tangan mereka yang kasar meraba-raba bagian sensitifku.Dasar binatang-binatang ini!"Lepaskan

  • Peluk di Antara Gas dan Napas   Bab 5

    Apakah suamiku menyadarinya?Aku diam-diam senang, akhirnya aku bisa puas.Tatapannya dipenuhi hasrat."Malam ini, aku akan memuaskanmu."Dia langsung merobek bajuku dan menerkamku seperti serigala lapar.Aku malu dan gatal, tetapi aku juga berdoa dalam hati, berharap pil kecil ini benar-benar dapat membantu suamiku mendapatkan kembali kejantanannya.Tetapi semakin besar harapan, semakin besar pula kekecewaan, segalanya tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Meskipun suamiku berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan dirinya, tubuhnya tampaknya tidak mematuhi perintahnya, dan dia bahkan tidak bisa masuk dengan normal.Napasnya semakin cepat, dan butiran keringat kecil mengucur dari dahinya, "Mengapa masih belum berhasil, mengapa?"Suaranya penuh frustrasi dan kebingungan, juga keputusasaan karena tidak bisa berhubungan badan.Dibandingkan dengan ketidaknyamanan suamiku, aku juga merasa frustasi. Bagaimanapun, aku sudah menahannya selama hampir setengah tahun.Kalau bukan karena sudah l

  • Peluk di Antara Gas dan Napas   Bab 4

    "Ah!"Jasper benar-benar keterlaluan sampai-sampai dia berani melewati batas saat mengendarai sepeda motor bersamaku. Meskipun itu bukan hubungan intim sungguhan, juga cukup memalukan.Walau aku merasa mengkhianati suamiku, tapi aku tak kuasa menahan rasa senang dan gairah ini.Jasper begitu pandai memainkan wanita sehingga setiap menit bersamanya, aku benar-benar puas dan hanyut dalam lautan cinta.Setelah lebih dari setengah jam, akhirnya kami sampai.Motor berhenti di jalan setapak di depan rumah Jasper. Dia tiba-tiba turun dari motor, tetapi aku malah lemas. Aku merasa basah kuyup dan tak berdaya. Bahkan suamiku perlu memapahku turun.Jasper pun memberikan 40 ribu kepada suamiku dengan senyum licik di wajahnya, "Fikri, ini pertama kalinya kau mengendarai ojek. Anggaplah 40 ribu ini sebagai keberuntunganmu."Tarif normalnya hanya 20 ribu. Mungkinkah Jasper akan berbaik hati seperti itu?Dia menatapku dengan tatapan mesum, bibirnya sedikit terbuka, seolah-olah mengucapkan kata "pelac

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status