Ibu Susu dari Desa

Setelah suami mati, anak di dalam perutku juga tidak selamat. Belum sempat merasakan kesedihan selama beberapa hari, adik iparku yang cemas mengajak ibu mertua untuk menjualku.

Di saat rumah sedang ribut, pemburu yang penyendiri di desa kebetulan lewat, melihat payudaraku yang bengkak, langsung membeliku.

Aku diam-diam menangis dan ikut pemburu itu pulang, dan sudah nekat mau gantung diri.

"Janda muda, kamu nangis apa?"

Pemburu mengernyutkan dahinya, wajahnya tampak semakin seram.

Dia adalah orang luar yang masuk desa beberapa tahun yang lalu, dan biasanya tinggal sangat jauh. Aku bahkan tidak tahu namanya.

"Mm!"

Tangannya yang kasar dengan tanpa rasa sungkan memegang payudaraku. Payudara yang penuh dengan ASI tidak tahan dengan rangsangan ini, seketika baju bagian tersebut langsung basah.

Aku seketika tidak kuat berdiri, dia dengan cepat memegang pinggangku dan dengan puas mencium aroma baju yang basah.

"ASI begitu cukup, tidak salah membeli orang juga."

Aku di dalam pelukannya sangatlah malu, bagian yang tidak pernah dipegang pria luar tiba-tiba dileceh begitu saja. Di saat ada rasa sakit, juga ada rasa nikmat yang tidak ingin aku akui.

Aku mengambil gunting yang ada di meja, dan meletakkannya di depan leherku.

"Membuat kamu rugi 4 juta, maafkan aku. Tetapi aku tidak ingin dipermainkan orang, jadi aku pergi dengan ini."

Aku menutup mataku, tetapi rasa sakit yang didugaanku tidak terasa.

Pergelangan tanganku yang kurus dengan mudah dipegangnya, dan gunting itu langsung direbut.

Dia menatapku dengan terkejut, lalu tiba-tiba keluar dari kamar membawa bayi yang sedang tertidur.

"Maaf, aku tidak menjelaskan dengan jelas. Membeli kamu tidak ada niat lain, ini untuk... anakku, menjadi ibu susunya. Tugasmu hanya menyusui dia."

Kata-kata ini cukup aneh, aku hanya mendengar tentang ibu susuan di keluarga kaya ketika mendengarkan pertunjukan teater. Namun di desa kami, bahkan tuan tanah pun tidak akan membeli seorang wanita hanya untuk menyusui.

Selain itu, aku tidak pernah mendengar bahwa pemburu ini memiliki istri, dan dari mana datangnya anak ini?

Aku tidak menyelidiki lebih jauh, siapa yang tidak ingin bertahan hidup?

Tidak perlu merendahkan diri kepada orang lain, adalah hasil yang terbaik.

"Wa wa wa..."

Bayi itu terbangun karena gerakan ini, melihat wajahnya yang putih dan gemuk, hatiku pun menjadi lembut.

Dengan canggung membuka baju, dan melepaskan pakaian dalam, lalu memasukkan payudara yang besar dan putih ke dalam mulutnya.

Bayi sepertinya tidak pernah merasakan ini, mengisapnya dengan sangat kuat. Bagian yang tidak pernah digunakan mendapat rangsangan ini, membuatku mengeluarkan seruan terkejut.

Saat ini, aku baru menyadari adanya tatapan yang panas di payudaraku.

Ternyata pemburu itu tidak menghindar, melainkan menatap langsung. Tatapan itu membuatku teringat serigala yang kasar, mengalirkan air liur, ingin langsung menerkam.

Dalam hatiku takut, ingin membalikkan badan. Tetapi dia menghabiskan 4 juta, pasti ada yang harus dilihatnya.

Bayi sangat cepat sudah kenyang, dengan puas tertidur di dalam pelukanku.

Pemburu dengan pelan-pelan memeluknya, tidak tahu apakah sengaja, tangan besar yang kasar penuh dengan kapalan menggores di depan payudaraku.

"Mm......"

Aku dengan wajah yang merah menahan desahan.

Dia pergi meletakkan anak, aku buru-buru mau memakai pakaian dalam. Tetapi malah makin berantakan, saat dia keluar, dia melihat dua bulatan putih yang muncul di baju yang berantakan.

Suara nafas pemburu jadi lebih berat.

Dia menggunakan tangannya melepaskan pakaian dalam, "kalau dipakai menjadi kecil, bagaimana kalau putraku tidak cukup minum ASI nya?"