Share

94. Menahan diri

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-07-23 23:28:59

Laiba duduk sambil menyilangkan kakinya mengawasi kekasihnya yang sedang bekerja, Laiba sangat tahu jika profesi ini selalu berkutat dengan wanita cantik nan seksi namun berbeda jika melihatnya langsung. Dedalu sedang melakukan pemotretan dengan puluhan wanita cantik yang seksi sedangkan Laiba hanya bisa melihatnya dari samping, tidak boleh punya rasa cemburu karena itu adalah pekerjaannya.

"Kamu tidak merasa bosan kan menemani aku bekerja?" tanya Dedalu sambil menghampiri Laiba.

Laiba hanya menggeleng pelan sebagai tanggapan. Laiba bukan menemani Dedalu bekerja namun Dedalu sendiri yang ingin kekasihnya ikut bersamanya karena tahu jika Laiba sedang libur.

Waktu istirahatnya hanya 10 menit dan digunakan Dedalu untuk menghampiri Laiba dan minum. Bicara beberapa hal kecil yang sama sekali tidak menarik untuk Laiba karena tidak cukup tahu arah membicarakannya namun jika Dedalu bicara soal kostum barulah Laiba dapat menjawab dan mengutarakan pendapatnya.

"Aku tidak tahu apa yang kurang d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    94. Menahan diri

    Laiba duduk sambil menyilangkan kakinya mengawasi kekasihnya yang sedang bekerja, Laiba sangat tahu jika profesi ini selalu berkutat dengan wanita cantik nan seksi namun berbeda jika melihatnya langsung. Dedalu sedang melakukan pemotretan dengan puluhan wanita cantik yang seksi sedangkan Laiba hanya bisa melihatnya dari samping, tidak boleh punya rasa cemburu karena itu adalah pekerjaannya."Kamu tidak merasa bosan kan menemani aku bekerja?" tanya Dedalu sambil menghampiri Laiba.Laiba hanya menggeleng pelan sebagai tanggapan. Laiba bukan menemani Dedalu bekerja namun Dedalu sendiri yang ingin kekasihnya ikut bersamanya karena tahu jika Laiba sedang libur.Waktu istirahatnya hanya 10 menit dan digunakan Dedalu untuk menghampiri Laiba dan minum. Bicara beberapa hal kecil yang sama sekali tidak menarik untuk Laiba karena tidak cukup tahu arah membicarakannya namun jika Dedalu bicara soal kostum barulah Laiba dapat menjawab dan mengutarakan pendapatnya."Aku tidak tahu apa yang kurang d

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    93. Semangkok mie pedas

    Mungkin karena perhatian dan kasih sayang yang ditujukan Dedalu padanya membuat Laiba memiliki toleransi berlebih pada laki-laki ini. Pada akhirnya Laiba masih pergi jalan-jalan bersama dengan Dedalu atas bujukan laki-laki itu."Kamu ingin makan apa?" tanya Dedalu saat mereka baru saja masuk ke dalam pusat perbelanjaan yang cukup ramai pengunjung itu."Apapun.""Setiap wanita pasti akan bilang terserah namun ketika pihak laki-laki menyebutkan banyak jenis makanan tidak satupun yang sesuai.""Kamu sedang menyamakan aku dengan mantanmu lagi?" tanya Laiba santai."Ti-tidak.""Meskipun aku bukan tukang makan namun aku bukan pemilih," sahut Laiba tenang."Aku hanya membicarakan tentang kebiasaan banyak wanita bukan individual.""Terserah. Sekarang kamu sedang bersamaku jadi tidak perlu membandingkan aku dengan mantanmu ataupun wanitamu yang lain. Mereka adalah mereka dan aku adalah aku.""Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu marah." Dedalu mencoba merayu juga membujuk Laiba."Aku tidak mara

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    92. Aku tidak butuh rumah

    Sudah ada dua hati yang patah karena hubungannya dengan Dedalu, dua laki-laki itu punya kepribadian yang terbuka dan berterus terang jika mereka merasa sakit karena Laiba memilih Dedalu. Lalu di luar sana siapa lagi yang tidak suka jika dirinya bersanding kembali dengan Dedalu pastinya ada seseorang yang memendamnya."Ayana," gumam Laiba.Tiba-tiba Laiba teringat akan perempuan itu lagi dan berpikir apa reaksinya ketika mengetahui hal ini, pastinya menuduhnya benar-benar ingin merebut Dedalu darinya dengan menghalalkan banyak cara untuk itu. Sudah berbulan-bulan Laiba tidak pernah melihat batang hidungnya lalu apa reaksinya ketika melihat Dedalu yang sekarang begitu perhatian padanya."Wanita itu akan mengumpat aku, apalagi?" Laiba menjawab sendiri pemikirannya. "Pasti wanita itu sekarang semakin membenciku."Laiba sedang menunggu kedatangan Dedalu untuk menjemputnya, pekerjaannya sudah selesai satu jam yang lalu bahkan Kara sudah di jemput oleh kekasihnya. Laiba melihat gelasnya yan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    91. Laki-laki bergosip

    Laiba tidak tahu bagaimana bisa hubungan yang baru di mulainya sudah terdengar dipenjuru langit, semua orang yang mengenalnya tahu jika sekarang dirinya kembali menjalin hubungan dengan Dedalu, Laiba bertanya-tanya dari mulut siapa mereka mendapatkan kabar yang begitu cepat itu bahkan Laiba belum sempat memberitahukan hal ini pada tuan mudanya, namun Laiba menembaknya jika Makky pasti sudah tahu lebih dulu hal besar ini namun mulut siapa yang begitu lancar bergosip seperti itu.Bahkan Laiba tidak habis pikir bagaimana laki-laki dihadapannya ini juga sudah mengetahuinya, wajahnya ditekuk nampak tidak senang sangat berbeda dengan laki-laki yang ditemuinya diulang tahun keluarga Baswara. Namu datang ke butik dengan wajah masam namun menolak untuk pergi meskipun Laiba masih begitu sibuk dan baru menemani laki-laki itu setelah satu jam kemudian."Maaf telah membuatmu menunggu lama," ujar Laiba mengambil duduk di depan laki-laki itu."Aku tidak keberatan menunggumu lama," jawab Namu masih s

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    90. Babak baru

    Ali cukup terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya namun lebih terkejut lagi melihat Laiba yang hanya diam melihat Dedalu menciumnya, mulut Ali sudah terbuka namun tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya sebuah tawa kering membalas senyuman Dedalu padanya setelah menyapa Laiba dengan sebuah kecupan ringan di pipi."Apa yang sedang kalian obrolkan?" tanya Dedalu langsung mengambil duduk di samping Laiba.Laiba hanya diam tidak merespon barulah Ali yang angkat bicara. "Tidak ada hanya mengobrol biasa," jawab Ali yang sedikit canggung. Ini adalah pertama kalinya Ali merasa canggung bicara dengan sahabatnya yang telah belasan tahun berteman."Kamu tidak bekerja?" tanya Dedalu pada Laiba namun Laiba masih cuek dan malah mengambil minumannya namun kopi itu belum mencapai bibirnya Dedalu sudah lebih dulu merebutnya dan meminumnya sendiri alhasil Dedalu langsung membatalkan niatnya meminum kopi itu ketika rasa pahit menyebar ke rongga mulutnya."Minuman apa yang kamu suguhkan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    89. Saksi mata

    "Kamu?" Laiba menatap tajam kearah Dedalu. "Saat itu kamu masih bersama dengan Ayana bagaimana kamu memiliki pemikiran seperti itu. Apalagi saat itu kalian akan bertunangan?""Aku memang laki-laki bejat dan aku lebih suka kamu memaki aku daripada terus acuh," sahut Dedalu dengan cepat."Pergilah," ucap Laiba sambil berpaling dan menutup matanya, tiba-tiba kepalanya terasa berat memikirkan bagaimana bisa dirinya yang dulu begitu tergila-gila terhadap pria ini.Akan tetapi Laiba segera membuka matanya ketika jemari laki-laki itu memegang sisi wajahnya dan lagi-lagi mencuri sebuah ciuman darinya. Kejadian itu begitu cepat Laiba sampai lupa untuk menghindar bahkan setelah ciuman itu selesai."Bisakah kita bersama lagi? Aku berjanji tidak akan menyakitimu seperti dulu."Laiba membuang napas melalui mulutnya menatap mata laki-laki itu yang nampaknya begitu serius dengan ucapannya namun Laiba sulit untuk dibujuk."Aku tidak mau," jawab Laiba datar."Kenapa? Apakah aku tindak pantas untukmu a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status