Home / Romansa / Pelukan Sang Majikan di Malam Hari / 33. Saya Tidak Suka Berbagi

Share

33. Saya Tidak Suka Berbagi

last update Last Updated: 2025-11-10 18:56:12

Apa jangan-jangan Raven melihat Sera bersama Bastian di cafe itu? Sera bertanya-tanya dalam hati. Tetapi memangnya kenapa kalau Sera tersenyum di depan pria lain? Kenapa Raven harus tidak menyukainya?

Semua pertanyaan itu tenggelam begitu saja di kepala Sera saat ciuman Raven terasa semakin menuntut. Pria itu menciumnya semakin dalam dan menekan kepala Sera ke kursi. Lidahnya menguasai seisi mulut Sera, seolah ingin menegaskan bahwa wanita itu ada dalam kendalinya.

Raven tidak suka bibir yang sedang dia cecap ini tersenyum di depan pria lain. Jika Sera harus tertawa, maka dirinyalah yang harus menjadi alasan wanita itu tertawa. Bukan pria bernama Bastian itu.

Darah di kepala Raven terasa mendidih saat mengingat bagaimana akrabnya Sera dengan laki-laki itu. Raven semakin rakus melahap bibir Sera. Bibir miliknya. Hanya miliknya. Bibir yang tak boleh disentuh pria lain seperti Raven menyentuhnya sekarang.

Ketika Raven merasakan pukulan pelan di dadanya, Raven tahu wanita itu membutuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
fauziah Zie
ka ocha..... paham kaliiii
goodnovel comment avatar
Rosa Uchiyamana
Kaak maaf hari ini nggk up lagi :( mudah2an besok bisa yaa
goodnovel comment avatar
mitha chan19
ka OCHA kapa update lagi.. huhuhu gak sabar nungguin ceritanya sera
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pelukan Sang Majikan di Malam Hari   49. Tidak Akan Membuangmu

    Sera merasakan suasana di antara mereka semakin mencekam dan tegang. Aura kelam yang terpancar dari Raven membuat Sera diserang rasa gugup dan takut.Meski Raven tidak bicara langsung padanya, tetapi Sera sadar bahwa pria itu tengah menyuruhnya agar menjauhi Bastian.Dan sebelum semuanya menjadi kacau, Sera cepat-cepat berkata dengan terbata, “B-Bastian, A-Aku mau… ke toilet dulu. Permisi.”Tanpa menunggu respons dari Bastian, detik itu juga Sera pergi meninggalkan dua pria itu dengan langkah tergesa-gesa.Tetapi Sera merasakan tatapan Raven menusuk punggungnya, membuat Sera ingin segera menghilang dari sana.Setelah keluar dari paviliun, dia berpegangan pada pilar besar sambil berusaha mengatur napasnya, mencoba menghilangkan perasaan yang sejak tadi bergumul di dalam dadanya.Sera sama sekali tidak menduga bahwa Raven akan menghampirinya di tempat seramai ini. Padahal tidak hanya ada Celine, tetapi keluarga besarnya pun hadir di pesta ini.Meskipun gelagat Raven yang tenang dan data

  • Pelukan Sang Majikan di Malam Hari   48. Raven vs Bastian

    Celine melihat kepergian Raven. Kemudian dia pamit pada tiga wanita di hadapannya. Senyuman anggun terlukis di bibir Celine saat dia menghampiri sepupu suaminya itu.“Sepertinya obrolan kalian sangat menyenangkan barusan,” ucap Celine.Gerald membalas senyuman Celine seraya menatap wanita itu dengan lekat. “Ya… cukup menyenangkan,” katanya, “walaupun sikapnya selalu dingin, tapi aku sudah memakluminya.”Gerald mengambil dua gelas wine dari waitress yang melintas di hadapan mereka, lalu menyerahkan salah satunya pada Celine.“Terima kasih.” Celine menerimanya, lalu menyesap wine itu dengan perlahan-lahan. Setelah menelan minumannya, dia berkata, “Kalau wanita lain yang jadi istrinya, aku yakin sekali dia nggak akan bertahan di sisi pria dingin seperti itu.”“Kamu memang wanita yang luar biasa.” Gerald tersenyum kecil, tetapi senyumannya tak mampu menyembunyikan rasa perih yang tergambar dalam sorot matanya. “Lihatlah, di ruangan ini nggak ada yang bisa mengalahkan kecantikanmu. Kamu sa

  • Pelukan Sang Majikan di Malam Hari   47. Dada Yang Bergejolak

    Bastian menatap Sera tanpa berkedip selama beberapa detik, lalu tersenyum lebar.“Sebenarnya aku datang ke sini untuk mewakili ayahku yang nggak bisa hadir,” ucap Bastian, “ngomong-ngomong kamu jadi tamu Tuan Prabu juga? Waah… ini kebetulan sekali. Pantas saja aku merasa bersemangat datang ke sini.” Bastian terkekeh-kekeh.Sera berdiri di hadapan Bastian. “Majikan aku adalah cucunya Tuan Prabu. Dan malam ini Tuan Prabu mengundang seluruh pekerja di keluarga besarnya untuk datang ke acara ini.”Bastian mengangguk-anggukkan kepalanya.“Oh, kenalkan ini teman-temanku.” Sera lalu mengenalkan Ratna dan Ayu pada Bastian.Bastian tersenyum dan mengenalkan dirinya pada mereka sebagai teman dekat Sera.Ayu terpana melihat ketampanan Bastian, pipinya tersipu malu saat Bastian menjabat tangannya. Dan dengan malu-malu Ayu menyebutkan namanya.“Sera, kok kamu nggak bilang-bilang punya teman seganteng ini?” bisik Ayu.Ratna langsung menyenggol lengannya. “Jangan genit.”Ayu memanyunkan bibirnya, da

  • Pelukan Sang Majikan di Malam Hari   46. Menatapnya Dari Jauh

    Sera menatap pantulan dirinya di cermin. Lalu terbit senyuman kecil di bibirnya.Gaun hitam yang melekat di tubuhnya itu tampak cantik. Itu gaun sederhana berlapis chiffon yang jatuh lembut dengan tinggi di bawah lutut.Bagian bahunya terbuka, dan di bagian pinggang pita panjang yang diikat rapi, mempertegas siluet rampingnya.Gaun yang tidak terlalu mencolok. Sehingga Sera cukup percaya diri mengenakannya. Sera sengaja memilih pakaian tersebut dari beberapa pakaian pemberian Raven, untuk dikenakan di acara ulang tahun Tuan Prabu hari ini.Kaki jenjangnya dibalut high heels berstrap tipis. Sementara tas kecil dengan rantai emas menggantung manis di tangannya.Itu heels dan tas pemberian Raven. Kemarin Sera tiba-tiba mendapat kiriman paket dari pengirim tak dikenal.Paket itu berisi heels yang sesuai ukuran kaki Sera dan tas kecil model sederhana. Ada secarik kertas dalam paket tersebut, yang menunjukkan bahwa pengirimnya adalah Raven.‘Gunakan ini besok. Jangan mempermalukan Kakek.’P

  • Pelukan Sang Majikan di Malam Hari   45. Jangan Marah

    Tubuh Sera seketika menegang ketika bibir Raven menempel pada bibirnya. Napasnya tertahan dan Sera merasakan dunia di sekitar mereka terhenti sesaat. Matanya terbelalak. Bisa dia rasakan Raven memagut bibir atasnya dengan lembut. Namun, kesadaran seketika menghampiri Sera. Detik itu juga Sera menjauhkan wajahnya dari Raven hingga tautan bibir mereka terlepas. Mata Sera mengerjap-ngerjap cepat. “A-Apa yang Bapak lakukan?” tanyanya terbata-bata dengan pipi memanas, dia melirik ke sekeliling untuk memastikan tak ada yang menyaksikan tindakan Raven barusan. “Bapak lupa kita ada di mana?” Tak ada riak di wajah Raven. Pria itu menatap manik mata Sera dengan lekat. “Jangan coba-coba menggoda saya lagi,” bisiknya dengan suara berat tanpa menghiraukan ucapan Sera. “Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan kalau kamu mengulanginya.” “Sudah saya bilang saya tidak menggoda Bapak,” protes Sera sebelum meneguk air minumnya untuk meredakan gemuruh di dalam dadanya. Raven kembali duduk da

  • Pelukan Sang Majikan di Malam Hari   44. Makan Malam

    Sera keluar dari ruang ganti setelah selesai mencoba lebih dari lima pakaian yang berbeda. Dia menghampiri Raven yang masih duduk di sofa, lalu menyerahkan semua pakaian itu kepada pegawai butik. “Saya pilih yang ini saja, Pak,” kata Sera sambil menunjuk pakaian yang paling sederhana. “Saya rasa ini yang paling cocok untuk saya.” Mendengar ucapan Sera, pegawai butik itu menatap Raven. Raven balas menatapnya sekilas sambil mengangguk singkat. Sera yang memperhatikan interaksi mereka sama sekali tidak mencurigai apapun. Namun ketika Raven telah membayar di kasir dan membawa paper bag besar ke hadapannya, Sera baru menyadari bahwa pria itu memborong semua pakaian yang tadi Sera coba. Sera tertegun. “Pak, ini terlalu berlebihan,” protes Sera, “saya tidak membutuhkan pakaian mewah sebanyak ini. Satu saja cukup.” Raven menatap manik mata Sera lama. Lalu menjawab datar, “Kamu tidak perlu butuh. Saya yang memutuskan apa yang harus kamu pakai.” Sera terdiam, pelan-pelan meremas uju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status