Share

BAB 6 : Menyerap kemampuan monster

Ken melihat para monster itu saling meraung, seakan mengusir monster lainnya. Terbukti dengan raungan monster yang kuat membuat para monster lemah langsung kabur. Ken langsung mengaktifkan jebakan yang sudah dia siapkan untuk para monster yang kabur. Kemudian dia memastikan kembali beberapa jebakan yang sudah dia pasang, dan hasilnya tidak semua monster terkena jebakan dan dia juga melihat beberapa jebakannya tetap hancur.

“Sepertinya tulang monster level ini belum cukup kuat, aku memang harus menggunakan tulang dari monster yang kuat untuk membuat jebakan.”

“Exp yang aku dapat juga tidak terlalu banyak bila membunuh monster dengan jebakan, sepertinya aku harus bergegas menjalankan rencana yang selanjutnya.” Ken langsung kembali ke tempat dia mengintai tadi.

Saat kembali, Ken sudah disuguhkan pertarungan para monster yang sedang memperebutkan daging. Dia harus tetap fokus dan bersembunyi di tempat yang aman, bila Ken gegabah maka dia bisa menjadi incaran monster atu terkena imbas pertarungan monster. Ken menjadi tidak sabar saat menunggu pertarungan para monster yang terlalu lama, tetapi dia terus menahan diri dan bersabar untuk menunggu waktu yang tepat untuk melangkah kerencana selanjutnya.

Sedikit kesalahan saja mungkin bisa membuat Ken kembali dalam bahaya. Karena para monster yang bertarung berada di level orange dan lebih tinggi. Tubuh Ken gemetar saat melihat pertarungan dan para monster yang sudah tumbang, tetapi dia bingung apa yang dia rasakan saat itu. Entah senang atau takut yang dia rasakan, Ken hanya tahu bahwa dia harus tetap fokus agar tidak lagi melakukan kesalahan yang akan membahayakan nyawanya.

“Sial, pertarungan para monster kuat itu terlalu lama, aku akan kehilangan kesempatan mendapat banyak exp bila ini terus berlanjut,” ucap Ken yang gelisah melihat banyak monster yang sudah mati.

“Jika saja aku lebih kuat, aku pasti bisa mengatasi situasi ini,” gumam Ken yang kesal dengan kondisinya saat itu.

Saat tersisa empat monster saja, Ken langsung melanjutkan rencananya. Daging lain yang sudah dia siapkan dalam kondisi matang dan dia tutupi dengan tumpukan daun yang bisa menghilangkan aromanya, segera Ken buka penutupnya. Salah satu monster itu langsung mencium aroma dari daging tersebut dan segera berlari untuk mengambilnya seperti yang Ken rencanakan, hanya saja tidak ada monster lain yang mengejarnya.

“Sepertinya, rencanaku masih kurang matang,” ucap Ken yang sedikit kecewa, karena dia sudah menyiapkan jebakan yang cukup untuk dua monster.

“Braaggkk! Growl!”

Daging yang Ken letakkan di tengah jebakan tulang runcing yang hanya tertutup dedaunan membuat monster itu langsung jatuh dan tertusuk tulang. Sedangkan tiga monster lainnya sama sekali tidak terganggu dengan kejadian itu dan tetap saling bertarung. Hingga akhirnya tersisa dua monster saja setelah sepuluh menit Ken menunggu.

Ken yang merasa aman langsung bergegas menuju monster yang terkena jebakan dan berharap monster itu belum mati. Ken tetap melangkah dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian dua monster yang bertarung. Ken yang tidak sabar langsung menusuk tubuh monster itu dengan tulang tanpa memastikan statusnya terleih dulu. Saat muncul informasi tentang levelnya yang langsung naik menjadi lima belas, membuat Ken sangat senang.

“Cahaya apa itu?” tanya Ken saat melihat ada dua cahaya yang tiba-tiba muncul pada tubuh monster yang baru saja dia bunuh.

“Aaarrkkkggg!” Ken langsung berteriak karena tubuhnya seperti tersengat aliran listrik, saat cahaya tersebut langsung masuk dalam tubuhnya.

‘Apa ini?’pikir Ken saat dia merasa mendapatkan sebuah kekuatan setelah tersengat aliran listrik sesaat.

Kemudian muncul sebuah pesan yang menyatakan bila Ken berhasil menyerap kemampuan dari monster yang disebut Albanark. Ternyata saat Ken naik level dia mendapatkan sebuah skill yang bisa menyerap kemampuan lawan dan juga skill yang menyerap mana. Ken tidak hanya mendapatkan kemampuan, tetapi dia juga mendapatkan stats tambahan secara acak.

Kedua skill itu sangat bagus dan merupakan skill yang Ken butuhkan, tetapi skill yang bagus selalu memiliki syarat yang tidak mudah. Skill yang bisa menyerap kemampuan hanya berkerja pada monster yang levelnya berwarna orange atau lebih tinggi, selain itu yang didapatkan hanya satu atau dua kemampuan target secara acak. Sedangkan skill yang menyerap mana bisa menyerap mana monster yang kapasitas manaya hingga seratus point, dan dua skill itu hanya berkerja pada monster yang sudah mati saja.

“Sepertinya keberuntunganku berkerja dengan baik,” ucap Ken yang senang saat mendapatkan dua kemampuan dan tamban dua point pada tiga statsnya.

“Pantas saja hanya monster ini yang datang kemari, jadi itu karena kemampuan penciumannya yang tajam.”

Ken akhirnya tahu alsan kenapa hanya satu monster saja yang menuju jebaban yang dia siapkan. Pertama aroma daging yang dia siapkan sudah berkurang karena terlalu lama tertutup daun yang menghilangkan aromanya dan kedua karena monster itu memiliki penciuman yang tajam. Setelah mengetahui hal itu dia mencari dari para monster yang terkena jebakan untuk menyerap mana mereka, tetapi Ken tidak menemukan monster yang bisa dia serap mananya.

Hal itu membuat Ken harus kembali mempelajari tentang syarat dari skill tersebut. Ken mencoba mempelajari skill barunya saat kembali untuk melihat pertarungan tiga monster terakhir. Saat dia hampir mencapai tempatnya bersembunyi, Ken sudah tidak merasakan adanya pertarungan ataupun suara berisik lagi.

“Kemana perginya dua monster itu?” tanya Ken yang bingung saat kembali.

Ken hanya melihat satu manyat monster dari tiga monster terakhir, lalu dia juga menemukan potongan kaki salah satu monster terakhir. “Sepertinya monster yang seperti kelinci dengan empat tangan itu yang menjadi pemenangnya.”

“Aku harus segera mencari monster yang masih sekarat dan segera membunuhnya untuk menyerap kemampuan berserta mananya.” Ken berlari mencari monster yang masih hidup, tetapi di tidak menemukannya.

“Sial, mereka semua sudah mati,aku jadi tidak bisa mendapatkan exp lagi, tetapi setidaknya aku bisa menyerap kemampuan dan mana semua mayat ini.”

Ken langsung menyerap semua kemampuan dan mana dari para monster yang sudah mati. Meski dia terus merasakan sakit seperti tersengat listrik, tetapi Ken menahan rasa sakit itu agar terbiasa. Setelah menyerap beberapa kemampuan monster, Ken mulai paham tentang skill yang menyerap mana. Kapasitas yang dimaksud dalam penjelasan skill itu adalah sisa mana milik monster tersebut, meski monster itu memiliki banyak mana, tetapi bila sudah habis maka Ken tetap tidak akan bisa menyerap mananya.

“Dengan kemampuan ini aku bisa bertambah kuat dan membalas Dewi sialan itu,” ucap Ken dengan tekad dan semangat yang membara untuk menggapai tujuannya.

Clingk!

“Hah, Apa ini?” tanya Ken saat melihat layar pemberitahuan yang muncul di hadapannya.

Ken terkejut saat melihat pemberitahuan tentang kemampuannya yang terhapus dan telah diganti dengan kemampuan lainnya. Terlalu senang dengan skill baru yang dia miliki membuat Ken melakukan kesalahan. Dia lupa akan batasan dari kemampuan yang bisa dia ambil dan malah terus mengambil kemampuan dari mayat monster.

Ken akhirnya mengetahui beberapa sisi buruk dari skill tersebut. Kemampuan yang Ken serap tidak muncul di status miliknya dan bila Ken mengambil lebih dari yang seharusnya, maka salah satu kemampuan akan dihapus secara acak. Kenyataan itu membuat Ken sedikit pusing karena dia tidak menghafal semua kemampuan yang sudah dia serap.

“Kalau begini, mau tidak mau aku harus mulai dari awal dan lebih berhati-hati dalam menyerap kemampuan monster,” ucap Ken sambil berpikir saat akan menghapus semua kemampuan yang sudah dia dapatkan.

‘Bila begini aku harus merasakan sengatan listrik itu lagi, tetapi bila aku menganalisa mayat setiap monster akan memakan waktu lama, sebaiknya aku cari monster yang kuat saja,’ pikir Ken saat melihat banyaknya mayat monster yang ada.

Ken langsung mencari monster terakhir yang dikalahkan oleh kelinci bertangan empat, tetapi Ken tidak bisa menemukan letak mayat monster tersebut di sekitar tempat itu. Sambil mencari Ken melihat kemampuan dari mayat monster lainnya yang menurutnya bagus atau berguna. Dia juga harus mengingat semua kemampuan yang dia serap, karena nama dan keterangan dari kemampuan itu hanya muncul sekali saat baru didapatkan.

“Pendengaran tajam, pengelihatan malam, penguatan tubuh, reflek tingkat tinggi, regenerasi super, mari kita cukupkan sampai di sini dan kita kosongkan dulu sisanya.”

Ken kembali bergerak mencari mayat monster yang dia inginkan. Karena hanya delapan kemampuan saja yang bisa Ken serap untuk saat ini, dan Ken menyisakan tiga slot kosong untuk menyerap kemampuan monster yang sedang dia cari. Ken sebenarnya bisa menghapus kemampuan yang dia dapatkan meski dengan acak, jadi cara paling efektif adalah menolak untuk menerima kemampuan tersebut saat baru di dapatkan.

Selain lima kemampuan yang sudah dia serap, Ken juga sudah meyerap mana para monster hingga mencapai tujuh ratus point. Batas mana yang bisa Ken tampung sebanyak sepuluh ribu, itu adalah nominal yang cukup banyak baginya. Karena jumlah mana yang dari tadi dia dapat dari mayat monster sekitar sepuluh hingga dua puluh point tiap monster.

Ken akhirnya menemukan mayat monster yang dia cari, tetapi mayat monster itu sedang menjadi santapan dari kelinci bertangan empat. Ken merasa bila saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengalahkan kelinci dan mengambil kemampuannya, karena kondisinya masih penuh luka dan pasti sudah kelelahan. Meski Ken merasa yakin, tetapi tiba-tiba muncul perasaan ragu untuk melangkah saat dia ingat kejadian buruk yang menimpanya karena sedikit kesalahan hingga membuatnya sekarat.

Apakah keputusan yang akan Ken ambil dalam kondisi saat itu?

Mari kita lihat jawabannya pada bab selanjutnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status