Beranda / Pendekar / Pemalas Penantang Dewi / BAB 5 : Belajar cara bertahan hidup

Share

BAB 5 : Belajar cara bertahan hidup

Penulis: @M.N.A
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-13 13:41:47

Rencana Ken berhasil untuk membuat monster itu tidak tertarik kepadanya. Ken menyadari hal itu disaat dia mengetahui monster itu hanya membuatnya sebagai mainan. Karena itu dia mencoba memperlihatkan ekspresi wajah putus asa untuk memastikan kebenarannya. Disaat Ken melihat monster yang puas melihat ekspresi wajahnya, Kemudian Ken mulai merubah ekspresinya menjadi acuh dan pasrah. Hal itu dia lakukan untuk membuat monster itu tidak lagi berminat kepadanya yang sudah tidak memberikan kesenangan lagi untuk dijadikan mainan. Meski cara itu memiliki resiko tinggi dan mungkin akan berakhir dengan Ken yang mati dimakan, tetapi Ken berhasil selamat. Ken berpikir bila stats keberuntungannya juga memiliki peranan besar atas kesuksesan rencananya itu.

Ken terus menghitung waktu yang berjalan sambil memperhatikan monster yang berjalan menjauh. Dia tahu bila waktu kutukannya aktif sudah dipersingkat menjadi dua puluh enam menit dan sekarang hanya tersisa lima menit saya sebelum kutukannya aktif. Dengan kondisi tubuh Ken yang hampir sekarat membutuhkan waktu yang lebih lama hanya untuk mencapai danau yang jaraknya tidak sampai dua meter dari posisinya saat itu.

Ken mencoba bergerak perlahan saat dia tahu monster itu sudah cukup jauh, tetapi Ken tetap memperhatikan monster tersebut agar dia tahu kapan harus berhenti. tubuhnya juga hampir mencapai batasnya, karena dari tadi dia terus menahan rasa sakit dengan apa yang dia lakukan oleh simontser kepadanya sambil mempertahankan ekspresi wajahnya untuk mengelabui monster itu. Tubuhnya yang terus mengeluarkan banyak darah juga membuat kesadaran Ken perlahan mulai menurun dan hampir pingsan.

Akhirnya tangan Ken berhasil menggapai air danau dan lukanya perlahan pulih. Ken bergegas untuk masuk ke dalam danau untuk mempercepat pemulihan tubuhnya. Monster itu juga sudah pergi jauh meninggalkan Ken, hal itu membuat Ken bisa bernafas lega. Karena Ken merasa tetap tidak bisa menang melawan monster itu meski tubuhnya kembali pulih.

Kondisi tubuhnya yang kembali pulih membuat Ken merasa bahagia dan takjub dengan air danau itu. Bahkan kedua kaki yang hancur juga pulih seperti semula. Ken yang baru sadar dan sudah belajar dari apa yang dia alami barusan membuatnya langsung bergegas mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk menyimpan air danau tersebut. Ken juga ingin menganalisa kasiat dari air danau itu dengan beberapa percobaan.

Ken membuat beberapa botol dari bahan kayu yang memiliki lubang di tenggahnya. Dia menyimpan lima botol yang berisi air danau tersebut. saat Ken kembali pulih seperti semula, dia juga mendapat sebuah skill pasif yang membuatnya memiliki kecepatan pemulihan yang sepuluk kali lipat dari manusia normal, ada juga skill ketahanan tubuh serta mental.

Kali ini Ken sudah berhasil mendapatkan hasil uji coba dari dirinya sendiri terkait hasiat dari air danau. Air danau bisa menyembuhkan segala luka sayatan dan lebam bila diteteskan pada lukanya, tetapi terbatas pada satu luka dan area sekitarnya. Bila diminum maka bisa menyembuhkan semua luka yang ada pada tubuh. Kedua cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat air diminum pemulihannya lebih lambat dari pada langsung diteteskan pada luka, pada akhirnya semua tergantung dari kondisi lukanya.

Ken tahu bila memulihkan kakinya yang hancur, tetapi Ken tidak tahu apakah air danau bisa memulihkan bagian tubuh yang terpotong. Ken sangat ingin tahu hal itu, tetapi akan sangat beresiko bila dia mencobanya pada dirinya sendiri. Akhirnya Ken mencari monster yang bisa dia jadikan bahan uji coba Sambil memperlajari skill barunya dan apa yang sudah terjadi.

Saat Ken mencari monster yang bisa dia jadikan uji coba, Ken beberapa kali bertemu dengan monster yang saling bertarung. Ken menjadi tahu sebuah kesalahan saat dia melawan monster beruang yang sangat besar tadi. Rasa takutnya membuat dia fokus berpikir untuk bisa kabur dan menghindari monster lainnya, hal itu juga didasari oleh pengalamannya saat bertarung dengan kawanan srigala yang menyerangnya secara bersamaan, Ken lupa bila monster di hutan tersebut biasanya saling bertarung untuk memperebutkan sesuatu.

Kini Ken mempersiapkan semuanya terlebih dulu sebelum dia melangkah lebih jauh. Dengan semua persiapan yang matang Ken mulai berjalan. Dia juga sudah tahu sesuatu dari kutukannya yang bisa menguntunkan bagi Ken, yaitu stats tambahan yang dia dapat saat naik level tidak hilang meski levelnya berkurang. Memang statsnya tetap berkurang akibat kutukannya yang aktif, tetapi tidak sebanyak stats yang bertambah akibat Ken naik level.

Ken juga mencoba mencari cara untuk mendapatkan skill. Sebelumnya dia mendapatkan skill setelah lolos dari kematian, Ken merasa bila skill yang dia dapat bukan karena hal itu. Ken mencoba mempelajari semua tanaman dan berbagai hal yang dia temukan di sekitanya. Tiba-tiba Ken mendapatkan sebuah skill analisa, dengan skill barunya Ken bisa mengetahui semua hal yang berguna atau berbahaya baginya. Kemudian Ken mencoba melakukan semua hal secara terus-menerus agar dia mendapatkan sebuah skill yang dia inginkan.

Tidak terasa hari sudah gelap saat Ken sibuk melakukan hal-hal untuk mendapatkan skill baru. Dia berhasil mendapatkan beberapa skill sesuai yang diharapkan, meski ada juga yang tidak sesuai dan tidak menghasilkan apapun.

Tidak semua hal yang Ken lakukan secara terus-menerus mengahasilkan sebuah skill, karena skill juga membutuhkan berbagai syarat berbeda-beda untuk mendapatkannya. Seperti skill analisa yang dia dapatkan, Ken harus mempelajari berbagai hal yang bermanfaat dan berbahaya baginya, akhirnya Ken dapat skill analisa setelah melakukannya pada semua jenis tanaman, monster, bahan bahkan kondisi hutan.

Skill itu juga bisa naik level bila skill yang Ken miliki sering digunakan. Setiap skill memiliki maksimal level yang berbeda, hal itu tertera diketerangan skillnya. Seperti skill analisa yang maksimal levelnya mencapai lima, sedangkan skill pukulan kuat hanya bisa sampai level tiga.

Staminanya yang mulai terkuras membuat Ken mulai merasa lelah dan mengantuk, tetapi Ken tahu bila dia tidur maka kutukannya akan aktif. Ken mencoba untuk tetap terjaga, dia juga sudah mencari beberapa tanaman yang bisa membuatnya terjaga. Karena di hutan tersebut tidak ada kopi, Ken akhirnya mencari tanaman yang rasanya pahit atau asam untuk mengurangi rasa kantuknya agar dia bisa terus melanjutkan pekerjaannya.

Rasa kantuk Ken kini sepenuhnya hilang, dia berpikir untuk berburu monster. Ken sebelumnya sudah memasang beberapa jebakan di sekitar danau. Kini Ken tinggal mengecek semua jebakan yang sudah dia pasang, hampir semua jebakan yang Ken pasang hancur. Melihat semua itu Ken tahu bila jebakan yang dia pasang tidak cukup kuat untuk monster di lembah nereka. Hanya dua jebakan yang berhasil menangkap seekor kelinci yang tubuhnya seperti kucing dan satu lagi berhasil menangkap srigala yang pernah Ken tahu.

Ken akhirnya mendapat bahan untuk percobaan air danau. Setelah dia melakukan percobaan pada dua monster tersebut, rasa penasarannya akhirnya terjawab. Air danau tidak bisa memulihkan bagian tubuh yang terpotong, tetapi masih bisa menyambungnya kembali. Srigala yang sekarat juga bisa sehat kembali dengan meminum seratus mili air danau.

Melihat mayat kelinci itu, Ken jadi ingin memakan daging monster tersebut, tetapi dia paham bila nanti hal itu bisa memancing monster. Tiba-tiba Ken mendapat ide bagaimana dia bisa menikmati daging monster itu tanpa harus takut dengan monster yang datang kepadanya. Ken segera menyiapkan semua hal yang dia butuhkan. Setelah semuanya persiapannya benar-benar matang, Ken segera membakar daging kelinci yang dia dapat.

Ken juga menambahkan beberapa tanaman yang dia temukan di hutan sebagai bumbu dan membuat aroma daging semankin menyengat. Hasilnya banyak sekali monster yang berdatangan dalam waktu singkat, bahkan ada beberapa monster yang pancaran mananya berwarna merah seperti beruang besar yang hampir membunuh Ken. tubuh Ken tiba-tiba gemetar saat melihat sekumpulan monster itu, tetapi Ken juga tersenyum.

 “Saatnya pertunjukan dimulai,” ucap Ken.

Apakah yang sudah Ken siapkan untuk melawan sekumpulan monster kuat yang datang kepadanya?

Temukan jawabannya di bab selanjutnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 115 : Akhir cerita

    Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 114 : Akhir dari perang

    Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 113 : Kekuatan yang menyatu

    Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 112 : Kembali Ken

    Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 111 : Strategi dan pengalaman

    Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 110 : Tikus dan Kucing

    Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 109 : Musuh terakhir

    Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 108 : Inikah Akhirnya?

    Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 107 : Beradu taktik

    Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status