Share

93. Belum Berakhir

Pertanyaan Thalia terus terngiang di benak Ben bahkan setelah hari berganti. Ben merasa tidak terlalu terganggu akan hal itu, tetapi ia tetap memikirkannya karena masih ada hal kecil yang mengganjal.

Apakah Ashana juga bertanya-tanya seperti Thalia?

Mereka berdua bukan lagi remaja yang menomorsatukan perasaan di atas semuanya. Mereka tetap bersama murni karena mereka cukup cocok satu sama lain. Keberadaan Ashana membuat Ben tidak terlalu tenggelam dalam kesibukan, menyeimbangkan antara waktu istirahat dengan waktu bekerja. Sebaliknya, dengan hadirnya Ben di kehidupan Ashana, gadis itu dapat menjadi sedikit lebih serius dalam menjalani hidup, berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta menghargai setiap kejadian baik yang datang kepadanya.

Ben merasa cukup dengan semua itu, tidak ada lagi yang ia harapkan. Rasanya tidak perlu melabeli hubungan mereka berdua dengan sebuah nama.

“Oke. Segitu dulu untuk hari ini.” Ashana yang sedari tadi berkutat dengan laptopnya berseru. Ia lalu men
WealthyPetty

Hai! Aku sebenernya sangat tidak percaya diri mengakhiri novel ini seperti ini TuT tapi aku lebih tidak ingin memperpanjang penderitaan Ben, huhu. Kuharap kalian semua tetap dapat menikmati cerita ini meski jumlah babnya bisa dibilang sedikit. Tentu saja karyaku masih jauh dari sempurna. Aku akan sangat senang menerima kritik dan saran dari kakak-kakak semua meski sambil deg-degan, karena takut dihujat >.< . Ketakutan yang tidak beralasan, hehe .... Akhir kata, terima kasih banyak atas semua dukungannya. Semoga kita bisa segera berjumpa kembali di novel selanjutnya yang semoga jauh lebih baik dari ini. <3

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status