Share

Bab 1102

Author: Lilia
Melihat Arya tampak begitu sedih, Zenna pun ikut mengerutkan alis. "Kak Arya suka sekali sama kakakku?"

Arya menundukkan kepala dan tidak menjawab.

"Ayahandaku bilang, kalau menyukai seseorang, harus berani mengejarnya. Kalau terlalu penakut, pada akhirnya nggak akan mendapatkan apa-apa." Dia mulai mengingat bagaimana ibunya menceritakan cara Ayahandanya memenangkan hati Ibu.

"Dulu, meskipun Ibu menikah dengan Ayahanda, ada jurang yang besar dalam hubungan mereka. Ibu sama sekali nggak suka Ayahanda. Tapi kemudian, bahkan dengan Paman Aska sebagai saingan sebesar itu, Ayahanda tetap berhasil merebut hati Ibu. Kamu tahu kenapa?"

Zenna memandang Arya tanpa berkedip.

Bibir Arya bergerak sedikit. Kisah antara Kaisar, Permaisuri, dan Aska saat itu sangat terkenal di seluruh negeri. Bagaimana mungkin dia tidak tahu? Hanya saja, hanya ketiga orang itu yang tahu apa yang benar-benar terjadi.

Zenna tersenyum. "Karena Ayahanda nggak tahu malu dan nggak tahu menyerah. Dia terus menempel sama Ibu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rizka Rahmawati
curiga yg di sukai Zahra itu Aska
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1108

    "Mana mungkin?"Anggi sama sekali tidak percaya. Bagaimana mungkin ada orang di dunia ini yang tidak menyukai putrinya?"Siapa orang itu?" Anggi dan Luis sama sekali tidak mempermasalahkan asal-usul ataupun status keluarga pasangan anak-anak mereka. Jadi, alasannya mungkin karena orang itu tidak ada atau memang mereka tidak bisa bersama.Tidak bisa bersama? Anggi menatap putrinya yang memancarkan kewibawaan. Jelas sekali Zahra tidak berniat membuka mulut."Zahra, kamu adalah putri mahkota. Kamu bisa memilih pasangan seperti apa pun. Tapi melihat kamu diam begini, Ibunda agak cemas. Jangan sampai ... melakukan hal aneh ya."Anggi berdiri. Dia juga tidak ingin memberikan terlalu banyak tekanan pada Zahra. Dalam hati, dia berpikir bahwa dia harus berbicara dulu dengan Luis."Ibunda kembali ke istana dulu." Senja hampir tiba. Dia sudah janji makan malam dengan Ishaq."Hati-hati, Ibunda."Zenna kembali dari dapur, tetapi mendapati Ibunda sudah pergi. "Lho? Bukannya ...." Ibundanya menyuruhn

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1107

    Zenna mengedipkan mata. Dia tidak asal bicara kok.Saat ini, Anggi juga bersyukur sudah membiarkan Zenna bertanya lebih dulu. Lebih bersyukur lagi bahwa dulu tidak membiarkan Luis langsung menikahkan putrinya. Kalau tidak, penolakan Zahra pasti akan membuat malu Keluarga Jenderal Tantomo. Arya yang begitu baik pun akan menjadi bahan celaan."Ibunda nggak tahu apa yang sebenarnya kamu pikirkan. Pokoknya selain Arya, ada banyak pemuda yang bisa kamu pilih ...." Anggi menyebutkan satu per satu nama yang ada di pikirannya."Ibunda dan Ayahanda begitu saling mencintai. Masa Ibunda nggak mengerti bahwa cinta itu nggak bisa dipilih seperti itu?" tanya Zahra.Bibir Anggi bergerak. "Ibunda belum selesai bicara. Kalau kamu ingin memegang kekuasaan sendiri, meskipun kamu memilih seorang yatim piatu pun nggak masalah. Tapi kalau kamu nggak ingin repot, para pemuda tadi semua bisa kamu pilih. Kalaupun mereka punya ambisi besar, mereka tetap bisa memberi kedamaian pada dunia.""Ibunda ...." Zahra be

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1106

    Zenna memandang ke arah ibunya. "Aku benar, 'kan?""Benar."Hanya saja, Zahra terdiam. Suasana mendadak hening dan terasa aneh.Anggi menatap putrinya yang semakin berwibawa itu. Dia mengernyit dan bertanya, "Zahra, kamu nggak senang ya?"Zahra tidak menyangka ibunya akan bertanya begitu. Dia hanya ... hanya sedang cemas. Dia lantas menggeleng pelan. "Nggak.""Dulu ayahandamu mendidikmu karena ingin kamu mewarisi takhta, membawa kesejahteraan bagi rakyat Negeri Cakrabirawa. Tapi kalau kamu nggak bahagia, Ibunda tetap akan mendukungmu.""Intinya, meskipun kamu nggak menginginkan negeri ini, kamu tetap harus menerima seseorang yang bisa membantumu memikul beban kerajaan ini. Hidup semua orang bergantung pada keputusanmu, berada di tanganmu." Untuk pertama kalinya, Anggi berbicara kepada Zahra dengan nada seketat itu.Sejak Luis mengetahui bahwa mereka semua adalah tokoh dalam sebuah buku, dia semakin merasa bahwa kerajaan ini hanyalah sesuatu yang fiktif.Jadi, apa itu takhta, apa itu wa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1105

    "Ruang kerja? Sedang memeriksa memorial lagi?" Memang benar, Luis kadang benar-benar tidak masuk akal. Sudah bertahun-tahun dia menyerahkan tumpukan dokumen negara kepada Zahra. Belakangan ini, dia malah setiap hari membawa Gilang dan Junaidi ke ruang kerja kekaisaran untuk mempelajari entah rute apa.Arya tidak berani mengeluarkan suara apa pun."Baik."Anggi melangkah menuju Paviliun Pir. Benar saja, dia melihat Zenna sedang memberi makan tikus peliharaannya.Tikus ini ....Bukan Bubu yang dulu dipelihara Zahra. Lebih tepatnya, ini adalah keturunan Bubu.Enam tahun lalu, Bubu membawa pulang seekor tikus betina, lalu melahirkan tujuh sampai delapan anak. Yang lainnya mengikuti induknya kabur, hanya tersisa seekor ini yang waktu itu kakinya bermasalah.Tentu saja, sekarang si kecil ini sudah sembuh, dan makin lama makin mirip Bubu.Zenna melihat Anggi dan berlari riang menghampirinya. "Ibunda, kenapa datang?""Aku datang melihat kamu dan kakakmu.""Kakak setiap hari sibuk sekali."Angg

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1104

    Aska memperlambat langkahnya, menunggu Anggi.Setelah Anggi menyusul, barulah Aska berkata, "Ishaq sangat dipengaruhi oleh ajaran Buddha. Di usia sekecil itu dia sudah melihat kekejaman dan hangatnya dunia. Yang dia inginkan hanyalah kedamaian."Anggi membuka mulut. "Aku ... aku dan Luis sudah tahu." Dia tidak pernah berharap lebih. "Kami merasa, selama Ishaq memilih hidup yang dia inginkan, kami nggak akan keberatan."Aska menatapnya sambil tersenyum. "Biro Falak ini, akan kuserahkan padanya.""Itu bagus sekali. Luis selalu bilang pemandangan di Jimbara indah. Kami berniat pergi ke Jimbara dulu, lalu ke wilayah perbatasan utara. Mau ikut bersama kami?"Hati Aska tersentak sedikit, tetapi dia menggeleng. "Jangan. Melihat kalian berdua selalu begitu harmonis ... rasanya kurang pantas kalau aku ikut.""Atau ... kamu cari pasangan saja?""Kamu rasa itu mungkin?" Aska menatapnya. Dia benar-benar tetap setulus dulu."Lagian, kamu juga nggak menjalani kultivasi lagi." Anggi hanya berkata juj

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1103

    "Tentu."Gilang bangkit berdiri, lalu menepuk lembut bahu Nabila untuk menenangkannya. Nabila hanya bisa tetap tenang, melihat ayah dan anak itu berjalan pergi.Setelah masuk ke dalam ruang kerja.Gilang berkata, "Ada masalah apa dengan anak Ayah hari ini? Dari tadi kamu terlihat nggak seperti biasanya."Arya berkata, "Ayah, aku punya seseorang yang kusukai."Kalimat itu membuat tubuh Gilang sedikit bergetar. "Kamu ... kamu suka siapa? Gadis dari keluarga mana?""Ayah nggak perlu tahu keluarganya. Gadis itu mungkin nggak menyukaiku. Bagaimana caranya agar dia mau melihat aku?"Gilang buru-buru mengibaskan tangan. "Nggak bisa, nggak bisa. Urusan pernikahanmu pasti akan ditentukan oleh Kaisar. Kamu nggak bisa menentukan sendiri. Bahkan Ayah dulu pun dinikahkan oleh Kaisar.""Ayah, dulu ... Ibu nggak terlalu menyukai Ayah, bukan?""Benar.""Lalu bagaimana pada akhirnya Ayah membuat Ibu begitu mencintai Ayah?"Gilang terdiam sebentar, tampak bingung. "Ini ...."Dia dan Nabila awalnya meman

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status