Raja Yang Agung Itu Berlutut Di Hadapanku

Raja Yang Agung Itu Berlutut Di Hadapanku

last updateLast Updated : 2025-08-13
By:  ChryztalOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi menyelamatkan diri dan kakaknya dari kemiskinan, Lin Qian yang berbakat dalam pengobatan nekat menyamar sebagai pria untuk menjadi tabib istana. Tak disangka, kemampuanya yang luar biasa membawanya ke tengah pusaran kekuasaan dan mendekatkan dirinya pada Kaisar. Namun rahasianya tak bertahan lama. Saat rahasianya terbongkar, nyawanya dipertaruhkan di tengah istana yang penuh intrik.

View More

Chapter 1

Bab 1 - Hutan Terlarang Gunung Shenlan

"Ugh..argh.."

Suara rintihan yang terdengar begitu lirih di tengah hutan berkabut Gunung Shenlan, menghentikan kegiatan Lin Qian yang sedang memotong akar Shenlan tua. Badanya menegang, napasnya tertahan. Lin Qian berdiri perlahan sambil memegang pisau erat, melangkah perlahan ke arah sumber suara.

"Jangan- jangan siluman harimau? Atau siluman rubah?" bisik Lin Qian waspada.

Rintihan tersebut terdengar lagi. Tapi kali ini lebih terdengar seperti suara pria yang menahan sakit.

Lin Qian segera melangkah cepat ke arah sumber suara di balik semak, menyibak dedaunan semak yang tumbuh tingi di bawah pohon Qingmu tua. Dedaunan basah menyentuh wajah dan lenganya, tapi Lin Qian tetap fokus pada tujuanya menuju sumber suara.

Lin Qian sedikit menunduk. Pandanganya langsung bertemu seorang pria yang bersandar pada batang pohon.

Tubuhnya basah oleh keringat dan darah, sebilah panah menancap dalam di bahu kirinya. Matanya terpejam, nafasnya berat dan tak beraturan. Namun yang paling mencolok adalah jubah yang dikenakanya, terlihat mewah dan tidak seperti jubah orang biasa.

Lin Qian menghampiri pria itu dan berlutut di sampingnya, memangilnya panik. "Hei! Kau dengar aku?"

Pria itu membuka matanya pelan dan samar. Tatapanya tajam seperti elang, menyiratkan kewaspadaan.

"Siapa kau?" desinya galak.

Lin Qian yang menyadari pria di hadapanya tampak waspada pun segera menjelaskan cepat niat baiknya. "Tenang saja, aku bukan musuh. Kalau mau selamat cepat ikuti aku!"

Pria bernama Wang Rui itu terdiam, ia tidak bisa menahan sakitnya lebih lama lagi. Akhirnya tanpa ada pilihan lain, ia pun mengikuti Lin Qian yang membawanya menuju Goa Batu Langit, goa mistis yang terletak tidak jauh dari pohon Qingmu besar.

Dengan susah payah Lin Qian membopong tubuh besar Wang Rui menyusuri jalur kecil menuju goa tersembunyi di balik batu besar dan akar pohon tua. Lin Qian sering melewati goa tersebut, namun enggan untuk menelusurinya.

Sesampainya di dalam goa, Lin Qian menyalakan api kecil dari ranting kering dan mengeluarkan kantong kain yang mengantung di pingangnya. Kemudian, ia mulai menghaluskan ramuan obat dari akar Huangqin dan daun Qingxiao.

Lin Qian merobek sedikit jubah di bagian bahu yang dikenakan Wang Rui. Ia mengoleskan racikan yang dibuatnya sebelum menarik anak panah keluar dalam satu gerakan cepat.

"Arghh.." rintih Wang Rui pelan.

Wajah Wang Rui memerah, menahan sakit. Lin Qian meratakan obatnya pada luka Wang Rui yang sudah mengeluarkan banyak darah. Aroma pahit langsung memenuhi goa.

"Racun..." desi Wang Rui pelan setelah melihat ujung panah perak tersebut berwarna ungu, menandakan adanya racun.

Lin Qian meganguk. "Benar, racun ini belum menyebar sampai jantung. Kau dilindungi Dewa Keberuntungan."

Wang Rui menatapnya samar, matanya buram namun tetap menyimpan kewaspadaan seperti binatang terluka yang terpojok. Namun tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya.

Lin Qian membalut bahu Wang Rui dengan sobekan jubah. Jarinya cekatan, tanganya tidak gemetar seperti profesional.

Kemudian Ia mengencangkan ikatan balutan membuat Wang Rui berteriak kesakitan. Racun pada panah tadi dapat membuat korbanya merasakan sakit yang ekstrim untuk beberapa saat.

Lin Qian memberikan daun Yuzhen untuk meredakan nyeri, tapi Wang Rui sepertinya engan membuka mulutnya. Wang Rui tidak suka mengkomsumsi herbal yang belum diolah.

"Daun ini untuk meredakan nyeri, rasanya dingin. Kalau kau mau terus kesakitan yasudah tidak usah makan." cibir Lin Qian jengkel karena Wang Rui tetap merapatkan mulutnya.

Akhirnya Wang Rui menurut. Dengan susah payah ia mengunyah daun tersebut mentah- mentah. Lin Qian merebahkan tubuh Wang Rui sesudah menelan daun Yuzhen.

Setelah selesai, Lin Qian duduk di samping api sambil menatap pria itu. Cahaya api menari di dinding goa, memperlihatkan siluet wajah pria tampan tapi penuh guratan tegas. Pria itu tampak seperti jenderal dari istana daripada perwira lapangan.

"Siapa kau...dan siapa yang menginginkan kematianmu?" tanya Lin Qian pelan.

Tak ada jawaban. Wang Rui telah tertidur.

Namun sebelum Lin Qian sempat berpikir jauh, Suara napas Wang Rui terdengar cepat tidak beraturan. Keringat membanjiri wajahnya yang tertidur tidak tenang. Lin Qian cepat-cepat mengecek suhu tubuh Wang Rui dan mengeringkan keringatnya.

"Demam tingi, efek samping racun." gumam Lin Qian dengan gurat wajah serius.

Lin Qian segera membasahi sisa potongan kain dengan kantung air yang dibawanya dan meletakanya di kening pria tersebut. Lin Qian pergi meningalkan goa untuk mencari tambahan akar Hanxiao, herbal pendingin demam. Di luar Goa, kabut sudah mulai menipis. Memudahkan pencarian Lin Qian.

Beberapa saat kemudian Lin Qian kembali, tapi goa itu telah kosong. Bara api telah padam, pria itu menghilang. Tak ada suara, tak ada jejak kaki. Hanya sia sobekan kain berdarah dan bekas kompres demam.

Lin Qian menatap sekeliling. Ia menemukan sobekan kecil dari jubah dengan sulaman naga bertanduk satu berwarna emas yang tergeletak diatas batu. Lin Qian menatap kain itu dengan jantung berdebar.

"Apa dia pergi sendiri? Dengan keadaan begitu?" gumamnya ragu,"Atau ada yang membawanya? Siapa orang yang tadi aku selamatkan?"

Angin tiba- tiba bertiup dari dalam mulut goa, membawa aroma logam dan sesuatu yang dingin. Lin Qian menelan ludah pelan. Sekujur badanya merinding.

Saat ia berbalik untuk pergi, sebuah suara dingin misterius menyerupai bisikan pelan terdengar dari dalam goa.

"Kau sudah melihat terlalu banyak, tabib muda."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status